Pada hakikatnya, Pendidikan adalah Pendidikan untuk manusia dan dapat diperoleh selama
manusia lahir hingga dewasa. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dimengerti bahwa proses
Pendidikan adalah proses yang terus berkelanjutan sejak manusia lahir hingga dewasa bahkan hingga
menutup usia. Proses Pendidikan akan terus berlangsung dalam segala bidang kehidupan manusia itu
sendiri. Pendidikan tidak hanya dienyam melalui Lembaga formal seperti sekolah namun juga didapat
melalui proses sosial di lingkungan keluarga dan Masyarakat. Setiap manusia yang lahir dan bernapas
wajib untuk menjalani proses Pendidikan agar kehidupannya dapat setiap individu bisa memiliki
kreativitas, pengetahuan yang lebih luas, kepribadian yang baik serta menjadi pribadi atau
Masyarakat yang bertanggung jawab. Sejatinya, proses Pendidikan adalah kebutuhan dasar bagi
setiap manusia demi mewujudkan individu yang mampu mengaktualisasikan diri serta kehidupan
bermasyarakat yang maju.
Pendidikan di Indonesia memiliki Sejarah yang cukup Panjang. Penjajahan dan peperangan
mewarnai proses berkembangnya Pendidikan di Indonesia. Pada zaman sebelum kemerdekaan,
Pendidikan terasa mahal bagi Masyarakat Indonesia. Hanya kaum bangsawan dan bangsa asing yang
dapat merasakan bangku Pendidikan. Proses perjuangan kemerdekaan Indonesia turut andil dalam
memberikan perubahan bagi Pendidikan di Indonesia. Lambat laun pemerintah mulai menyetarakan
Pendidikan bagi seluruh lapisan Masyarakat. Namun, kesadaran akan pentingnya Pendidikan masih
terbilang rendah. Masyarakat lebih memilih bekerja dan menghasilkan uang dibanding duduk di
bangku sekolah. Hal ini dikarenakan taraf hidup Masyarakat Indonesia yang memang masih dibawah
rata – rata pasca adanya penjajahan dan peperangan. Pemerintah terus berusaha meningkatkan
eksadaran Masyarakat akan pentingnya Pendidikan sebagai usaha dalam meningkatkan
perekonomian individu maupun negara.
Datangnya wabah covid menjungkirbalikkan sistem Pendidikan Indonesia. Kita dipaksa untuk
secepat kilat beradaptasi melaksanakan sistem Pendidikan dimana pertemuan tatap muka masih
mustahil untuk dilaksanakan. Berbagai jenjang Pendidikan berbenah untuk menjaga keberlangsungan
proses pembelajaran bagaimanapun caranya. Segenap tenaga waktu dan pikiran dicurahkan untuk
membentuk konsep Pendidikan di era pandemi. Konsep Pendidikan dimana terdapat murid dan guru
dalam satu ruang kelas pun mulai terkikis. Pembelajaran dilaksanakan secara daring menggunakan
perangkat berbasis IT. Aplikasi yang memungkinkan orang untuk bertatap muka tanpa perlu berada
di satu tempat yang sama pun berlomba – lomba diluncurkan.
Hal ini telah membawa perubahan pada kehidupan sosial dan taraf hidup Masyarakat
Indonesia. Ditengah wabah yang memaksa perekonomian Masyarakat untuk menahan napas,
kebutuhan akan Pendidikan semakin meningkat. Masyarakat dipaksa untuk memenuhi kebutuhan
Pendidikan demi keberlangsungan proses pembelajaran. Daya beli Masyarakat pun meningkat seiring
waktu. Sayangnya, penididikan modern tidak sepenuhnya dapat berjalan di negara kita Indonesia.
Masih banyak kota maupun desa terpencil nan terluar yang belum mampu melaksanakan proses
pembelajaran secara modern. Hal ini dikarenakan terbatasnya fasilitas pembelajaran baik dari segi
ketersediaan maupun daya beli. Masih banyak daerah yang belum terjangkau oleh konektivitas
internet dan juga tingkat ekonomi Masyarakat yang kurang mampu untuk menyediakan perangkat
pembelajaran berbasis IT sehingga tidak memungkinkan adanya pembelajaran daring. Alhasil,
pembelajaran luring secara bergilir adalah solusi untuk permasalahan ini.
Kegiatan ini memang tidak mendukung adanya kebijakan pandemi yakni menjaga jarak dan
mengurangi intensitas bertemu dengan orang lain. Namun, demi menjaga hidupnya proses
pembelajaran serta semangat belajar para siswa, para guru rela mendatangi rumah siswa satu
persatu setiap harinya dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan. Rekan – rekan guru ini
menyadari betapa pentingnya proses pembelajaran agar tetap berlangsung ditengah isolasi mandiri
yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Mereka tidak peduli akan risiko tertular Covid-19 asalkan
murid-muridnya tetap belajar dan mendapatkan pengajaran. Hal ini berlangsung sampai Covid-19
berlalu dan proses Pendidikan berjalan normal Kembali.
Proses pembelajaran secara modern telah melekat di budaya Pendidikan. Proses belajar
mengajar tidak lagi melulu di dalam kelas meskipun sudah masa pasca pandemi. Mulai banyak
oknum guru yang melakukan siaran langsung Ketika mengajar maupun membuat video pengajaran
yang kemudian diunggah ke youtube. Hal ini adalah efek samping dari pembelajaran berbasis daring
yang telah dilaksanakan selam pandemi. Sebagian besar guru dan siswa merasa pembelajaran secara
daring dan modern mempermudah proses pembelajaran mereka. Video pembelajaran maupun
bahan ajar dapat dengan mudah diakses melalui internet di website – website Pendidikan dan juga
melalui media sosial seperti YouTube, Instagram, Facebook bahkan TikTok. Proses pembelajaran pun
menjadi tak terbatas waktu dan ruang karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Lambat
laun, digitalisasi Pendidikan mulai terjadi di Indonesia.
Namun, bagaimana dengan daerah yang masih tertinggal, terluar dan terpencil? Mereka
hanya bisa mengandalkan sistem pembelajaran konvensional. Hal ini membentuk sebuah
ketimpangan yang nyata antara Masyarakat di kota besar dan kota terpencil dalam hal Pendidikan.
Hingga saat ini pemerintah masih terus berupaya memajukan seluruh wilayah di Indonesia dan
menyamaratakan infrastruktur di setiap daerah sehingga segenap bangsa Indonesia dapat ebrsama –
sama tumbuh menjadi Masyarakat maju dan berkembang tanpa ada satupun yang tertinggal.
Meskipun begitu, tak sedikit pula siswa – siswi dari daerah terpencil yang menjadi juara dalam ajang
kompetisi adu kecerdasan baik tingkat nasional maupun internasional. Hal ini membuktikan bahwa
sistem Pendidikan konvensional tidak kalah dalam mencetak generasi cerdas Masyarakat Indonesia.
Selain itu, adanya digitalisasi Pendidikan juga membuat interaksi langsung antara pengajar
dan siswa menjadi sangat berkurang atau bahkan tidak ada. Interaksi yang terjadi hanyalah interaksi
satu arah dari pengajar ke pembelajar. Maraknya pembelajaran daring juga membuat kesempatan
pembelajaran tatap muka berkurang. Tidak sedikit tempat belajar yang kemudian gulung tikar karena
peminatnya menurun karena mereka tidak mampu mengimbangi adanya proses digitalisasi
pembelajaran. Lambat laun, dikhawatirkan bahwa eksistensi guru dan sekolah akan menurun karena
para siswa lebih memilih untuk belajar mandiri secara daring menggunakan sumber belajar dari
internet. Jika sudah seperti ini, maka kita harus segera berbenah untuk menyambut digitalisasi
Pendidikan dan menyesuaikan diri dalam perubahan demi menjaga eksistensi pembelajaran yang
interaktif. Maka, pikirkanlah apa yang bisa kita lakukan terlebih dahulu, menyambut peluang atau
menjadikannya ancaman?
PROFIL PENULIS