Anda di halaman 1dari 4

Digitalisasi pendidikan, peluang atau ancaman?

Pada hakikatnya, Pendidikan adalah Pendidikan untuk manusia dan dapat diperoleh selama
manusia lahir hingga dewasa. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dimengerti bahwa proses
Pendidikan adalah proses yang terus berkelanjutan sejak manusia lahir hingga dewasa bahkan hingga
menutup usia. Proses Pendidikan akan terus berlangsung dalam segala bidang kehidupan manusia itu
sendiri. Pendidikan tidak hanya dienyam melalui Lembaga formal seperti sekolah namun juga didapat
melalui proses sosial di lingkungan keluarga dan Masyarakat. Setiap manusia yang lahir dan bernapas
wajib untuk menjalani proses Pendidikan agar kehidupannya dapat setiap individu bisa memiliki
kreativitas, pengetahuan yang lebih luas, kepribadian yang baik serta menjadi pribadi atau
Masyarakat yang bertanggung jawab. Sejatinya, proses Pendidikan adalah kebutuhan dasar bagi
setiap manusia demi mewujudkan individu yang mampu mengaktualisasikan diri serta kehidupan
bermasyarakat yang maju.

Pendidikan di Indonesia memiliki Sejarah yang cukup Panjang. Penjajahan dan peperangan
mewarnai proses berkembangnya Pendidikan di Indonesia. Pada zaman sebelum kemerdekaan,
Pendidikan terasa mahal bagi Masyarakat Indonesia. Hanya kaum bangsawan dan bangsa asing yang
dapat merasakan bangku Pendidikan. Proses perjuangan kemerdekaan Indonesia turut andil dalam
memberikan perubahan bagi Pendidikan di Indonesia. Lambat laun pemerintah mulai menyetarakan
Pendidikan bagi seluruh lapisan Masyarakat. Namun, kesadaran akan pentingnya Pendidikan masih
terbilang rendah. Masyarakat lebih memilih bekerja dan menghasilkan uang dibanding duduk di
bangku sekolah. Hal ini dikarenakan taraf hidup Masyarakat Indonesia yang memang masih dibawah
rata – rata pasca adanya penjajahan dan peperangan. Pemerintah terus berusaha meningkatkan
eksadaran Masyarakat akan pentingnya Pendidikan sebagai usaha dalam meningkatkan
perekonomian individu maupun negara.

Seiring berjalannya waktu, kesadaran Masyarakat akan pentingnya Pendidikan mulai


meningkat. Pemerintah pun mulai menerapkan program WAJAR (wajib belajar) 6 tahun agar
setidaknya seluruh lapisan Masyarakat menempuh Pendidikan dasar yang sama. Program WAJAR ini
juga didukung oleh pemerintah dengan menggelontorkan dana BOS agar Masyarakat lapisan bawah
dapat tetap berpartisipasi dalam Pendidikan dasar. Selanjutnya, pemerintah meningkatkan program
WAJAR 6 tahun menjadi 9 tahun dan yang terakhir menjadi 12 tahun. Pemerintah berharap melalui
program ini, Masyarakat akan mengenyam Pendidikan dari jenjang dasar, menengah hingga atas.

Pendidikan di Indonesia berlangsung secara konvensional dari waktu ke waktu. Proses


pembelajaran berlangsung di kelas menggunakan papan tulis dan buku serta bahan ajar lainnya.
Namun, seiring perkembangan zaman, globalisasi telah membawa perubahan pula dalam sistem
Pendidikan kita. Perkembangan sistem Pendidikan kita mengikuti perubahan dan perkembangan
teknologi yang ada. Proses Pendidikan di Indonesia pun lambat laun mulai menyesuaikan perubahan
zaman, mulai dari perkembangan kurikulum, metode pengajaran, serta bahan ajar serta sumber
belajar yang semakin bervariasi. Kurikulum di Indonesia sudah beberapa kali berubah disesuaikan
dengan kebutuhan Masyarakat. Masuknya internet turut memberikan perubahan dalam sistem
Pendidikan kita. Sumber belajar tidak hanya didapat melalui buku, namun juga melalui lingkungan
sekitar dan bahkan internet.

Datangnya wabah covid menjungkirbalikkan sistem Pendidikan Indonesia. Kita dipaksa untuk
secepat kilat beradaptasi melaksanakan sistem Pendidikan dimana pertemuan tatap muka masih
mustahil untuk dilaksanakan. Berbagai jenjang Pendidikan berbenah untuk menjaga keberlangsungan
proses pembelajaran bagaimanapun caranya. Segenap tenaga waktu dan pikiran dicurahkan untuk
membentuk konsep Pendidikan di era pandemi. Konsep Pendidikan dimana terdapat murid dan guru
dalam satu ruang kelas pun mulai terkikis. Pembelajaran dilaksanakan secara daring menggunakan
perangkat berbasis IT. Aplikasi yang memungkinkan orang untuk bertatap muka tanpa perlu berada
di satu tempat yang sama pun berlomba – lomba diluncurkan.

Hal ini telah membawa perubahan pada kehidupan sosial dan taraf hidup Masyarakat
Indonesia. Ditengah wabah yang memaksa perekonomian Masyarakat untuk menahan napas,
kebutuhan akan Pendidikan semakin meningkat. Masyarakat dipaksa untuk memenuhi kebutuhan
Pendidikan demi keberlangsungan proses pembelajaran. Daya beli Masyarakat pun meningkat seiring
waktu. Sayangnya, penididikan modern tidak sepenuhnya dapat berjalan di negara kita Indonesia.
Masih banyak kota maupun desa terpencil nan terluar yang belum mampu melaksanakan proses
pembelajaran secara modern. Hal ini dikarenakan terbatasnya fasilitas pembelajaran baik dari segi
ketersediaan maupun daya beli. Masih banyak daerah yang belum terjangkau oleh konektivitas
internet dan juga tingkat ekonomi Masyarakat yang kurang mampu untuk menyediakan perangkat
pembelajaran berbasis IT sehingga tidak memungkinkan adanya pembelajaran daring. Alhasil,
pembelajaran luring secara bergilir adalah solusi untuk permasalahan ini.

Kegiatan ini memang tidak mendukung adanya kebijakan pandemi yakni menjaga jarak dan
mengurangi intensitas bertemu dengan orang lain. Namun, demi menjaga hidupnya proses
pembelajaran serta semangat belajar para siswa, para guru rela mendatangi rumah siswa satu
persatu setiap harinya dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan. Rekan – rekan guru ini
menyadari betapa pentingnya proses pembelajaran agar tetap berlangsung ditengah isolasi mandiri
yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Mereka tidak peduli akan risiko tertular Covid-19 asalkan
murid-muridnya tetap belajar dan mendapatkan pengajaran. Hal ini berlangsung sampai Covid-19
berlalu dan proses Pendidikan berjalan normal Kembali.

Proses pembelajaran secara modern telah melekat di budaya Pendidikan. Proses belajar
mengajar tidak lagi melulu di dalam kelas meskipun sudah masa pasca pandemi. Mulai banyak
oknum guru yang melakukan siaran langsung Ketika mengajar maupun membuat video pengajaran
yang kemudian diunggah ke youtube. Hal ini adalah efek samping dari pembelajaran berbasis daring
yang telah dilaksanakan selam pandemi. Sebagian besar guru dan siswa merasa pembelajaran secara
daring dan modern mempermudah proses pembelajaran mereka. Video pembelajaran maupun
bahan ajar dapat dengan mudah diakses melalui internet di website – website Pendidikan dan juga
melalui media sosial seperti YouTube, Instagram, Facebook bahkan TikTok. Proses pembelajaran pun
menjadi tak terbatas waktu dan ruang karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Lambat
laun, digitalisasi Pendidikan mulai terjadi di Indonesia.

Digitalisasi Pendidikan ialah terobosan baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi


informasi dan komunikasi (TIK) untuk mempermudah proses belajar mengajar. Digitalisasi proses
pembelajaran yang sedang ramai di Masyarakat ialah adanya pembelajaran ataupun kursus berbasis
online baik secara gratis maupun berbayar. Pembelajaran berlangsung via media sosial. Baik guru
atau tidak, selama mereka dapat menguasai materi pembelajaran tersebut, mereka dapat membuat
video pembelajaran yang berisi penjelasan mengenai materi tersebut bahkan ada pula yang
menyertakan soal Latihan dan kunci jawaban di website-website mereka kemudian di upload ke
media sosial dan disebarkan melalui dunia maya. Hal ini tentu memudahkan bagi siapapun untuk
mengakses dan mendapatkan pembelajaran baik secara gratis maupun berbayar. Hanya bermodal
smartphone dan akses internet saja, kita sudah bisa mempelajari berbagai macam hal yang
disuguhkan oleh Masyarakat luas melalui internet. Selain itu, para pemilik video dan website pun
bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari hasil kerjanya. Hal ini ialah peluang bagi seluruh orang
yang mau dan mampu.

Namun, bagaimana dengan daerah yang masih tertinggal, terluar dan terpencil? Mereka
hanya bisa mengandalkan sistem pembelajaran konvensional. Hal ini membentuk sebuah
ketimpangan yang nyata antara Masyarakat di kota besar dan kota terpencil dalam hal Pendidikan.
Hingga saat ini pemerintah masih terus berupaya memajukan seluruh wilayah di Indonesia dan
menyamaratakan infrastruktur di setiap daerah sehingga segenap bangsa Indonesia dapat ebrsama –
sama tumbuh menjadi Masyarakat maju dan berkembang tanpa ada satupun yang tertinggal.
Meskipun begitu, tak sedikit pula siswa – siswi dari daerah terpencil yang menjadi juara dalam ajang
kompetisi adu kecerdasan baik tingkat nasional maupun internasional. Hal ini membuktikan bahwa
sistem Pendidikan konvensional tidak kalah dalam mencetak generasi cerdas Masyarakat Indonesia.

Selain itu, adanya digitalisasi Pendidikan juga membuat interaksi langsung antara pengajar
dan siswa menjadi sangat berkurang atau bahkan tidak ada. Interaksi yang terjadi hanyalah interaksi
satu arah dari pengajar ke pembelajar. Maraknya pembelajaran daring juga membuat kesempatan
pembelajaran tatap muka berkurang. Tidak sedikit tempat belajar yang kemudian gulung tikar karena
peminatnya menurun karena mereka tidak mampu mengimbangi adanya proses digitalisasi
pembelajaran. Lambat laun, dikhawatirkan bahwa eksistensi guru dan sekolah akan menurun karena
para siswa lebih memilih untuk belajar mandiri secara daring menggunakan sumber belajar dari
internet. Jika sudah seperti ini, maka kita harus segera berbenah untuk menyambut digitalisasi
Pendidikan dan menyesuaikan diri dalam perubahan demi menjaga eksistensi pembelajaran yang
interaktif. Maka, pikirkanlah apa yang bisa kita lakukan terlebih dahulu, menyambut peluang atau
menjadikannya ancaman?
PROFIL PENULIS

Penulis adalah anak terakhir dari 4 bersaudari yang lahir di Surabaya


pada 24 April beberapa puluh tahun silam. Memiliki hobi membaca tidak
serta merta membuatnya lihai dalam menulis. Beberapa tulisannya pernah
dimuat di buku Kumpulan karya guru dan blog pribadinya. Penulis kini bekerja
di SD Muhammadiyah 4 Pucang sebagai Guru Bahasa Inggris.

Wanita yang menamatkan Pendidikan sarjananya di Universitas


Negeri Surabaya dengan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris ini memiliki hobi
membaca buku fiksi. Karya fiksi favoritnya ialah serial Supernova oleh Dewi
Lestari dan serial Bumi oleh Tere Liye. Selain itu, ibu satu anak ini juga suka
bermain peran. Seringnya dia bermain peran dengan putra tercintanya
dirumah dan peran favorit mereka adalah guru dan murid. Wanita ini juga
dikenal sebagai Wanita yang ramah, hangat, ceria dan humoris.

Anda mungkin juga menyukai