Kebijakan yang telah disebutkan diatas kemudian di perjelas oleh Ketua Gugus
Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 dari BNPT yaitu Doni Monardo
yang menyarankan bagi para warga dengan usia dibawah 45 tahun kebawah untuk
diperbolehkan menjalani aktivitas dengan tujuan untuk menggerakan kembali
roda perekonomian bangsa, tentu diperbolehkannya hal tersebut dengan syarat
harus memperhatikan rancangan program protokol kesehatan yang telah
ditetapkan oleh pihak pemerintah.
Tentu, adanya wabah virus corona ini sangat membatasi banyak hal, terutama
membatasi keberlangsungan proses belajar mengajar yang biasa diadakan bertatap
muka di sekolah. Hal tersebut secara tidak langsung memaksa keberlangsungan
proses pendidikan tertunda hingga waktu yang tidak dapat ditentukan. Akan tetapi
setelah pemerintah merenungi betapa penting nya pendidikan untuk bangsa ini,
maka demi tetap menjaga dunia pendidikan bisa tetap berjalan dengan baik serta
mendukung Pemerintah dalam mendukung Psysical distanting ditengah Pendemi
Covid 19 sesuai intruksi presiden untuk tetap dirumah, belajar dirumah, bekerja
dirumah, ibadah dirumah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
menindak lanjuti kebijakan tersebut melalui Surat Edaran (SE) Nomor, 4 Tahun
2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19, dalam hal ini poin 2 yang menyatakan, proses Belajar dari
Rumah.
Belajar dari rumah ini tentu telah dirancang dan dipertimbangan dengan
sedemikian rupa, sehingga dalam pelaksanaanya harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
Statement dari pemerintah ini terkait proses pendidikan dilakukan secara belajar
dari rumah ini diperkuat dengan sebuah alasan yang dikemukakan oleh ahli
epidemologi WHO yaitu Maria Van Kerkhove menyatakan bahwa "Saat ini,
berkat teknologi yang telah maju, kita dapat tetap terhubung dengan berbagai cara
tanpa benar-benar berada dalam ruangan yang sama dengan orang-orang lain
secara fisik," dengan demikian proses belajar mengajar tetap bisa dilakukan
dengan pemanfaatan tehnologi informasi yang ada.
Akan tetapi, adanya kebijakan tentang pembelajaran jarak jauh ini justru disisi
lain menimbulkan sebuah pertanyaan besar yang mana apakah kebijakan ini cocok
diterapkan di Indonesia? Atau justru menimbulkan pro dan kontra?. Dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu kita pahami bahwa di setiap
kebijakan pasti ada sisi positif dan negatif nya, sebagai contoh bahwa
pembelajaran jarak jauh yang di dominasi oleh penggunakan gadget dan internet
ini tentu tidak dapat dilaksanakan oleh semua siswa di seluruh wilayah yang ada
di Indonesia, sebab masih banyak siswa-siswa yang tidak mampu untuk
memegang gadget bahkan ada juga yang tidak mampu atau tidak pernah sama
sekali merasakan internet. Namun, secara universal terkait penerapan kebijakan
pembelajaran jarak jauh ini menurut ahli yang bersangkutan bisa dilaksanakan,
sebab masyrakat Indonesia saat ini mayoritas sudah menggunakan Internet hal ini
sesuai dengan penelitian WE ARE SOSIAL, “Digital Reports 2020” yang dirilis
pada akhir Januari 2020 menyatakan hampir 64 persen penduduk Indonesia sudah
terkoneksi dengan jaringan internet, jumlah penguna internet di Indonesia sudah
mencapai 175,4 juta orang dari total jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah
sekitar 272,1 juta dan ibanding tahun 2019 lalu, jumlah pengguna internet di
Indonesia meningkat sekitar 17 persen atau 25 juta pengguna.
Dengan adanya kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh ini diharapkan bisa menekan
angkat positif Covid-19 di Indonesia sebari tetap bisa menjalankan proses
pendidikan yaitu kegiatan belajar mengajar sebagaimana mestinya. Apabila dilihat
dari kesiapan instrument penunjang terlaksananya PJJ secara universal ini
memang sudah bisa dikatakan cukup untuk bisa implementasikan. Akan tetapi
perlu kita soroti juga bagaimana peran dan kesiapan dari tenaga pengajar itu
sendiri dalam membantu menyukseskan program pembelajaran jarak jauh tersebut
dengan mengetahui dan memahami bagaimana memaksimalkan teknologi sebagai
alat dalam pendidikan saat ini.
Teknologi pada kesempatan ini memiliki peran yang sangat dibutuhkan dalam
keberlangsungan proses pendidikan di tengah-tengah wabah virus corona, sebab
teknologi-lah yang sekaligus memberikan dan mewadahi terjadinya proses belajar
mengajar antara para pengajar pendidikan dan para siswa nya. Salah satu manfaat
yang diperoleh dengan hadirnya teknologi adalah dapat mengatasi masalah-
masalah yang ada. Sangat disayangkan, apabila seseorang sangat acuh terhadap
hadirnya teknologi. Akibatnya, seseorang tersebut menjadi tertinggal dan tidak
dapat mengikuti suatu perubahan. Terutama pada kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah terkait pembelajaran jarak jauh yang tentu sangat memerlukan
teknologi, mau tidak mau para siswa yang awalnya acuh harus terbiasa untuk
melek teknologi, sebab hal tersebut sangat dibutuhkan pada masa dewasa kini.
Kita ketahui bahwa pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi covid 19
sangat berpengaruh, yaitu memajukan pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran, yang mengharuskan dunia pendidikan untuk berganti bentuk
pembelajaran konservatif ke bentuk pembelajaran yang baru. Guru dituntut untuk
menggunakan berbagai media belajar yang berbeda, sesuai dengan kondisi
pembelajaran online.
Maka dari itu, guru sebagai mediator pendidikan harus selalu meningkatkan
keprofesionalismenya seiring dengan teknologi yang semakin berkembang pesat
di segala bidang, salah satunya bidang pendidikan. Guru harus profesional sesuai
dengan amanat undang-undang dan guru dapat memadukan teknologi dalam
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan stimulus siswa dalam belajar menjadi
tinggi, dengan demikian sangat berpengaruh baik terhadap prestasi belajar siswa.
Di sisi lain juga, harus diperhatikan kesiapan para siswa dalam melaksanakan
program pembelajaran jarak jauh tersebut, berupa kesiapan materil seperti
perangkat pembelajaran (Laptop, Komputer, Hp, dan Interntet) dan juga harus
mempersiapkan kesiapan non materil yang merupakan kesiapan lahir dan batin
dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh ini.
Maka bisa disimpulkan bahwa esensi pendidikan dimasa pandemi ini terkandung
pada 3 hal, yaitu Teknologi sebagai media pendidikan masa dewasa kini, kesiapan
siswa dalam melaksanakan program belajar mengajar yang dilaksanakan secara e-
learning, dan profesionalisme guru yang sangat dibutuhkan untuk merancang
kesuksesan dalam proses keberlangsungan pembelajaran jarak jauh ini.
REFERENSI