Anda di halaman 1dari 2

1.

Permasalahan kesejahteraan guru secara umum


Menurut Andreas Tambah selaku pengamat pendidikan dia menyatakan bahwa
“Secara umum kondisi kesejahteraan guru sudah membaik, namun demikian nasib
guru honorer dan honorer swasta harus diperhatikan. Mereka hanya mendapat honor
dari yayasan yang tidak seberapa sesuai kemampuan yayasan, sementara tanggung
jawab mereka sama dengan guru yang mengajar di sekolah negeri”.
Sementara itu mengutik dari Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan
dan Guru, yaitu Satriwan Salim menyatakan bahwa kesejahteraan guru, khususnya
gutu honorer di sekolah swasta dan negeri perlu ditingkatkan. Sebab upah yang
diberikan tidak sesuai dengan tuntutan yang mesti dijalankan, seperti selalu
professional dan sempurna.
Menyadari hal tersebut, pemerintah melakukan upaya yang salah satunya adalah
dengan sertifikasi guru sebagai solusi peningkatan profesionalisme dan peningkatan
kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus dalam sertifikasi akan diberikan tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji pokok. Hal ini adalah cara dari pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru.
2. Permasalahan kesejahteraan guru sejarah
Berbicara tentang kesejahteraan tentu merupakan hal yang sangat umum, terutama
dalam mengkaji tentang kesejahteraan guru. Kesejahteraan tidak bisa dilepaskan
dengan apa yang dinamakan dengan kualitas, kompetensi, dan profesionalisme.
Dalam hal ini profesionalisme guru adalah sebuah paradigma yang tidak bisa kita
tawar tawar lagi, terlebih kepada seorang guru sejarah yang akan ditanggung
jawabkan untuk memeberi wawasan wawasan kesejarahan sebagai cerminan
perjuangan bangsa.
Seorang guru yang professional bukan hanya memiliki selembar kertas sebagai bukti
telah lolos sertifikasi, namun guru yang professional adalah guru yang mempunyai
Core competency di bidang nya masing-masing. Dalam permasalahan guru sejarah,
masih terdapat guru yang tidak memenuhi standar kompetensi, standar kompetensi
yang harus dimiliki diantara adalah:
1. Mahir di bidang nya
2. Mengerti kurikulum beserta aplikasi dan pengembangan nya
3. Menguasai pedagogic secara teoritis dan praktis
4. Terampil dalam memotivasi siswa
5. Dapat melakukan penelitian
6. Menguasai bahasa nasional ataupun internasional
Jika guru sejarah telah memiliki dan menguasai kemampuan tersebut, diharapkan
pembelajaran sejarah dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

3. Mengutip dari bukunya Kuntowijoyo yang berjudung Pengantar Ilmu Sejarah,


bahwa lulusan sejarah pada dasarnya apabila ingin menjadikan sejarah sebagai suatu
profesi, hal tersebut tidak akan ter-realisasi dengan mudah, sebab menjadi seorang
sejarawan harus mempunyai kompetensi tertentu. Lantas selain dari pada itu apakah
ada opsi-opsi lain bagi lulusan sejarah atau pendidikan sejarah?
Yang paling sederhana dalam mencari prospek kerja untuk lulusan sejarah atau
pendidikan sejarah adalah sebagai seorang tenaga pendidik di bidang sejarah, baik
berupa guru ataupun dosen. Selain daripada itu, wawasan kesejarahan pun bisa
dimanfaatkan ketika kita mengambil prospek untuk menjadi penjaga museum atau
tour guide nya, dan juga wawasan kesejarahan bisa di tempatkan di profesi penjaga
perpustakaan.

Sumber:

https://www.sejarah.upi.edu/artikel/dosen/tuntutan-profesionalisme-guru-sejarah-pada-era-ict1/

https://www.beritasatu.com/amp/nasional/702023/kesejahteraan-guru-masih-jadi-pr-pemerintah

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Sleman: Tiara Wacana.

Anda mungkin juga menyukai