Anda di halaman 1dari 5

HIPOTESIS PENELITIAN

Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai


sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah adalah merumuskan
hipotesis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang pada tingkat tertentu
dipercaya sebagai sesuatu yang benar, bertitik tolak pada pertanyaan yang disusun
dalam bentuk masalah penelitian. Untuk menjawab pertanyaan itu, disusun suatu
jawaban sementara yang kemudian dibuktikan melalui penelitian empiris, tetapi
pernyataan itu masih bersifat dugaan dan pada tahap ini kita mengumpulkan data untuk
menguji hipotesis kita. Oleh karena itu, sebelum mencari jawaban secara faktual,
terlebih dahulu kita mencoba menjawab secara teoritis.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui
tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang
dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah, sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah
hipotesis merupakan satu tipe proporsi yang langsung dapat diuji. Hipotesisi merupakan
elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Hipotesis
yang dirumuskan harus bisa menjawab masalah penelitian, sehingga antara hipotesis
dan rumusan masalah terlihat keterkaitannya secara konsisten.
Terdapat tiga alasan utama mengenai pentingnya dirumuskan hipotesis, diantaranya:
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat
dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai
konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukan kemungkinan benar atau tidak benar atau
diflasifikasi.
3. Hipotesis adalah alat dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat
ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji
untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan
pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

DEFINISI HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = dibawah; thesis= pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah
yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir
biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini
sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesisi disebut juga sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan
sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan
bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan
membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian. Hipotesis
merupakan jawaban atas masalah secara teoritis atau jawaban sementara yang masih
perlu diuji kebenarannya melalui fakta-fakta. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan suatu analisa statistik. Hipotesis merupakan suatu jenis proporsi yang
dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara
empiris. Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara
dua atau lebih variabel yang di dalamnya pertanyaan-pertanyaan hubungan tersebut
telah diformulasikan dalam kerangka teoritis.
Hipotesisi ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara variabel,
sebagaimana dirumusan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan
sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan
dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Dalam
penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk menguji teori tersebut, peneliti
hipotesis yang diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati
dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam
bentuk yang nyata yang dpaat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah
melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori
menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam
bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau
diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti
inilah yang disebut sebagai hipotesis.
Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-konsep,
hipotesis merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel. Hipotesis
menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui hipotesis dimungkinkan
dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data
yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis
sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam bentuk yang dapat diuji, atau
kadang hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas. Oleh karena
itu teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak
memiliki kerangka teori yang menjelaskan tentang fenomena yang diteliti, tidak
mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak memiliki
kemampuan untuk menggunakan teori yang ada.
Jadi sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis.
Karena itu, baik buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif dari teori
penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis
kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih sering terjadi bahwa penelitian berlangsung dari
teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.

FUNGSI HIPOTESIS
Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau
tujuaun penelitian. Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Agar fungsi tersebut dapat berjalan secara efektif, maka ada faktor-faktor yang harus
diperhatikan pada penyusunan hipotesis, yaitu;
Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif, yaitu kalimat tersebut bersifat positif
dan tidak normatif
Variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang operasional,
dalam arti dapat diamati dan diukur
Hipotesis menunjukan hubungan antara variabel-variabel
JENIS HIPOTESIS
Dalam penelitian, hipotesis dibedakan menjadi dua bagian, yaitu hipotesis
penelitia dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang disusun
dalam bentuk pernyataan atau proposisi. Hipotesis ini muncul sebagai produk dari
kerangka pemikiran yang telah disusun oleh peneliti. Oleh karena itu, hipotesis
penelitian ini biasanya dimunculkan setelah peneliti menguraikan kerangka pemikiran.
Hipotesis statisti adalah hipotesis yang dibuat dalam bentuk hipotesis nol (H0)
dan hipotesis alternatif (H1), serta biasanya diikuti dengan simbol-simbol statistik.
Misalnya, peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, simbol
statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak mengkaji hubungan
antarvariabel adalah rho (). Berdasaran uraian tersebut, dapat dipahami bahwa
hipotesis statistik merupakan terjemahan operasional dari hipotesis penelitian, agar
hipotesis ini bisa diuji kebenarannya.

Hipotesis No (H0)
Yaitu hipotesis yang memprediksi bahwa variabel independen (variabel bebas)
tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (variabel terikat); memprediksi
bahwa tidak ada hubungan/perbedaan antara satu variabel dengan variabel lainya.

Hipotesis Alternatif (H1)


Yaitu hipotesisi yang memprediksi bahwa variabe independen (variabel bebas)
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (variabel terikat), memprediksikan
bahwa ada hubungan/ perbedaan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Hipotesis Two Way


Disebut juga hipotesis sejajar (satu ekor), yaitu hipotesis yang memprediksi
bahwa tidak ada variabel yang lebih tinggi daripada variabel yang lain.

Hipotesis One Way


Disebut juga hipotesis lebih tinggi, yaitu hipotesis yang memprediksi bahwa
salah satu variabel lebih tinggi daripada variabel yang lain.
Kekeliruan dalam Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis hanya memberikan dua kemungkinan keputusan, yaitu
menolak atau menerima hipotesis nol. Dua tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis
yaitu:
- Kesalahan Tipe 1 (Type One Error)
- Kesalahan Tipe 2 (Type Two Error)

Kesalahan Tipe 1
Yaitu suatu tundakan menolak H0, padahal H0 benar. Kesalahan tipe ini yaitu
menolak hal yang sebenarnya benar.

Kesalahan Tipe 2
Suatu tindakan menerima H0, padahal H0 salah. Kesalahan tipe ini yaitu
menerima hal yang sebenarnya salah.

Anda mungkin juga menyukai