Anda di halaman 1dari 10

Hipotesis

1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan
fakta. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban
sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak
benar.
Dalam penelitian yang menggunakan analisis statistik inferensial, terdapat dua hipotesis
yang perlu diuji, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Menguji hipostesis penelitian
berarti menguji jawaban yang sementara itu apakah betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti
atau tidak. Kalau terjadi berarti hipotesis penelitian terbukti dan kalau tidak berarti bahwa tidak
terbukti. Selanjutnya menguji hipotesis statistik, berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang
telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel itu dapat diberlakukan pada populasi
atau tidak.
2. Dasar Merumuskan Hipotesis
Dasar perumusan hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan teori
Teori merupakan dasar yang paling kuat untuk dijadikan dasar perumusan hipotesis
karena merupakan pernyataan yang secara umum telah diakui kebenarannya.
b. Berdasarkan riset terdahulu
Riset terdahulu dengan tema yang relatif sama dapat digunakan sebagai acuan dalam
merumuskan hipotesis.
c. Berdasarkan riset pendahuluan
1

Perumusan hipotesis dengan riset pendahuluan dapat dilakukan dengan melakukan


riset kecil (small research) atau wawancara dengan narasumber yang memahami betul
masalah yang akan diteliti.
d. Berdasarkan akal sehat
Apabila tidak ditemui teori yang mendukung atau riset terdahulu yang relevan dan
karena sesuatu hal tidak dapat dilakukan riset pendahuluan maka hipotesis dapat
dirumuskan berdasarkan akal sehat peneliti.
3. Macam-macam Hipotesis
Macam-macam hipotesis dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel
walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis deskriptif ini
merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap.
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih.
Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis. Dalam hal
komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu :
Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k
sampel).
Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh :
Sampel Berpasangan, komparatif dua sampel
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
2

Ha : Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan


Sampel Independen, komparatif tiga sampel
Ho : Tidak terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam
memilih partai.
Ha : Terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih
partai.
c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang
disenangi.
Ha : Terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang disenangi.

4. Fungsi Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana penelitian, setidaknya ada
empat yaitu:
1) Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah
pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta
yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara faktafakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola,
yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas
selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan
3

baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut
dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka
hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
2) Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan
suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji.
Misalnya :
Peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan
murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata? akan tetapi peneliti
menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut komentar guru terhadap hasil
pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata atau
yang lebih spesifik lagi skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas
pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak
menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya. Selanjutnya peneliti, dapat
melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut, yaitu
komentar guru dan prestasi siswa.
3) Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan
sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara sangat
sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta
yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan
tertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat
memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus dipakai.
Hipotesis juga dapat menunjukkan analisis satatistik yang diperlukan dan hubungannya

yang harus menunjukkan analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi
tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anakanak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan metode
penelitian yang diperlukan serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan
menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data.
Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang
membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami hambatan
kultural dan telah mengalami program pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yang
tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua
kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat
diketahui signifikansinya menurut statistik.
4) Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah
dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut. Artinya, peneliti
dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis
semula, sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.
5. Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal hal tersebut diantaranya :
Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabelvariabel.
Hipotesis harus dapat diuji
Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai hipotesis yang baik :
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variable atau lebih
5

Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini
harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala
tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu
membawa perubahan pada variabel yang lain.
Hipotesis harus dapat diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat
dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini
harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan
yang dibutuhkan untuk memeriksa literaturdengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis
harus dirumuskan berdasarkan laporan penelitian sebelumnya.
Hipotesis dinyatakan secara sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa
yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
6. Jenis-jenis Hipotesis
Ada beberapa jenis hipotesis,yaitu :
a. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya
Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Hipotesis Nihil
Hipotesis nihil yang biasa disingkat dengan Ho yaitu hipotesis yang menyatakan
tidak ada hubungannya atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.
Contohnya: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan
prestasi belajar siswa SD.
2) Hipotesis Alternatif (Ha)
Adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara
variabel dengan variabel lain.
6

Contohnya: Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar siswa SD.
Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional Hypotheses

(hipotesis

terarah) dan non directional Hypotheses (hipotesis tidak terarah) (Fraenkel and
Wallen, 1990:42 ; Suharsimi Arikunto, 1989:57)
Hipotesis Terarah
Adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah
merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen
memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependen.
Misalnya: Siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi
belajarnya, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode curah pendapat.
Hipotesis Tak Terarah
Adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak
belum tegas bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:42) menyatakan bahwa hipotesis tak
terarah itu menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara
spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan.
Contoh: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri
dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.
b. Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1) Hipotesis tentang hubungan
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling
hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional.
Hubungan antara variabel tersebut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
7

(a) Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik,


Contohnya: Hubungan antara kemampuan fisika dengan kimia. Nilai fisika
mempunyai hubungan sejajar dengan nilai kimia, tetapi tidak merupakan
sebab akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi tidak menyebabkan
nilai kimia yang tinggi, dan sebaliknya. Keduanya memiliki hubungan
mungkin disebabkan karena faktor lain, mungkin kebiasaan berpikir logik
(tentang ke IPA-an) sehingga mengakibatkan adanya hubungan antara
keduanya.
(b) Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik,
Contohnya: Hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha.
Semakin tinggi tingkat kekayaan, semakin tinggi tingkat kelancaran usahanya,
dan sebaliknya.
(c) Hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi timbal balik.
Contohnya: hubungan antara waktu PBM, dengan kejenuhan siswa. Semakin
lama waktu PBM berlangsung, siswa semakin jenuh terhadap pelajaran yang
disampaikan.
2) Hipotesis tentang perbedaan
Yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada
kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai
penelitian komparatif dan eksperimen.
Contoh (1): Ada perbedaan pretasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan
metode ceramah + tanya jawab (CT) dan metode diskusi (penelitian
eksperimen).
Contoh (2): Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang berada di kota
dan di desa (penelitian komparatif).
c. Hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji.
8

Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis
mayor dan hipotesis minor.
1) Hipotesis Mayor
Adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh objek
penelitian.
Contoh : Ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi (KSE) orang tua dengan
prestasi belajar siswa SMP.
2) Hipotesis Minor
Adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor
(jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh:
1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMP.
2. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMP.
3. Ada hubungan antara kekayaan orang tua.
7. Manfaat Hipotesis
Berikut ini beberapa manfaat dari hipotesis :
Menjelaskan masalah penelitian
Menjelaskan variable-variabel yang akan diuji
Pedoman untuk memilih analisis data
Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian

Sumber :
https://gultomhans.wordpress.com/2013/06/10/hipotesis-penelitian-2/
http://www.slideshare.net/UmiatinRamdhani/hipotesis-40304052
http://saputro64.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-fungsi-ciri-ciri-jenis-jenis_4796.html

10

Anda mungkin juga menyukai