Anda di halaman 1dari 8

METODE PENELITIAN

tentang
HIPOTESIS PENELITIAN

TUGAS INDIVIDU
Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas individu
mata kuliah Metode Penelitian

OLEH:
DIREN AGASI
21124005

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Prof. Dr. Firman., M.Si
Dr. Desyandri, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

1
HIPOTESIS PENELITIAN

A. HIPOTESIS PENELITIAN
1. PENGERTIAN
Menurut Sugiyono (2008: 96) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan relevan, karena jawaban
yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
diartikan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian.
Menurut Dedy (2001:123), hipotesis deskriptif adalah dugaan terhadap nilai
satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa
kategori. Hipotesis deskriptif ini merupakan salah satu dari macam macam
hipotesis.”
Berdasarkan beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap rumusan masalah penelitan,
dimana rumusan masalah peneliitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik dengan data.
Rumusan hipotesis penelitian dapat berdasarkan arah atau kecenderungannya
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Hipotesis terarah (directional hypothesis), yaitu menunjukkan arah
kesimpulan yang diharapkan. Hipotesis ini dirumuskan oleh peneliti karena
peneliti sendiri mempunyai alas an tertentu untuk mengharapkan terjadinya
hubungan khusus atau perbedaan khusus antara kedua kelompok yang
menajdi objek peneliti. Contoh: “siswa yang dibelajarkan dengan metode
assignment memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa yang
dibelajarkan dengan metode ceramah”

2
b. Hipotesis tak terarah (non- directional hypothesis) yaitu, hipotesis ini tidak
menetapkan adanya arah perbedaan atau hubungan yang diharapkan. Apabila
dirumuskan secara tak berarah rumusan di atas menjadi “ada perbedaan
prestasi nbelajar antara siswa yang diajar dengan metode assignment dengan
siswa yang diajar dengan metode ceramah.

2. FUNGSI HIPOTESIS
Fungsi hipotesis yang seperti ini menurut Ary Donal adalah:
a. Memberikan penjelasan tentang gejala – gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b. Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara
langsung dapat diuki dalam penelitian.
c. Memberi arah pada penelitian.
d. Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.
Agar fungsi – fungsi dapat berjalan dengan baik secara efektif, maka ada
faktor – faktor yang perlu diperhatikan pada penyusunan hipotesis:
a. Hipotesisi disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif
dan tidak notmatif
b. Variabel ( variable – variable ) yang dinyatakan dalam hipotesisi adalah
variable yang operasional, dalam arti dapat diamati dan diukur.
c. Hipotesisi menunjukkan hubungan tertentu di antara variable – variabel

3. LANGKAH-LANGKAH MERUMUSKAN HIPOTESIS


Hipotesisi dapat disusun dengan dua cara pendekatan yaitu, yang pertama
secara deduktif, dan yang kedua secara induktif. Penyusunan hipotesisi secara
deduktif ditarik dari teori. Suatu teori terdiri atas proposisi- proposisi, sedangkan
proposisi menunjukkan hubungan antara dua konsep. Dan proposisi ini
merupakan potulat – postulat yang daripadanya disusun hipotesisi. Penyusunan
hipotesisi secara induktif bertolak dari pengamatan empiris.
Hipotesis terbagi dalam tiga macam, yaitu :

3
a. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan
menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan
untuk menentukan titik peluang, hipotesis yang dirumuskan untuk
menjawab permasalahan taksiran (estimatif). Contohnya: “Tindakan
Kepala Sekolah dalam penegakan disiplin di SMP Negeri 16 Kota
Sukabumi paling tinggi 40% dari nilai ideal.
b. Hipotesis komparatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada
permasalahan yang bersifat membedakan. Misalnya: “Ada perbedaan
siswa yang mempunyai cita-cita (program) dengan siswa yang hanya
sekedar sekolah dalam rangka Mendisiplinkan diri pada SMP Negeri di
Kota Sukabumi, bahwa siswa yang mempunyai cita-cita (program)
lebih baik daripada siswa yang hanya sekedar sekolah.
c. Hipotesis asosiatif yaitu dirumuskan untuk memberikan jawaban pada
permasalahan yang bersifat hubungan. Misalnya: “Ada hubungan yang
signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dan berpikir logis
dengan kemampuan menulis eksposisi di Kota Sukabumi.
Kriteria penyusunan hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan hubungan dua variabel atau lebih
b. Variabel-variabel dalam hipotesis harus jelas secara konseptual
c. Dapat diuji secara empiris
d. Hipotesisi hendaklah spesifik
e. Hipotesis yang disusun hendaklah dapat dibuktikan dengan tekhnik
yang tersedia
f. Hipotesis hendaklah bersumber dari atau dihubungkan dengan teori
g. Hipotesis adalah bebas nilai-nilai
h. Hipotesis hendaklah dirumuskan dalam bentuk pernyataan, sederhana
dan operasional
Bagaimana cara merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan umumnya,
namun dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau
lebih

4
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kallimat pernyataan atau
deklaratif
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin
mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.

4. PENGUJIAN HIPOTESIS
Jenis pengujian hipotesis yang dikenal dengan peneliti ada dua yaitu hipotesis
direksional (hipotesis langsung) dan hipotesis non direksional (hipotesis tidak
langsung). Hal ini dapat terlihat dalam uraian sebagai berikut:
a. Hipotesis Direksional adalah rumusna hipotesis yang arahnya sudah jelas
atau disebut juga hipotesis langsung. Sedangkan pengujian hipotesis
direksional terdiri dari dua yaitu uji pihak kiri dan uji pihak kanan.
b. Hipotesis Non Direksional (hipotesis tidak langsung) adalah hipotesis
yang tidak menunjukkan arah tertentu.
Dalam merumuskan hipotesis hendaklah mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin
mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis itu
Apabila kita memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal di atas, maka
kita akan mengetahui apakah hipotesis itu baik atau tidak. Kita akan mengtahui
hipotesis tersebut baik apabila mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a. Hipotesis mempunyai kekuatan untuk menjelaskan suatu gejala.
b. Variable dalam hipotesis dinyatakan dalam kondisi tertentu.
c. Hipotesis harus dapat diuji. Dapat tidaknya suatu hipotesis dilakukan
dengan pengujian, tergantung pada variabelnya.
d. Hipotesis tidak bertentangan dengan toeri yang sudah mapan.

5
Dalam penelitian bagaimanapun baiknya hipotesis, bisa saja tidak terbukti
kebenarannya. Artinya data yang diverifikasi secara empiris tidak menunjukkan
bukti-bukti yang kuat untuk menerima hipotesis penelitian.Berikut ini adalah
macam-macam cara menguji hipotesis :
a. Berdasarkan Jenis Parameter
1) Pengujian hipotesis tentang rata-rata
2) Pengujian hipotesis tentang proporsi
3) Pengujian hipotesis tentang varians
b. Berdasarkan Jumlah Sampel
1) Pengujian sampel besar
2) Pengujian sampel kecil
c. Berdasarkan Jenis Distribusi
1) Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
2) Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
3) Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 (chi-square)
4) Pengujian hipotesis dengan distrbusi F (F-ratio)
d. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesis
1) Pengujian hipótesis dua pihak (two tail test)
2) Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
3) Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan sumber

B. FOKUS PENELITIAN
1. PENGERTIAN
Menurut Spradley (1980: 30), ” A focused refer to a single cultural domain
or a few related domains”. Maksudnya adalah bahwa fokus itu merupakan domai
tunggal atau beberapa domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari
situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih
didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(lapangan).
Conny (2010:67)mengemukakan bahwa fokus penelitian merupakan
pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Fokus

6
penelitian harus diungkapkan secara eksplisit untuk mempermudah peneliti
sebelum melaksanakan observasi. Fokus penelitian adalah garis besar dari
penelitian, jadi observasi serta analisa hasil penelitian akan lebih terarah.
Jadi, dapat disimpulkan fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi
terhadap tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian harus
diungkapkan secara eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan
observasi. Fokus penelitian adalah garis besar dari penelitian, jadi observasi serta
analisa hasil penelitian akan lebih terarah.

2. SYARAT-SYARAT MENENTUKAN FOKUS


Menurut Sandjadja & Heriyanto (2006:101), dalam menentukan fokus,
anda harus menyertakan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus fleksibel, yaitu masalah tersebut dapat diteliti, dan dapat dilakukan
dengan cara yang efisien. 
b. Harus jelas, yaitu bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama
sesuai dengan rumusan masalah tersebut. 
c. Harus signifikan, yaitu bahwa hasil kajiannya tersebut memberi kontribusi
yang riil terhadap pengembangan ilmu, masalah kemanusiaan lain /
perumusan kebijakan. 
d. Harus etis, yaitu kajian serta hasil-hasilnya tidak bertujuan untuk
menghujat / menistakan orang lain. 

3. MENETAPKAN FOKUS
Spradley (dalam Sugiyono:2010) mengemukakan empat alterbatif untuk
menetapkan fokus, yaitu:
a. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan
b. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain.
c. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek.
d. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori
yang telah ada.

7
DAFTAR PUSTAKA

Conny R, Semiawan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo


Punaji Setyosari, 2010, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,
Jakarta, Kencana,
Sandjadja & Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka
Spradley, James. 1980. Participant Observations. Winston: Holt Inc.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, halaman 2017

Anda mungkin juga menyukai