Anda di halaman 1dari 8

METODOLOGI PENELIT1IAN

HIPOTSIS DAN KERANGKA BERFIKIR

Dosen Pengampu: Hendry Suryo Bintoro.S.Pd,M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Naila Fauzul (201533041)


2. Mila Arina (201533109)
3. Endah Ayu Octavianingsih (201533118)
4. Erna Duwi Lestari (201533128)
5. Ega Suryakusuma (201533147)
6. Aulia Etika Ningrum (201533153)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017

1. HIPOTESIS
Menurut Asher & Vockell (1995) hipotesis penelitian adalah jawaban-jawaban
yang diharapkan atas permasalahan penelitian. Hipotesis menurut Kerlinger (1986)
memiliki pengertian sebagai pernyataan yang bersifat dugaan tentang hubungan antara
dua variable atau lebih. Pernyataan ini selalu diungkapkan dalam bentuk kalimat
pernyataan dan menghubungkan baik secara umum maupun secara khusus tentang
variable yang satu dengan variable lain.
Secara umum, pengertian hipotesis penelitian adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris.
Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban yang paling mungkin diberikan dan
memiliki tingkat kebenaran lebih tinggi daripada opini.
1.1 Kegunaan Hipotesis
Hipotesis penelitian dirumuskan karena dua alasan, yaitu :
1) Hipotesis yang mempunyai landasan kuat menunjukkan bahwa peneliti telah
memiliki cukup pengetahuan dalam melakukan penelitian dalam bidangnya
2) Hipotesis itu memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data,
hipotesis ini dapat menunjukkan kepada peneliti tentang prosedur dan jenis data
apa yang harus dikumpulkan.
Hipotesis yang dirumuskan itu memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala dan
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji
dalam penelitian
3. Hipotesis memberikan arah bagi penelitian
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan.

1.2 Karakteristik hipotesis


Berkenaan dengan Kerlinger (1986) mengemukakan bahwa hipotesis yang
baik memiliki dua kriteria, yaitu :
1) Hipotesis adalah penyataan tentang hubungan atau relasi antara variable-
variabel.
2) Hipotesis mengandung implikasi-implikasi yang jelas untuk pengujian
hubungan-hubungan yang dinyatakan.

Hipotesis yang kita rumuskan menurut Tuckman (1988) memiliki ciri-ciri


khusus atau karakteristik sebagai berikut :

1. Menyatakan hubungan antara dua atau lebih variable-variabel Hubungan


antara dua atau lebih variabel dapat di gambarkan dalam suatu rumusan
hipotesis. Hubungan variabel penelitian misalanya hubungan antara konsep
diri dan hasil belajar. Hubungan antara dua variabel dapat dilihat pada
rumusan hipotesis sebagai berikut:
Tedapat hubungan positif antara konsep diri dan hasil belajar siswa dalam
bidang ilmu pengetahuan sosial siswa sekolah dasar kelas V . Hubungan
variabel yang menunjukkan sebab akibat. Variabel A merupakan variabel
perlakuan (misalnya, strategi pembelajaran : Diskusi kelompok kecil 4-5
orang), dan variabel B (misalnya, strategi pembelajaran: Diskusi klompok
besar lebih dari 10 orang) sebagai variabel lain (kontrol) yang keduanya
diukur pengaruhnya yang berupa misalnya hasil belajar, sikap dan sebagainya.
Hipotesis dapat dirumuskan, misalnya: Ada perbedaan signifikan hasil
belajar antara kelompok subjek yang dibelajarkan dengan strategi kelompok
kecil dan kelompok subjek yang dibelajarkan dengan kelompok besar dalam
mata pelajaran pengetahuan sosial sekolah dasar kelas V.

2. Dingkapkan dalam kalimat pernyataan


Hipotesis penelitian dinyatakan dalam kalimat pernyataan, rumusan
hipotesis penelitian dapat diungkapkan misalnya: Ada perbedaan signifikan
hasil belajar antara kelompok subjek yang dibelajarkan dengan strategi
kelompok kecil dan kelompok subjek yang dibelajarkan dengan kelompok
besar dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial sekolah dasar kelas V .
Hipotesis juga memiliki daya penjelas. Yang menjelaskan apa sebenarnya apa
yang menjadi sumber gejala. Misalnya, rendahnya prestasi belajar siswa tidak
di pengaruhi oleh jumlah populasi yang ada di suatu tempat. Penjelasan yang
tepat kiranya rendahnya prestasi belajar itu di pengaruhi oleh kurangnya
sarana belajar, dan sebagainya.
3. Dapat diuji
Artinya kemampuan hipotesis itu dapat di uji kebenarannya melalui
penyidikan empiris. Hipotesis yang dapat di uji bearti dapat di verivikasi,
artinya deduksi, kesimpulan, dan perkiraan dapat di tarik dari hipotesis
sehingga dapat di lakukan pengamatan yang akan mendukung atau tidak
mendukung hipotesis tersebut. Secara operasional rumusan hipotesis sebagai
berikut:
a. Hasil belajar konsep antara peserta didik yang di belajarkan dengan strategi
pengajaran melalui contoh dan non contoh lebih tinggi jika di bandingkan
dengan peserta didik yang di belajarkan melalui contoh saja.
b. Hasil belajar konsep antara peserta didik yang di belajarkan dengan strategi
pengajaran melalui contoh dan non contoh lebih tinggi jika di bandingkan
dengan peserta didik yang di belajarkan melalui buku teks.
c. Hasil belajar konsep antara peserta didik yang di belajarkan dengan strategi
pengajaran melalui contoh lebih tinggi jika di bandingkan dengan peserta
didik yang di belajarkan melalui buku teks.
4. Konsistensi
Hipotesis penelitian yang di rumuskan oleh peneliti biasanya tidak
bertentangan dengan hipotesis, teori, hukum-hukum yang sudah ada
sebelumnya dan sudah mapan. Memang bisa terjadi bahwa hipotesis yang di
rumuskan bertolak belakang dengan deduksi sebelumnya misal bumi kita ini
datar. Ini adalah hipotesis deduktif yang pada masa itu berlaku tetapi hipotesis
ini gugur ketika ada bukti baru yang membuktikan bahwa bumi kita bulat
telur. Hipotesis penelitian yang konsisten dengan pengetahuan sebelumnya,
misalnya tingkat kecerdasan sesorang berkaitan dengan prestasi belajar di
sekolah.
5. Dirumuskan dengan kalimat sederhana dan jelas
Tujuan rumusan yang sederhana dan ringkas agar mudah diuji dan mudah
melaporkannnya. Hipotesis itu terbukti benar, artinya di dukung oleh data
empiris. Hipotesis itu tidak benar bearti hipotesis tidak di dukung oleh data
empiris yang tepat. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang bersifat belum
selesai karena masih perlu pengujian yang lebih lanjut.
1.3 Macam-Macam Hipotesis
A. Hipotesis Induktif dan Deduktif.
menurut Tuckman, 1988 Hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu
a. Hipotesis Induktif
1. Hubungan ditentukan diantara variabel-variabel tertentu dan selanjutnya
sebuah penjelasan sementara (Tenatif) diberikan.
2. Memiliki keterbatasan ilmiah karena hasil-hasil yang diperoleh tidak
dapat digeneralisasikan ke dalam populasi yang lebih besar.
3. Penalaran induktif berangkat dari hal-hal yang khusus menuju kearah
generalisasi atau teori.
Observasi- Pola- Hipotesis- Teori
b. Hipotesis deduktif
1. Banyak memberikan sumbangan ilmiah terhadap penelitian pendidikan
karena hipotesis memberikan bukti-bukti untuk diterima atau ditolak.
2. Penalaran deduktif dilakukakan melalui tahapan berfikir dari hal yang
umum ke hal yang khusus
Teori- Hipotesis- Observasi- Konfirmasi
B. Hipotesis Deklaratif dan Nol
a. Hipotesis deklaratif
Hipotesis diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan atau deklaratif.
b. Hipotesis nol
Sebaliknya, meyatakan tidak ada hubungan atau perbedaan diatara dua
variable atau lebih. Hipotesis nol (Gall, gall dan borg, 2003). Hipotesis nol
biasanya tidak mencerminkan hal yang diharapkan terjadi oleh peneliti.
Hipotesisi nol ini diperoleh berdasarkan hasil uji statistik.

C. Hipotesis direksional dan nondireksional


a. Hipotesis direksional
Menyatakan arah atau kecendrungan suatu hubungan atau perbedaan dua
variable biasanya dinyatakan dengan lebih tinggi, lebih baik, lebih besar dan
sebagainya. Hipotesis direksional di sebut juga hipotesis alternatif
b. Hipotesis non direksional
Menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara dua variable. Misalnya
ada hubungan antara, ada perbedaan.
D. Hipotesis Alternatif atau kerja dan Hipotesis Nol
a. Hipotesis Alternative
Dinyatakan dengan ungkapan yang menyatakan adanya hubungan perbedaan
dua variabel. Hipotesis ini diformulasikan dengan H1. Biasanya dengan
ungkapan ada hubungan atau ada perbedaan.
b. Hipotesis Nol
Menyatakan adanya pernyataan yang bersifat menyangkal dari apa yang terjadi
hipotesisi ini diformulasikan dengan H0. Biasanya di misalkan tidak ada
hubungan atau tidak ada peredaan.
1.4 Cara Merumuskan Hipotesis
Rumusan hipotesis penelitian dapat berdasarkan arah atau kecenderungannya
dapat kita klasifikasikan menjadi dua yaitu :
1) Hipotesis terarah (directional hypothesis)
2) Hipotesis tak berarah (non directional hypothesis).

Pada umumnya, peneliti bekerja dengan dua hipotesis yang secara eksplisit
rumusan itu menyatan arah kecenderungan atau perbedaan khusus yang
diharapkan terjadi. Kedua hipotesis itu yaitu
1. Hipotesis kerja atau hiotesis alternatif
2. Hipotesis nol atau hipotesis statistik

B. KERANGKA BERFIKIR
Uma Sekaran dalam bukunya business research 1992 dalam (sugiyono,2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di idetifikasi sebagai
masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan di teliti. Jadi secara teoritis perlu di jelaskan hubungan antar variabel
independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening
perlu di jelaskan mengapa variabel tersebut di ikutkan dalam penelitian. Pertautan antar
variabel di rumuskan dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap
penyusunan paradigma penelitian harus di dasarkan pada kerangka berfikir (sugiono,
2010:60).
Kerangka berpikir pada umumnya hanya diperuntukan pada penelitian kuantitatif.
Kerangka berfikir menerangkan tentang:
1. Mengapa penelitian dilakukan
2. Bagaimana proses penelitian
3. Apa yang akan diperoleh dari penelitian
4. Untuk apa hasil penelitian diperoleh.

Penyusunan kerangka berfikir menurut Sugiyono ( 2011: 62)

1. Menetapkan variabel yang diteliti


2. Membaca buku dan hasil penelitian
3. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
5. Analisis komperatif terhadap teori dan hasil penelitian
6. Sintesa kesimpulan
7. Kerangka berfikir
8. Hipotesis

KESIMPULAN
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian merupakan
jawaban yang paling mungkin diberikan dan memiliki tingkat kebenaran lebih tinggi daripada
opini. hipotesis yang baik memiliki dua kriteria, yaitu :
1. Hipotesis adalah penyataan tentang hubungan atau relasi antara variabel-variabel.
2. Hipotesis mengandung implikasi-implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan
hubungan yang dinyatakan.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel
yang akan di teliti. Jadi secara teoritis perlu di jelaskan hubungan antar variabel independen
dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening.

DAFTAR PUSTAKA
Setyosari, Punaji. 2010. Metodologi Penelitian Pndidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Predana Media Group.

Anda mungkin juga menyukai