Anda di halaman 1dari 22

Hipotesis: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan

Contohnya
By Merry GonieswaraPosted on 9 March 2018
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesa adalah sebuah sebutan keilmuan yang dipakai dalam bentuk aktivitas keilmuan
yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, dengan cara sadar, cermat, dan terarah. Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesa ini kerap juga disebut dengan hipotesis, tidak terdapat
perbedaan definisi di dalamnya.

Pengertian hipotesis ialah tanggapan sementara terhadap kesimpulan permasalahan penelitian.


Dikatakan sementara sebab tanggapan yang diberikan terkini didasarkan pada aturan dan belum
menggunakan bukti. Oleh sebab itu, setiap penelitian yang dilakukan mempunyai suatu hipotesis atau
tanggapan sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis itu akan dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk menyatakan apakah anggapan itu benar adanya ataupun tidak benar.

Daftar Isi [hide]


 1 Fungsi hipotesis
 2 Jenis-Jenis Hipotesis
 3 Contoh Hipotesis
 4 Share this:
 5 Related posts:

Fungsi hipotesis
Fungsi pokok hipotesis di dalam penelitian, yakni:

1. Untuk menguji bukti teori,


2. Mendorong timbulnya teori,
3. Menerangkan kejadian sosial,
4. Sebagai prinsip untuk memfokuskan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan diperoleh.
6. Memberikan gagasan terkini untuk mengembangkan suatu teori dan
7. Memperluas wawasan peneliti tentang suatu indikasi yang sedang dipelajari
8. Memberikan arah pada penelitian
Jenis-Jenis Hipotesis
1. Hipotesis nol (Ho)
Hipotesis nol (H0) ialah hipotesis yang menerangkan tidak adanya hubungan antara variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y). artinya, dalam kesimpulan hipotesis, yang dicoba ialah
ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Ex: “tidak terdapat hubungan antara warna baju
dengan kecerdasan mahasiswa”.

2. Hipotesis kerja (H1)


Hipotesis kerja (H1) ialah hipotesis yang menerangkan adanya hubungan antara variabel independen
(X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. perolehan perhitungan H1 tersebut, akan dipakai sebagai
dasar penyelidikan informasi penelitian.

1. hipotesis dilihat dari jenis rumusannya

Dibagi menjadi dua komponen yakni (1) hipotesis nihil yang biasa disingkat dengan Ho (2) hipotesis
alternatif umumnya dikenal hipotesis kerja atau disingkat Ha.
Hipotesis nihil (Ho) yakni hipotesis yang menerangkan tidak terdapat hubungannya atau akibat antara
variabel dengan variabel lain. Contoh: tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang
berumur dengan hasil berlatih anak didik SD.
Hipotesis pengganti (Ha) ialah hipotesis yang menerangkan adanya hubungan atau akibat antara
variabel dengan variabel lain. Contoh: terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang berumur
dengan hasil berlatih anak didik SD.
Hipotesis pengganti terdapat dua jenis, yakni directional Hypotheses dan non directional Hypotheses
(Fraenkel and Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989: 57).
Hipotesis terarah ialah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah mengartikan
dengan jelas yang Menerangkan kalau variabel independen benar sudah diprediksi berakibat
terhadap variabel dependen. semisal: anak didik yang diajar dengan cara inkuiri lebih tinggi hasil
belajarnya, ketimbang dengan anak didik yang diajar dengan memakai cara tumpah opini.
Hipotesis tidak terarah ialah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti kelihatan belum
jelas kalau variabel independen berakibat terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:
42) menerangkan kalau hipotesis tidak terarah itu melukiskan kalau peneliti tidak menyusun antisipasi
dengan cara spesifik berhubungan arah perolehan penelitian yang akan dijalani.
Contoh: terdapat perbedaan akibat pemakaian cara membimbing inkuiri dan tumpah opini terhadap
hasil berlatih anak didik.

2. hipotesis dilihat dari karakter variabel yang akan dicoba.


Dilihat dari karakter yang akan dicoba, hipotesis penelitian bisa dibedakan menjadi dua jenis, yakni
(1) hipotesis berhubungan hubungan dan (2) hipotesis mengenai perbedaan.
Hipotesis mengenai hubungan yakni hipotesis yang menerangkan mengenai saling hubungan antara
dua variabel atau lebih, merujuk ke penelitian korelasional.
Hubungan antara variabel tersebut bisa dibedakan menjadi tiga, yakni: (a) hubungan yang
karakternya sekelas tidak timbal balik, (b) hubungan yang karakternya sekelas timbal balik, (c)
hubungan yang menunjuk pada sebab akibat namun timbal balik.
a) Hubungan yang karakternya sekelas tidak timbal balik, contohnya: hubungan antara kemampuan
fisika dengan kimia.
nilai fisika memiliki hubungan sekelas dengan nilai kimia, tetapi tidak adalah sebab akibat dan timbal
balik. nilai fisika yang tinggi tidak membuat nilai kimia yang tinggi, dan kebalikannya. Keduanya ada
hubungan mungkin diakibatkan karena aspek lain, bisa jadi rutinitas berasumsi logik (tentang ke IPA-
an) sehingga membuat adanya hubungan antara keduanya.
b) Hubungan yang karakternya sekelas timbal balik. contohnya: hubungan antara tingkat kekayaan
dengan kelancaran berusaha. kian tinggi tingkat kekayaan, kian tinggi tingkat kelancaran usahanya,
dan sebaliknya.
c) Hubungan yang menunjuk pada sebab-akibat, tapi tidak timbal balik. ilustrasinya hubungan antara
durasi PBM, dengan kebosanan anak didik. kian lamban durasi PBM aktif, anak didik kian bosan
terhadap pelajaran yang disampaikan.
Sedangkan hipotesis mengenai perbedaan, yakni hipotesis yang menerangkan perbedaan dalam
variabel tertentu pada golongan yang berbeda. hipotesis mengenai perbedaan ini melandasi
bermacam penelitian komparatif dan pengujian.
Contoh (1): terdapat perbedaan pretasi berlatih anak didik SMA antara yang diajar dengan cara orasi
+ pertanyaan jawab (CT) dan cara dialog (penelitian pemeriksaan).
Contoh (2): terdapat perbedaan prestasi berlatih anak didik SMA antara yang terletak di kota dan di
dukuh (penelitian komparatif).

BACA INFO LAIN Pendekatan Psikologi Sastra

3. tipe hipotesis yang dilihat dari besarnya atau cakupan variabel yang dicoba.
Ditinjau dari besarnya dan lingkupnya, hipotesis bisa dibedakan menjadi hipotesis mayor dan
hipotesis inferior. Hipotesis utama ialah hipotesis yang meliputi hubungan semua variabel dan semua
objek penelitian, sebaliknya hipotesis minor ialah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-
sub dari hipotesis mayor (uraian dari hipotesis mayor).
Contoh: hipotesis mayor
“Ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi (KSE) orang berumur dengan prestasi berlatih anak
didik SMP”.
Contoh: hipotesis inferior.
1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang berumur dengan hasil belajar anak didik SMP.
2. Terdapat hubungan antara penghasilan orang tua dengan hasil belajar anak didik SMP.
3. Terdapat hubungan antara kekayaan orang tua dengan hasil belajar anak didik SMP.

Contoh Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa ialah jawaban sementara yang masih praduga untuk suatu masalah. Dalam
hal ini untuk membuktikan keberaran hipotesa, maka perlu dilakukan sebuah penelitian lebih lanjut.
Dalam membuat hipotesa yang baik diperlukan beberapa rumusan kriteria yang diantaranya berupa:
ü Pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian
ü Penyataan yang dirumuskan dengan tujuan unutk diuji secara empiris.
ü Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang kuat dibandingkan dengan
hipotesa rivalnya.
Dalam membuat hipotesa, juga diperlukan format yang baik, diantaranya adalah tentang pernyataan
“jika-maka”, hipotesis nol dan alternatif, serta hipotesa directional dan non directional.

Contoh Hipotesis Penelitian


Dari ketiga format hipotesa yang baik dan terdiri dari 3 bagian penting diatas, maka akan didapatkan
contoh hipotesa penelitian sebagai berikut:

1. Pernyataan “Jika-Maka”
Contoh:
ü Jika pegawai mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih rendah, maka mereka akan
memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi.

2. Hipotesis Non dan Alternatif


Contoh:
ü H0 = Tidak ada pengaruh signifikan kenaikan gaji terhadap kinerja pegawai
ü Ha = Ada pengaruh signifikan kenaikan gaji terhadap kinerja pegawai

3. Hipotesa Directional dan Nondirectional


Contoh:
ü Ada hubungan langsung variabel gaya kepemimpinan dengan ketidakpastian lingkungan bisnis
Definisi Umum Hipotesis
Pengertian hipotesis atau kata lainnya adalah hipotesa ialah jawaban

sementara mengenai masalah yang masih mempunyai sifat praduga

karena masalah tersebut masih harus dibuktikan benar atau tidaknya.

Selain itu, adanya hipotesis penelitian, peneliti dapat mengatakan

sekaligus membuktikan apakah suatu teori yang sudah pernah ada dapat

diterima atau tidak pada saat kondisi saat ini.

apa itu hipotesis dalam sebuah penelitian? (PopOptiq)


Misalnya teori yang menyatakan bahwa ketika seseorang memiliki

pendapatan tinggi, maka tingkat konsumsinya pun juga tinggi, teori

tersebut dapat diterima jika peneliti dapat menemukan hasil yang


mendukung dan hasil yang signifikan terhadap teori. Disini peneliti juga

dapat menentukan apak teori sebelumnya tersebut masih relevan jika di

terapkan pada kondisi yag seperti ini.

Baca Juga: pengertian otot trisep dan bisep

Secara umunnya pengertian atau definisi hipotesis yang lebih ringkasnya

adalah sebuah asumsi yang disertai dengan kesimpulan sementara dari

peneliti. Definisi tersebut lebih sering digunakan dalam pembelajaran pada

materi perkuliahan metode penelitian untuk memberikan gambaran tentang

apa maksud dari hipotesis yang sebenarnya.

Definisi Hipotesis Menurut Ahli


Perlu diketahui bahwa ciri utama dari hipotesis yaitu adanya

perbandingkan antara dua variabel atau lebih. Jadi bisa dikatan bahwa

hipotesis tidak bisa terjadi tanpa adanya variabel pendukung dalam

penelitiannya.

Jika Anda belum mengetahui apa itu variabel, Variabel disini diartikan

sebagai sebagai suatu bagian yang memiliki keterkaitan dengan masalah

yang akan diteliti. Agar lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih jelas

tentang pengertian hipotesis menurut para ahli:

1. Kerlinger
Menurut Kerlinger, Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang berupa

asumsi atau dugaan sementara yang berkaitan dengan hubungan antara

dua variabel atau lebih.


Baca Juga: pengertian tumbuhan monokotil dan dikotil

2. Mundilarso
Menurut Mundilarso, pengertian Hipotesis adalah suatu bentuk pernyataan

yang sifatnya masih sangat lemah, sehingga perlu dilakukan pengujian lagi

untuk membuktikannya lagi dengan teknik atau analisis tertentu.

3. Nasution
Dr. S. Nasution menyatakan bahwa hipotesis adalah dugaan atau asumsi

tentang sesuatu yang sedang diteliti atau diamati dengan tujuan untuk

mengetahui kebenarannya.

4. Suharsimi
Menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap suatu permasalahan yang muncul dalam suatu penelitian hingga

mencari bukti-bukti melalui pengumpulan data-datanya.

5. Sugiyono
Menurut Sugiyono, Hipotesis disini gunakan membuat jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalahnya

disusun dalam bentuk pertanyaan.


Definisi Hipotesis Berdasar Etimologi

Hipotesis penting saat membuat sebuah tesis (Study.com)


Hipotesis berasal dari negara yunani yaitu berasal dari kata hypo yang

berarti di bawah dan juga thesis yang berarti pendirian. Hipotesis dalam

bahasa yunani berarti pedapat yang ditegakkan ataupun yang mempunyai

kepastian.

Baca Juga: pengertian lingkungan hidup

Artinya hipotesis tersebut adalah sebuah pengertian ilmiah yang digunakan

untuk kegiatan ilmiah yang mengikuti cara cara berfikir pada biasanya,

teliti, secara sadar dan juga terarah. Di dalam penggunaan keseharian

kita, hipotesis juga sering disebut sebagai hipotesa, tidak mempunyai

perbedaan makna yang ada didalamnya.


Ketika kita berfikir untuk kehidupan sehari hari, seseorang sering

menyebut sebuah hipotesis sebagai sebuah anggapan, dugaan, perkiraan

dan lain sebagainya.

Hipotesis mempunyai pengertian lain yaitu sebuah pernyataan ataupun

proposisi yang menyatakan bahwa antara beberapa fakta terdapat

hubungan tertentu. Proposisi atau pernyataan tersebut akan membentuk

proses yang bisa membentuk sebuah hipotesis dalam penelitiannya. Salah

satu contohnya adalah penelitian sosial.

Perbedaan Hipotesis dengan Teori


Hipotesis ilmiah ialah hipotesis yang mencoba menyampaikan jawaban

sementara dari masalah yang akan ditelitinya. Hipotesis menjadi benar dan

teruji apabila semua tanda yang muncil tidak bertentangan dengan

hipotesis tersebut.

Dalam upaya untuk pembuktian hipotesis, peneliti bisa saja sengaja untuk

menimbulkan ataupun menciptakan sebuah gejala. Kesengajaan tersebut

dinamakan eksperimen ataupun percobaan.Hipotesis yang telah diuji dan

teruji benar atau tidaknya dinamakan teori.

Baca Juga: pengertian sel

Contoh Hipotesa
Contoh adanya hipotesis yaitu, apabila kita melihat awan yang hitam dan

menjadi sangat pekat, maka orang bisa saja menduga berdasarkan


pengalaman bahwa awan yang hitam dan pekat akan turun hujan sebentar

lagi.

Apabila dugaan tersebut dalam waktu yang dekat terjadi, maka dugaan

tersebut terbukti kebenarannya. Secara ilmiahnya, dugaan tersebut

dinamakan hipotesis. Namun bila hujan tidak turun, maka hipotesis

tersebut dinyakan salah.

Proses Pembentukan Hipotesis


Dalam proses pembentukan hipotesis, terdapat sebuah proses

penalarannya, yang dapat melalui tahapan tertentu. Hal tersebut bisa

terjadi di dalam proses pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan

prosedur yang sadar, terarah dan juga teliti. Sehingga bisa dikatakan

bahwa hipotesis merupakan salah satu tipe proposisi yang dapat langsung

di uji.
Fungsi Utama Hipotesis dalam Kajian
Ilmiah

fungsi dan tujuan hipotesis (imperial.ac.uk)


Kegunaan hipotesis dalam penelitian ataupun karya ilmiah terutama dalam

penelitian kuantitatif mempunyai alasan utama yang mendukung

pandangan tersebut antara lain adalah hipotesis bisa dikatakan untuk

piranti kerja teoru.

Hipotesis tersebut dapat dilihat dari teori teori yang digunakan untuk

menjelaskan permasalahan permasalahan yang akan diteliti. Contohnya

adalah sebab akibat dari suatu konflik dapat dijelaskan dengan teori

mengenai konflik.
Hipotesis bisa diuji dan juga menunjukkan kemungkinan benar atau salah

ataupun bisa di klasifikasikan. Hipotesis ialah alat yang mempunyai daya

besar yang berguna untuk memajukan pengetahuan sebab membuat

ilmuan bisa keluar dari pemikiran dirinya sendiri.

Hipotesis dalam penelitian bisa digunakan sebagai dasar masalah maupun

tujuan penelitiannya. Dalam sebuah masalah ataupun tujuan penelitiannya

bisa nampak apakah penelitian tersebut menggunakan sebuah hipotesis

ataupun tidak.

Baca Juga: pengertian jaringan makhluk hidup

Contohnya adalah penelitian tentang eksploras yang tujuannya adalah

untuk mengumpulkan dan menggali sebanyak banyaknya data ataupun

informasi yang tidak menggunakan hipotesis. Hal tersebut persis dengan

penelitian deskriptif.

Bisa berpendapat dengan tidak menggunakan hipotesis karena hanya

membuat atau mengukur secara teliti mengenai fenomena yang ditelitinya.

Tetapi ada yang beranggapan penelitian deskriptif bisa menggunakan

hipotesis. Sedangkan untuk penelitian penjelasan yang mempunyai tujuan

untuk menjelaskan hubungan antar variabel ialah harus menggunakan

hipotesis.

Menurut ahli ada beberapa fungsi hipotesis, yaitu:


1. Menurut Ary Donald, dalam penelitiannya tahun 2000 menyatakan

bahwa fungsi dari hipotesis yaitu memberikan penjelasan dan

gambaran tentang gejala-gejala yang terjadi sehingga akan

menghasilkan asumsi atau dugaan semantara. Selain itu hipotesis juga

berfungsi memberi arah pada suatu penelitian.

2. Menurut Prof. Dr. S. Nasution (2000)mengatakan bahwa hipotesis

berfungsi untuk menguji kebenaran teori-teori yang sudah pernah ada.

Selain itu Dr. S. Nasution juga mengatakan bahwaa fungsi hipotesis bisa

memberikan gagasan baru yang bisa digunakan ntuk mengembangkan

suatu teori.

Jenis-Jenis Hipotesis

macam macam hipotesis (mathematica-mpr.com)


Ada dua jenis hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu

sebagai berikut:
1. Hipotesis Deskriptif
Jenis hipotesis ini bersifat implisist atau cenderung tersembunyi. Karena

ciri utama deksriptif maka tidak salah jika ciri utama jenis hipotesis ini yaitu

bersifat atau bertujuan untuk memberikan gambaran sebenarnya

mengenai sampel penelitian.

2. Hipotesis relasional
Berbeda dengan hipotesis deskriptif yang memiliki sifat implisit atau

cenderung tersembunyi, jenis hipotesis ini lebih bersifat ekplesit atau

terbuka dimana hipotesis ini yang menunjukkan hubungan antara dua

variabel atau lebih.

Tahap-Tahap Penyusunan Hipotesis


Perlu Anda ketahui bahwa dalam penentuan hipotesis perlu dilakukan

beberapa tahapan agar dalam penyusunannya lebih memudah peneliti.

Secara umum tahap-tahap penyusunan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Masalah
Hal utama yag perlu dilakukan sebelum menyusun suatu hipotesis yaitu

terlebih dahulu memntukan masalah apa yang ingin dilakukan. Biasanya

permasalah tersebut masih belum begitu jelas atau tidak dapat diterangkan

oleh hukum atau teori tertentu. Penentuan masalah ini biasanya dilakukan

karena bersifar urgent atau sangat penting untuk diteliti.

2. Menentukan Hipotesis Awal


Hipotesis awal disini merupakan suatu dugaan atau asumsi terhadap suatu

masalah yang terjadi. Perlu Anda ketahui bahwa dalam penyusunan

hipotesis awal ini dianggap penting karena tanpa adanya tahap ini

pengamatan tidak akan terarah karena fakta-fakta yang ditemukan dirasa

masih belum cukup untuk mendukung hasilnya. Sehingga hal tersebut

akan mengganggu jalannya penelitian.

Baca Juga: pengertian lingkungan

3. Mengumpulkan fakta-fakta yang bersifat relevan


Tahap ketiga dalam penyusunan hipotesis adalah pengumpulan fakta.

Dalam suatu penelitian ilmiah pengumpulan fakta menjadi hal yang sangat

penting. Oleh karena itu perlu dilakukan pengumpulan fakta-fakta yang

relevan sesuai dengan lapangan yang jumlah yang tidak terbatas. Peneliti

bebas mencari fakta yang sebanyak mungkin untuk mencari kebenaran

penelitiannya.

4. Formulasi hipotesis
Setelah dilakukan pengumpulan fakta, tahap selanjutnya adalah

membandingkan fakta-fakta yang ada yang kemudian mencari yang benar-

benar relevan dengan penelitiannya.

5. Pengujian Hipotesis
Pengujian di sini maksudnya mencocokkan hipotesa-hipotesa yang sudah

disesuaikan dengan keadaan yang dapat diamati atau sering didengar

dengan istilah verifikasi atau pembenaran. Setelah dilakukan pengujian


maka akan ditemukan apakah hipotesis awal tersebut dapat terbukti sesuai

atau cocok dengan fakta.

Namun jika fakta-fakta yang ditemukan di lapangan tidak sesuai dengan

hipotesa nya maka hasil penelitian bisa disebut falsifikasi. Sedangkan

untuk hipotesa yang tidak terbantahkan lagi oleh dfakta disebut dengan

koroborasi. Perlu diketahui bahwa hipotesa yang sering mendapatkan hasil

konfirmasi atau kolaborasi maka dapat disebut sebagai teori.

6. Penerapan
Penerapan ini merupakan tahapan terakhir karena pada tahap ini hasil

hipotesis sudah dapat diketahui.

Originally posted 2018-06-22 09:20:21.

contoh hipotesis penelitian,


pengertian,Bentuk, Konsep
By Posted on

contoh hipotesis penelitian, pengertian,Bentuk, Konsep – Setelah peneliti mengadakan penelaahan


yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah
berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang pada
tingkat tertentu dipercaya sebagai sesuatu yang benar, bertitik tolak pada pertanyaan yang disusun
dalam bentuk masalah penelitian. Untuk menjawab pertanyaan itu, disusun suatu jawaban sementara
yang kemudian dibuktikan melalui penelitian empiris, tetapi pernyataan itu masih bersifat dugaaan
dan pada tahap ini kita mengumpulkan data untuk menguji hipotesis kita. Oleh karena itu, sebelum
mencari jawaban secara faktual, terlebih dahulu kita mencoba menjawab secara teoritis.Setelah
peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan
anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Terdapat tiga alasan utama mengenai pentingnya dirumuskan hipotesis, diantaranya:

1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari
konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.

2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.

3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat
ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan
benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.

Table of Contents

Bentuk-Bentuk Hipotesis
Dalam membuat hipotesisi tentu kita akan menyesuaikan dengan rumusan masalah yang telah
dibuat.
Jika dilihat dari tingkat explansinya maka rumusan masalah dapat dinagi menjadi tiga yaitu rumusan
masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif, dan rumusan masalah asosiatif.

Hal tersebut membuat hipotesisi memiliki tiga jenis, ketiga jenis dari hipotesis penelitian ini yaitu;
hipotesis deskripsti, hipotesis komparatif dan hipotesis asosiatif.

 Hipotesis Deskripstif adalah jawaban sementara untuk rumusan masalah deskriptif

 Hipotesis Komparatif adalah jawaban sementara untuk rumusan masalah komparatif

 Hipotesis asositif adalah jawaban sementara untuk hipotesis asosiatif.

Konsep Hipotesis
Awalnya, istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “hupo” artinya
sementara dan “thesis” berarti pernyataan atau teori. Karena hipotesis adalah pernyataansementara
yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Menurut Kerlinger (Riduan,
2010:35) hipotesis ditafsirkan sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
Sedangkan Sudjana (Riduan, 2010:35) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai
suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya.
Dari definisi ahli di atas dapat dsimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara
yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah.
Hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab
permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan fakta dan dukungan data yang nyata di lapangan. Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan
dengan kalimat positif.
Secara statistik, hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (Parameter)
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dengan
demikian dalam perhitungan statistik yang diuji adalah hipotesis nol (H0). Jadi, hipotesis nol adalah
pernyataan tidak ada hubungan, pengaruh atau perbedaan antara parameter dengan statistik dan
lawannya adalah Ha yang menyatakan adanya hubungan, pengaruh atau perbedaan antara
parameter dengan statistik. Hipotesis nol (H0) dinyatakan dengan kalimat negatif (Riduan, 2010:36).
Setiap penelitian tidah harus dirumuskan masalahnya. Agar rumusan masalah dapat terjawan dan
hipotesis dapat teruji, keduanya harus dirumuskan dengan menggunakan kalimat yang jelas, tidak
menimbulkan banyak penafsiran dan spesifik supaya dapat diukur. Masalah penelitian dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya, sedang hipotesis dalam bentuk kalimat pernyataan.

PENGERTIAN HIPOTESIS
Ketika sedang melihat sebuah drama ataupun reality show di televisi, pernahkah Anda menduga-
duga apa yang akan terjadi pada tokoh utama di akhir cerita? Jika pernah, apa dasar yang Anda
gunakan untuk membuat dugaan tersebut?

Dalam kehidupan ini ada banyak hal yang membuat kita sering menduga-duga tentang apa yang
akan terjadi selanjutnya. Seringkali dugaan-dugaan tersebut muncul karena adanya pengalaman
akan hal yang sama atau setidaknya mirip dengan kejadian yang tengah kita hadapi. Dalam ranah
penelitian, dugaan-dugaan juga seringkali muncul. Dugaan ini lebih sering disebut dengan istilah
hipotesis.

Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan secara
sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di
bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara
bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa
memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan
kebenarannya.

Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja menciptakan
suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah teruji
kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.

Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti, yakni hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada menguji apakah
hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika apa yang ada dalam
hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara
itu, pengujian hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau
tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.

MACAM HIPOTESIS
Terdapat tiga macam hipotesis dalam penelitian, yakni hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan
hipotesis asosiatif. Masing-masing dari hipotesis ini dapat digunakan sesuai dengan bentuk variabel
penelitian yang digunakan. Apakah penelitian menggunakan variabel tunggal/ mandiri atau kah
variabel jamak? Jika yang digunakan adalah variabel jamak, apa yang ingin diketahui oleh peneliti
dalam rumusan masalah?

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskripsif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.
Contoh:

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah bakso di restoran Bakso Idola Malang mengandung boraks
atau tidak.

Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah bakso di restoran Bakso
Idola Malang mengandung boraks?

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yakni bakso di restoran Bakso
Idola Malang, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis deskriptif. Ada dua pilihan hipotesis
yang dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:

Ho : Bakso di restoran Bakso Idola Malang mengandung boraks

Atau

H1 : Bakso di restoran Bakso Idola Malang tidak mengandung boraks

2. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel penelitian.

Contoh:

Seorang peneliti hendak mengetahui bagaimana sikap loyal antara pendukung club sepakbola
Manchester United jika dibandingkan dengan sikap loyal pendukung club sepakbola Chelsea. Apakah
pendukung memiliki tingkat loyalitas yang sama ataukah berbeda.

Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah pendukung club sepakbola
Manchester United dan Chelsea memiliki tingkat loyalitas yang sama?

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Variabel pertama adalah
loyalitas club sepakbola Manchester United, sedangkan variabel kedua adalah loyalitas club
sepakbola Chelsea. Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal perbandingan antara dua
variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis komparatif. Ada dua pilihan hipotesis yang
dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:

Ho: Pendukung club Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang sama dengan pendukung club
Chelsea

Atau

H1: Pendukung club Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang tidak sama (berbeda) dengan
pendukung club Chelsea

3. Hipotesis Asosisatif

Hipotesis asosiatif dapat didefinisikan sebagai dugaan/jawaban sementara terhadap rumusan


masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel penelitian.

Contoh:

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya
remaja laki-laki dalam mengendarai motor.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah sinetron berjudul “Anak
Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor?

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Variabel pertama adalah
sinetron berjudul “Anak Jalanan”, sedangkan variabel kedua adalah gaya remaja laki-laki dalam
mengendarai motor. Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal hubungan antara dua
variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis asosiatif. Ada dua pilihan hipotesis yang
dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:

Ho: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor.

Atau

H1: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” tidak memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai
motor.

CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK


Setiap orang bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun hipotesis untuk hal-
hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang baik. Menurut
Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang baik, yaitu:

1.Harus menyatakan hubungan


2.Harus sesuai dengan fakta
3.Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya 4.ilmu pengetahuan
5.Harus dapat diuji
6.Harus sederhana
7.Harus bisa menerangkan fakta

Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum
alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah verifikasi dalam penelitian.

PERUMUSAN HIPOTESIS
Setelah mengetahui pengertian hipotesis, jenis-jenis hipotesis, dan ciri-ciri hipotesis yang baik,
sekarang saatnya kita belajar untuk membuat hipotesis. Untuk menghasilkan sebuah hipotesis,
tentunya kita harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Dengan langkah dan cara yang benar,
sebuah hipotesis yang baik akan memudahkan jalannya proses penelitian.

Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian biasanya diawali atas dasar terkaan atau
conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan, namun sebuah hipotesis tetap harus
dibuat berdasarkan paca sebuah acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.

Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya menurunkan sebuah
teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan sebagai
anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji
dengan menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.

Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula menggunakan
acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh
nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.

Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya :
1.Memperoleh dari sumber aslinya
2.Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari sumber yang asli.
3.Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract
reasoning (penalaran abstrak).

Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa sumber lain,
yakni:

1.Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk


2.Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
Analogi
3.Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman

CONTOH HIPOTESIS PENELITIAN


DENGAN ANAVA::

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:71) berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.
1. Model pembelajaran jigsaw lebih efektif daripada explicit instruction terhadap
prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun
ajaran 2010/2011.
2. Prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun
ajaran 2010/2011 yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik daripada
motivasi belajar sedang dan motivasi belajar sedang lebih baik daripada motivasi
belajar rendah.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan motivasi belajar
matematika siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun ajaran 2010/2011, baik
pada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang, maupun rendah
terhadap prestasi belajar.

DENGAN ANAVA::

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, peneliti menyatakan hipotesis penelitian dari
penelitian ini adalah:

1.
1. Prestasi belajar matematika siswa yang diberikan pembelajaran dengan model
pembelajaran NHT lebih baik dari pada siswa yang diberikan pembelajaran snowball
trowingpada siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Plaosan tahun
2011/2012.
2. Prestasi belajar matematika siswa yang keaktifannya tinggi lebih baik dari pada yang
keaktifannya sedang dan rendah, siswa yang keaktifannya sedang lebih baik dari
pada siswa yang keaktifannya rendah pada siswa kelas VIII semester genap di SMP
Negeri 1 Plaosan tahun 2011/2012.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran NHT dan model snowball throwing dengan
keaktifan siswa tinggi, sedang, maupun rendah terhadap prestasi belajar matematika
siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Plaosan tahun 2011/2012.

DENGAN UJI-T::

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian ini adalah:

“Prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran NHT lebih baik daripada
yang diajar dengan model pembelajaran STAD pada kelas VII SMP Negeri 13 Madiun”.
Related Posts:

 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

 Contoh Proposal Skripsi

 Pengertian & contoh rumusan masalah,jenis,fungsi…

Share









Related Posts:

 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah


 Contoh Proposal Skripsi
 Pengertian & contoh rumusan masalah,jenis,fungsi…
 pengertian filsafat dan Pengertian Pengetahuan ,…
 Contoh Outline Skripsi dan Pengertian
 Pengertian statistik Menurut para Ahli
 Proses dan Sejarah Terbentuknya Bumi, Tata Surya, Bulan
 Pengertian Seminar Ciri,Tujuan,Fungsi Seminar,Contoh
 Pengertian Sosiologi menurut para ahli
 Pengertian, Ciri, Jenis,Tujuan, Contoh, Workshop (lokakarya)

Meta

 Log in
 Entries RSS
 Comments RSS

Sumber https://www.jatikom.com/2018/11/contoh-hipotesis-penelitian.html#ixzz64MuKl0x6

Anda mungkin juga menyukai