Contohnya
By Merry GonieswaraPosted on 9 March 2018
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesa adalah sebuah sebutan keilmuan yang dipakai dalam bentuk aktivitas keilmuan
yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, dengan cara sadar, cermat, dan terarah. Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesa ini kerap juga disebut dengan hipotesis, tidak terdapat
perbedaan definisi di dalamnya.
Fungsi hipotesis
Fungsi pokok hipotesis di dalam penelitian, yakni:
Dibagi menjadi dua komponen yakni (1) hipotesis nihil yang biasa disingkat dengan Ho (2) hipotesis
alternatif umumnya dikenal hipotesis kerja atau disingkat Ha.
Hipotesis nihil (Ho) yakni hipotesis yang menerangkan tidak terdapat hubungannya atau akibat antara
variabel dengan variabel lain. Contoh: tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang
berumur dengan hasil berlatih anak didik SD.
Hipotesis pengganti (Ha) ialah hipotesis yang menerangkan adanya hubungan atau akibat antara
variabel dengan variabel lain. Contoh: terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang berumur
dengan hasil berlatih anak didik SD.
Hipotesis pengganti terdapat dua jenis, yakni directional Hypotheses dan non directional Hypotheses
(Fraenkel and Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989: 57).
Hipotesis terarah ialah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah mengartikan
dengan jelas yang Menerangkan kalau variabel independen benar sudah diprediksi berakibat
terhadap variabel dependen. semisal: anak didik yang diajar dengan cara inkuiri lebih tinggi hasil
belajarnya, ketimbang dengan anak didik yang diajar dengan memakai cara tumpah opini.
Hipotesis tidak terarah ialah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti kelihatan belum
jelas kalau variabel independen berakibat terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:
42) menerangkan kalau hipotesis tidak terarah itu melukiskan kalau peneliti tidak menyusun antisipasi
dengan cara spesifik berhubungan arah perolehan penelitian yang akan dijalani.
Contoh: terdapat perbedaan akibat pemakaian cara membimbing inkuiri dan tumpah opini terhadap
hasil berlatih anak didik.
3. tipe hipotesis yang dilihat dari besarnya atau cakupan variabel yang dicoba.
Ditinjau dari besarnya dan lingkupnya, hipotesis bisa dibedakan menjadi hipotesis mayor dan
hipotesis inferior. Hipotesis utama ialah hipotesis yang meliputi hubungan semua variabel dan semua
objek penelitian, sebaliknya hipotesis minor ialah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-
sub dari hipotesis mayor (uraian dari hipotesis mayor).
Contoh: hipotesis mayor
“Ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi (KSE) orang berumur dengan prestasi berlatih anak
didik SMP”.
Contoh: hipotesis inferior.
1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang berumur dengan hasil belajar anak didik SMP.
2. Terdapat hubungan antara penghasilan orang tua dengan hasil belajar anak didik SMP.
3. Terdapat hubungan antara kekayaan orang tua dengan hasil belajar anak didik SMP.
Contoh Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa ialah jawaban sementara yang masih praduga untuk suatu masalah. Dalam
hal ini untuk membuktikan keberaran hipotesa, maka perlu dilakukan sebuah penelitian lebih lanjut.
Dalam membuat hipotesa yang baik diperlukan beberapa rumusan kriteria yang diantaranya berupa:
ü Pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian
ü Penyataan yang dirumuskan dengan tujuan unutk diuji secara empiris.
ü Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang kuat dibandingkan dengan
hipotesa rivalnya.
Dalam membuat hipotesa, juga diperlukan format yang baik, diantaranya adalah tentang pernyataan
“jika-maka”, hipotesis nol dan alternatif, serta hipotesa directional dan non directional.
1. Pernyataan “Jika-Maka”
Contoh:
ü Jika pegawai mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih rendah, maka mereka akan
memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi.
sekaligus membuktikan apakah suatu teori yang sudah pernah ada dapat
perbandingkan antara dua variabel atau lebih. Jadi bisa dikatan bahwa
penelitiannya.
Jika Anda belum mengetahui apa itu variabel, Variabel disini diartikan
yang akan diteliti. Agar lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih jelas
1. Kerlinger
Menurut Kerlinger, Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang berupa
2. Mundilarso
Menurut Mundilarso, pengertian Hipotesis adalah suatu bentuk pernyataan
yang sifatnya masih sangat lemah, sehingga perlu dilakukan pengujian lagi
3. Nasution
Dr. S. Nasution menyatakan bahwa hipotesis adalah dugaan atau asumsi
tentang sesuatu yang sedang diteliti atau diamati dengan tujuan untuk
mengetahui kebenarannya.
4. Suharsimi
Menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis merupakan jawaban sementara
5. Sugiyono
Menurut Sugiyono, Hipotesis disini gunakan membuat jawaban sementara
berarti di bawah dan juga thesis yang berarti pendirian. Hipotesis dalam
kepastian.
untuk kegiatan ilmiah yang mengikuti cara cara berfikir pada biasanya,
sementara dari masalah yang akan ditelitinya. Hipotesis menjadi benar dan
hipotesis tersebut.
Dalam upaya untuk pembuktian hipotesis, peneliti bisa saja sengaja untuk
Contoh Hipotesa
Contoh adanya hipotesis yaitu, apabila kita melihat awan yang hitam dan
lagi.
Apabila dugaan tersebut dalam waktu yang dekat terjadi, maka dugaan
prosedur yang sadar, terarah dan juga teliti. Sehingga bisa dikatakan
bahwa hipotesis merupakan salah satu tipe proposisi yang dapat langsung
di uji.
Fungsi Utama Hipotesis dalam Kajian
Ilmiah
Hipotesis tersebut dapat dilihat dari teori teori yang digunakan untuk
adalah sebab akibat dari suatu konflik dapat dijelaskan dengan teori
mengenai konflik.
Hipotesis bisa diuji dan juga menunjukkan kemungkinan benar atau salah
ataupun tidak.
penelitian deskriptif.
hipotesis.
Selain itu Dr. S. Nasution juga mengatakan bahwaa fungsi hipotesis bisa
suatu teori.
Jenis-Jenis Hipotesis
sebagai berikut:
1. Hipotesis Deskriptif
Jenis hipotesis ini bersifat implisist atau cenderung tersembunyi. Karena
ciri utama deksriptif maka tidak salah jika ciri utama jenis hipotesis ini yaitu
2. Hipotesis relasional
Berbeda dengan hipotesis deskriptif yang memiliki sifat implisit atau
1. Menentukan Masalah
Hal utama yag perlu dilakukan sebelum menyusun suatu hipotesis yaitu
permasalah tersebut masih belum begitu jelas atau tidak dapat diterangkan
oleh hukum atau teori tertentu. Penentuan masalah ini biasanya dilakukan
hipotesis awal ini dianggap penting karena tanpa adanya tahap ini
Dalam suatu penelitian ilmiah pengumpulan fakta menjadi hal yang sangat
relevan sesuai dengan lapangan yang jumlah yang tidak terbatas. Peneliti
penelitiannya.
4. Formulasi hipotesis
Setelah dilakukan pengumpulan fakta, tahap selanjutnya adalah
5. Pengujian Hipotesis
Pengujian di sini maksudnya mencocokkan hipotesa-hipotesa yang sudah
untuk hipotesa yang tidak terbantahkan lagi oleh dfakta disebut dengan
6. Penerapan
Penerapan ini merupakan tahapan terakhir karena pada tahap ini hasil
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari
konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat
ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan
benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
Table of Contents
Bentuk-Bentuk Hipotesis
Dalam membuat hipotesisi tentu kita akan menyesuaikan dengan rumusan masalah yang telah
dibuat.
Jika dilihat dari tingkat explansinya maka rumusan masalah dapat dinagi menjadi tiga yaitu rumusan
masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif, dan rumusan masalah asosiatif.
Hal tersebut membuat hipotesisi memiliki tiga jenis, ketiga jenis dari hipotesis penelitian ini yaitu;
hipotesis deskripsti, hipotesis komparatif dan hipotesis asosiatif.
Konsep Hipotesis
Awalnya, istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “hupo” artinya
sementara dan “thesis” berarti pernyataan atau teori. Karena hipotesis adalah pernyataansementara
yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Menurut Kerlinger (Riduan,
2010:35) hipotesis ditafsirkan sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
Sedangkan Sudjana (Riduan, 2010:35) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai
suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya.
Dari definisi ahli di atas dapat dsimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara
yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah.
Hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab
permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan fakta dan dukungan data yang nyata di lapangan. Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan
dengan kalimat positif.
Secara statistik, hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (Parameter)
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dengan
demikian dalam perhitungan statistik yang diuji adalah hipotesis nol (H0). Jadi, hipotesis nol adalah
pernyataan tidak ada hubungan, pengaruh atau perbedaan antara parameter dengan statistik dan
lawannya adalah Ha yang menyatakan adanya hubungan, pengaruh atau perbedaan antara
parameter dengan statistik. Hipotesis nol (H0) dinyatakan dengan kalimat negatif (Riduan, 2010:36).
Setiap penelitian tidah harus dirumuskan masalahnya. Agar rumusan masalah dapat terjawan dan
hipotesis dapat teruji, keduanya harus dirumuskan dengan menggunakan kalimat yang jelas, tidak
menimbulkan banyak penafsiran dan spesifik supaya dapat diukur. Masalah penelitian dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya, sedang hipotesis dalam bentuk kalimat pernyataan.
PENGERTIAN HIPOTESIS
Ketika sedang melihat sebuah drama ataupun reality show di televisi, pernahkah Anda menduga-
duga apa yang akan terjadi pada tokoh utama di akhir cerita? Jika pernah, apa dasar yang Anda
gunakan untuk membuat dugaan tersebut?
Dalam kehidupan ini ada banyak hal yang membuat kita sering menduga-duga tentang apa yang
akan terjadi selanjutnya. Seringkali dugaan-dugaan tersebut muncul karena adanya pengalaman
akan hal yang sama atau setidaknya mirip dengan kejadian yang tengah kita hadapi. Dalam ranah
penelitian, dugaan-dugaan juga seringkali muncul. Dugaan ini lebih sering disebut dengan istilah
hipotesis.
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan secara
sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti di
bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara
bebas, maka hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa
memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan
kebenarannya.
Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja menciptakan
suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah teruji
kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.
Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti, yakni hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian merujuk pada menguji apakah
hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Jika apa yang ada dalam
hipotesis benar-benar terjadi, maka hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara
itu, pengujian hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau
tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.
MACAM HIPOTESIS
Terdapat tiga macam hipotesis dalam penelitian, yakni hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan
hipotesis asosiatif. Masing-masing dari hipotesis ini dapat digunakan sesuai dengan bentuk variabel
penelitian yang digunakan. Apakah penelitian menggunakan variabel tunggal/ mandiri atau kah
variabel jamak? Jika yang digunakan adalah variabel jamak, apa yang ingin diketahui oleh peneliti
dalam rumusan masalah?
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskripsif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah bakso di restoran Bakso Idola Malang mengandung boraks
atau tidak.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah bakso di restoran Bakso
Idola Malang mengandung boraks?
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yakni bakso di restoran Bakso
Idola Malang, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis deskriptif. Ada dua pilihan hipotesis
yang dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:
Atau
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel penelitian.
Contoh:
Seorang peneliti hendak mengetahui bagaimana sikap loyal antara pendukung club sepakbola
Manchester United jika dibandingkan dengan sikap loyal pendukung club sepakbola Chelsea. Apakah
pendukung memiliki tingkat loyalitas yang sama ataukah berbeda.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah pendukung club sepakbola
Manchester United dan Chelsea memiliki tingkat loyalitas yang sama?
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Variabel pertama adalah
loyalitas club sepakbola Manchester United, sedangkan variabel kedua adalah loyalitas club
sepakbola Chelsea. Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal perbandingan antara dua
variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis komparatif. Ada dua pilihan hipotesis yang
dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:
Ho: Pendukung club Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang sama dengan pendukung club
Chelsea
Atau
H1: Pendukung club Manchester United memiliki tingkat loyalitas yang tidak sama (berbeda) dengan
pendukung club Chelsea
3. Hipotesis Asosisatif
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya
remaja laki-laki dalam mengendarai motor.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti berikut: Apakah sinetron berjudul “Anak
Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor?
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel jamak. Variabel pertama adalah
sinetron berjudul “Anak Jalanan”, sedangkan variabel kedua adalah gaya remaja laki-laki dalam
mengendarai motor. Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal hubungan antara dua
variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis asosiatif. Ada dua pilihan hipotesis yang
dapat dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:
Ho: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor.
Atau
H1: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” tidak memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai
motor.
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum
alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah verifikasi dalam penelitian.
PERUMUSAN HIPOTESIS
Setelah mengetahui pengertian hipotesis, jenis-jenis hipotesis, dan ciri-ciri hipotesis yang baik,
sekarang saatnya kita belajar untuk membuat hipotesis. Untuk menghasilkan sebuah hipotesis,
tentunya kita harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Dengan langkah dan cara yang benar,
sebuah hipotesis yang baik akan memudahkan jalannya proses penelitian.
Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian biasanya diawali atas dasar terkaan atau
conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari terkaan, namun sebuah hipotesis tetap harus
dibuat berdasarkan paca sebuah acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya menurunkan sebuah
teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan sebagai
anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji
dengan menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.
Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula menggunakan
acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh
nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.
Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya :
1.Memperoleh dari sumber aslinya
2.Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari sumber yang asli.
3.Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract
reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa sumber lain,
yakni:
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:71) berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
1. Model pembelajaran jigsaw lebih efektif daripada explicit instruction terhadap
prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun
ajaran 2010/2011.
2. Prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun
ajaran 2010/2011 yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik daripada
motivasi belajar sedang dan motivasi belajar sedang lebih baik daripada motivasi
belajar rendah.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dengan motivasi belajar
matematika siswa kelas VII MTs Negeri Goranggareng tahun ajaran 2010/2011, baik
pada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang, maupun rendah
terhadap prestasi belajar.
DENGAN ANAVA::
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, peneliti menyatakan hipotesis penelitian dari
penelitian ini adalah:
1.
1. Prestasi belajar matematika siswa yang diberikan pembelajaran dengan model
pembelajaran NHT lebih baik dari pada siswa yang diberikan pembelajaran snowball
trowingpada siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Plaosan tahun
2011/2012.
2. Prestasi belajar matematika siswa yang keaktifannya tinggi lebih baik dari pada yang
keaktifannya sedang dan rendah, siswa yang keaktifannya sedang lebih baik dari
pada siswa yang keaktifannya rendah pada siswa kelas VIII semester genap di SMP
Negeri 1 Plaosan tahun 2011/2012.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran NHT dan model snowball throwing dengan
keaktifan siswa tinggi, sedang, maupun rendah terhadap prestasi belajar matematika
siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Plaosan tahun 2011/2012.
DENGAN UJI-T::
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian ini adalah:
“Prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran NHT lebih baik daripada
yang diajar dengan model pembelajaran STAD pada kelas VII SMP Negeri 13 Madiun”.
Related Posts:
Share
Related Posts:
Meta
Log in
Entries RSS
Comments RSS
Sumber https://www.jatikom.com/2018/11/contoh-hipotesis-penelitian.html#ixzz64MuKl0x6