Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instrumen penelitian memegang peranan penting dalam penelitian karena
kualitas data yang diperoleh dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrument
yang dipergunakan. Jika instrumen yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan,
data yang diperoleh juga dapat dipertanggungjawabkan. Artinya data yang
bersangkutan dapat mewakili dan atau mencerminkan keadaan sesuatu yang diukur
pada diri subjek peelitian.
Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir soal yang
tersusun dalam instrument penelitian, dilakukan analisis butir soal, baik analisis
kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisis butir soal dapat digunakan untuk menguji
apakah instrument berfungsi dengan baik. Disamping itu, hasil analisis butir soal
dapat digunakan untuk mengetahui apakah butir soal termasuk kategori baik, perlu
diperbaiki atau jelek. Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai validitas dan
reliabilitas, dalam makalah ini akan dibahas mengenai validitas dan reliabilitas
beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian validitas?
2. Apa pengertian reliabilitas?
3. Bagaimana langkah langkah dalam mencari validitas pada metode kuantitatif
dan metode kualitatif?
4. Bagaimana langkah langkah dalam mencari reliabilitas pada metode kuantitatif
dan metode kualitatif?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian validitas
2. Menjelaskan pengertian reliabilitas
3. Menjelaskan prosedur langkah langkah dalam menentukan validitas dalam
metode kuantitatif dan metode kualitatif
4. Menjelaskan prosedur langkah langkah dalam menentukan reliabilitas dalam
metode kuantitatif dan metode kualitatif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti mengukur sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas terdiri dari dua
macam, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Instrumen yang mempunyai
validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional
(teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Instrumen yang mempunyai validitas
eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang
telah ada. Instrumen juga terdiri dari dua macam yaitu instrumen yang berbentuk tes dan
instrumen nontes. Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct
validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Sedangkan validitas
internal instrumen yang berupa nontes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup
memenuhi construct validity (validitas konstruksi).
1. Validitas dalam Metode Kuantitatif
Pengujian validitas berkaitan dengan permasalahan apakah instrumen yang
dimaksud untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara tepat sesuatu
yang akan diukur tersebut. Pengujian validitas atau yang dikenal dengan telaah mutu
soal dilakukan sebelum soal diujikan kepada pihak yang dijadikan subjek penelitian.
Analisis ini dilakukan berdasarkan pertimbangan ahli (Professional Judgment) dari
sisi materi, konstruksi, dan bahasa. Untuk data kuantitatif, validitas dibagi lagi
menjadi beberapa jenis seperti pada bagan berikut.

CONSTRUCT VALIDITY
VALIDITAS INTERNAL
VALIDITAS

(Rasional)
CONTENT VALIDITY
VALIDITAS EKSTERNAL
(Empiris)

2
3

a. Validitas Internal
Validitas internal adalah validitas tes dengan instrumen sebagai kriteria untuk
menentukan validitas item/butir-butir. Mengukur seberapa jauh hasil ukur butir
konsisten dengan hasil ukur instrument secara keseluruhan. Validitas internal
kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu validitas konstruk dan validitas
konten.
Validitas Konstruk
Validitas konstruk mengukur seberapa jauh item-item pada tes mampu
mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep
khusus/definisi konseptual yang ditetapkan (variabel konsep/kemampuan).
Variabel konsep yang diukur seperti sikap, minat, konsep diri, gaya
memimpin, motivasi belajar, intelegensi, dan kecerdasan emosional. Untuk
menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement
experts). Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal 3 orang. Tahapannya
berupa:
Telaah teori-teori terkait variabel
Perumusan konstruk
Penentuan indikator yang tepat. Indikator harus homogen, konsisten,
konvergen, dan lengkap
Penulisan butir-butir item instrumen. Jumlah butir harus sesuai dengan
seberapa bobot atau pentingnya indikator.
Setelah pengujian konstruksi dari ahli, maka diteruskan dengan uji coba
instrumen. Jumlah anggota sampel yang digunakan biasanya sekitar 30 orang.
Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Pengujian seluruh
butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan dengan mencari daya
pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan
jawaban rendah. Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan uji t.
Proses pengujian validitas butir instrument dapat dilakukan dengan 3 cara,
sebagai berikut:
1) Perhitungan Manual
Pengukuran dapat dilakukan dengan uji koefisien korelasi product moment
4

Keterangan:
= koefisien korelasi yang dicari
N = Banyaknya skor
= skor butir
= skor total
Penarikan kesimpulan:
Nilai koefisien korelasi yang didapat untuk masing-masing butir
kemudian dibandingkan dengan koefisien korelasi di table
dengan alpha tertentu.
Jika koefisien korelasi skor butir/total lebih besar daripada koefisien
korelasi pada table , maka koefisien korelasi signifikan dan butir valid
secara empiris.
Semakin besar koefisien korelasi, maka validitas butir semakin tinggi
Semakin tinggi koefisien korelasi, maka butir semakin konsisten dan
semakin konvergen dalam mengukur konstruk yang akan diukur.

2) Menggunakan Program Microsoft Excel


a) Menggunakan rumus Pearson
Bukalah Program Microsoft Excel, kemudian masukkan data
sesuai dengan hasil penelitian. Misal data hasil penelitian seperti
pada gambar di bawah ini:
5

Pada kolom Q, jumlahkan skor tiap responden dengan rumus


SUM

Lakukan hal yang sama pada setiap responden. Atau copy cell
dengan cara men-drag mouse. Hasilnya diberikan pada gambar
berikut:

Pada sel A23 ketik R hitung. Lalu pada sel B23 ketik rumus
seperti terlihat pada gambar.
6

Lakukan hal yang sama pada setiap butir soal. Atau copy cell
dengan cara men-drag mouse. Hasilnya diberikan pada gambar
berikut:

Pada sel A24 ketik R tabel. Pada kasus ini dengan N = 20 dan
taraf signifikansi 5%, maka R tabel = 0,444.

Pada sel A25 ketik Hasil. Pada sel B25 ketik rumus seperti
terlihat pada gambar berikut:
7

Lakukan hal yang sama pada setiap butir soal. Atau copy cell
dengan cara men-drag mouse. Hasilnya diberikan pada gambar
berikut:

b) Menggunakan Ikon Data Analysis


Misal kita masih menggunakan data yang sama seperti contoh di
atas. Lalu klik tab Data kemudian pilih Data Analysis.

Setelah kotak dialog terbuka, pilih Correlation lalu OK.


8

Isi sel yang ingin dicari validitasnya pada Input Range (mis. B2
sampai Q22), centang Labels in first row, pilih New Worksheet
Ply dan beri nama sesuai dengan yang diinginkan (mis. Hasil)
selanjutnya tekan OK.

Hasilnya diberikan pada gambar berikut:

Pada sel A18 ketik R tabel. Pada kasus ini dengan N = 20 dan
taraf signifikansi 5%, maka R tabel = 0,444.
9

Pada sel A19 ketik Hasil dan ketik rumus seperti yang terlihat
pada gambar berikut:

Lakukan hal yang sama pada setiap butir soal. Atau copy cell
dengan cara men-drag mouse. Hasilnya diberikan pada gambar
berikut:

3) Menggunakan Program SPSS

Validitas Konten
Validitas konten atau validitas isi mengukur seberapa jauh suatu tes
dapat mengukur tingkat penguasaan responden terhadap isi suatu materi
tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran. Untuk
instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Validitas konten tidak mempunyai besaran tertentu, sehingga tidak
dihitung dengan statistika, melainkan dengan analisis sesuai logika oleh
beberapa ahli.

b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal adalah validitas yang diukur berdasarkan kriteria
eksternal, seperti hasil ukur instrument baku atau hasil ukur lain yang sudah
10

tersedia dan dapat dipercaya mewakili ukuran variabel yang akan diukur.
Validitas eksternal mengukur validitas instrumen secara keseluruhan. Validitas
eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari
kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris
yang terjadi di lapangan. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam
instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut
mempunyai validitas ekternal yang tinggi. Ditinjau dari kriteria eksternal yang
dipilih, validitas eksternal dibedakan atas dua jenis, yaitu validitas prediktif dan
validitas kongkuren, sebagai berikut:
Validitas prediktif (masa yang akan datang)
Kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuran atau penampilan masa yang
akan datang.
Contoh: validitas tes masuk perguruan tinggi dengan indikator indeks prestasi
semester satu untuk memprediksi apakah tes masuk yang diujikan sudah valid
untuk memprediksi kualitas prestasi mahasiswa dalam perguruan tinggi.
Validitas kongkuren (kejadian saat ini)
Kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuran atau penampilan saat ini atau
saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengukuran.
Contoh: validitas tes sumatif untuk mengukur penguasaan materi pelajaran
selama satu semester dengan indikator hasil-hasil ulangan harian semester
yang bersamaan.
Setelah menentukan indikator eksternal yang sesuai, kemudian dilakukan uji
korelasi skor hasil ukur yang dikembangkan, dengan skor hasil ukur instrument
baku (indikator) dengan uji koefisien korelasi. Dalam pengambilan kesimpulan,
semakin tinggi koefisien korelasi, maka validitasi tes semakin baik. Jika koefisien
korelasi lebih besar daripada r-tabel, maka instrument valid secara eksternal.

Contoh uji validitas untuk butir soal bentuk pilihan ganda:

NO Nomor Butir Soal Jumlah


1 2 3 . 50 Skor
1 0 1 1 . 1 25
2 1 1 0 . 1 28
3 0 0 0 . 1 23
11

4 1 0 1 . 0 30
5 1 1 1 . 1 32
6 1 1 1 . 1 29
7 0 1 0 . 0 20
8 1 0 0 . 1 26
Setelah dianalisis benar atau salah selesai, selanjutnya dilakukan pengujian
terhadap masing masing butir soal. Caranya dengan mengkorelasikan antara
butir butir soal itu dengan jumlah skor yang diperoleh siswa.

Butir soal nomor 1


NO
1 0 25 625 0
2 1 28 784 28
3 0 23 529 0
4 1 30 900 30
5 1 32 1.024 32
6 1 29 841 29
7 0 20 400 0
8 1 26 676 26
5 213 5.779 145
Dari perhitungan diketahui:
N =8
=5
=5
= 213
= 5.779
= 145
Data data tersebut dimasukkan ke dalam rumus korelasi Product Moment
berdasarkan angka kasarnya, sebagai berikut:


12

Untuk n = 8 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai tabel r = 0,707. Karena nilai
koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk butir 1 lebih besar dari
0,707 maka butir 1 mempunyai korelasi signifikan dengan skor total tes, dengan
demikian butir tersebut dianggap valid.

Butir soal nomor 2


NO
1 1 25 625 25
2 1 28 784 28
3 0 23 529 0
4 0 30 900 0
Dari perhitungan diketahui:
5 1 32 1.024 32 N =8
6 1 29 841 29 =5
=5
7 1 20 400 20
= 213
8 0 26 676 0 = 5.779
5 213 5.779 134 = 134

Data data tersebut dimasukkan ke dalam rumus korelasi Product Moment


berdasarkan angka kasarnya, sebagai berikut:

Untuk n = 8 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai tabel r = 0,707. Karena nilai
koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk butir nomor 2 lebih
kecil dari 0,707 maka butir 2 tidak mempunyai korelasi signifikan dengan skor
total tes, dengan demikian butir tersebut dianggap tidak valid.

Contoh uji validitas untuk butir soal skala kontinum (Uraian dan non-tes)
Skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya bentuk soal uraian dan
skala sikap dengan skor butir 0 10 atau 1 5) dan diberi simbol Xi dan skor total
instrument atau tes diberi simbol Xt, maka rumus yang digunakan untuk
13

menghitung koefisien korelasi antar skor butir instrumen atau soal dengan skor
total instrument atau skor total tes adalah sebagai berikut:


Keterangan :
= koefisien korelasi yang akan dicari
Xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari
Xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari
Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal uraian dan non-tes:
Nomor Butir Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 5 4 3 5 3 5 3 28
2 5 4 3 4 3 4 3 26
3 4 4 2 4 3 4 3 24
4 4 3 3 3 4 3 4 24
5 5 5 3 4 5 5 4 31
6 3 3 2 3 2 3 1 17
7 3 3 2 3 2 2 2 17
8 3 2 2 3 2 2 2 16
9 2 2 1 2 1 2 1 11
10 2 1 1 1 1 1 1 8
Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian:
N = 10
= 202
= 4.592

=

Butir nomor 1
= 36
= 142
= 805
=
14

=

=

Butir nomor 2
= 31
= 109
= 703
=

=

=

Butir nomor 3
= 22
= 54
= 494
=

=

=

Butir nomor 4
= 32
= 114
= 716
=

=

=

Butir nomor 5
= 26
= 82
= 604
=
15

=

=

Butir nomor 6
= 31
= 113
= 714
=

=

=

Butir nomor 7
= 24
= 70
= 556
=

=

=

Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai tabel .


Karena nilai koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua
butir lebih dari 0,632 maka semua butir mempunyai korelasi signifikan dengan
skor total tes. Dengan demikian semua butir tersebut dianggap valid.

2. Validitas dalam Metode Kualitatif


Meski validasi atas hasil penelitian bisa berlangsung selama proses penelitian,
peneliti tetap harus memfokuskan pembahasannya mengenai validasi ini dengan cara
menulis prosedur prosedur validasi pada bagian khusus dalam proposal. Peneliti
perlu menyampaikan langkah langkah yang ia ambil untuk memeriksa akurasi dan
kredibilitas hasil penelitiannya.
Validasi merupakan salah satu kekuatan penelitian kualitatif dan didasarkan
pada penentuan apakah temuan yang didapat akurat dari sudut pandang peneliti,
partisipan atau pembaca (Creswell & Miller, 2000). Peneliti perlu menjelaskan
16

strategi strategi validitas ke dalam proposalnya. Penggunaan beragam strategi dapat


meningkatkan kemampuan peneliti dalam menilai keakuratan hasil penelitian hasil
penelitian serta meyakinkan pembaca akan akurasi tersebut. Ada delapan strategi
validitas yang disusun mulai dari yang paling sering dan mudah digunakan hingga
yang jarang dan sulit diterapkan, diantaranya:
a. Mentriangulasi sumber data informasi yang berbeda dengan memeriksa bukti
bukti yang berasal dari sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun
justifikasi tema tema secara koheren.
b. Menerapkan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian. Member
checking ini dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau
deskripsi atau tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah
mereka merasa bahwa laporan sudah akurat
c. Membuat deskipsi yang kaya dan padat tentang hasil penelitian.
d. Mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti ke dalam penelitian. Dengan
melakukan refleksi diri terhadap kemungkinan munculnya bias dalam penelitian.
Refleksivitas dianggap sebagai salah satu karakteristik kunci dalam penelitian
kualitatif
e. Menyajikan informasi yang berbeda atau negatif. Semakin banyak kasus yang
disodorkan peneliti, akan melahirkan sejenis problem tersendiri atas tema tersebut.
f. Memanfaatkan waktu yang relative lama di lokasi penelitian. Semakin banyak
pengalaman yang dilalui peneliti bersama partisipan dalam ranah (setting) yang
sebenarnya, semakin akurat atau valid penelitiannya.
g. Melakukan Tanya jawab dengan sesama rekan peneliti. Strategi yang melibatkan
interpretasi lain selain interpretasi dari peneliti dapat menambah validitas atas
hasil penelitian.
h. Mengajak seorang auditor untuk me-review keseluruhan proyek penelitian.
Kehadiran auditor dapat memberikan penilaian objektif mulai dari proses hingga
kesimpulan penelitian.

B. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability, untuk mengukur sejauh mana suatu
pengukuran dapat dipercaya. Syaratnya yaitu dalam beberapa kali pelaksanaan
17

pengukuran terhadap subjek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek
yang diukur belum berubah.
1. Reliabilitas dalam Metode Kuantitatif

STABILITY
(test-retest)
RELIABILITAS

EKSTERNAL EQUIVALENT

INTERNAL CONSISTENCY GABUNGAN

a. Reliabilitas Eksternal
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya.
Test-retest
Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-retest dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi, dalam
hal ini instrumennya sama, respondennya sama, tetapi waktu pelaksanaannya
yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan
pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini juga
sering disebut stability.
Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah instrument disajikan dalam beberapa tes yang
setara. Pengujian reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup dilakukan sekali,
tetapi instrumen disajikan dalam dua jenis tes, pada responden yang sama dan
waktu yang sama. Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan
antara data instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan
18

ekuivalen. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan
reliabel.
Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen
yang ekuivalen dalam waktu yang berbeda, kepada responden yang sama.
Pengujian reliabilitas dengan metode ini dapat digambarkan seperti gambar
berikut:

Instrumen Ekuivalen

Skor data instrumen r1 Skor data instrumen


Pengujian ke-1
pertama kedua

r5 r6
r3 r4

Skor data instrumen Skor data instrumen


Pengujian ke-2
pertama r2 kedua

Jika dilakukan dua kali pengujian dengan waktu yang berbeda, akan dapat
dianalisis enam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu
semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen
tersebut reliabel.
b. Reliabilitas Internal
Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada pada instrumen. Pengujian reliabilitas dengan internal
consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian
data yang diperoleh dianalisis. Teknik yang dapat dilakukan untuk menguji
reliabilitas instrumen, yaitu teknik belah dua dari Spearman Brown (split half),
KR-20, KR-21, dan Alpha Cronbach. Proses penghitungannya dapat dilakukan
dengan beberapa cara, sebagai berikut:
1) Secara Manual
a) Spearman Brown (split half)
Pada cara ini, soal diujicobakan kepada peserta didik dan hasilnya dibelah
menjadi dua, yaitu belahan gasal dan belahan genap. Dalam hal ini jumlah
19

butir soal harus genap. Kedua skor hasil belahan dikorelasikan dengan
rumus product moment, hasilnya adalah relasi belahan r . Setelah
ditemukan korelasi belahan, dihitung angka reliabilitas soal dengan rumus
Spearman-Brown. Rumus Spearman-Brown adalah sebagai berikut :

Keterangan : r = kolerasi antara skor-skor setiap belahan tes


r = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

b) KR-20 dan KR-21


Rumus lain yang lebih banyak digunakan untuk menghitung koefisien
konsistensi internal adalah rumus Kuder Richardson 20 (KR-20) dan rumus
Kuder Richardson 21 (KR-21). Kedua cara ini menghasilkan angka yang
lebih tepat.
Rumus KR-20 adalah :

Keterangan :
SB2t = simpangan baku dari skor total
r11 = reliabilitas soal
k = jumlah butir soal
Rumus KR-21 adalah :

Keterangan :
SBt = simpangan baku dari skor total
r11 = reliabilitas soal
k = jumlah butir soal
X = rerata skor total
c) Alpha Cronbach
20

Keterangan:

Adapun klasifikasi r hitung yaitu:


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 1,00 Sangat Kuat
0,60 0,79 Kuat
0,40 0,59 Cukup Kuat
0,20 0,39 Rendah
0,00 0,19 Sangat Rendah
(Riduwan dan Sunarto, 2011, h.81)

Contoh Pengujian Reliabilitas Menggunakan koefisien Alpha Cronbach


Nomor Butir Skor Kuadrat
1 2 3 4 5 Total s,t
1 5 7 3 5 7 27 729
2 8 8 6 8 9 39 1521
3 4 4 4 3 7 22 484
4 7 6 7 4 7 31 961
5 5 6 5 6 8 30 900
6 8 5 7 7 7 34 1156
7 6 5 6 7 7 31 961
8 4 3 5 4 5 21 441
9 8 7 7 8 7 37 1369
10 5 6 4 5 5 27 729
Jumlah 60 57 54 57 71 299 9251
Kuadrat 384 345 310 353 513
1,55 1,42 1,356 1,676 0,943
2,4 2,01 1,84 2,81 0,89 9,95
21

Rumus:

= 2,4 + 2,01 + 1,84 + 2,81 + 0,89 = 9,95

Setelah diketahui maka selanjutnya memasukkan ke dalam


rumus Alpha Cronbach:

= ( ) ( ) ( )

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa instrument memiliki


reliabilitas yang baik.
2) Menggunakan Microsoft Excel
Bukalah Program Microsoft Excel, kemudian masukkan data yang telah
dihitung validitasnya. Misal: data penelitian pada pembehasan validitas.
22

Sebelum kita menghitung reliabilitas, kita harus menghapus terlebih dahulu


butir soal yang tidak valid.

Pada sel A27 ketik Varian Item dan ketik rumus sesuai dengan yang
terdapat pada gambar.
23

Lakukan hal yang sama pada setiap responden. Atau copy cell dengan cara
men-drag mouse. Hasilnya diberikan pada gambar berikut:

Pada sel A28 ketik Jumlah Varian Item dan ketik rumus sesuai dengan
yang terdapat pada gambar.
24

Pada sel A29 ketik Varian Jumlah dan ketik rumus seperti yang terdapat
pada gambar.

Pada sel A30 ketik Hasil. Ketik rumus Alpha Cronbach. Dalam kasus ini k
= 9, k - 1 = 8.
25

Hasil reliabilitas data tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut.

3) Menggunakan SPSS

2. Reliabilitas dalam Metode Kualitatif


Yin (2009) meyatakan bahwa para peneliti kualitatif perlu
mendokumentasikan prosedur studi kasusnya untuk mendokumentasikan sebanyak
mungkin langkah dalam prosedur tersebut. Ia juga merekomendasikan agar para
peneliti kualitatif merancang secara cermat protokol dan database studi kasusnya,
sehingga para peneliti lain dapat mengikuti prosedur tersebut. Berikut beberapa
prosedur reliabilitas kualitatif:
a. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru. Tujuan dari perpanjangan pengamatan adalah untuk
mengetahui apakah masih ada data yang masih tertinggal atau tidak. Berapa lama
perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat tergantung pada kedalaman,
keluasan dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ingin menggali
data sampai pada tingkat makna. Keluasan berarti banyak sedikitnya informasi
yang diperoleh. Data yang pasti adalah data yang valid yang sesuai dengan apa
yang terjadi.
26

b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat
melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau
tidak. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara
membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-
dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Triangulasi waktu
Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh pada waktu yang berbeda.
d. Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga pada saat tertentu. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
e. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.
f. Mengadakan member-check
Member-check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan dari dilakukannya membercheck adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud sumber data atau informan.
DAFTAR PUSTAKA

Mikhael, Dua. 2008. Filsafat Ekonomi. Jogjakarta: Kanisius.

Creswell, John W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan
Campuran . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alwi, Idrus. 2012. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Saraz Publishing.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Djaali, dkk. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

27

Anda mungkin juga menyukai