Pendahuluan
1.1Latar Belakang
1
Maka tidak berlebihan apabila Keynes dihormati dan dijuluki sebagai bapak ilmu ekonomi
makro, sekaligus ekonom perintis studi induktif.
Economist Intelligence Unit (EIU) memperkirakan bahwa tingkat inflasi tahun 2003
diperkirakan 9,3% jika pemerintah memutuskan untuk meningkatkan harga BBM, listrik dan
telpon. Apabila tidak terjadi maka tingkat inflasi tahun ini bisa lebih rendah lagi. Untuk tahun
2004, tingkat inflasi diperkirakan tidak terlalu banyak turun, sekitar 9,2%, karena
peningkatan permintaan, keterbatasan daya serap tenaga kerja dan naiknya harga BBM,
listrik serta telpon. Tingkat sukubunga pun akan terus memperlihatkan tren penurunan untuk
mendorong sektor perbankan memberikan suku bunga kredit yang lebih murah dan
mengurangi pembayaran bunga Obligasi Pemerintah. Adapun rata-rata nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar AS, EIU memperkirakan akan mencapai 8.916 untuk tahun 2003 dan 9.104
untuk tahun 2004. Selama ini kesinambungan pertumbuhan permintaan agregat ditopang oleh
konsumsi privat disamping faktor lainnya yaitu ekspor dan impor. Pada triwulan pertama
2003 ini kegiatan ekspor mulai pulih dengan nilai ekspor bulan Maret 2003 mencapai US$
5,07 milyar yang merupakan nilai tertinggi dalam kurun waktu 18 bulan terakhir. Kinerja
ekspor pada Maret 2003 ini naik 3,85% dibandingkan dengan Februari 2003. Pada periode
yang sama impor mengalami penurunan sebesar 2,53% menjadi US$ 2,88 milyar.
Perkembangan ini menciptakan surplus perdagangan US$ 2,19%, lebih tinggi daripada bulan
Februari 2003 yang mencapai US$ 1,92 milyar. BPS mengatakan bahwa kenaikan ekspor
2
mengikuti pola siklus menaik alami karena pada umumnya perdagangan dunia baru bergerak
pada bulan itu. Adapun penurunan kinerja impor disebabkan melemahnya konsumsi domestik
yang terutama dipicu oleh ketidakpastian perekonomian global dan prospek tersedianya
lapangan kerja.
Impor bahan baku/penolong mengalami pertumbuhan yang sangat baik, yaitu 34%, meskipun
impor barang modal hanya naik 6% dan impor barang konsumsi naik 28%. Hal ini
memperlihatkan bahwa peningkatan produksi lebih banyak disebabkan oleh pemanfaatan
kapasitas yang belum terpakai sepenuhnya ketimbangan adanya investasi baru.
Tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar Rupiah adalah variabel yang mempengaruhi
unsur-unsur di dalam permintaan agregat yang meliputi konsumsi privat, investasi,
pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Dengan semakin membaiknya ketiga indikator
ini, secara teoritis besaran permintaan agregat juga akan mengalami perbaikan. Namun
perkembangan yang menjanjikan ini belum secerah gambaran disektor ril. Kontribusi
investasi baru 16,4% karena terhambat oleh permasalahan struktural. Peran konsumsi
sebagai mesin pertumbuhan tentu ada batasnya dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
Pemerintah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2003 berkisar 4%. Meskipun
terdapat optimisme perekonomian bisa lebih baik daripada tahun lalu, tapi Bank Dunia
mengingatkan bahwa perkembangan dalam enam bulan ke depan akan ditentukan oleh
faktor-faktor yang tak terjangkau kendali pembuat kebijakan. Invasi AS ke Irak, dan
berjangkitnya wabah penyakit SARS memberikan dampak yang mendalam bagi pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia tahun 2003 akan
tumbuh sebesar 3,3% dan tahun 2004 sebesar 4% dengan asumsi Pemilu dapat berjalan
mulus. Sedangkan Asia Development Bank (ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2003 sebesar 0,5% menjadi 3,2% apabila wabah SARS berjangkit sampai
kuartal kedua 2003. Jika SARS terus berjangkit hingga kuartal ketiga 2003, maka
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tertekan menjadi 2,3%.
3
2.1.2 Faktor Kunci Meningkatnya Investasi di Indonesia
Investasi dalam bentuk penciptaan nilai tambah ekonomi, akan mendorong pembukaan dan
perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kemudian pada
gilirannya akan menstimulasi konsumsi masyarakat dan kemudian memperdalam pasar
domestik. Karena itulah komponen investasi seringkali dijadikan patokan dalam menilai
kualitas pertumbuhan ekonomi.
Dalam kerangka MP3EI, komponen investasi memainkan peran yang sangat strategis karena
menjadi kunci utama dalam mendorong pembangunan bidang infrastruktur konektivitas dan
kegiatan ekonomi di pusat-pusat pertumbuhan. Pemerintah mendorong investor untuk
melakukan penanaman modal pada koridor-kodidor ekonomi dalam MP3EI melalui berbagai
kebijakan pro investasi berupa insentif fiskal, perbaikan layanan perijinan investasi, stabilitas
makro ekonomi, dan kepastian serta perlindungan hukum.
Kinerja investasi saat ini menunjukan trend positif yang cukup solid, bahkan di saat
perekonomian global mengalami perlambatan, investasi menjelma menjadi salah satu
komponen utama penopang pertumbuhan ekonomi menggantikan kinerja ekspor yang
cenderung melambat. Data pertumbuhan ekonomi terbaru keluaran Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat komponen investasi triwulan III 2012 tumbuh 10,02 % dibanding triwulan
yang sama tahun 2011 (year on year/yoy). Bersama dengan komponen konsumsi rumah
tangga, keduanya menopang pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 6,17 persen.
Indikator positif kinerja investasi lainnya tercermin pada angka realisasi penanaman modal
periode Januari–September 2012 yang telah mencapai Rp 229,9 triliun, meningkat 27,0
persen (y.o.y) dari Januari – September 2011 sebesar Rp. 181,0 triliun. Realiasi ini terdiri dari
Rp 65,7 triliun PMDN dan Rp 164,2 triliun PMA, dimana masing-masing tumbuh 26,3
persen (y.o.y) dan 27,3 persen (y.o.y). Jika dibandingkan dengan target 2012 sebesar Rp 283,5
4
triliun, realisasi investasi sampai dengan September telah mencapai 81,1 persen. Sebuah
capaian yang layak untuk diapresiasi.
Berbagai perkembangan positif tersebut tentunya tidak terjadi dengan sendirinya. Berbagai
faktor saling berinteraksi mendorong tumbuhnya aliran investasi langsung. Terdapat beberapa
faktor yang ditengarai mempengaruhi pertumbuhan investasi. Untuk kasus Indonesia, paling
tidak terdapat 5 (lima) faktor yang berpengaruh positif terhadap capaian investasi sepanjang
2012.
Pertama, faktor suku bunga pinjaman. Tingkat suku bunga pinjaman yang rendah,
kompetitif dan stabil akan menarik minat investor untuk melakukan eskpansi atau pembukaan
usaha baru karena terjadi pengurangan beban bunga. Dalam hal ini, BI rate dijadikan sebagai
suku bunga acuan bagi penetapan suku bunga simpanan dan pinjaman. Tingkat BI rate yang
rendah akan berimbas pada rendahnya suku bunga kredit karena suku bunga simpanan
sebagai basis sumber dana perbankan juga akan berada pada posisi yang lebih rendah.
Sepanjang tahun 2012, BI rate stabil pada posisi 5,75 bps, nilai ini bertahan sejak Februari -
November 2012, dimana sebelumnya berada pada posisi 6 bps (Januari 2012). Terjaganya BI
rate memberikan pengaruh pada trend penurunan suku bunga kredit investasi, meskipun
selisih antara BI rate dan suku bunga pinjaman (spread) masih cukup lebar. Data Bank
Indonesia menunjukkan posisi suku bunga kredit pada September 2012 sebesar 11,35 persen,
turun 3,2 persen dari Januari 2012 sebesar 11,73 persen.
Kedua, faktor tingkat pendapatan. Tingginya tingkat pendapatan per kapita mencerminkan
tingginya kemampuan atau daya beli masyarakat. World Bank mencatat Gross National
Income (GNI) per kapita Indonesia tahun 2011 sebesar 2.940 USD, meningkat 17,6 persen
dibanding 2010, dan bahkan selama periode 2007-2011 meningkat sebesar 83,75 persen.
Pertumbuhan pendapatan masyarakat memberikan daya tarik yang cukup besar bagi para
investor karena menunjukkan tingginya daya beli masyarakat.
Ketiga, pertumbuhan dan ukuran kelas menengah. Salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap keputusan investasi adalah ukuran pasar domestik direpresentasikan
oleh jumlah kelompok kelas menengah. Hasil perhitungan ADB dengan menggunakan data
SUSENAS BPS, proporsi kelas menengah Indonesia dibanding total populasi meningkat dari
25% pada 1999 menjadi 43% pada 2009. Secara absolut, jumlah kelas menengah meningkat
dua kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun, dari sekitar 45 juta pada 1999 menjadi 93 juta
5
pada 2009 (ADB, 2010). Survey terbaru Bank Indonesia pada 2011 menunjukkan angka
peningkatan yang cukup signifikan. Kelompok kelas menengah Indonesia pada tahun 2011
sebesar 60,9 persen dari total populasi, sedangkan kelompok berpendapatan rendah mencapai
22,1 persen, dan sisanya sekitar 17 persen tergolong kelompok berpendapatan tinggi.
Kelompok kelas menengah yang terus tumbuh menjanjikan pasar yang cukup besar sehingga
menarik minat para investor untuk melakukan ekspansi atau membuka usaha baru.
Keempat, faktor tingkat inflasiyang rendah dan stabil. Inflasi yang tinggi dan fluktuatif
mengambarkan ketidakstabilan dan kegagalan pengendalian kebijakan makro ekonomi.
Tingkat inflasi yang tinggi dan fluktuatif membuat investor dihadapkan pada situasi
ketidakpastian usaha yang memicu peningkatan resiko proyek dalam investasi. Sampai
dengan September 2012, inflasi Indonesia sebesar 3,66 persen (y.o.y), nilai ini jauh di bawah
asumsi makro APBN 2012 sebesar 6,8 persen. Keberhasilan pemerintah dalam
mengendalikan tingkat inflasi meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia sepanjang tahun 2012.
Kelima, faktorregulasi pemerintah. Iklim investasi yang kondusif memerlukan peran serta
pemerintah, tidak hanya melalui pengendalian indikator ekonomi makro namun juga melalui
peraturan perundangan berupa insentif fiscal dan non fiskal. Salah satu peraturan yang
diterbitkan oleh pemerintah untuk menarik investasi adalah PP 52 Tahun 2011 tentang
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal Bidang Usaha Tertentu Dan/Atau
Daerah Tertentu. Melalui peraturan ini, Pemerintah memberikan insentif fiskal berupa
fasilitas pajak penghasilan badan yang meliputi: (1) Tambahan pengurangan penghasilan neto
sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal; (2) penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;
(3) Pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas penghasilan dividen yang dibayarkan kepada
subjek pajak luar negeri; (4) Perpanjangan masa kompensasi kerugian.
Selain itu, Pemerintah juga memberikan insentif berupa tax holiday bagi industri pionir untuk
mendorong aliran investasi pada sektor-sektor prioritas. Insentif ini diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan nomor PMK-130/PMK.011/2011. Penerbitan peraturan ini tidak hanya
bertujuan meningkatkan kuantitas investasi, namun juga kualitas investasi dalam bentuk
mengarahkan investasi pada sektor-sektor prioritas yang dipandang strategis bagi penguatan
struktur industry nasional.
6
Insentif non fiscal dilakukan dalam bentuk pemberian kemudahan pelayanan investasi,
khususnya dalam hal penyederhanaan birokrasi layanan perijinan, pengurangan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan perijinan investasi, serta informasi peluang usaha.
Pembentukan one stop services pelayanan investasi hingga ke tingkat daerah dimaksudkan
dapat membantu investor dalam memotong biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan investasi.
Kinerja investasi sepanjang 2012 ini sudah selayaknya diapresiasi dan terus ditingkatkan.
Permasalahan dan tantangan ke depan masih menghadang diantaranya dalam hal perijinan
investasi dan infrastruktur pendukung. Peringkat Indonesia untuk kedua kriteria tersebut
dalam survey Doing Business 2012 belum begitu menggembirakan karena masih di bawah
negara-negara pesaing. Berdasarkan laporan WEF dalam Doing Busines Economic
Rangkings, peringkat daya saing global (Global Competitiveness Index/GCI) Indonesia
untuk periode 2012-2013 berada pada posisi 50 dengan skor 4,4 dari 144 negara. Namun
permasalahan dan tantangan tersebut harus disikapi secara positif, dalam artian masih terbuka
ruang dan potensi yang cukup lebar untuk menggenjot pertumbuhan investasi dan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Upaya-upaya perbaikan seperti layanan one stop service,
kerjasama pemerintah swasta, sinergi BUMN, perbaikan iklim ketenagakerjaan, harus tetap
dilanjutkan dan ditingkatkan intensitas dan cakupannya, untuk mendukung peningkatan aliran
dan kualitas investasi.
7
4. Perekonomian Terbuka dengan Kebijaksanaan FiskalVariabel-variabelnya adalah C,
S, I, Y, X, Y, Tx, G dan T.
Determinan investasi:
Other things remaining the same, higher the interest rate, the smaller is the planned of
investment.
The rate of return on capital is the net income received from using the equipment (price of
equipment).
Jika rate of return on capital > interest rate, maka project is undertaken
Variabel kegiatan ekonomi agregat mencakup consumption (C), saving (S), investment
(I), dan national income (Y).
Variabel kegiatan ekonomi agregat mencakup consumption (C), saving (S), investment
(I), national income (Y), taxes (Tx), government expenditure (G), dan government
transfer/transfer payment (T).
Variabel kegiatan ekonomi agregat mencakup consumption (C), saving (S), investment
(I), national income (Y), export (X) dan impor (Z)
8
d) Perekonomian terbuka dengan kebijkan fiskal
Variabel kegiatan ekonomi agregat mencakup consumption (C), saving (S), investment
(I), national income (Y), export (X), impor (Z), taxes (Tx), government expenditure (G),
government transfer/transfer payment (T).
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang bisa kita lihat di bank atau media
cetak.Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi.
Suku bunga riil adalah suku bunga setelah dikurangi dengan inflasi ( suku bunga riil =
suku bunga nominal – ekspektasi inflasi).
Persamaan fisher menjelaskan bahwa tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga riil di
tambah ekspektasi inflasi, yaitu :
1 + R = (1 + r)(1 + π c)
1 + R = 1 + r + π c + rπ c , dimana rπc ≈ 0
R = r + π c atau r = R - π c
Dimana :
r = tingkat bunga riil
R = tingkat bunga nominal
π c = tingkat ekspektasi inflasi
Perbedaan tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal penting karena tingkat bunga
riil menjelaskan biaya riil dari pinjaman dan merupakan indicator penting untuk intensif
meminjam dan member pinjaman. Sejalan dengan pengertian tingkat bunga riil maka tingkat
bunga nominal merupakan ukuran dari pertumbuhan uang .obligasi dimana pembayaran
tingkat kupon dan pokok utang disesuaikan dengan perubahan tingkat inflasi disebut obligasi
berindeks.
Investasi (I) diperlakukan sebagai variabel endogenous, yaitu variabel yang nilainya
ditentukan di dalam persamaan fungsi. Investasi dapat di formulasikan dalam bentuk
persamaan fungsi sebagai berikut:
I = I0 + re
9
Di mana,
I = Besarnya investasi
e= ∆I/∆r
t = tingkat bunga
Dalam analisis pasar komoditi saja, maka investasi diperlakukan sebagai variable exogen
(variabel yang nilainya tidak ditentukan oleh tingkat bunga).
20
10
investasi (dalam
milyar rupiah)
0 20 40 80
Perhatikan contoh gambar 10.1. pada gambar tersebut garis II merupakan kurva
permintaan investasi agregatif dengan persamaan fungsi I = 80–4r, dimana I menunjukkan
nilai investasi per tahun dinyatakan dalam milyar rupiah misalnya, dan r merupakan tingkat
bunga dinyatakan dalam persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada
10
tingkat bunga setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian adalah sejumlah Rp 20
milyar. Apabila tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka besarnya investasi meningkat
menjadi Rp 40 milyar.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan berbagai tingkat
konsumsi dengan tingkat pendapatan nasional dalam suatu perekonomian. Pada umumnya
fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan fungsi sebagai berikut:
C = C0 + Cl
Di mana,
C0 : Besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nasional sebesar nol (0)
c = MPC Marginal Propensity to Consume (besarnya hasrat atau keinginan masyarakat dalam
berkonsumsi) adalah angka perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan
besarnya perubahan pendapatan nasional yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi
termaksud atau secara matematis dapat di ungkapkan:
c = MPC = ∆C/∆Y
Y : Pendapatan nasional
Y=C+S
C = a + bY
Y = Pendapatan
a = konsumsi otonom
MPC = .C APC = C
Y Y
11
1 - MPC = MPS
MPC + MPS = 1
k= 1 atau 1
1 – MPC MPS
C - C1 Y - Y1
=
C2 - C1 Y2 - Y1
Contoh 1.
C = 100.000 + 0,75(500.000)
Contoh 2
1.000.000,00 850.000,00
1.200.000,00 1.000.000,00
(untuk sementara 000 kita simpan dahulu untuk mempermudah perhitungan, dan kita
munculkan kembali nanti di hasil akhir)
C – 850 = Y - 1.000
C – 850 = Y - 1.000
12
150 200
C = 150Y + 20.000
200
C = 0,75 Y + 100.000
C = 100.000 + 0,75Y
Fungsi saving (saving curve) adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan
berbagai tingkat pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.
S = S0 + sY
Di mana,
S0 = -C0 : Besarnya tabungan masyarakat pada saat pendapatan sebesar 0 (nol) konsumsi pada
saat tingkat pendapatan (Y) sebesar 0 (nol)
s = MPS Marginal Propensity do Save (besarnya hasrat atau keinginan masyarakat dalam
menabung) adalah angka perbandingan antara besarnya peruahan pendapatan nasional.
Y : Pendapatan nasional
Y=C+S
S = - a + (1- b)Y
- a = konsumsi otonom
(1-b) = MPS (Marginsal Propencity to Save)
13
MPS = .S
Y = Pendapatan
1 – MPS = MPC
MPC + MPS = 1
Y -
S - S1
Y1
=
Y2 -
S2 - S1
Y1
Contoh 1.
S = -100.000 + 0,25(500.000)
Contoh 2
1.000.000,00 150.000,00
1.200.000,00 200.000,00
(untuk sementara 000 kita simpan dahulu untuk mempermudah perhitungan, dan kita
munculkan kembali nanti di hasil akhir)
S – 150 = Y - 1.000
14
S – 150 = Y - 1.000
50 200
S = 150Y - 20.000
200
S = 0,25 Y - 100.000
S = - 100.000 + 0,25Y
Pertama, seperti yang kita ketahui bahwa hubungan antara interest rate / tingkat bunga (i)
dengan investasi (I) adalah negatif. Contoh jika i = 10%, maka I = 150. Jika i = 8%, maka I =
200.
Dan kemudian kita ke pasar barang, kita memiliki permintaan terhadap barang dan jasa, yang
di dalamnya termasuk pengeluaran konsumsi, pengeluaran pemerintah, juga pengeluaran
15
investasi. Pada tingat bunga 10%, investasi sebesar 150. Kita asumsikan total permintaan
terhadap barang dan jasa sebesar 300.
Kemudian lihat tingkat pendapatan. Bagaimana mencari nilainya? Kita hitung melalui
multiplier (angka pengganda). Misalkan multiplier = 5, maka tingkat pendapatan adalah = 5 x
300 = 1500. Jadi point 1 menyatakan keseimbangan di pasar barang dengan tingkat bunga
sebesar 10% dan tingkat pendapatan sebesar 1500. Lalu kita menurunkannya pada kurva baru
yaitu kombinasi antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan.
Kemudian terjadi penurunan tingkat bunga dari 10% menjadi 8%, dan investasi naik dari 150
16
menjadi 200. Investasi adalah komponen dari Z (permintaan barang dan jasa), jadi jika I naik
makan Z juga naik. Sehingga pada tingkat bunga 8%, investasi naik sebesar 50, dan
permintaan barang dan jasa juga naik menjadi 350.
Kemudian kita menurunkannya kembali ke kurva yang menghubungkan antara tingkat bunga
dengan pendapatan.
Titik-titik ini kita satukan, dan inilah yang dinamakan kurva IS. Yaitu kurva yang
menghubungkan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan dengan keseimbangan pada
pasar barang.
Jadi, jelas bahwa yang menyebabkan adanya pergerakan di sepanjang kurva permintaan
adalah karena perubahan harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan dengan
Hukum Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun,
sehingga titik pada kurva permintaan akan bergerak ke kiri.
Untuk lebih jelasnya, kami tampilkan dalam contoh kurva berikut ini:
17
Pergerakan di Sepanjang Kurva Permintaan
Dalam kurva permintaan di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00 menjadi
$2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax).
Peningkatan harga es krim ini mengakibatkan jumlah permintaan es krim turun dari 8
menjadi 4, dan terjadi pergerakan di sepanjang kurva permintaan yaitu dari titik A ke B.
Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan maupun
ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen
sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut.
Berbagai faktor yang dimaksud diantaranya adalah pendapatan konsumen, harga produk lain,
selera, harapan, dan jumlah pembeli.
Contoh:
Pendapatan Konsumen
Untuk barang normal, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang
diminta akan meningkat pula dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
Sedangkan untuk barang inferior, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah
barang yang diminta akan turun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
18
Pergeseran Kurva Permintaan ke Kanan (Barang Normal)
19
2.2 Pasar Uang dan Kurva LM
Pasar Uang adalah suatu tempat dimana akan bertemunya dimana pemilik jangka pendek
dapat menawarkan kepada calon peminjam dana yang membutuhkannya baik secara langsung
ataupun melalui perantara. Dari segi tinjauan kita, pasar uang terdiri dari permintaan dan
penawaran Uang. Maksud dari penawaran Uang disini adalah jumlah uang yang beredar di
dalam masyarakat, yaitu yang terdiri dari uang khartal dan uang Giral. Sedangkan permintaan
Uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh suatu perusahaan maupun
masyarakat, atau bisa juga disebut sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas , permintaan uang itu adalah suatu kebutuhan
masyarakat akan uang tunai. Berdasarkan teorinya, permintaan uang ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu teori kuantitas uang klasik dan teori uang keynesian. Sebelum menjelaskan teori
kuantitas uang klasik dan teori uang keynesian, kami akan menjelaskan beberapa hal yang
mempengaruhi permintaan uang, diantaranya adalah sbb:
a) Pendapatan Rill, semakin tinggi pendapatan permintaan akan uang akan semakin besar.
Ini dikarenakan konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya
pendapatan.
b) Tingkat Suku Bunga, semakin tinggi suku bunga permintaan akan uang untuk motif
spekulasi akan berkurang. Hal ini dikarenakan tingginya suku bunga akan membuat biaya
pinjaman uang untuk berspekulasi semakin bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku
bunga tinggi, orang akan lebih baik memilih untuk menabung di bank daripada untuk
berspekulasi.
c) Tingkat Harga Umum, semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan
semakin bertambah. Hal ini dikarenakan harga barang dan jasa bertambah mahal, dan untuk
membelinya diperlukan uang yang lebih banyak pula dan mengakibatkan permintaan akan
uang juga semakin bertambah.
20
2.2.3 Teori Kuantitas Uang ( Teori Uang Klasik )
Teori kuantitas uang disebut juga dengan teori Uang Klasik. Sebelumnya sudah dijelaskan
mengenai beberapa hal yang mempengaruhi permintaan akan uang, diantaranya adalah
pendapatan rill, tingkat suku bunga dan juga tingkat harga. Namun pada teori kuantitas uang
ini, Irving fisher mengasumsikan bahwa keberadaab akan uang pada hakikatnya adalah flow
concept, yaitu tingkat permintaan uang tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, akan tetapi
besar kecilnya permintaan uang ditentukan oleh besarnya kecepatan perputaran uang tersebut,
selain itu tingkat harga dalam teori ini juga berpengaruh. Teori ini didasarkan pada hukum
SAY yaitu bahwa ekonomi akan selalu berada dalam full employement.
Untuk lebih jelasnya Irving fisher merumuskan teorinya di dalam persamaan yang sederhana,
yaitu sbb:
MV = PT
Dimana :
V : Tingkat Perputaran Uang, yaitu maksudnya berapa kali suatu mata uang berpindah tangan
dalam satu periode
P : Tingkat Harga
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa, jumlah unit barang yang ditransaksikan (T)
dikalikan dengan harganya (P) harus selalu sama dengan jumlah uang (M) dengan kecepatan
perputarannya (V). Atau dengan kata lain, pembayaran yang dilakukan oleh pembeli ( total
pengeluaran = MV) adalah identik atau sama dengan penerimaan oleh penjual (nilai barang
yang dibeli= PT).
21
2.2.4 Teori Permintaan Uang Keynes
Permintaan uang dalan teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes, teori ini
berbanding terbalik dengan teori kuantitas uang. Kalau pada kuantitas uang tidak
diperlukannya tingkat suku bunga, lain halnya dengan teori ini, di dalam teori ini tingkat suku
bunga sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang
tunai atau surat-surat berharga.
Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang
memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memeroleh keuntungan.
Permintaan uang menurut John Maynard Keynes ini adalah sejumlah uang yang diminta
masyarakat untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan juga unutk spekulasi di dalam
sebuah perekonomian. Menurut Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi tingkat permintaan
uang, diantaranya yaitu :
Dikarenakan adanya tiga motif inilah yang menyebabkan timbulnya tiga macam demand
terhadap permintaan uang. Diantaranya yaitu :
Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler
terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini
ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan ( MDt = f(Y) ), artinya semakin besar tingkat
pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami
peningkatan demikian sebaliknya.Menurut Keynes, Orang rata-rata akan memegang uangnya
22
sebesar Y/2. Contoh : apabila ia menerima gaji Rp.300.000 perbulan, maka rata-rata ia akan
memegang uangnya sebesar Rp.150.000.
Mdt = f(Y)
Dimana :
Y = Pendapatan
Jadi seberapa besar atau kecilnya orang memegang uang tergantung dari pendapatannya.
Tidak semua uang yang ada di tangan digunakan untuk melakukan transaksi, sebagian ada
yang disimpan untuk kebutuhan yang mendesak. Misalnya untuk biaya pengobatan. Kondisi
pada masa depan yang tidak pasti mendorong orang untuk menyimpan uang tunai untuk
kebutuhan berjaga-jaga.Uang digunakan sebagai alat untuk menghadapi ketidakpastian akan
kebutuhan di masa mendatang. Keynes percaya bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk
berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi yang diekspektasikan dimasa mendatang.
Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi.
Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini.
Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk
berjaga-jaga. Secara agregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan
masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin. Menurut Keynes jumlah
uang yang dipegang untuk berjaga-jaga tergantung dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula uang yang dipegang untuk berjaga-jaga di
masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas adapat disimpulkan dengan persamaan sbb
( MDp = f(Y) ).Dijabarkan sebagai berikut:
M1 = Mdt+Mdp
M1 = f(Y)
Dimana :
23
Mdp= Motif jaga-jaga
Y= Pendapatan
Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami
perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan uangnya
bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga,
seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi
besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat
berharga, ataupun capital gain, fungsi permintaannya adalah ( MDs = f(i) ).
Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah negative.
Artinya setiap adanya kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk spekulasi akan
berkurang. Dan begitupun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga menurun, maka permintaan
uang untuk spekulasi akan meningkat. Dari pr=enjelasan ini dapat ditulis dengan persamaan (
N = R/i ), dimana N itu adalah harga/nilai surat berharga, R adalah pendapatan dari surat
berharga dan juga i adalah suku bunga dari surat berharga.
Dari ketiga motif diatas, maka formula untuk permintaan uang secara total menurut
Keynes adalah:
L = L 1 + L2
Dimana :
L1 = L1 (Y)
L2 = L2 (i)
24
Sehingga :
L = L1(Y) + L2 (i)
L = L (Y, i )
L1 : Permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga yang ditentukan oleh
pendapatan (Y)
L2 : Permintaan akan uang untukspekulasi yang dipengaruhi oleh tingkat bunga ( i )
Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk
mengatur penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang
merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia).
Yang dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang
inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang
ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping
dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi
lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic.
Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu asset
likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan risiko rugi.
Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang paling likuid
dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi
yang secara definitive tidak secara langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi
ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran
seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.
Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva
permintaan uang, jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.
25
b. Pergeseran kurva penawaran uang
Tingkat Bunga
Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.
Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah
dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.
Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan
memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia
perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah
agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu, yang sekaligus
menjadi pengukur kesehatan bank.
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar,
sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik
dan nilai rupiah pun terangkat.
Suku Bunga
Nilai Tukar
Inflasi, dan
26
Output Barang dan Jasa.
Fluktuasi pada penawaran uang akan berdampak pada keuntungan investasi, harga barang
dan jasa, dan secara umum pada kesejahteraan/pertumbuhan ekonomi. pada akhirnya bank
sentral akan mencoba untuk mengendalikan penawaran uang. Lalu bagaimana bank sentral
mengendalikan penawaran uang? sebelum menjawab pertanyaan ini kita harus tahu faktor
apa saja yang mempengaruhinya dan bagaimana bank sentral menaikkan atau menurunkan
JUB.
Disini kita akan mengidentifikasi bagaimana proses yang terjadi dari monetary base menjadi
penawaran uang. Ada 3 pelaku dalam penawaran uang ini yaitu:
Dalam penawaran uang, memang bank sentral memegang kendali atas monetary base dan
money supply tapi hal ini tidak cukup karena bank umum dan lembaga keuangan non bank
juga punya peran yang penting dalam menentukan jumlah uang yang beredar.
Kurva LM menunjukkan kombinasi antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatan (Y)
dengan keseimbangan pada pasar uang. Untuk menurunkan kurva LM kita mulai dengan
pasar uang.
Penawaran uang money supply (Ms) ditentukan oleh bank sentral. Karena penyuplai uang itu
adalah bank sentral. Permintaan uang / money demand (Md) ditentukan oleh tingkat
pendapatan. Kesimbangan antara money demand dan money supply katakan pada tingkat
bunga 10%. Jadi keseimbangan pasar uang yang pertama terjadi saat tingkat bunga 10% dan
tingkat pendapatan Y1.
Kurva LM menunjukkan kombinasi dari i dan Y dengan keseimbangan pada pasar uang yaitu
tingkat bunga 10% dan pendapatan sebesar Y1. Jadi point menggambarkan point ketika pasar
uang ekuilibrium ditandai pada tingkat pendapatan Y1. Jika pendapatan naik menjadi Y2,
27
maka permintaan barang dan jasa juga naik. Kenaikan permintaan barang dan jasa ini akan
menyebabkan transaksi permintaan uang akan naik. Pada kurva ditunjukkan dengan bergeser
kurva money demand ke kanan, dengan pendapatan sebesar Y2.
Permintaan uang yang naik, akan menyebabkan bank maupun penerbit bond akan menjual
bond. Jika bond dijual, maka harga bond akan turun. Untuk menarik kembali uang yang
beredar di masyarakat, maka bank akan menaikkan tingkat bunga, misalkan menjadi 15%.
Sehingga di dapat kesimbangan pasar uang yang kedua yaitu saat tingkat bunga sebesr 15%
dan pendapatan sebesar Y2.Kedua point ini dihubungkan dan terbentuklah kurva LM.
Jadi menurut teori preferensi likuiditas, jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga
juga naik. Pendapatan yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian menaikkan
tingkat bunga keseimbangan.
Tingkat harga sangat mempengaruhi terjadinya Pergeseran pada Kurva LM. Misalnya adalah
sbb:
Adanya perubahan dalam parameter h dan k melalui perubahan slope kurva LM. Jika
k naik maka kurva LM akan bergeser ke kiri (begitupun sebaliknya). Jika h naik maka
kurva LM akan bergeser ke kanan begitupun sebaliknya.
Adanya perubahan permintaan uang untuk spekulasi otonom (L O). Jika Lo meningkat
dan yang lain tetap, kurva LM akan bergeer ke kanan dan begitupun ebaliknya.
Adanya perubahan penawaran uang, jika penawaran uang meningkat maka kurva LM
akan bergeer ke kanan dan begitupun sebaliknya.
Selain itu peningkatan jumlah uang juga akan menggeser kurva LM kebawah. Hal ini
dikarenakan karena keseimbangan di pasar uang bahwa disaaat tingkat penawaran uang rill
tertentu, terjadinya peningkatan pendapatan ( yang meningkatkan permintaan terhadap uang)
dan yang akan menjadikan peningktan terhadap suku bunga.
28
2.3 Keseimbangan IS-LM
2.3.1 Pasar Komoditi
29
1. Perdagangan Fisik
Perdagangan fisik adalah transaksi jual-beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli,
di mana setelah penjual dan pembeli mencapai suatu kesepakatan, penjual akan
menyerahkan secara fisik kepada pembeli.
2. Perdagangan Berjangka
30
2.3.4 Bursa Komoditi Indonesia
Pemerintah membentuk Bursa Komoditi Indonesia yang secara teknis bursa ini berada di
bawah pengawasan Departemen Perdagangan, sedangkan untuk masalah keuangan berada di
bawah naungan Departemen Keuangan. Bursa Komoditi Indonesia melakukan perdagangan
berjangka. Ada beberapa alasan yang mendasari pemerintah Indonesia membentuk Bursa
Komoditi Indonesia, yaitu :
a. Perubahan lingkungan strategis seperti globalisasi.
b. Kesepakatan dalam jangka WTO, AFTA, APEC.
c. Berkuranya peran perjanjian komoditi Internasional.
d. Berubahnya kebijakan deregulasi dan debirokratisasi oleh pemerintah.
e. Dalam rangka merangsang produktivitas komoditi dan meningkatkan kegiatan
ekspor non migas agar bisa bersaing di pasar global.
f. Pemerintah menganggap perlu adanya berbagai fasilitas penunjang yang dapat
menjembatani kepentingan produksi dan kepentingan ekspor.
Manfaat Bursa Komoditi Indonesia yang dibentuk pemerintah sejak tahun 1986, antara lain :
1. Sarana Pengelolan Risiko
Salah satu ciri barang komoditi yang diperdagangkan di bursa adalah harga
komoditi yang bersangkutan sering mengalami gejolak. Untuk menjaga kelangsungan
usahanya maka diperlukan instrumen pengelolaan risiko harga yang efisien yaitu
dengan menggunakan instrumen kontrak forward, kontrak berjangka, opsi, swap dan
bond pada skema pasar. Instrumen yang sering digunakan adalah kontrak berjangka.
31
2. Sarana Pembentukan Harga
Pelaku pasar komoditi baik itu yang melakukan perdagangan fisik maupun perdagangan
berjangka. Pelaku Pasar Komoditi yang melakukan perdagangan fisik antara lain :
32
a) Produsen dan Pengolah
Produsen adalah penghasil barang komoditi yang akan dijual pada pasar komoditi.
Pengolah adalah pelaku pasar komoditi yang melakukan pengolahan terhadap barang-
barang komoditi yang dihasilkan oleh para produsen. Contohnya pengusaha mebel
dan kerajinan yang melakukan pengolahan terhadap barang komoditi hasil hutan yaitu
rotan.
b) Konsumen
Adalah pelaku pasar komoditi yang melakukan konsumsi terhadap barang-barang
komoditi yang dihasilkan oleh produsen dan pengolah.
c) Pedagang dan Eksportir
Adalah pelaku pasar komoditi yang melakukan tugas untuk menjual barang-barang
komoditi dari produsen dan pengolah kepada konsumen baik itu konsumen dalam
negeri maupun konsumen luar negeri.
33
c. Investor
Bagi calon investor yang berminat untuk terjun didalam pasar komoditi, pertama-tama
mereka harus mendapatkan daftar nama-nama perusahaan pialang berjangka terdaftar.
Hal yang lain perlu diketahui meliputi margin, bagaimana penempatan order, laporan
keuangan nasabah, pernyataan adanya risiko sampai pada tipe pialang yang
memberikan jasa pelayannya. Investor dalam pasar berjangka komoditi melakukan
kegiatan spekulasi yaitu dengan cara memanfaatkan perubahan harga yang terjadi di
pasar berjangka komoditi untuk mendapatkan keuntungan.
Ditinjau dari tingkat kemampuan dan pengalamannya, dikenal ada empat macam
kriteria investor di pasar komoditi. Investor tersebut antara lain, sebagai berikut :
1. Investor Tingkat Pemula.
Ciri-ciri investor yang masuk dalam kriteria ini, antara lain :
34
4. Investor Independen (Scalper)
Ciri-ciri investor yang masuk dalam kriteria ini, antara lain :
d. Pemerintah
Tugas pemerintah adalah membuat peraturan untuk menciptakan iklim usaha yang
kondusif. Dalam rangka mewujudkan dan menjamin integritas pasar komoditi
dengan cara melakukan perdagangan berjangka, maka pemerintah melakukan hal-
hal sebagai berikut :
a) Kontrak berjangka yang digunakan sebagai dasar dalam transaksi komoditi harus
dapat menjamin pelaksanan perdagangan yang adil, transparan dan tidak
mengandung kelemahan yang dapat dimanfaatkan untuk penipuan. Oleh sebab
itu kontrak berjangka harus mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Pasar
Komoditi (Bappebti).
b) Pengawasan pasar dilakukan setiap hari. Pengawasan dilakukan secara
berjenjang mulai dari para profesional sendiri, Bursa Berjangka, Lembaga
Kliring Berjangka dan Bappebti.
c) Kewajiban lapor bagi para profesional dan Bursa Berjangka dimana laporan
ditetapkan secara berkala dan sewaktu-waktu diperlukan.
d) Kewajiban membuat catatan dan/atau rekaman atas kegiatan yang dilakukan oleh
pihak yang memgang perijinan dan siap untuk diperiksa secara
berkala/sewaktu-waktu diperlukan.
35
b) Lembaga Kliring Berjangka harus mampu menyelesaikan keuangan transaksi
apabila anggotanya lalai/cidera janji.
c) Pialang berjangka harus memiliki kemampuan keuangan yang kuat.
d) Dana nasabah harus ditempatkan di rekening yang berbeda.
e) Setiap pihak harus mematuhi kewajiban modal minimum yang ditetapkan.
f) Transaksi dapat dilakukan apabila nasabah telah menyerahkan margin.
g) Penyelesaian keuangan dilakukan setiap hari.
Proses awal perdagangan fisik terjadi di dalam pasar komoditi dimana konsumen
dengan produsen selaku pedagang bertemu. Kemudian terjadi kesepakatan untuk
melakukan transaksi jual beli barang-barang komoditi. Pihak penjual langsung
mempersiapkan barang komoditi yang diambil dari gudang (warehouse), kemudian
melakukan proses pemeriksaan terhadap kualitas (quality control) dan melakukan proses
pengepakan (packing). Setelah itu barang dikirim menggunakan jasa perusahaan
pengangkutan (shipping company) ke pada konsumen. Setelah konsumen menerima
barang komoditi tersebut, melakukan pemeriksaan dan kemudian membayar pembelian
barang tersebut kepada pihak penjual dengan mentransferkan sejumlah uang ke bank.
Setelah itu barulah pihak bank melakukan transfer uang ke rekening penjual. Dan proses
perdagangan fisik di pasar komoditi selesai. Mekanisme perdagangan fisik di pasar
komoditi dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
36
(warehouse), kemudian melakukan proses pemeriksaan terhadap kualitas (quality control)
dan melakukan proses pengepakan (packing). Setelah itu barang-barang komoditi itu
diangkut dari pusat produksinya menggunakan truk-truk kontainer berpendingin (buah dan
sayur) kemudian dibawa ke pelabuhan, untuk selanjutnya di kapalkan. Setelah proses
pengapalan selesai, berlayar selama beberapa lama menuju salah satu bandar, antara lain
Nusantara ataupun negara lainnya yang juga melalui Nusantara. Setelah sampai di
pelabuhan, maka barang tersebut dipindahkan lagi ke truk-truk kontainer untuk dikirim
kepada konsumen/buyer. Setelah konsumen menerima barang komoditi tersebut,
melakukan pemeriksaan dan kemudian membayar pembelian barang tersebut kepada pihak
penjual dengan mentransferkan sejumlah uang ke bank. Setelah itu barulah pihak bank
melakukan transfer uang ke rekening penjual. Setelah menerima uang dari buyer maka
penjual mentransfer uang tersebut ke pialang berjangka dan menerima uang dalam mata
uang rupiah. Mekanisme perdagangan berjangka di pasar komoditi dapat dilihat pada
gambar 2 berikut.
37
2.3.8 Pasar Uang
Pasar uang (money market) adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana,
surat-surat berharga, atau instrumen financial jangka pendek yang mempunyai jangka waktu
satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga
perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.
Dari pihak yang membutuhkan dana Dari pihak yang menanamkan dana
1. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek Untuk memperoleh penghasilan dengan
tingkat suku bunga tertentu
2. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas 2. Membantu pihak-pihak yang mengalami
38
kesulitan keuangan
3. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja 3. Spekulasi
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya
cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-badan usaha
swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.
Instrumen pasar uang antara lain :
Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan
jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah
ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang.
Surat - surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto
dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
3. Sertifikat Deposito
39
Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam
suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito
berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang
membedakaimya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat
dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli temponya melalui
lembaga - lembaga keuangan lainnya.
4. Commercial Paper
Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.
5. Call Money
Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka
waktu pendek.
6. Repurchase Agreement
Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan
membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga
yang telah ditetapkan lebih dahulu.
7. Banker's Acceptence
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir
atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.
8. Treasury Bills
Treasury Bills adalah surat utang yang diterbitkan oleh negara dengan jangka waktu 90
hari - 1 tahun.
9. Promissory Notes
Promissory Notes adalah surat sanggup bayar yang membuktikan adanya utang
piutang jangka pendek antara kreditur dan debitur.
40
g. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Uang
Sarana untuk mencari pinjaman dana jangka pendek bagi perusahaan yang
mengalami kesulitan likuiditas.
Sarana untuk menempatkan kelebihan dana yang dimiliki oleh badan usaha
Pada umumnya kurva IS merupakan kurva mempunyai lereng yang negatif sedangkan
kurva LM mempunyai lereng yang positif. Ini berarti bahwa pada umumnya tingkat
pendapatan nasional yang memenuhi syarat ekuilibriumnya baik pasar komoditi maupun
pasar uang hanya terletak pada satu titik. Yaitu pada titik potong kurva IS dengan kurva LM.
Keadaan perekonomian di mana terpenuhi syarat ekuilibriumnya pasar komoditi dan juga
41
terpenuhinya syarat ekuilibriumnya pasar uang dalam model analisa IS – LM dikatakan
berada dalam keseimbangan umum atau general equilibrium dan titik potongnya kita sebut
titik ekuilibrium - LM. Dikatakan sebagai ekuilibrium atau keseimbangan semu oleh karena
syarat ekuibliriumnya pasar bersangkutan dipenuhi. Akan tetapi terpenuhinya syarat
ekuilibrium tersebut tidak menjamin bahwa nilai-nilai variabel endogen bisa bertahan lama.
Kurva IS merupakan kurva yang menghubungkan Y pada berbagai tingkat r dengan syarat
ekulibrium pada pasar komoditi. Kurva LM merupakan kurva yang menghubungkan Y pada
berbagai tingkat r dengan syarat ekulibrium pada pasar uang.
I S, I
I=I
S
Sc
IC YC
r
IS LM
SC
I A Y
Titik A menunjukkan keseimbangan pada pasar komoditi dan terjadi pada Y di 0Y c dan r di
Orc, dengan tingkat saving OSc.dan tingkat investasi OIc. Titik A pada kurva IS merupakanL2
I
Y
keseimbangan semu dalam pasar komoditi dan tidak
0 bertahan lama. Pada titik A di pasar L2
L2C
L1 M,L
42
L1 M
F
L1C G
Y O M,L
L2C M
uang, pendapatan nasional, investasi, saving, dan tingkat bunga terjadi pada Y di 0Y c dan r
di Orc, dengan tingkat saving OSc.dan tingkat investasi OIc:
b) Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga L1C atau sebesar OG.
c) Jumlah uang beredar sebanyak OM dan yang diminta adalah OG + FM, sehingga ada
kelebihan penawaran uang sebesar GF
d) Kelebihan penawaran uang ini menyebabkan penurunan r, shg I naik dan dipasar
komoditi terjadi perubahan yang menuju kekeseimbangan umum.
Titik A pada kurva LM merupakan keseimbangan semu dalam pasar uang dan tidak bertahan
lama.
Pada titik A di pasar komoditi, pendapatan nasional, investasi, saving, dan tingkat bunga
terjadi pada Y di 0Yc dan r di Orc, dengan:
a) permintaan uang untuk spekulasi sebesar OL2C
b) Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga OL1C
c) Jumlah uang beredar sebanyak OM dan yang diminta adalah OL1C + OL2C , sehingga
penawaran uang sama dengan permintaan uang. Pasar uang dalam kondisi ekuilibrium.
d) Pada tingkat bunga Or, keinginan investasi masyarakat sebesar OI c atau setinggi OF,
sementara tingkat saving hanya sebesar OSc.
e) Nilai investasi lebih besar dari saving. (OF > OSc).
f) Besar I menyebabkan Y naik,. Y naik menyebabkan L 1 naik. Jika L2 tidak berubah,
maka terjadi kelebihan permintaan uang. Ini berarti pasar uang terjadi disekuilibrium dan
menyebabkan peningkatan tingkat suku bunga, sehingga menuju pada keseimbangan
umum yang baru.
3. Nilai Variabel Endogen dalam Keseimbangan Umum
Jika diketahui:
C = 40 + 0,6Y
I = 80 – 4r IS = Y = 300 -10r
Ḿ = 200
LT = 0,25Y
LJ = 0,15Y LM= Y = 100 +10r
L2 = 160 – 4r
43
KESEIMBANGAN IS = LM
300 -10r = 100 +10r
200 = 20r, maka r = 10%
Diantara pembentuk kurva penawaran agregat yaitu pasar uang ( kurva IS ) dan pasar barang
( kurva LM
Model IS – LM
44
Menunjukkan kurva permintaan agregat yang meringkas hubungan antara tingkat bunga dan
pendapatan ini : semakin tinggi tingkat harga, semakin rendah tingkat pendapatan
Setiap pasang nilai P dan Y pada kurva permintaan agregat berhubungan dengan satu titik di
mana baik pasar barang maupun pasar uang berada dalam keseimbangan. Kurva permintaan
agregat jauh lebih rumit dibandingkan kurva permintaan pasar atau individu yang sederhana.
Kurva AD bukan kurva permintaan pasar, dan kurva ini bukan jumlah dari semua kurva
permintaan pasar dalam perekonomian, karena permintaan pasar bersifat individual.
Kurva permintaan menunjukkan kuantitas keluaran yang diminta ( oleh suatu rumah tangga
individual atau dalam suatu pasar tunggal ) pada setiap harga yang mungkin, cateris paribus.
Dalam menggambarkan kurva permintaan, kita mengasumsikan bahwa harga – harga dan
pendapatan tetap. Dari asumsi itu, menyusul bahwa salah satu alasan julah barang tertentu
yang diminta turun bila harganya naik adalah bahwa harga – harga lain tidak naik.
Permintaan agregat turun bila tingkat harga naik karena lebih tingginya tingkat
harga menyebabkan aiknya permintaan uang ( MD ), karena penawaran uang yang
konstan, tingkat suku bungan akan naik untuk membangun kembali keseimbangan di
pasar uang. Tingkat suku bunga tinggilah yang menyebabkan keluaran agregat turun.
45
Teori Kebijakan fiskal
Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Kebijakan Fiskal Kontraktif. Kebijakan Fiskal Ekspansif
adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk
menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada
saat munculnya kontraksional gap. Konstraksional gap adalah suatu kondisi dimana output
potensial (YF) lebih tinggi dibandingkan dengan output Actual .
46
Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan
belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya
beli masyarakat dan mengatasi inflasi. kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya
lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan. pada saat munculnya ekpansionary gap. Ekspansionary
gap adalah suatu kondisi dimana output potensial (Yf) lebih kecil dibandingkan dengan
output Actual (). Adapun mekanisme penurunan pengeluaran pemerintah (G) ataupun
kenaikan pajak (T) terhadap output (Y) adalah sebagai berikut, secara grafik kebijakan fiskal
kontraktif diagram sebagai berikut:
Pada gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah (ΔG) turun atau
selisih pajak (ΔT) naik maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat kebawah sehingga
Pendapatan akan turun dari (Y1) menjadi (Yf).
47
2.4 KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DALAM MODEL IS-LM
2.4.1 Kebijakan Ekspansi dan Kontraksi
Secara teori Kebijakan Ekspansi adalah kebijakan ekonomi makro yang mempunyai
tujuan untuk memperbesar kegiatan ekonomi dalam perekonomian, sedangkan Kebijakan
Kontraksi adalah kebijakan ekonomi makro yang tujuannya ialah menurunkan kegiatan
ekonomi dalam perekonomian.
Kebijakan ekspansi pada umumnya terjadi pada masa - masa saat perekonomian
menghadapi banyak pengangguran dan kapasitas produksi nasional belum dimanfaatkan
sepenuhnya. Sebaliknya, kebijakan kontraksi umumnya dilakukan pada masa - masa
perekonomian dalam keadaan dimana permintaan agregatif melampaui besarnya kapasitas
produksi nasional. Biasanya di tandai oleh tingkat inflasi yang sangat tinggi. Disamping itu
kebijakan kontraksi pada umumnya juga dipakai dalm keadaan dimana perekonomian
mengalami defisit neraca pembayaran. Melalui kebijakan ekspansi diharapkan dapat
memperoleh hasil berupa meningkatnya pendapatan nasional dan menurunnya tingkat
pengangguran. Sebaliknya, kebijakan kontraksi pada umumnya diharakapkan dapat
menurunkan tingkat inflasi dan memperkecil defisit neraca pembayaran luar negeri.
Kebijakan moneter saya definisikan sebagai rencana dan tindakan otoritas moneter
yang tersusun untuk menjaga keseimbangan moneter, dan kestabilan nilai uang, mendorong
kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup rakyat. Wikipedia memberikan definisi kebijakan moneter dengan
sebuah proses yang dilakukan oleh pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter dari
sebuah negara untuk mengontrol, penawaran uang, ketersediaan uang, tingkat bunga, dalam
rangka mencapai seperangkat tujuan orientasi kepada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Dimana biasanya kebijakan moneter dikenal sebagai pilihan antara kebijakan ekspansi
atau kebijakan kontraksi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, kebijakan moneter adalah semua
upaya atau tindakan bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan moneter (uang beredar,
suku bunga, kredit dan nilai tukar) untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu. Kebijakan
moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain:
1. Operasi Pasar Terbuka
48
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual
atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin
jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI
atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang.
2. Politik Diskonto
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan
tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat
bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah
jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Hibauan Moral
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar
dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau
perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
1. Kesempatan Kerja
Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan
produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini
berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.
49
2. Kestabilan harga
Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercayaan di
masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan
harga yang akan masa depan.
50
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik
digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
Pada masa sekarang sudah secara meluas di yakini bahwa kebijakan fiskal memegang
peran yang sangat penting di dalam menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi, dan menciptakan
kegiatan ekonomi ke arah tingkat yang dikehendaki. Apabila pendapatan pemerintah
bertambah tinggi, maka pemerintah dapat membuat pengeluaran yang lebih besar. Tetapi
apabila pendapatan pemerintah berkurang maka pemerintah juga harus mengurangi
pengeluarannya. Singkatnya, di dalam zaman klasik orang berpandangan bahwa pemerintah
haruslah menjalankan kebijakan fiskal seimbang atau anggaran belanja seimbang yaitu,
pengeluarannya haruslah sesuai atau sama dengan pendapatannya.
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam
kegiatan perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal
dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah
(goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP,
inflasi, kurs, dan suku bunga.
51
Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan
kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor
rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar
negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam
menciptakan pendapatan dan pengeluaran.Walau sering berjalan secara selaras dan saling
berpengaruh, namun kebijakan moneter dan fiskal juga kerap kali saling berbenturan.
Ketidakselarasan antara kebijakan moneter dan fiskal dapat dilukiskan berdasarkan model IS
– LM. Kita dapat melihat, misalnya, pertambahan suplai uang akan menggeser kurva LM ke
kanan dan menurunkan suku bunga (i) serta meningkatkan tingkat pendapatan (Y).
Di lain pihak, melalui kebijakan fiskal yang ekspansif. Pengeluaran APBN akan naik,
didorong untuk naik oleh kenaikan tingkat pajak investasi swasta, sehingga menggeser kurva
IS ke kanan. Pada gilirannya, pergesan IS ke kanan menaikkan suku bunga dan pendapatan.
Alhasil, kebijakan fiskal dan moneter yang sama-sama ekspansif tadi, menciptakan gerak
suku bunga yang berlawanan arah. Di sinilah kemudian benturan kebijakan terjadi, sehingga
dengan sendirinya memerlukan koordinasi dan keterpaduan. Memperbesar investasi, tingkat
suku bunga harus diturunkan, dan atas dasar itu suplai uang harus ditambah sehingga kurva
LM1 bergeser menjadi LM2. Tetapi titik potong antara LM2 dan IS1 semula akan membuat
pendapatan lebih besar dari Y, dan mestinya akan melahirkan inflasi seperti diresahkan tadi.
Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang tertuju pada pengetahuan investasi sehingga kurva
LM2 dan IS2, mencapai tingkat keseimbangan E2 dan pendapatan dapat dipertahankan pada
tingkat Y. Dengan cara demikian, inflasi dapat dicegah berkat adanya kombinasi dan
keterpaduan kebijakan moneter dan fiskal yang mengakibatkan tingkat suku bunga menjadi
lebih rendah.
2.4.6 Bekerjanya Kebijakan moneter
Moneter juga dapat digunakan untuk mendorong atau memperlambat ekonomi tetapi
dikendalikan oleh bank sentral, dengan tujuan akhir untuk menciptakan lingkungan uang
mudah. Pada waktu yang berbeda dalam siklus ekonomi, kebijakan moneter telah terbukti
memiliki pengaruh dan dampak terhadap perekonomian dan pasar ekuitas juga pendapatan.
Bank sentral juga sering mengadakan operasi pasar terbuka, dimana mereka biasanya
aktif setiap hari. Mereka membeli dan menjual obligasi pemerintah di pasar terbuka yang
dapat meningkatkan atau mengurangi cadangan dengan bank meski mempengaruhi suplai
52
uang. Bank sentral juga dapat mengubah persyaratan cadangan di bank sehingga secara
langsung meningkatkan atau menurunkan jumlah uang beredar. Bank sentral juga dapat
membuat perubahan dalam tingkat diskonto yang merupakan alat yang selalu menerima
perhatian besar pada media.
Tingkat diskonto sering kali disalah pahami, karena itu bukan kurs resmi dimana
konsumen akan membayar pinjaman mereka atau menerima pada rekening tabungan mereka.
Namun, tingkat yang dibebankan kepada bank-bank guna meningkatkan cadangan mereka
ketika mereka meminjam langsung dari bank sentral. Keputusan bank sentral untuk
mengubah suku bunga, bagaimanapun, akan melalui sistem perbankan dan pada akhirnya
menentukan apa yang konsumen bayar ketika meminjam dan apa yang mereka terima pada
deposito mereka. Secara teori, menerapkan suku bunga rendah akan mendorong bank untuk
menahan kelebihan cadangan lebih sedikit dan akhirnya meningkatkan permintaan terhadap
uang.
Ada dua alat utama yang digunakan pemerintah dan bank sentral untuk mengarahkan
perekonomian kita ke tujuan yang ingin di capai, yaitu, kebijakan fiskal dan kebijkan
moneter. Ketika digunakan dengan benar, kedua kebijakan ekonomi ini dapat memiliki hasil
yang sama baik untuk mempengaruhi perekonomian dan memperlambatnya ketika memanas.
Perdebatan yang masih berlangsung adalah mana yang lebih efektif dalam jangka panjang
ataupun jangka pendek.
53
teori ini memang populer dan secara khusus diterapkan untuk mengurangi kemerosotan
ekonomi.
2.4.8 Bentuk Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi dan Kebijakan Moneter
Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga sifatnya sangat berbeda dengan
tujuan spekulasi. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh
pendapatan masyarakat atau pendapatan nasional, sedangkan permintaan uang untuk tujuan
spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga.
54
Dari kurva permintaan tersebut tampak bahwa makin tinggi pendapatan, makin besar
permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut. Sementara itu, pada saat pendapatan sebesar
Ya, maka jumlah uang yang diperlukan untuk transaksi dan berjaga-jaga sebesar Ma.Tetapi
bila pendapatan nasional Yb maka uang yang diperlukan sebesar Mb.
Kurva permintaan uang untuk spekulasi menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat bunga (ia),
makin kecil permintaan uang (Mb), sebaliknya makin rendah tingkat bunga (ib), makin besar
permintaan uang (Mb). LP pada gambar tersebut menunjukkan kurva preferensi likuiditas.
Teori permintaan uang menurut Keynes adalah permintaan uang (md) dalam analisis Keynes
di dasarkan atas 3 yaitu:
55
peranan uang itu sangat penting bagi seseorang untuk melakukan transaksi, sehingga secara
sistematis dapat di tulis sebagai berikut:
Mt = f (y)
Mt = kt y
Ket:
K : bilangan konstanta.
2. Motif Berjaga-jaga.
Menurut keynes, antisipasi terhadap pengeluaran yang di rencanakan dan yang tidak
di rencanakan menyebutkan seseorang akan memegang uang lebih besar dari pada untuk
tujuan transaksi.
Dalam motif ini sama halnya dengan motif transaksi yang besarnya sangat tergantung
pada penghasilan atau pendapatan seseorang. Sehingga dalam model matematiknya dapat di
tunjukkan dalam model berikut:
Mj = f (y)
Mj = kj y
Ket:
K : Variable Konstanta
Y : Penghasilan ( Pendapatan )
Fungsi pendapatan dari motif transaksi bila dihubungkan dengan motif berjaga-jaga maka
dapat di beri symbol MI, sehingga MI tersebut merupakan jumlah uang yang beredar yang di
gunakan untuk motif transaksi dan berjaga-jaga.
56
Mt=f (y)
Mj=f(y) maka
Menurut kaum ekonom Cambridge, mengatakan bahwa permintaan uang tunai juga
tergantung dari tingkat bunga dan harapan mengenai harga-harga di masa yang akan datang.
Dalam motif ini Keynes menyatakan secara eksplisif dalam model mengenai pengaruh
tingkat bunga dan harapan mengenai harga yang akan datang.
a. Dalam bentuk uang tunai di atas uang yang di perlukan untuk tujuan transaksi dan
berjaga-jaga.
b. Dalam bentuk surat berharga seperti Saham, Obligasi.
Mengenai pembahasan permintaan (Md) dan penawaran uang (Ms). Pasar uang akan
berada dalam keseimbangan apabila penawaran uang (Ms) sama dengan permintaan uang
(Md). Menurut analisa Keynes menyatakan bahwa permintaan uang itu karna di pengarui
oleh 3 tujuan (Motif) yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi. Dari ke
tiga motif tersebut akan menggambarkan model keseimbangan pasar uang (Analisa Lm)
sehingga akan terbentuk fungsi Lm yang menggambarkan hubungan antara tingkat
pendapatan Nasional pada berbagai kemungkinan tingkat bunga yang memenuhi syarat
keseimbangan pasar uang.
Untuk menentukan fungsi LM, terlebih dahulu mengasumsikan bahwa jumlah uang
disebut sebagai jumlah uang beredar dalam perekonomian di asumsikan sebagai Variable
Eksogen.
M=m
Kemudian permintaan uang terdiri dari motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi dibuat
model sebagai berikut:
57
Mt = Motif Transaksi
Mj = Motif Berjaga-Jaga
Mt = f (y) _ Mt = kt y
Mj = f(y) _ Mj = kj y)
Pembentukan Kurva LM
Kedua faktor ini menyebabkan keseimbangan di pasar uang. Yaitu keseimbangan di antara
permintaan dan penawaran uang sangat erat hubungannya dengan pendapatan Nasional.
58
2.4.10 Pengeluaran Pemerintah dalam Model IS-LM
Model IS-LM dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter saya definisikan sebagai rencana dan tindakan otoritas moneter
yang tersusun untuk menjaga keseimbangan moneter, dan kestabilan nilai uang, mendorong
kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup rakyat. Wikipedia memberikan definisi kebijakan moneter dengan
sebuah proses yang dilakukan oleh pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter dari
sebuah negara untuk mengontrol, penawaran uang, ketersediaan uang, tingkat bunga, dalam
rangka mencapai seperangkat tujuan orientasi kepada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Dimana biasanya kebijakan moneter dikenal sebagai pilihan antara kebijakan ekspansi
atau kebijakan kontraksi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, kebijakan moneter adalah semua
upaya atau tindakan bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan moneter (uang beredar,
suku bunga, kredit dan nilai tukar) untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu
antara lain :
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual
atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin
jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI
atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang.
2. Politik Diskonto
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan
tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat
bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
59
3. Rasio Cadangan Wajib
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar
dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau
perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk
mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke
bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Model IS-LM lebih fleksibel dan memungkinkan kita untuk memahami fenomena
ekonomi yang tidak dapat dianalisis dengan kerangka kerja yang lebih sederhana.
Dengan model IS-LM kita dapat memahami bagaimana suatu kebijakan moneter yang
dikeluarkan otoritas moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi dan
interaksinya dengan kebijakan fiskal untuk menghasilkan suatu tingkat output agregat
tertentu.
Pasar barang adalah pasar untuk barang-barang dan jasa-jasa. Kurva IS adalah
kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang. Didalam model Keynes
60
sederhana tentang pasar barang dan jasa, keseimbangan pasar akan terjadi apabila
dipenuhi dua syarat sebagai berikut:
1) Penawaran agregat barang-barang dan jasa (Y) = permintaan agregat akan barang-
barang dan jasa (AD) atau Y = C + I + G
2) Tabungan ditambah pajak = investasi ditambah pengeluaran pemerintah atau S + T
=I+G
Pasar uang adalah pasar dimana uang atau dana jangka pendek dipinjam atau
dipinjamkan. Kurva LM adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar
uang. Secara teoritis, keseimbangan pasar uang kan terjadi apabila permintaan uang sama
dengan penawaran uang atau Md = Ms
Adapun faktor yang mempengaruhi kurva LM adalah sebagai berikut:
a. Jumlah uang beredar
b. Permintaan uang
c. Elastisitas permintaan uang untuk spekulasi terhadap perubahan tingkat bunga
d. Elastisitas permintaan uang untuk transaksi terhadap tingkat pendapatan
61
Keseimbangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Ada dua alat utama yang digunakan pemerintah dan bank sentral untuk mengarahkan
perekonomian kita ke tujuan yang ingin di capai, yaitu, kebijakan fiskal dan kebijkan
moneter. Ketika digunakan dengan benar, kedua kebijakan ekonomi ini dapat memiliki hasil
yang sama baik untuk mempengaruhi perekonomian dan memperlambatnya ketika memanas.
Perdebatan yang masih berlangsung adalah mana yang lebih efektif dalam jangka panjang
ataupun jangka pendek.
Kebijakan fiskal sering dikaitkan dengan Keynesianisme, yang namanya berasal dari
ekonom Inggris John Maynard Keynes. Dengan karya besarnya, "Teori Umum Hubungan
Kerja, Bunga dan Uang," . Keynes mengembangkan sebagian besar teori-teorinya telah
digunakan dari waktu ke waktu, karena teori ini memang populer dan secara khusus
diterapkan untuk mengurangi kemerosotan ekonomi.
62
dimana akan berpengaruh pada perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja dan
kemakmuran pada akhirnya meningkat.
Moneter juga dapat digunakan untuk mendorong atau memperlambat ekonomi tetapi
dikendalikan oleh bank sentral, dengan tujuan akhir untuk menciptakan lingkungan uang
mudah. Pada waktu yang berbeda dalam siklus ekonomi, kebijakan moneter telah terbukti
memiliki pengaruh dan dampak terhadap perekonomian dan pasar ekuitas juga pendapatan.
Bank sentral juga sering mengadakan operasi pasar terbuka, dimana mereka biasanya
aktif setiap hari. Mereka membeli dan menjual obligasi pemerintah di pasar terbuka yang
dapat meningkatkan atau mengurangi cadangan dengan bank meski mempengaruhi suplai
uang. Bank sentral juga dapat mengubah persyaratan cadangan di bank sehingga secara
langsung meningkatkan atau menurunkan jumlah uang beredar. Bank sentral juga dapat
membuat perubahan dalam tingkat diskonto yang merupakan alat yang selalu menerima
perhatian besar pada media.
Tingkat diskonto sering kali disalah pahami, karena itu bukan kurs resmi dimana
konsumen akan membayar pinjaman mereka atau menerima pada rekening tabungan mereka.
Namun, tingkat yang dibebankan kepada bank-bank guna meningkatkan cadangan mereka
ketika mereka meminjam langsung dari bank sentral. Keputusan bank sentral untuk
mengubah suku bunga, bagaimanapun, akan melalui sistem perbankan dan pada akhirnya
menentukan apa yang konsumen bayar ketika meminjam dan apa yang mereka terima pada
deposito mereka. Secara teori, menerapkan suku bunga rendah akan mendorong bank untuk
menahan kelebihan cadangan lebih sedikit dan akhirnya meningkatkan permintaan terhadap
uang.
Analisis ekonomi yang hanya memperhatikan pasar barang saja, pada umumnya
investasi (I) diperlakukan sebagai variabel eksogen Namun, dalam model IS-LM, investasi
merupakan fungsi dari tingkat bunga atau dapat ditulis I = f( r ) , dimana I/r < 0. Jadi,
investasi (I) merupakan variabel endogen (variabel-variabel yang ditentukan oleh variabel -
variabel yang ada didalam model yang digunakan). Sebagai contoh, dipunyai fungsi
investasi : I =80 –4r, dimana I = jumlah investasi per-tahun dalam milyar rupiah dan r =
tingkat bunga dalam persen per tahun.
63
Dari persamaan tersebut dapat dihitung, jika tingkat bunga yang berlaku adalah 15%
maka jumlah investasi adalah Rp. 20 milyar, jika tingkat bunga turun menjadi 10% maka
investasi akan menjadi Rp. 40 milyar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika
tingkat bunga turun , investasi cenderung meningkat dan sebaliknya jika tingkat bunga naik,
investasi cenderung menurun.
Perlu di ingat bahwa permintaan untuk investasi bersifat eksogen artinya besarnya
investasi tertentu tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat pendapatan, tinggi - rendahnya
tingkat bunga dan lain-lainya. Jika besarnya i,g,t dan a diketahui maka persamaan tersebut di
atas dapat menentukan besarnya pendapatan,y, yang tidak dipengaruhi faktor - faktor yang
ada di pasar uang.
Di dalam model Fikalis ini, perubahan JUB hanya akan memperngaruhi kuva LM
saja. Tingkat bunga r, akan dipengaruhi tetapi dengan diketahuinya bahwa investasi inelastis
terhadap tingkat bunga yang ditunjukkan oleh fungsi IS yang tegak lurus, maka harga dan
pendapatan tidak akan terpengaruh.
Kurva IS akan dipengaruhi oleh faktor - faktor fiskalis antara lain pengeluaran
pemerintah g dan pajak t. Kurva permintaan agregat akan berubah dengan berubahnya faktor
- faktor tersebut mengakibatkan perubahan pendapatan y, dan harga P. Kurva LM berarah
positif sedangkan kurva IS tegak lurus atau inelastis sempurna.
Model dasar penelitian terdiri dari empat persamaan struktural, tiga buah variabel
eksogen dan dua persamaan identitas. Kebijakan dikatakan lebih efektif jika kebijakan
tersebut mampu mempengaruhi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih tinggi
dibandingkan kebijakan yang lain. Kemampuan kebijakan tersebut dalam mempengaruhi
peningkatan PDB ditunjukkan oleh besaran multiplier dari kebijakan tersebut. Disamping itu,
penelitian ini juga menentukan keseimbangan tingkat bunga dan keseimbangan PDB atau
Pendapatan Nasional baik pada pasar barang maupun pada pasar uang.
64
Dalam analisis IS-LM diasumsikan tingkat harga tetap, data yang dipergunakan terdiri
dari Produk Domestik Bruto, konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, impor,
permintaan uang, penawaran uang dan tingkat bunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
multiplier kebijakan fiskal sebesar 0,6 dan multiplier kebijakan moneter sebesar 2,6
sedangkan rata-rata keseimbangan perekonomian Indonesia terjadi pada Pendapatan Nasional
sebesar 895.292,83 (miliar) dan tingkat bunga sebesar 11,29 persen. Berdasarkan penelitian
yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter akan lebih efektif
dalam mempengaruhi Produk Domestik Bruto dibandingkan dengan kebijakan fiskal.
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh
pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat
dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Sebaliknya kenaikan pajak akan
menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum. Dalam
literatur klasik, terdapat beberapa perbedaan pandangan mengenai kebajikan fiskal, terutama
menurut teori Keynes dan tiori klasik tradisional (Nopirin, 2000).
Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Kebijakan Fiskal Kontraktif. Kebijakan Fiskal Ekspansif
adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk
menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada
saat munculnya kontraksional gap. Konstraksional gap adalah suatu kondisi dimana output
potensial (YF) lebih tinggi dibandingkan dengan output Actual .
65
Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan
belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya
beli masyarakat dan mengatasi inflasi. kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya
lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan. pada saat munculnya ekpansionary gap. Ekspansionary
gap adalah suatu kondisi dimana output potensial (Yf) lebih kecil dibandingkan dengan
output Actual (). Adapun mekanisme penurunan pengeluaran pemerintah (G) ataupun
kenaikan pajak (T) terhadap output (Y) adalah sebagai berikut, secara grafik kebijakan fiskal
kontraktif diagram sebagai berikut:
Pada gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah (ΔG) turun atau
selisih pajak (ΔT) naik maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat kebawah sehingga
Pendapatan akan turun dari (Y1) menjadi (Yf).
66
2.4.14 Alat Analisis Kebijakan fiskal melalui IS Curve
Teori IS Curve
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
negara dan dalam jangka waktu tertentu.Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi
dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi
penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.
Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan “investasi” dan “tabungan”.
Dalam sistem ekonomi tertutup, identitas output agregat merupakan penjumlahan konsumsi
rumah tangga, konsumsi perusahaan dan konsumsi pemerintah, yaitu:
Y = output riil agregat,
Fungsi konsumsi riil rumah tangga dan konsumsi riil perusahaan masing-masing adalah
C = C [(Y-T],R) (2.2)
Y - T = pendapatan disposable riil, dan
Hubungan persamaan (2.1), (2.2) dan (2.3) menjelaskan output riil agregat, yaitu:
Y =C[Y-T],R]+I[Y,R]+G (2.4)
Fungsi konsumsi riil rumahtangga dalam bentuk linier dari pendapatan disposable dan tingkat
bunga nominal: C = α0 + α1 [Y-T] - α2 R. Demikian juga fungsi konsumsi riil perusahaan
adalah dalam bentuk linier dari pendapatan disposable dan tingkat bunga nominal: I= α0 +
α1 Y - α2 R. Oleh sebab itu output riil agregat ekonomi tertutup berubah menjadi:
67
Persamaan (2.5) menjelaskan keseimbangan pasar barang, dimana keseimbangan output riil
agregat [Y] ditentukan oleh tingkat bunga nominal [R], konsumsi riil pemerintah [G] dan
pajak pendapatan riil [T]. Persamaan (2.5) menjelaskan bahwa kemiringan atau slope dari
kurva IS adalah negatip, artinya respons output riil agregat [Y] terhadap tingkat bunga bunga
nominal [R] adalah negatip.
1. Pada tingkat bunga pada R1 maka kurva permintaan agregat adalah pada kurva a + bY + e –
f.R1, maka pendapatan nasional equilibrium pada Y1.
3. Titik E1 pada diagram kedua merupakan perpotongan garis yang ditarik dari titik E1 pada
diagram pertama dengan garis R1 pada diagram kedua.
4. Bila tingkat bunga pada R2, maka kurva permintaan agregat adalah pada kurva a + bY + e –
f.R2, pendapatan nasional equilibrium pad
68
5. Titik E2 pada diagram pertama terbentuk dari perpotongan antara kurva a + bY + e –
f.R2dan garis 45o.
6. Titik E2 pada diagram kedua merupakan perpotongan garis yang ditarik dari titik E2 pada
diagram pertama dengan garis R2 pada diagram kedua.
7. Dengan menghubungkan titik E1 dan E2 pada diagram kedua, didapatkan kurva IS.
Pergeseran dan pergerakan dalam kurva IS, secara umum dapat dilakukan melalui
perubahan–perubahan pada variabel pengeluaran pemerintah (G) dan pajak (T) yang terkait
dengan kebijakan fiskal.
69
2.4.15 Alat Analisis Kebijakan Fiskal Melalui LM Curve
Teori LM Curve
= L(Y,R) (2.6)
P] tertentu, persamaan (2.6) menjelaskan bahwa respons output riil agregat [Y]
terhadap tingkat bunga nominal [R] adalah positip karena hubungan stok uang [M] dengan
tingkat bunga nominal [R] adalah negatip. Jika model keseimbangan pasar uang adalah M/P
=Pada nilai [M 0 + 1 Y - 2 R maka skedul LM adalah Y = -( 0/ 1)+( 2/ 1) R + (1/ 1)
Hubungan Y dengan R pada stok uang tertentu menjelaskan kurva LM dengan dengan
kemiringan positip. Artinya respons output riil agregat [Y] terhadap tingkat bunga nominal
[R] adalah positip atau peningkatan tingkat bunga akan meningkatkan output riil agregat pada
keseimbangan pasar uang. Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
muncul di pasar uang dinyatakan dengan Kurva LM. Teori preferensi likuiditas menyatakan
bahwa tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan
untuk aset perekonomian yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang
dan P menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang riil.
Teori preferensi likuisditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran
uang M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P
juga merupakan variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah
tertentu (given) karena model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat harga adalah
tetap).
70
Derivasi LM Secara Grafis
Pergeseran dan pergerakan dalam kurva IS, secara umum dapat dilakukan melalui perubahan
pada variabel tingkat suku bunga dan pendapatan yang terkait dengan kebijakan moneter.
Pergeseran kurva LM dapat dilihat pada gambar 2 berikut :
71
Keterangan : r adalah tingkat suku bunga, Y adalah pendapatan nasional, M/P adalah money
supply, L(R, Y) adalah permintaan uang.
Penurunan dalam penawaran uang akan menggeser kurva LM dari LM0 ke LM1 yang
berakibat terhadap kenaikan tingkat suku bunga dalam tingkat pendapatan nasional tertentu.
72
2.5 PERMINTAAN AGREGATIF
2.5.1 Tingkat Harga dengan Analisis IS-LM
r IS IS’ LM
B
A
b. -DT misalkan penurunan pajak sebesar DT. Ini akan menaikkan tingkat
pendapatan sebesar DT × MPC/(1- MPC).
r IS IS’ LM
B
A
73
c. +DM Misalnya peningkatan jumlah uang beredar.
r IS LM
ALM’
74
a. Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga
Dalam suatu waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah
tetap. Tingkat gaji dan upah serta jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkat
harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh adalah berbeda. Semakin rendah
tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata lain,
nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila tingkat harga semakin
rendah.
b. Tingkat Harga, Suku Bunga, dan Investasi
pada umumnya terdapat hubungan antara perubahan tingkat harga dengan
suku bunga. apabila harga stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga
cenderung akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi, suku bunga
akn cenderung semakin tinggi. Pemilik modal akan berusaha untuk memperoleh suku
bunga riil yang tetap besarnya dan ini dilakukan dengan menuntut suku bunga
nominal yang lebih tinggi pada waktu nflasi yang semakin cepat.
Terdapat kaitan yang rapat pula antara suku bunga dengan investasi, yaitu
semakin tingi suku bunga akan menyebabkan penurunan investasi. Menurunnya
investasi akan menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Dengan demikian,
kenaikan harga akan menimbulkan proses perubahan berikut:
2.5.3 Faktor-faktor apa yang menentukan Riil GDP dan Tingkat Harga
GDP riil yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu
tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya
digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain.
Angka-angka GDP merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dan harga.
Kalau harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya GDP akan
naik pula, tetapi belom tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah produksi.
75
Mungkin kenaikan gdp hanya disebabkan oleh kenaikan harga saja, sedangkan
volume produksi tetap atau menurun.
Istilah Klasik di dalam ilmu ekonomi mula-mula diperkenalkan oleh Karl Marx yang
ditujukkan untuk teori-teori dari para ahli mulai dari David Richardo, James Mill,
dam pendahulu mereka. Pengertian Klasik versi Karl Marx ini kemudian diperluas
oleh John Maynard Keynes.
Gagasan atau pandangan kaum Klasik yang sangat penting adalah yang
mengatakan bahwa tingkat output dan harga keseimbangan hanya bisa dicapai kalau
perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full Employment), dan
keseimbangan dengan tingkat kesempatan kerja penuh (equilibrium with full
employment) itu hanya bisa dicapai melalui bekerjanya mekanisme pasar bebas (free
operation of market mechanism). Keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh
tersebut menurut kaum Klasik merupakan kondisi yang ideal atau normal dari suatu
perekonomian.
Keyakinan dari kaum Klasik sbahwa di dalam perekonomian akan selalu
terwujud keadaan seimbang dengan tingkat kesempatan kerja penuh itu
dilatarbelakangi oleh keyakinan mereka akan tiga hal berikut :
1. Bahwa perekonomian pasar (bebas) itu memiliki kekuatan yang dapat diibaratkan
sebagai suatu mekanisme yang memiliki kemampuan self-correcting atau self-
regulating, yang dapat membawa perekonomian tersebut kepada kondisi yang
diinginkan, yaitu full employment equilibrium.
2. Hukum pasar dari J. B. Say, yang mengatakan bahwa penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri (supply creates its own demand), selalu berlaku bagi
perekonomian secara keseluruhan.
3. Bahwa tingkat harga dan upah di dalam perekonomian adalah cukup fleksibel, artinya
harga-harga baran dan upah tenaga kerja sewaktu-waktu dapat dengan cepat
disesuaikan.
76
Pada intinya model makro ekonomi dari kaum Klasik memiliki beberapa
implikasi yang penting, yaitu :
Pandangan Keynes
Apa yang dikemukaka olek kaum Klasik tersebut di atas ternyata mendapat
tanggapan dan kritik keras dari Keynes yang juga dikenal sebagai bapak dari makro
ekonomi modern.
Salah satu pendapat yang sangat penting dari Keynes adalah yang mengatakan
bahwa perekonomian swaste pada dasarnya adalah tidak stabil dan penuh dengan
ketidakpastian, dan bahwa kondisi yang ideal dari perekonomian adalah
keseimbangan di bawah kesempatan kerja penuh atau keseimbangan dengan
pengangguran besar-besaran.
Selain itu, Keynes mengatakan bahwa tidak terdapat kecenderungan secara
alamiah bagi perekonomian yang bergerak ke arah keseimbangan dengan kesempatan
kerja penuh. Di dalam model makro ekonominyaKeynes, uang merupakan peubah
yang sangat penting dan menentukan karena dapat mempengaruhi tingkat output dan
kesempatan kerja.
Keynes menciptakan suatu teori yang bersifat terpadu tentang uang, output,
kesempatan kerja dan harga-harga, sebagai kebalikan dari teori klasik yang dikenal
dengan “two-worlds” system, dimana output riil dan kesempatan kerja ditentukan
oleh tingkat upah dan tingkat bunga, sementara jumlah uang beredar hanya
menentukan tingkat harga.
77
Singkatnya Keynes tidak mempercayai bahwa :
J.M. Keynes sering dikatakan telah menciptakan suatu revolusi di dalam pemikiran
ekonomi, khususnya dalam ekonomi makro, yaitu revolusi Keynesian.
Keynes Effect
78
Keynes Effect dan Kurva Permintaan Agregat (Soediyono, 2000)
Pada gambar diatas, mula-mula tingkat harga setinggi 5. Dengan P = 5, real money
supply tergambar sebagai garis penawaran uang M5M5. Dengan harga menurun menjadi
P = 4, garis penawaran uang nyata bergeser ke M4M4. Selanjutnya apabila tingkat harga
menurun lagi ke P = 3, garis real money supply bergeser lagi ke M3M3. Bergesernya
garis real supply MM menjauhi titik sumbu silang 0 ini dengan sendirinya mengakibatkan
kurva LM bergeser ke kanan, dari LM5 ke LM4 kemudian ke LM3. Dengan bergesernya
kurva-kurva LM ini, maka titik equilibrium IS-LM juga pindah, yaitu semula A,
kemudian pindah ke B, lalu ke C (Soediyono, 2000). Dari uraian di atas, dapat dilihat
hubungan antara tingkat harga dengan tingkat pendapatan nasional yang memenuhi syarat
ekuilibriumnya pasar barang dan pasar uang.
79
Pigou Effect
A.C Pigou dalam artikelnya yang sangat terkenal: “The Classical Stationary
State”, mencoba menerangkan pengaruh perubahan tingkat harga terhadap kegiatan
ekonomi suatu perekonomian melalui pengaruhnya terhadap nilai riil saldo kas
masyarakat, yang biasa disebut juga real cash balance. Oleh karena itulah, kiranya
mudah dipahami kalau konsepsinya tersebut terkenal dengan sebutan Pigou real cash
balance effect, yang biasa juga hanya disingkat Pigou Effect (Soediyono, 2000).
Dengan menurunnya tingkat harga, nilai riil saldo kas seseorang meningkat.
Meningkatnya nilai riil saldo kas menyebabkan saldo kas yang semula berada dalam
keadaan ekuilibrium oleh rumah tangga pemiliknya terasa terlalu banyak. Terjadilah
sekarang keadaan disekuilibrium pada diri konsumen atau rumah tangga tersebut.
Mereka ingin mengurangi saldo kasnya sampai pada jumlah yang optimal. Untuk
maksud ini mereka akan menambah besarnya pengeluaran konsumsi (Soediyono,
2000).
80
Pigou Effect dan Kurva Permintaan Agregat (Soediyono, 2000)
Meningkatnya pengeluaran konsumsi pada tingkat pendapatan yang sama secara
grafik tercermin oleh bergesernya kurva atau garis konsumsi menjauhi sumbu
pendapatan nasional. Ini berarti juga bahwa kurva atau garis saving bergeser
mendekat ke sumbu pendapatan nasional. Atau lebih jelasnya variabel C0 nilainya
meningkat dan nilai S0 menurun. Menurunnya nilai S0 pada gambar Pigou Effect
(diatas) terungkap dalam bentuk bergesernya garis saving, misalnya dari S5 ke S4,
lalu ke S3 (Soediyono, 2000). Bergesernya garis saving tersebut dengan sendirinya
akan mengakibatkan bergesernya kurva IS, dari semula IS5 bergeser ke IS4, lalu ke
IS3.
81
kurva permintaan agregat pada gambar Pigou Effect dan Kurva Permintaan Agregat
diatas berhasil diturunkan dari kuadran IS-LM. Hasilnya adalah kurva abc pada
kuadran tengah paling bawah.
82
Setelah menemukan titik-titik ekuilibrium IS-LM, langkah-langkah
selanjutnya dalam menurunkan kurva permintaan agregat tidak berbeda dengan
sebelumnya. Yaitu titik-titik ekuilibrium IS-LM A, B dan C di bawa ke kuadran
tengah paling bawah, kuadran yang dapat kita sebut sebagai kuadran permintaan-
penawaran agregatif, yang kemudian dari masing-masing titik tersebut ditempatkan
pada tingkat harga masing-masing. Pada gambar Keynes Effect, Pigou Effect dan
Kurva Permintaan Agregat (dibawah), kurva permintaan agregat yang dihasilkan
adalah kurva abc.
Keynes Effect, Pigou Effect dan Kurva Permintaan Agregat (Soediyono, 2000)
83
2.5.5 Bentuk Kurva Permintaan Agregatif
Mudah dipahami kalau kurva permintaan agregat bentuknya dipengaruhi oleh bentuk
kurva-kurva yang merupakan unsur daripada kurva permintaan agregat tersebut.
Sehubungan dengan ini, dapat dibedakan antara bentuk kurva permintaan agregat
yang diturunkan dari asumsi-asumsi klasik dengan bentuk kurva permintaan agregat
yang diturunkan dari asumsi-asumsi Keynes.
Bentuk Kurva Permintaan Agregatif, Asumsi Klasik Lawan Asumsi Keynes (Soediyono,
2000)
Pada gambar Bentuk Kurva Permintaan Agregatif diatas, di mana agDC
merupakan kurva permintaan agregat dengan asumsi klasik, sedangkan agDK
merupakan kurva permintaan agregat dengan asumsi Keynes.
Sebagai konsekuensi dipergunakannya asumsi adanya jerat likuiditas atau
liquidity trap dan atau inelastis sempurnanya kurva permintaan investasi agregat pada
bagian sebelah kanan kurva tersebut, maka kurva permintaan agregat dengan asumsi
84
Keynes pada tingkat-tingkat harga yang tinggi bentuknya sama dengan bentuk yang
dimiliki oleh kurva permintaan agregat dengan asumsi klasik. Tetapi mulai tingkat
harga dengan kerendahan tertentu kurva permintaan agregat Keynes menurun lebih
cepat dan bahkan akhirnya dapat sejajar dengan sumbu tingkat harga.
85
Bentuk Kurva Permintaan Agregatif dengan Adanya Jerat Likuiditas (Soediyono, 2000)
Mengenai bagaimana liquidity trap menghasilkan kurva permintaan agregat yang
inelastis sempurna dapat diuraikan dengan menggunakan gambar Bentuk Kurva
Permintaan Agregatif dengan Adanya Jerat Likuiditas (diatas). Bekerjanya Keynes
effect menggeser kurva LM ke kanan. Dalam contoh sebagai akibat menurunnya
tingkat harga dari 6 ke 5, kemudian ke 4, dan seterusnya, kurva LM bergeser dari
semula LM6 ke LM5, lalu ke LM4, dan seterusnya. Ini selanjutnya mengakibatkan
titik ekuilibrium IS-LM pindah dari A ke B, kemudian ke C dan seterusnya.
Pengeluaran Agregat
Pengeluaran aggreaget ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi
dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah
dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.
Berikut akan diuraikan satu persatu dari komponen Agregat Demand atau
Agregat Spending tersebut.
86
· Pengeluaran Konsumsi
Merupakan bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari
konsumen terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Konsumsi ini memegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian
karena akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu negara. Kontribusi
konsumsi terhadap pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total
GDP. Konsumsi dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama (durable goods)
seperti mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa (services). Dari sisi
asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri terdiri
dari barang produksi dalam negeri dan barang /jasa yang diproduksi oleh negara lain yang
diimport ke Indonesia. Dalam penghitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan dari
angka GDP.
Investasi adalah tambahan terhadap akumulasi modal (physical stock of capital) ditambah
dengan perobahan persediaan (inventory changes).Tetapi transaksi saham tidak termasuk
dalam penambahan stok modal.Jadi investasi adalah aktifitas yang bisa meningkatkan
kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang.Contohnya
adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru.Sewa dari
tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.
87
Komponen terakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih antara export dan import (X
– M). Export merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa yang
diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan
dibeli atau dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing
sedangkan import adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP
negara asing.
Dalam GDP yang dihitung adalah net ekspor untuk menghindari penghitungan dua
kali (double counting). Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan
pemerintah tidak semuanya diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang yang dibeli
tersebut berasal dari luar negeri.Jadi komponen pengeluaran aggeregate yang diuraikan
diatas – pengeluaran rumah tangga, investor dan pemerintah – sebagiannya adalah barang
yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing atau bukan merupakan
GDP Indonesia. Karena itu untuk mengkoreksinya maka ekspor harus dikurangi dengan
impor agar barang import tidak terhitung sebagai GDP kita, karena yang termasuk dalam
GDP Indonesia adalah konsumsi rumah tangga berupa barang-barang produksi dalam
negeri, ditambah dengan belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah
dan ditambah dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri. Barang-barang import
yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri karena
telah masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini tentu sama
dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan Cukai sehingga
dengan mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan mengeluarkannya dari
angka konsumsi barang import.
AE = C + I + G + (X-M)
Keterangan :
88
X-M = ekspor netto
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri terdiri
dari dua golongan barang, yaitu :
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari
pendapatan nasional (Y) dam impor (M), dalam rumus :
AS = Y + M
AE = Cdn + I + G + X + M
Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri (C) dan
pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan
berikut :
C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X
Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M )
89
Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :
I+G+X=S+T+M
a. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus : C = Cdn
+M
Y – Y = C + S atau Y = C + S + T
Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan barang
impor.
Y=C+I+G+(X–M)
C+I+G+(X–M)=C+S+T
Atau
I+G+X=S+T+M
90
· Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka
Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka,
pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto, yaitu sebanyak ( X – M ).
Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk
perekonomian tertutup ( AE = C + I + G ). Dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat
untuk ekomoni empat sector, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ).
· Perubahan-perubahan Keseimbangan
91
pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses
multiplier sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah
lebih besar dari pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sector
nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena
dalam perekonomian terbuka misalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional,
yaitu persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’
(presentasi dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk
menimbulkan proses multiplier selanjutnya) menjdi bertambah.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat
yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan
tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier
akan menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan kebocoran.
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai
berikut :a) Investasi, b) Konsumsi, c) Pengeluaran pemerintah dan d) Ekspor Impor
92
Multiplier investasi berkaitan dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal:
kecenderungan marjinal mengkonsumsi adalah 1 dikurang (satu dibagi dengan pengganda
investasi)
Y = kI, perubahan pendapatan sama dengan pengganda investasi kali perubahan investasi
Oleh Karena itu, pengganda investasi kali perubahan investasi sama dengan kecenderungan
mengkonsumsi marjinal kali pengganda investasi kali perubahan investasi, lebih jelasnya: kI
= MPC (kI) + I kI – MPC
(kI) = I kI (1 – MPC) = I
1 – MPC = 1 / k
MPC = 1 -1 / k
Fungsi investasi otonomus berubah menjadi I1 = 250, Konsumsi = 100 dan MPC = 100 + 0,8,
sehingga pengeluaran agregat juga berubah menjadi: AE1 = C + I1 = 100 + 0,8Y + 250 = 350
+ 0,8Y Output keseimbangan yang baru (Y1) adalah : Y = AE = 350 + 0,8Y1 0,2Y1 = 350
Y1 = 1750 Y = Y1 – Y = 1750 – 1500 = 250
Konsep ini menunjukan bahwa perubahan pengeluaran otonomus sebesar satu unit akan
mengubah output keseimbangan beberapa kali lipat besarnya perubahan pengeluaran
93
otonomus (A). Dalam kasus diatas, penambahan A (I0 atau C0) sebesar 50 unit, telah
menambah Y, sebesar 250 unit. Y = Y / A = 5. Angka 5 disebut sebagai angka
pengganda.Sehingga dapat diasumsikan bahwa angka pengganda ditentukan oleh besarnya
angka MPC.
94
2.6.1 Fungsi Produksi
Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan
hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah
maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu
dipergunakan pada proses produksi.
Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang
menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor
produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi produksi
adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi.
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan
tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.
Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai unsur-unsur dan faktor-faktor
produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian
keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor
produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor
produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah perkaitan antara
jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel
independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil produksi.
1. Bahan Baku
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian
integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat
diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri.
Adapun jenis jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri
(1982: 185) terdiri dari:
1) Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian
daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli
bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding
dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2) Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam
proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang
95
dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka
kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir
merupakan bahan mentah tak langsung.
2. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan
sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep
produktivitasnya.
Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang
terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan
keterampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga
kerja di bedakan kepada tiga golongan berikut:
1) Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah
pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,
2) Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki keahlian dari
pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli
mereparasi TV dan radio.
3) Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup
tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan
insinyur.
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
individu dan dimensi keorganisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam
kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam
bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi
keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara
masukan (input) dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini,
terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi
juga dapat dilihat dari aspek kualitas,
96
Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang sudah
bekerja maupun yang aktif mencari kerja, yang masih mau dan mampu untuk melakukan
pekerjaan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pasar tenaga kerja adalah tarik-menarik
antara permintaan tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang di tawarkan. Faktor
utama naik turunnya jumlah permintaan dan penawaran tenaga kerja biasanya adalah :
besar kecilnya gaji yang akan diperoleh tenaga kerja dan besar kecilnya gaji yang akan
dibayarkan kepada tenaga kerja.
97
c. Klasifikasi Tenaga Kerja
Secara umum tenaga kerja terbagi atas 4 (empat) golongan, antara lain sebagai
berikut :
1. Tenaga Kerja Terdidik. Yaitu tenaga kerja yang memiliki kelebihan dengan
mengikuti pendidikan-pendidikan resmi yang diselenggarakan oleh negara
maupun swasta. Golongan tenaga kerja seperti ini biasanya memiliki surat / ijazah
yang telah diakui. Contohnya pekerjaan guru harus memiliki ijazah pendidikan
kuliah di perguruan tinggi keguruan. Pekerjaan dokter harus memiliki ijazah
pendidikan kedokteran dari perguruan tinggi resmi.
2. Tenaga Kerja Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang memiliki kelebihan dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh negara maupun swasta
atau lembaga-lembaga tenaga kerja. Contohnya pekerjaan baby sister, pekerjaan
mekanik bengkel dan tukang potong rambut profesional. Mereka mendapatkan
pekerjaan setelah memiliki ketrampilan yang terlatih dengan baik.
3. Tenaga Kerja Terdidik dan Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang memiliki kelebihan
selain mengikuti pendidikan resmi juga memiliki ketrampilan lain yang
menunjang dalam pekerjaan. Sebagai contoh seorang calon tenaga kerja yang
memiliki ijazah dari perguruan tinggi namun juga memiliki keahlian beladiri.
Atau selain berpendidikan tinggi calon pegawai juga menguasai komputer dan
perakitannya. Jenis tenaga kerja seperti inilah yang paling banyak dibutuhkan
dalam suatu perusahaan.
4. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang tidak
memiliki ketrampilan maupun pendidikan, akan sangat sulit mendapatkan
pekerjaan. Selain kurang berpengalaman, tenaga kerja golongan ini juga
membebani perusahaan apabila dipekerjakan.
98
2. Pemagangan. yaitu merupakan bagian dari sistem pelatihan tenaga kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau
pekerja yang telah berpengalaman dalam proses produksi barang / jasa di
perusahaan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menguasai ketrampilan dan
keahlian tertentu.
3. Perbaikan Gizi dan Kesehatan. Yang dimaksudkan dalam hal ini untuk
mendukung ketahanan fisik dalam bekerja dan meningkatkan kecerdasan tenaga
kerja dalam menerima pengetahuan baru dan meningkatkan semangat kerja.
2.6.4 Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah seseorang yang tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan.
a) Jenis Pengangguran
Jenis pengangguran dapat dilihat berdasarkan hal-hal berikut ini:
1. Berdasarkan Jam Kerja
Pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
1) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini
cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah
berusaha secara maksimal.
2. Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi
7 macam:
1) Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran
yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi
dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
99
pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
2) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment) adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
3) Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh
beberapa kemungkinan, seperti:
a Akibat permintaan berkurang
b Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
c Akibat kebijakan pemerintah
4) Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) adalah keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang
menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
5) Pengangguran siklikaladalah pengangguran yang menganggur akibat
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran kerja.
6) Pengangguran teknologiadalah pengangguran yang terjadi akibat
perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
7) Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran
siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate
demand).
b) Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
100
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran
dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan
efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.
c) Akibat Pengangguran
1. Bagi perekonomian Negara:
1) Penurunan pendapatan perkapita.
2) Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3) Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
2. Bagi masyarakat:
1) Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2) Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan
apabila tidak bekerja.
3) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik
101
tenaga kerja, berkaitan dengan kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian; (c)
kesopanan dan tanggapan terhadap keluhan, berkaitan dengan bantuan yang
diberikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan
(Gaspersz, 2003:130). Berarti produktivitas yang baik dilihat dari persepsi
pelanggan bukan dari persepsi perusahaan. Persepsi pelanggan terhadap
produktivitas jasa merupakan penilaian total atas kebutuhan suatu produk yang
dapat berupa barang ataupun jasa.
Produktivitas berasal dari kata “produktiv” artinya sesuatu yang mengandung
potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan suatu proses
kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah objek.
Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha dari
setiap individu atau kelompok untuk selalu meningkatkan mutu kehidupannya dan
penghidupannya.
Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai perbandingan
antara keluaran (output) dengan pemasukan (input), sedangkan menurut Ambar
Teguh Sulistiani dan Rosidah (2003:126) mengemukakan bahwa produktivitas
adalah “Menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang
diperoleh di dalam proses produksi, dalam hal ini adalah efisiensi dan efektivitas”.
Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2003:126) produktivitas adalah :
“Perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas
naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi
(waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya”.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas sebenarnya produktivitas memiliki dua
dimensi,pertama efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang
maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan
waktu. Kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input
dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Efesiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang
direncanakan dengan input sebenarnya. Apabila ternyata input yang sebenarnya
digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efesiensi semakin tinggi.
Sedangkan efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran suatu target
yang dicapai. Apabila kedua hal tersebut dikaitkan satu dengan yang lainnya,
102
maka terjadinya peningkatan efektivitas tidak akan selalu menjamin meningkatnya
efesiensi.
Teori-teori yang membahas tentang produktivitas kerja sangatlah bervariasi
tetapi makna pokok dari produktivitas kerja adalah kemampuan seorang tenaga
kerja dalam menghasilkan suatu pekerjaan, keadaan tersebut tercapai apabila
tenaga kerja tersebut mendapat perhatian yang besar dari pimpinan atas segala
kebutuhannya.
Istilah produktivitas mempunyai arti yang berlainan untuk tiap orang yang
berbeda, hal ini berarti lebih banyak hasil dengan mempertahankan biaya yang
tetap, mengerjakan segala sesuatu dengan benar, bekerja lebih cerdik dan lebih
keras. Pengoperasian secara otomatis untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat
dan lebih baik. Sinungan (2003:12) mengemukakan bahwa “produktivitas adalah
kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu
sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan menghasilkan output”.
Dalam arti yang sederhana pengertian mengenai produktivitas seperti yang
telah dijelaskan di atas sering diungkapkan dalam arti bawah produktivitas adalah
rasio dari pengeluaran dan pemasukan yang terpakai. Mulyono (2004: 3)
berpendapat bahwa “produktivitas adalah hasil yang terdapat dari setiap proses
produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi”.
Sebagaimana dinyatakan oleh Sinungan (2003: 72) disebutkan “kualitas kerja
juga harus diperhatikan dalam menilai produktivitas tenaga kerja, sebab sekalipun
dalam segi waktu tugas yang dibebankan kepada tenaga kerja atau perusaaan itu
tercapai, kalau mutu kerjanya tidak baik, maka produktivitas kerja itu tidak
bermakna”.
b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
individu dan dimensi organisasi. Dimensi individu melihat produktivitas dalam
kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul
dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu
yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan
dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis
antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan
ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas,
tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
103
Kedua pengertian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode
pengukuran tertentu yang secara praktik sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu
dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat
kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya
bermacam-macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda.
Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini,
keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan ke
dalam dua jenis, yaitu pertama faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung,
dan kedua faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung.
104
Produktivitas = Output/input (measurable)+ input (invisible).
Invisible input meliputi tingkat pengetahuan, kemampuan teknis, metodologi kerja
dan pengaturan organisasi, dan motivasi kerja.
d) Solusi Bagi Produktivitas Tenaga Kerja
1. Remunerasi
Remunerasi adalah merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan
perusahaan kepada tenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telah
diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Secara teoritis dapat dibedakan dua sistem remunerasi, yaitu yang
mengacu kepada teori Karl Mark dan yang mengacu kepada teori Neo-klasik.
Kedua teori tersebut masing-masing memiliki kelemahan. Oleh karena itu,
sistem pengupahan yang berlaku dewasa ini selalu berada diantara dua sistem
tersebut. Berarti bahwa tidak ada satupun pola yang dapat berlaku umum.
Yang perlu dipahami bahwa pola manapun yang akan dipergunakan
seyogianya disesuaikan dengan kebijakan remunerasi masing-masing
perusahaan dan mengacu kepada rasa keadilan bagi kedua belah pihak
(perusahaan dan karyawan).
Imbalan atau balas jasa berupa upah akan memotivasi pekerja untuk giat
bekerja dan melakukan usaha semaksimal mungkin karena tidak dipungkiri
bahwa mereka membutuhkan upah tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang semakin mendesak. Secara psikologi, imingan terhadap upah ini akan
sangat mendorong usaha para pekerja.
2. Motivasi
Motivasi juga menjadi salah satu faktor secara psikologis yang bisa
meningkatkan produktivitas seseorang. Jika seseorang tidak bekerja dibawah
tekanan, maka orang tersebut akan lebih produktif dengan menggunakan
kreatifitasnya sendiri.
Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang
diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan dari apa yang
dibutuhkannya. Dalam memotivasi karyawan, manager harus mengetahui
motif dan motivasi yang diinginkan karyawan sehingga karyawan mau bekerja
ikhlas demi tercapainya tujuan perusahaan.
Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi
yaitu:
105
1) Hygiene Factors, yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas
supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi,
kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
2) Motivation Factors, yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup
keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan
pertumbuhan dalam pekerjaan. (Koontz, 1990:123)
106
Wage ($)
W2
W1 D
VMPP L
Dalam jangka pendek, faktor produksi modal dianggap tetap sebesar K 0. Dasar
pengusaha untuk menambah atau mengurangi pekerja adalah dengan memperkirakan
tambahan output yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang
pekerja (marginal physical product of labor=MPPL). Selain itu, pengusaha perlu
menghitung nilai dari produk fisik marjinal. Nilai produk fisik marjinal tenaga kerja
(valuemarginal physical product of labor=VMPPL)adalah tambahan penerimaan
dalam dolar yang dihasilkan oleh tambahan pekerja, ceteris paribus. Nilai produk
fisik marjinal tenaga kerja sama dengan produk fisik marjinal tenaga kerja dikalikan
dengan harga output.
VMPPL = P x MPPL
Dimana:
VMPPL = nilai produk fisik marjinal tenaga kerja
P = harga output
MPPL = produk fisik marjinal tenaga kerja (tambahan output yang diperoleh
sehubungan dengan penambahan pekerja)
Jika harga output sebesar $2, maka lima orang pekerja dengan produk fisik
marjinal tenaga kerja 15 akan memberikan kontribusi bagi penerimaan perusahaan
sebesar $30 (lihat tabel). Pada nilai produk fisik marjinal terjadi hukum penambahan
hasil yang semakin berkurang karena perolehan dolar dari mempekerjakan tambahan
pekerja semakin berkurang setelah melampaui titik tertentu. Sedangkan nilai produk
fisik rata-rata (valueaverage physical productof labor=VAPPL) menunjukkan nilai
dalam dolar dari output yang dihasilkan pekerja.
VAPPL = P x APPL
107
Dimana:
VAPPL = nilai produk fisik rata-rata
APPL = produk fisik rata-rata
P = harga output
108
b) Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja
Elastisitas permintaan tenaga kerja yaitu persentase perubahan kesempatan
kerja dalam jangka pendek karena perubahan satu persen tingkat upah.
ΔE SR / ESR ΔE SR w
δ SR = = .
Δw / w Δw E SR
Contoh:
Jika suatu perusahaan mempekerjakan 40 orang pekerja pada tingkat upah sebesar
$25 dan mempekerjakan 50 orang pada saat upahnya $20, berapa besar elastisitas
permintaannya?
ΔE SR / ESR
δ SR =
Δw /w
(50−40 )/40 0 , 25
δ SR = = =−1, 25
(20−25)/25 −0,2
Permintaan tenaga kerja diatas bersifat elastis karena memiliki elastisitas lebih
dari satu dalam nilai absolut. Besar kecilnya elastisitas permintaan tergantung dari
substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lain, elastisitas permintaan terhadap
barang yang dihasilkan, proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya
produksi, dan elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.
Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor seperti
pertanian, keuangan, perdagangan dan lain sebagainya. Tiap sektor mengalami
laju pertumbuhan yang berbeda. Laju pertumbuhan yang berbeda tersebut
mengakibatkan dua hal. Pertama, terdapat perbedaan laju peningkatan
produktivitas kerja di masing-masing sektor. Kedua, secara berangsur-angsur
terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun dalam
109
kontribusinya terhadap pendapatan nasional. Perbedaan laju pertumbuhan
pendapatan regional dan kesempatan kerja tersebut, juga menunjukkan perbedaan
elastisitas masing-masing sektor untuk penyerapan tenaga kerja. Elastisitas
kesempatan kerja (E) yaitu perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja
∆N/N dengan laju pertumbuhan ekonomi ∆Y/Y. Elastisitas tersebut dapat
dinyatakan untuk keseluruhan perekonomian atau masing-masing sektor atau
subsektor.
ΔN / N
E = ΔY /Y
ΔN i /N i
E= ΔY i /Y i
Misalkan pertumbuhan jumlah tenaga kerja per tahun di Jatim tahun 1993-
2002 adalah 1,608 dan pertumbuhan PDRB per tahun sebesar 3,747%. Berapa
elastisitas kesempatan kerja secara keseluruhan?
lajukesempa tanker jaregional
EJawa Timur (1993-2002) = lajupertumbuhanpendapa tanregional
1,608
EJawa Timur (1993-2002) = 3,747 =0,429
Artinya, apabila PDRB propinsi Jawa Timur bertambah satu persen, maka
akan terjadi penciptaan kesempatan kerja sebesar 0,429 persen.
Konsep elastisitas ini dapat digunakan untuk meperkirakan pertambahan
kesempatan kerja. Bila laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah k, dan laju
110
pertumbuhan PDRB adalah g maka laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat
dirumuskan:
k=Exg
Misalkan pada tahun 2003, PDRB Jawa Timur tubuh sebesar 10%. Dengan
asumsi bahwa elastisitas kesempatan kerja sama dengan elastiistas selama tahun
1993-2002, maka laju pertumbuhan kesempatan kerja 2003 adalah: 0,429 x 10% =
4,29%. Pertambahan kesempatan kerja pada tahun 2003 adalah: 4,29% x 16,535
juta orang = 709.377 orang. Cara perhitungan ini dapat dilakukan untuk
menghitung pertambahan kesempatan kerja di masing-masing sektor dan untuk
beberapa tahun ke depan.
111
kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen ini dari jumlah tenaga kerja
keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar. Jadi, dengan segera kita
dapat melihat bahwa penawaran tenaga kerja secara intern merupakan suatu gejala
yang rumit. Walaupun demikian, kita dapat membuat pemahaman lebih lanjut
tentang penawaran tenaga kerja dengan membuat suatu asumsi penting yang
disederhanakan yang akan kita pakai dalam bab ini, yaitu penduduk tertentu. Jadi,
dalam bab ini akan dianalisis bagaimana suatu persentase jumlah penduduk tertentu
yang memilih masuk ke dalam angkatan kerja maupun jumlah jam kerja yang
ditawarkan oleh para angkatan kerja, keduanya tergantung pada upah pasar. Inilah
studi tentang penawaran tenaga kerja dalam jangka pendek.
Jangka pendek dimaksudkan sebagai periode waktu dimana tidak mungkin
dilakukan sejumlah penyesuaian dan sejumlah keadaan tidak dapat diubah. Dalam
bab ini kita pun membuat asumsi yang sama. Kita mengasumsikan suatu jangka
waktu di mana individu dalam penduduk yang telah tertentu jumlahnya tidak dapat
mengubah jumlah modal manusia. Jadi, kita berasumsi yang paling penting bahwa
keterampilan anggota-anggota rumah tangga itu telah tertentu. Selanjutnya, menutup
kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi yang
memungkinkan individu dapat melakukan perubahan upah. Maka apa yang kita teliti
ialah bagaimana individu dalam suatu jumlah penduduk tertentu dengan keterampilan
tertentu memilih jumlah jam kerja terbaik yang akan ditawarkan ke dalam kegiatan
pasar sehingga dapat memaksimalkan utilitas total dan bagaimana individu
menyesuaikan jam kerja yang mereka sediakan apabila keadaan ekonomi berubah.
c. Penawaran Tenaga Kerja dalam Jangka Panjang
Analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada
individu waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap
terhadap perubahan-perubahan kendala. Jadi analisis jangka panjang tentang
penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada individu waktu yang diperlukan
untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan
dalam lingkungan hidup. Suatu penyesuaian akan bersifat sekuler (atau berjangka
panjang) dalam perubahan-perubahan partisipasi angkatan kerja. Meskipun tingkat
partisipasi angkatan kerja pada keseluruhan telah menunjukkan kecendrungan yang
relatif konstan dalam abad ini, namun terdapat pergeseran yang dramatik dalam soal
umur dan komposisi jenis kelamin dalam angkatan kerja. Terutama terdapat
penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di kalangan wanita
112
yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum pekerja yang
berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda.
d. Kurva Penawaran Tenaga Kerja
Kurva penawaran tenaga kerja yaitu hubungan antara jam kerja dan tingkat upah.
Misalkan seseorang akan memasuki pasar kerja jika upah yang ditawarkan melebihi
dari upah reservasi (ŵ). Pada tingkat upah diatas upah reservasi, kurva penawaran
tenaga kerja memiliki slope positif sampai pada titik tertentu. Keadaan selanjutnya
akan berubah jika seseorang kesejahteraannya sudah baik atau mempunyai suatu
keahlian yang lebih dan jumlah jam kerja yang ditawarkan semakin berkurang pada
saat upah meningkat yang mengakibatkan slope kurva penawaran tenaga kerja
menjadi negatif. Kurva ini disebut kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke
belakang (backward bending labour supply curve).
Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian
tergantung pada jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang memilih masuk
dalam angkatan kerja, dan jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja.
Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen dari jumlah tenaga kerja
keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar. Jangka pendek dalam
penawaran tenaga kerja yaitu jangka waktu dimana individu dalam penduduk yang
telah tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah jumlah modal manusia. Sehingga
asumsi yang digunakan ketrampilan dari individu telah tertentu. Selanjutnya, menutup
kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi yang
memungkinkan individu dapat melakukan perubahan upah. Sedangkan jangka
panjang dalam penawaran tenaga kerja yaitu penyesuaian yang dilakukan individu
untuk memaksimalkan utilitas dalam jumlah tenaga kerja yang mereka sediakan
apabila kendala upah pasar dan pendapatan mengalami perubahan. Suatu penyesuaian
akan bersifat jangka panjang dalam perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja.
Terutama terdapat penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di
kalangan wanita yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum
pekerja yang berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda. Penyesuaian
lainnya ialah dalam bentuk jumlah penduduk. Suatu analisis jangka panjang tentang
penawaran tenaga kerja menjajaki hubungan antara kesuburan (fertilitas) dan
perubahan jangka panjang dalam upah pasar pendapatan.
113
Gaji karyawan ditentukan dari beberapa hal diantaranya kepangkatan, masa kerja,
kemampuan tempat usaha / perusahaan. Kepangkatan dapat ditentukan dari riwayat
pendidikan dan bidang yang diambilnya saat pertama masuk kerja.
Berdasarkan pendapat menurut Hariandja (2002), ada empat langkah penting dalam
penentuan gaji, antara lain:
a) Menganalisis jabatan atau tugas
Analisis jabatan merupakan kegiatan untuk mencari informasi tentang tugas -
tugas yang dilakukan dan persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas
tersebut supaya berhasil untuk mengembangkan uraian tugas, spesifikasi tugas dan
standar untuk kerja. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk
mengevaluasi jabatan.
b) Mengevaluasi jabatan
Evaluasi jabatan adalah proses sistematis untuk menentukan nilai relatif dari suatu
pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan lain. Proses ini dilakukan untuk
mengusahakan tercapainya internal equity dalam pekerjaan sebagaimana unsur yang
sangat penting dalam penentuan tingkat gaji. Internal equity adalah jumlah yang
diperoleh dipersepsi sesuai dengan input yang diberikan dibandingkan dengan
pekerjaan yang sama dalam perusahaan.
c) Melakukan survei gaji
Survei gaji dilakukan untuk mengusahakan keadilan eksternal sebagai salah satu
faktor penting dalam perencanaan dan penentuan gaji. Survei dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara seperti mendatangi perusahaan- perusahaan untuk mendapatkan
informasi mengenai tingkat gaji yang berlaku, membuat kuesioner secara formal dan
lain -lain.
d) Menentukan tingkat gaji
Setelah evaluasi jabatan dilakukan, untuk menciptakan keadilan internal yang
menghasilkan ranking jabatan, dan melakukan survei tentang gaji yang berlaku di
pasar tenaga kerja selanjutnya adalah penentuan gaji.
Gaji yang adil artinya yaitu bahwa gaji yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada
pegawai haruslah sesuai dengan posisi jabatan dan prestasi kerjanya, sehingga karyawan
dapat merasa puas dengan hasil kerjanya dan merasa senang untuk mengabdi di
perusahaan tersebut.
Menurut Manullang (1996), ada beberapa faktor penting dalam menetapkan gaji yang
adil, yaitu:
114
1. Pendidikan. Gaji yang diberikan harus sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan,
misalnya gaji seorang sarjana harus dibedakan dengan yang bukan sarjana.
2. Pengalaman. Gaji yang diberikan kepada orang yang sudah mempunyai pengalaman
kerja tinggi harus dibedakan dengan orang yang belum berpengalaman.
3. Tanggungan. Gaji sudah dianggap adil bila besarnya gaji bagi yang mempunyai
tanggungan keluarga yang besar dibedakan dengan yang mempunyai tanggungan
keluarga yang kecil.
4. Kemampuan. Kemampuan perusahaan untuk membayar karyawannya juga harus
diperhitungkan. Bila perusahaan mendapat keuntungan, sebaiknya karyawan juga
dapat ikut menikmati melalui peningkatan gaji, kesejahteraan, dan lain-lain.
5. Kondisi-kondisi pekerja. Bidang pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan keahlian
yang khusus haruslah dibedakan tingkat gajinya dengan pekerja yang mengerjakan
pekerjaan biasa dan sederhana.
2.6.8 Pengangguran (Hukum Oken)
Hubungan antara tingkat pengangguran dengan pengeluaran agregat dikenal dengan
Hukum Oken yang dikemukakan oleh ekonom bernama Arthur Okun. Konsep dari
Hukum Oken didasari oleh hasil observasi terhadap data GDP Amerika Serikat.
Hukum Oken menjelaskan bahwa tingkat pengangguran memiliki hubungan negatif
dengan GDP riil. Peningkatan pengangguran cenderung dikaitkan dengan rendahnya
pertumbuhan GDP riil. Ketika tingkat pengangguran meningkat, maka GDP riil
cenderung tumbuh lebih lambat atau bahkan turun.
a. Pengertian Pekerja
Buruh, Pekerja, Tenaga Kerja atau Karyawan pada dasarnya adalah manusia
yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa
pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainya kepada Pemberi Kerja atau
Pengusaha atau majikan.
Pada dasarnya, buruh, pekerja, tenaga kerja maupun karyawan adalah sama.
namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina,
kasaran dan sebagainya. sedangkan pekerja, Tenaga kerja dan Karyawan adalah
sebutan untuk buruh yang lebih tinggi, dan diberikan cenderung kepada buruh yang
tidak memakai otot tapi otak dalam melakukan kerja. Akan tetapi pada intinya
115
sebenarnya keempat kata ini sama mempunyai arti satu yaitu Pekerja. hal ini
terutama merujuk pada Undang-undang Ketenagakerjaan, yang berlaku umum untuk
seluruh pekerja maupun pengusaha di Indonesia.
Buruh dibagi atas 2 klasifikasi besar:
Buruh profesional - biasa disebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak
dalam bekerja
Buruh kasar - biasa disebut buruh kerah biru, menggunakan tenaga otot dalam
bekerja
b. Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya.
a) Jenis dan Macam-Macam Pengangguran
1. Berdasarkan jam kerja
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,
biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja
yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran
jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
2. Berdasarkan penyebab terjadinya
Pengangguran friksional (frictional unemployment)
116
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara
yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak
mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan
kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti:
1) Akibat permintaan berkurang
2) Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3) Akibat kebijakan pemerintah
Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya
fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan
seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti
musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja
lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran teknologi
117
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat
perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-
mesin.
Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerate demand).
c. Jam Kerja
a) Jam Kerja Reguler
Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan
siang hari dan/atau malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta
diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85.
118
Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk
melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2
sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:
7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari
kerja dalam 1 minggu; atau
8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari
kerja dalam 1 minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu
40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan
waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu
kerja lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas upah lembur.
Akan tetapi, ketentuan waktu kerja tersebut tidak berlaku bagi sektor usaha
atau pekerjaan tertentu seperti misalnya pekerjaan di pengeboran minyak lepas
pantai, sopir angkutan jarak jauh, penerbangan jarak jauh, pekerjaan di kapal
(laut), atau penebangan hutan.
Ada pula pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus dijalankan terus-menerus,
termasuk pada hari libur resmi (Pasal 85 ayat 2 UU No.13/2003). Pekerjaan
yang terus-menerus ini kemudian diatur dalam Kepmenakertrans No. Kep-
233/Men/2003 Tahun 2003 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan
Secara Terus Menerus. Dan dalam penerapannya tentu pekerjaan yang
dijalankan terus-menerus ini dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke
dalam shift-shift.
b) Jam Kerja Lembur
Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari untuk 6
hari kerja dan 40 jam dalam seminggu atau 8 jam sehari untuk 8 hari kerja dan
40 jam dalam seminggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau
pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah (Pasal 1 ayat 1 Peraturan
Menteri no.102/MEN/VI/2004).
Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam/hari dan 14
jam dalam 1 minggu diluar istirahat mingguan atau hari libur resmi.
Perhitungan Upah Lembur didasarkan upah bulanan dengan cara
menghitung upah sejam adalah 1/173 upah sebulan.
119
Berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam Kepmenakertrans No.
102/MEN/VI/2004 , Rumus perhitungan upah lembur adalah sebagai berikut:
120
hanya setengah jam, namun sebagian besar perusahaan memberikan waktu
istirahat satu jam. Dan penentuan jam istirahat ini menjadi kebijakan dari
masing-masing perusahaan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan (PP), atau
Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
121
AD (Agregate Demand) adalah hubungan antara jumlah output yang diminta dan
tingkat harga agregat.
Kurva AD menunjukkan hubungan antara tingkat harga P dan jumlah barang yang
dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang
beredar M tertentu. Kurva AD miring ke bawah; semakin tinggi tingkat harga P, semakin
rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena itu semakin rendah jumlah barang dan
jasa yang diminta Y.
Kurva AD dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar tetap (M konstan).
Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang mungkin dari P dan Y
untuk nilai M tertentu. Jika M berubah, maka P dan Y juga akan berubah, yang berarti
kurva AD bergeser.
Pergeseran dalam Kurva AD : Perubahan jumlah uang yang beredar menggeser
kurva AD. Penurunan M mengurangi nilai nominal ouput PY. Untuk setiap P tertentu,
outpu Y lebih rendah. Karena itu, penurunan M akan menggeser kurva AD ke kiri.
Kenaikan M meningkatkan nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga P, output
Y lebih tinggi. Karena itu, kenaikan M menggeser kurva AD ke kanan.
a. Pergeseran AD dalam Jangka Panjang
Penurunan jumlah uang yang beredar (M) menggeser AD ke bawah (kiri).
Karena kurva LRAS adalah vertical, penurunan AD mempengaruhi tingkat harga P
(dalam hal ini menurunkan tingkat harga dalam jangka panjang), tetapi tidak
mempengaruhi tingkat output Y.
b. Pergeseran AD dalam Jangka Pendek
Penurunan jumlah uang yang beredar menggeser kurva AD ke bawah (kiri).
Karena kurva SRAS adalah horisontal, dalam jangka pendek ketika harga adalah
kaku, penurunan AD mengurangi tingkat output Y.
Dari jangka pendek ke jangka panjang: penurunan AD menurunkan output Y
dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang hanya berpengaruh terhadap
tingkat harga P.
c. Guncangan AD
Contoh: peluncuran dan penyebarluasan kartu kredit. Kartu kredit mengurangi
jumlah uang yang ingin dipegang orang, hal ini ekuvalen dengan kenaikan
perputaran uang. Jika jumlah uang yang beredar tetap konstan, maka kenaikan
perputaran uang menyebabkan pengeluaran nominal meningkat dan kurva AD
bergeser ke kanan. Kenaikan AD, meningkatkan output dalam jangka pendek
122
(perekonomian mengalami booming). Dengan harga lama, perusahaan sekarang
menjual lebih banyak output. Karena itu, perusahaan memperkerjakan lebih banyak
pekerja dan menambah produksi mereka. Selama itu, tingkat AD yang tinggi
mendorong harga dan upah. Dengan naiknya tingkat harga, kuantitas output yang
diminta menurun, dan perekonomian secara berangsur-angsur mendekati tingkat
produksi alamiah. Tetapi selama masa transisi ke tingkat harga yang lebih tinggi,
output perekonomian lebih tinggi dari tingkat alamiahnya.
Kebanyakan ekonom menerima hipotesis tingkat alamiah, yang menyatakan
bahwa fluktuasi dalam permintaan agregat hanya mempunyai dampak jangka
pendek terhadap output dan pengangguran. Namun sebagian ekonom menyarankan
cara-cara di mana resesi bisa meninggalkan luka permanen pada perekonomian
dengan meningkatkan tingkat pengangguran alamiah.
123
Kurva WH Rp 15 berarti kurva kesamaan upah nominal pada upah nominal Rp15
per satuan kerja seperti jam kerja.
Kurva WH Rp 30 berarti kurva kesamaan upah nominal pada upah nominal Rp 30
per jam kerja.
Pada upah Rp 15 dengan harga Rp1, maka upah riil sama dengan Rp15
Pada upah Rp 15 dengan harga Rp5, maka upah riil sama dengan Rp3
124
b. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi
Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. Produk Domestik Bruto
PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar.
Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang
global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.
2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita
PDB per kapita merupakan ukuran yang elbih tepat karean telah
memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat
diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.
3. Pendapatan Per jam Kerja
Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila
mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi
daripada upah per jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama.
125
2. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi (technological progress) bagi kebanyakan ekonom
merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam
pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena
ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lamadalam menangani
pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat
pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan
teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological
progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving
technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-
saving technological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi
apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang
lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang
sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam
spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi
masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat
berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau
tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita
memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal
yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik
berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenios
mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan
teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress).
Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological
progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hampir semua
penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di Negara-
negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat
modal. Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka
modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling
diperlukan. Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga
kerja.
Kemajauan teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting
technological progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu
126
meningkatkan mutu atauketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya,
dengan menggunakan video tape, televisi, dan media komunikasi elektronik
lainnya di dalam kelas, proses belajar biaslebih lancar sehingga tingkat
penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik.Demikian pula halnya
dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan modal (capital-augmenting
technological progress).
jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologi tersebut
memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yangada secara lebih
produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak bajadalam produksi
pertanian.
127
Rp 30
Rp 22 H (Rp) AgS
Rp 15
W Y
Y*
DN
SN
N*
E
Pada pasar Tenaga Kerja, keseimbangan terjadi pada titik E dengan penggunaan
Tenaga Kerja sebesar N*, sehingga menghasilkan jumlah produk nasional ekuilibrium
Y*.
Upan nominal tidak berpengaruh terhadap jumlah Tenaga KKerja yang diminta oleh
perusahaan dan ditawarkan oleh rumah tangga.
Dengan tingkat upah riil yang tidak berubah, maka penurunan harga menyebabkan
kurva kesamaan upah nominal bergeser dari Rp 30 ke Rp 22 dan ke Rp 15.
128
Rp 30
Rp 22 H (Rp) AgS
Rp 15
W Y
Y*
DN
SN
N*
E
129
BAB 7
KESEIMBANGAN UMUM DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN
AGREGATIF
130
2.7.1 Pengaruh Asumsi Terhadap Kurva Permintaan Agregatif dan Penawaran
Agregatif
a. Permintaan Agregat
Dalam makroekonomi Keynes, yang sangat mempengaruhi permintaan agregat
adalah kebijakan fiskal dan pengaruh dari luar negeri. Potensi yang mempengaruhi
permintaan agregat yang berasal dari perubahan-perubahan penawaran uang
dianggap lemah atau tidak ada.
Dalam model Keynes, perubahan dalam penawaran uang mempengaruhi
permintaan agregat namun melalui pengaruh-pengaruh penawaran uang terhadap
investasi. Pengaruh-pengaruh penawaran uang pada investasi bersifat tidak langsung
melalui tingkat bunga: meningkat penawaran uang menyebabkan kredit mudah,
tingkat bunga sangat rendah, dan mengairahkan investasi. Menurut model Keynes,
faktor-faktor tersebut tidak ada yang berpengaruh kuat.
Meningkatnya penawaran uang tidak memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap penurunan tingkat bunga, dan tingkat bunga hanya memiliki pengaruh yang
lemah pada investasi. Pada model Keynes, perubahan perpajakan dan pembelanjaan
pemerintah pada barang-barang dan jasa-jasa memberikan pengaruh besar pada
permintaan agregat. Pengaruh besar ini meningkat melalui mekanisme yang sama,
sehingga menyebabkan pengaruh uang terhadap permintaan agregat menjadi lemah.
Penganut Keynes sepakat dengan para ahli ekonomi Klasik bahwa
meningkatnya pembelanjaan pemerintah atau pemotongan pajak menyebabkan
meningkatkan tingkat bunga yang berdampak pada tersendatnya investasi, sehingga
untuk mengurangi dampak tersebut dengan meningkatkan pembelanjaan pemerintah
atau perpajakan rendah, tetapi mereka menganggap mekanisme tingkat bunga
menjadi salah satu kelemahannya. Dalam Model Keynes, meningkat pembelanjaan
pemerintah atau pemotongan pajak hanya memberikan efek kecil pada tingkat
bunga, dan memberikan efek kecil pada investasi, namun perubahan-perubahan pada
pengeluaran pemerintah dan pajak memberikan efek besar pada permintaan agregat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu
perekonomian adalah :
1) Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
2) Tingkat bunga (i)
3) Investasi (I)
4) Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
131
5) Pengeluaran pemerintah (G)
6) Pajak (T)
7) Pendapatan luar negeri (Yf)
8) Harga luar negeri (Pf)
9) Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)
Kenaikan di dalam pendapatan disposibel (Yd), pengeluaran konsumsi (C),
pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G),
pendapatan luar negeri (Yf), tingkat harga luar negeri (Pf) dan penurunan tingkat
bunga (i), pajak (T) dan nilai tukar atau kurs mata uang (ER) akan membawa
kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat
kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam Yd,C,I,Ms/P,G,Yf,Pf, dan
kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau mengserkan kurva
AD ke kiri atas.
b. Penawaran Agregat :
Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai
kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu
mencapai tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada
kesempatan kerja penuh Yf. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu
negara pada tahun tertentu yang digambarkan oleh Yf’tergantung kepada faktor –
faktor produksi yang tersedia. Jumlah faktor-faktor produksi inilah yang akan
menentukan kedudukan Yf. Dalam grafik (a) dari gambar 2.3 perpindahan AS0 dan
Yf menjadi AS1 dan Y1f menggambarkan bahwa jumlah faktor-faktor produksi
yang sudah semakin banyak dan memungkinkannya untuk menaikkan produksi
negara dari Yf menjadi Y1f.
Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian
perlu dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis Keynesian
sederhana dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga
kerja.Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan
mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat
harga tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat harga tersebut
adalah P0.
Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan sebaliknya akan berlaku, yaitu
apabila ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih terus berlaku, pendapatan
nasional tidak dapat ditambah tetapi harga-harga akan meningkat. Penggunaan
132
tenaga kerja yang semakin banyak akan menambah pendapatan nasional. Dengan
demikian peningkatan harga akan menambah pendapatan nasional riil. Sifat dari
hubungan ini digambarkan oleh kurva penawaran agregat AS di grafik (c) dan kurva
ini dikembangkan oleh golongan Keynesian baru.
Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat
golongan Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran
agregat jangka pendek (short run aggregate supply atau SRAS) dengan penawaran
agregat jangka panjang (long run aggregate supply atau LRAS). Yang dimaksudkan
dengan “jangka pendek” dalam konsep diatas adalah jangka waktu dimana hanya
harga-harga barang dan harga bahan mentah (seperti minyak) yang akan mengalami
perubahan.
Sedangkan dalam “jangka panjang” perubahan bukan saja berlaku ke atas
tingkat harga barang-barang tetapi juga ke atas harga-harga input (bahan mentah dan
faktor-faktor produksi) yang digunakan dalam proses produksi.
Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut :
1) besarnya angkatan kerja
2) besarnya stok kapital
3) keadaan atau tingkat tehnologi
4) tingkat pengangguran alamiah
5) harga faktor-faktor produksi
Berkaitan dengan penewaran agregat ini penting untuk dibedakan antara
permintaan agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan
penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate suply,LRAS). Dan
pengertian penawaran agregat diatas adalah dalam artian penawaran agregat jangka
pendek (SRAS). Sedangkan penawaran agregat jangka panjang (LRAS) lebih
menunjuk kepada jumlah ooutput riil yang ditawarkan ketika upahdan harga-harga
telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan
memproduksi output yang memaksimimkan keuntungannya dan perekonomian
berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level).
Penawaran agregat jangka panjang tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor yang
mempengaruhi SRAS, kecuali harga faktor produksi. Dengan asumsi harga lain-
lainnya tetap, apabila semakin besar jumlah angkatan kerja, semakin rendah tingkat
pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan semakin produkktif
133
teknologi yang tersedia, maka akan semakin besar pula penawaran agregat jangka
panjang.
2.7.2 Keseimbangan Umum dengan Asumsi Keynes Murni
Mengenai apakah keseimbangan umum akan terjadi pada tingkat full employment
ataukah tidak tergantung kepada letak dan bentuk dari kurva permintaan agregatif.
Apabila kurva penawaran agregatif terpotong, oleh kurva permintaan agregatif pada
tingkat harga lebih rendah dari Titik R, keadaan ekuilibrium dalam perekonomian akan
tercapai pada tingkat pendapatan nasional dan tingkat kesempakatan kerja di bawah full-
employment. Contohnya ialah apabila kurva permintaan agregatif yang terjadi ialah
kurva permintaan agregatif AgD1, maka titik keseimbangan umum tercapai pada titik A,
dengan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium OY1, yang jelas lebih rendah dari
tingkat pendapatan nasional ekuilibrium OYf.
Sebaliknya, apabila kurva penawaran agregatif terpotong oleh kurva
permintaan agregatif di atas titik R, maka perekonomian akan berada dalam keadaan
ekuilibrium pada tingkat pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja full-
employment. Hal ini terjadi misalnya dengan kurva permintaan agregatif AgD, yang
menghasilkan titik potong C pada kurva penawaran agregatif AgS.
Pertanyaan yang timbul kemudian ialah : Apakah yang dapat dilakukan oleh
pemerintah apabila terjadi pengangguran sebagai akibat dari letak kurva permintaan
134
agregatif yang rendah seperti AgD1 atau AgD2 di atas? Apabila bagian dari kurva
permintaan agregatif yang memotong kurva penawaran agregatif bukan merupakan
bagian yang vertikal, maka kebijakan ekspansi moneter akan dapat menggeser kurva
permintaan agregatif ke kanan. Demikian pula halnya dengan kebijakan ekspansi fiscal.
Hanya saja untuk kebijakan yang kita sebutkan belakangan diperlukan memerlukan
dipenuhinya syarat bahwa tingkat bunga belum mencapai ketinggian classical range.
Dengan bergesernya kurva permintaan agregatif ke kanan, maka dapat diharapkan
menghasilkan titik potong dengan kurva penawaran agregatif pada bagian yang vertikal
sejajar dengan sumbu tingkat harga. Sebab dengan demikian berarti tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium yang dicapai merupakan tingkat pendapatan nasional full-
employment, yaitu tingkat pendapatan nasional tanpa pengangguran.
Akan tetapi apabila yang memotong kurva permintaan agregatif adalah bagian
vertikal dari kurva permintaan agregatif, maka ini berarti bahwa perekonomian berada
pada liquidity trap atau pada kurva permintaan investasi yang inelastis sempurna. Contoh
yang dapat menggambarkan keadaan seperti ini ialah titik A yang merupakan titik potong
AgD1 dengan kurva penawaran agregatif KAgS. Kalau keadaan seperti ini yang terjadi
maka kebijakan ekspansi moneter murni tidak akan dapat menghilangkan atau
mengurangi tingkat pengangguran. Kebijakan yang dapat mengatasi masalah tersebut
adalah kebijakan ekspansi fiskal yang baik yang tidak disertai maupun yang disertai
dengan kebijakan moneter
AgS
H*
AgD
Y
Y*f
135
Istilah murni disini adalah kurva AgS dan AgD didasarkan pada asumsi klasik.
Kurva AgS sejajar dengan H (tingkat harga) tepat pada ketinggian full employment
income, maka semua titik potong dengan kurva AgD juga selalu pada tingkat full
employment
Oleh karena itulah disimpulkan menurut teori klasih bahwa, Perekonomian tanpa
campur tangan pemerintah bertendensi untuk memiliki AgS dan AgD untuk memiliki
titik ekuilibrium permintaan dan penawaran agreratif pada tingkat full employment.
Kesimpulan teoritik Klasik dapat pula dipergunakan sebagai landasan kesimpulan
teoritik teori kuantitas uang, yang juga termasuk pemikiran kaum Klasik, yang
mengatakan bahwa tingkat harga mempunyai tendensi untuk berubah searah dengan
proporsional dengan perubahan jumlah uang yang beredar. Dengan menggunakan asumsi
tidak berubahnya kecepatan peredaran uang dalam masyarakat, meningkatnya
(menurunnya) jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan bergesernya kurva
permintaan agregatif ke kanan/ke atas (ke kiri/ke bawah) yang selanjutnya dengan kurva
penawaran agregatif yang berbentuk garis vertikal sejajar dengan sumbu tingkat harga,
akan mengakibatkan meningkatnya (menurunnya) tingkat harga dengan persentase yang
tingginya sama dengan persentase kenaikan (penurunan) jumlah uang yang beredar.
H*2 Keseimbangan
pendapatan nasional yang
H*1 dihasilkan sama dengan
keseimbangan dengan
asumsi keyness 136
Pada gambar dibawah,
Y
Y*1 Y*f
AgS
AgD2
H
AgD1
H*
Y
Y*1 Y*f
137
Komponen G dan I yang dilakukan diluar negeri disebut kebocoran (leakage)
aliran pendapatan dan menyebabkan kurva IS kekiri.
b) Tidak perlu melakukan G dan I baik dalam negeri maupun LN. Hal ini berarti G
dan I dibiayai oleh bantuan dan atau pinjaman LN, sehingga kurva IS tidak
bergeser.
Nilai variabel G ditentukan oleh pemerintah, sehingga dianggap variable
eksogen. Nilai I ditentukan oleh bunga, sehingga dianggap sebagai variable terikat.
Dalam rangka meningkatkan investasi, maka pemerintah harus:
a) Penyediaan bantuan kredit yang murah
b) Pengembangan kewirausahaan dengan berbagai penyuluhan, pelatihan dan
pendidikan serta mempromosikan produk-produk UKM ke dama negeri dan LN
r A
ID
B
P S T
Q R
rm
C
M
0
Gamb
ID
I
Im
tersebut menunjukkan:
a) Kurva ID IDmenunjukkan kurva I tanpa ada kredit murah
b) Tiingkat bunga kredit murah ditetapkan oleh pemerintah sebesar rm, maka
permintaan kredit murah untuk investasi bagi sector swasta sebebsar rmC.
Dalam kenyataan pemerintah harus tetap selektif dalam memberikan kredit
murah dan untuk menghindari M yang terlalu banyak di masyarakat, sehingga
138
sebagian masyarakat hanya memperoleh kredit sebesar OIm dan sebagian yang
lain harus mengambil kredit dengan bunga mekanisme pasar.
Dengan asumsi distribusi tinggi rendahnya marginal efficiency of investment
(MEI) bagi sebagian masyarakat yang memperoleh kredit murah sama dengan
MEI masyarakat yang tidak memperoleh kredit murah, maka kurva permintaan
investasi menjadi ABCID
MEI adalah hubungan negatif antara investasi (I) dan tingkat bunga (r)
c) Pada tingkat bunga setinggi ID, maka tidak ada yang mengambil kredit dan
masyarakat yang berinvestasi hanya yang memperoleh kredit murah.
d) Pada tingkat bunga antararm sampaiID, masyarakat yang memperoleh kredit
murah akan berinvestasi sebesar OIm dan masyarakat (yang tidak memperoleh
kredit murah) harus mengambil kredit dengan bunga bebas, jika ingin
melakukan investasi.
e) Jika tingkat bunga setinggi P, maka masyarakat yang tidak memperoleh kredit
murah akan mengambil kredit sebanyak RT atau QS. Dengan tingkat bunga
setinggi P, maka masyarakat akan mengambil kredit sebanyak PT
f) Jika tingkat bunga dibawah rm, maka tidak ada masyarakat yang mengambil
kredit murah dan mengabil kredit dengan tingkat bunga sebesar rm dan kurva
permintaan investasi yang berlaku adalah CID
g) Dengan demikian kurva permintaan investasi adalah ABCID
LM
Bentuk kurva LM mencakup 3 bagian:
CR Daerah klasik (classical range)
IR Daerah jerat likuiditas (Liquidity trap range)
Daerah tengah (Intermediate range)
LTR
139
r r L L
M1 M2
L Y
Y Y
M 2 M L
M M 1 2
1
M2 M2
L L
1
2
M
1
Y
1
Jika uang yang beredar OM1, maka kurva LM adalah Y1 LM1dan OM2, maka
kurva LM adalah Y2LM2.
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dipenagruhi oleh pendapatan
nasional dan tingkat bunga.
L1 L1 = kY dan k = f (r). Semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil k dan
sebaliknya.
c. Penawaran Agregatif
Hubungan antara investasi dan kapasitas produksi nasional dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Y
K Y1 Y2
COR
K2
K1
Y=Q
Qm1 Qm2
Sumbu horisontal menunjukkan kapasitas produksi nasional dan sumbu vertical
menunjukkan stok kapasitas nasional.
Pada periode 1, besarnya stok kapasitas nasional sebesar k1 dan kapasitas
produksi nasional Qm1
Investasi neto sebesar k1k2, maka jumlah stok kapasitas nasional sebesar k2,
sehingga kapasitas produksi nasional meningkat menjadi Qm2.
Dengan memperhatikan:
Jumlah penduduk terus meningkat (angkatan kerja meningkat)
140
Stok capital perkapita rendah (sumber daya modal masih rendah), sehingga
jumlah TK lebih besar dari stok capital
Tingkat harga terus menaik maka variable agregat perekonomian kita adalah
kapasitas produksi nasional (OQm)
141
d) Pergeseran IS yang terlalu kekanan juga berdampak negatif yakni menimbulkan
inflasi dengan segala pengaruhnya baik positif maupun negatif.
e) Kurva LM yang inelastis menunjukkan meningkatnya penawaran agregatif
harus disertai dengan peningkatan M. Semakin tidak elastik kurva LM, maka
semakin besar M yang dibutuhkan
f) Peningkatan penawaran agregatif juga menimbulkan peningkatan permintaan
agregatif, sehingga kurva IS dan LM bergeser kekanan.
g) Jika peningkatan permintaan agregatif hanya dilakukan dengan menggeser IS
kekanan tanpa dibarengi pergeseran kurva LM kekanan, maka tingkat bunga
akan naik, sehingga mengurangi investasi sector swasta.
142
BAB 8
KONSUMSI DAN INVESTASI
2.8.1 Konsumsi
Pengertian
Konsumsi adalah segala kegiatan atau tindakan menghabiskan atau mengurangi kegunaan
(daya guna) barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Pembelanjaan masyarakat atas
makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.Bagi masyarakat
yang berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis dipergunakan untuk keperluan
konsumsi.
143
2.8.2Faktor yang mempengaruhi konsumsi
a. Pendapatan
Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan
pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika
mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi
aking menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi
3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.
b. Kekayaan
Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang
besar. Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah
kost biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan
demikian orang tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak
pemasukan dari hartanya.
c. Tingkat Bunga
Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang
lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang
tinggi dibanding dengan membelanjakan banyak uang.
Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan
konsumsi. Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya
sekolah, ada yang sakit buatuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.
e. Komposisi Penduduk
Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka
konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu
daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu
tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi tinggi.
144
f. JumlahPenduduk
Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit.
Jika orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.
g. Kebiasaan Adat Sosial Budaya
Keynes pada tahun 1930-an membuat tiga asumsi tentang teori konsumsi. Pertama,
dia berasumsi bahwa kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propersity to
consume) yaitu jumlah yang dikonsumsi dari setiap dolar tambahan adalah antara nol dan
satu. Asumsi ini menjelaskan pada saat pendapatan seseorang semakin tinggi maka semakin
tinggi pula konsumsi dan tabungannya.
Teori keynes kedua adalah rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propensity to consume) turun ketika
pendapatan naik. Menurut keynes, proporsi tabungan orang kaya lebih besar daripada orang
miskin. Jika diurutkan dari orang sangat miskin sampai kaya akan terlihat proporsi tabungan
terhadap pendapatan yang semakin meningkat.
145
Secara matematis, ketiga fungsi konsumsi Keynes dapat dituliskan sebagai berikut:
Gambar grafik konsumsi
146
Pendapatan (Y) digunakan untuk konsumsi (C) da tabungan (S), atau
Y = C+S
S = Y-C
S = Y – (a+bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1-b) Y
147
Keterangan grafik :
Sumbu horizontal menunjukkan tingkat pendapatan nasional (Y) dan sumbu vertikal
menunjukkan tingkat konsumsi (C). Garis 45O dari titik asal (0) merupakan garis pertolongan
yang menunjukkan bahwa pada setiap titik, pada garis tersebut tingkat pendapatan nasional
selalu sama dengan tingkat konsumsi ( Y = C).
Contoh
Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain
pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya
dari segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah
tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan
faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif
2.8.6 Investasi
148
Pengertian
Investasi adalah kegiatan penanaman modal untuk memperluas dan meningkatkan produksi
barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pelaksanaannya investasi
dapat dibedakan menjadi investasi bruto dan investasi neto.
Investasi Bruto
Investasi untuk meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa serta
investasi pembelian benda-benda modal mengalami penyusutan. Adapun yang termasuk
investasi bruto adalah pembelian barang-barang modal, seperti tanah, mesin-mesin industri,
kendaraan membangun pabrik, kantor, perumahan, dan pembelian bahan-bahan serta barang-
barang persediaan.
Investasi Neto
Investasi bruto dikurangi penyusutan selama satu tahun. Dilihat dari sudut apakah investasi
itu dipengaruhi oleh pendapatan nasional atau tidak, maka investasi dibagi 2 yaitu:
2. Induced Investment adalah investasi yang dipengaruhi adanya penanaman modal yang
yang dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Makin tinggi pendapatan nasional mekin
besar jumlah investasi.
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat
dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu
yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun
demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada
investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
149
B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil
(output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output
yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak
proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal
investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan.
Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima
jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai
sekarang dari biaya total.
Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat
NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang
diinginkan (r).
a. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah faktor yang sangat menentukan tinggi rendahnya investasi
disuatu negara. Negara yang pendapatan nasionalnya tinggi, maka tingkat investasinya
juga tinggi.
b. Tingkat Keuntungan
150
Setiap investor tentu mengharapkan keuntungan dari penanaman modal yang
dilakukan. Tinggi rendahnya keuntungan yang diharapkan akan mempengaruhi besar
kecilya investasi
e. Perkiraan Keamanan
Keynes mengatakan bahwa investasi bergantung kepada tingkat suku bunga kemudian
dibandingkan dengan marginal efficiency of capital (MEC). Hubungan investasi dan tingkat
suku bunga dapat ditulis secara matematis sebagai berikut :
[ I = f (i) ] Keterangan :
1. Pelaku Investasi
151
a. Pemerintah (Public investment)
Investasi yang dilakukan oleh pihak swasta dengan tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh keuntungan dan pertumbuhan pendapatan.
Investasi ini umunnya di lakuakan pemerintah dan swasta luar negeri, walaupun tetap
ada investasi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat
konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposable) perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat
tabungan rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan
disposable) perekonomian tersebut. Jadi, baik dalam hukum psikologi konsumsi
dari Keynes dikemukakan, Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan
konsumsi dan pertambahan tabungan (saving).
Apabila fungsi konsumsi dan fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya
seperti berikut.
Dimana:
152
C = Konsumsi
S= Saving (tabungan)
Y = Pendapatan
Sedangkan dalam bentuk persamaan linear akan berbentuk:
Keterangan:
a = Konsumsi otonomi, yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol. a dapat
dicari dengan rumus a = (APC–MPC) Yn
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan garis lurus, dan ini disebabkan nilai MPC
dan MPS tetap. Seterusnya kecondongan fungsi konsumsi adalah kurang dari 45 dan selalu
memotong garis 45 . Sifat ini disebabkan MPC lebih kecil dari satu. Fungsi konsumsi
memotong garis 45 pada nilai pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada
tingkat pendapatan itu konsumsi rumah tangga = pendapatan nasional. Fungsi tabungan
memotong sumbu datarpada pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada
pendapatan ini tabungan rumah tangga = 0
153
1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat. Jumlah pendapatan yang sangat
rendah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tidak memungkinkan untuk
ditabung karena seluruh penda[patan digunakan untuk konsumsi. Y=C, S=0 dapat
menyebabkan rendahnya tabungan. Antara pendapatan dan konumsi dan tabungan cenderung
berhubungan positif.
2. Sikap Hidup
Sikap hidup yang suka berhemat mendorong seseorang untuk tidak menggunakan seluruh
pendapatannya dan menabungnya sebagian. Sikap hidup hemat didaari oleh lingkungan,
pendidikan, dan kesadaran akan kebutuhan dan keadaan masa depan.
3. Suku Bunga
Suku bunga yang tinggi mendorong orang untuk menabung karena hasil dari tabungan cukup
besar. Suku bunga yang renadah akan mendorong untuk tidak menabung karena hasil yang
diperoleh tidaklah seberapa sehingga orang merasa uang yang ditabung sama saja dengan
dikonsumsi. Tingginya bunga dapat meningkatkan tabungan dan mengurangi tingkat
konsumsi.
Pemerintah memberikan dana pensiunan kepada para mantan pegawai negeri. Ada sebagian
perusahaan yang juga melakukannya. Hal tersebut dapat mengurangi mina menabung
pegawai yang menerimanya karena telah ada kepastian masa depan dan hari tua. Sikap seperti
itu uga bias dikarenakan kekayaan yang dimiliki sangat besar sehingga kekayaannya dapat
didepositokan dan hasilnya tidak habis digunakan sampai hari tua.
5. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi yang stabil akan mendorong orang untuk berkonsumsi sedangkan keadan
yang tidak stabil mendorong orang menabung karena untuk berjaga-jaga atas kondisi
ekonomi ynag tidak menentu tersebut. Kondiis ekonomi yang tidak stabil dapat
meningkatkan minat menabung masyarakat. Kestabilan ekonomi dan tingkat tabungan
hubungannya lebih bersifat bertolak belakang.
154
Teori Konsumsi Kuznets
Teori ini merupakan bentuk anomali dari teori fungsi konsumsi Keynes. Anomali
tersebut berhubungan dengan dugaan Keynes tentang kecenderungan mengkonsumsi rata-rata
turun bila pendapatan naik. Anomali pertama disebutkan secular stagnation yaitu kondisi
depresiasi yang berkepanjangan sampai ada kebijakan fiskal yang menggeser/menaikkan
permintaan agregat.Keadaan ini terjadi pada saat setelah perang dunia kedua dimana tidak
terjadi depresi padahal pendapatan masyarakat setelah perang meningkat.
Anomali kedua dikemukakan oleh Simon Kuznets yang meneliti data konsumsi dan
pendapatan. Dalam penelitiannya ditemukan rasio antara konsumsi dengan pendapatan
ternyata stabil dari dekade ke dekade, walaupun telah terjadi kenaikan pendapatan. Kedua
anomali tersebut membuktikan fungsi konsumsi Keynesian berlaku untuk data rumah tangga
atau jangka pendek, sedangkan jangka panjang fungsi konsumsi cenderung bersifat konstan.
155
Formulasi model fungsi konsumsi siklus hidupsebagai berikut:
C = aW
Ada tiga faktor yang membentuk nilai W
a. Nilai sekarang penghasilan dari kekayaanyaitu berupa bunga, sewa.
b. Nilai sekarang penghasilan dari balas jasakerja yaitu berupa upah, gaji.
c. Nilai sekarang penghasilan upah yangdiharapkan diterima seumur hidup.
Salah satu alasan penting bahwa pendapatan bervariasi selama kehidupan seseorang
adalah masa pensiun. Kebanyakan orang akan merencanakan berhenti bekerja pada usia kira
kira 65 tahun, dan mereka akan berekspektasi bahwa penghasilan mereka akan turun ketika
pension. Tetapi mereka tidak ingin standar kehidupannya, mengalami penurunan besar,
sebagaimana diukur dengan konsumsi mereka. Untuk mempertahankan konsumsi setelah
berhenti bekerja, orang orang harus menabung selama masa masa kerja mereka.
Perhatikanlah seorang konsumen berharap hidup selama T tahun lagi, memiliki
kekayaan W dan berharap menghasilkan pendapatan Y sampai ia pensiun selama R tahun
dari sekarang. Berapakah tingkat konsumsi yang akan dipilih konsumen tsb, jika ia ingin
mempertahankan tingkat konsumsi yang merata selama hidupnya?
Sumber daya seumur hidup konsumen terdiri dari kekayaan awal W dan penghasilan
seumur hidup R x Y. (Untuk mempermuda, kita mengasumsikan tingkat bunga sebesar nol,
jika tingkat bunga lebih besar dari nol, kita perlu memperhitungkan bunga tabungan).
Konsumen bisa membagi sumber daya seumur hidupnya diantara T tahun-tahun sisa
hidupnya. Karena itu ia membagi total W + RY ini secara sama diantara T tahun dan setiap
tahun mengkonsumsi
156
2. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yangmenentukan kekayaan seseorang
(yangmenciptakan kekayaan)Kekayaan yang dimiliki seseorang dapatdikelompokkan
sebagai berikut:
a. Kekayaan non manusia (non human wealth)adalah bentuk kekayaan fisik yaitu
barang-barang konsumsi tahan lama (gedung, rumah,obligasi,dsb).
b. Kekayaan manusia (human wealth) adalahdalam bentuk kemampuan yang melekat
padadiri manusia itu sendiri (keahlian, pendidikan,dsb).
James Stemble Duesenberry (18 Juli 1918 – 5 Oktober 2009) adalah seorang ekonom
Amerika yang membuat sumbangan penting bagi analisis pendapatan dan kesempatan kerja
Keynesian, dengan bukunya yang diterbitkan pada tahun 1949 yang berjudul “ Income,
Saving, and Consumers Behavior Theory “. Namun Duessenbery menolak dua asumsi dasar
yang telah dikemukakan Simon Kuznets yaitu:
157
1. Setiap konsumsi keluarga merupakan keinginan sendiri, bukan akibat pengaruh dari
lingkungannya.
2. Konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan tahun itu, dan tidak dipengaruhi pendapatan
tahun sebelumnya.
Kedua asumsi tersebut menjadi dasar Duesenberry dalam merumuskan teori konsumsi
dalam jangka panjang dan jangka pendek. Fungsi jangka panjang Deusenberry menggunakan
asumsi pertama, dimana konsumsi seseorang sangat dipengaruhi pola konsumsi masyarakat
sekitar. Akibatnya dalam jangka panjang, kenaikan penghasilan masyarakat secara
keseluruhan tidak akan mengubah distribusi penghasilan seluruh masyarakat.
Deusenberry menggunakan asumsi kedua dalam menurunkan fungsi konsumsi jangka
pendek. Menurutnya, besarnya konsumsi seseorang dipengaruhi oleh besarnya penghasilan
tertinggi yang pernah diperoleh. Proporsi kenaikan pengeluaran konsumsi pada saat
penghasilan naik lebih besar nilainya dibandingkan proporsi penurunan pengeluaran
konsumsi pada saat penghasilan turun.
158
bergantung pada pendapatan relatif terhadap pendapatan individu lainnya di dalam
masyarakat . dalam kaitan ini, James Duesenberry menyebutkan ada dua karakteristik penting
dari perilaku konsumsi rumah tangga yaitu adanya sifat saling ketergantungan
(interdependent) diantara rumah tangga, dan tidak diubah-ubah (irreversibility) sepanjang
waktu. Saling ketergantungan disini menjelaskan mengapa rumahtangga berprndapatan
rendah cenderung memiliki APC yang lebih tinggi daripada rumahtangga berpendapatan
tinggi. Hal ini terjadi karena rumahtangga yang berpendapatan rendah telah terkena apa yang
oleh James Duesenberry namakan sebagai efek demonstrasi (demonstration effect), dimana
masyarakat berpendapatan rendah cenderung meniru atau mengkopi pola konsumsi dari
masyarakat di sekelilingnya yang cenderung menaikkan pengeluaran konsumsinya.
Adanya sifat irreversibility dari perilaku konsumsi tersebut telah menyebabkan
timbulnya short-run ‘ratchet’ effect dari perubahan di dalam pendapatan, dimana seseorang
atau rumahtangga lebih mudah untuk meningkatkan pengeluaran konsumsinya kalau terjadi
kenaikan pendapatan, tetapi sebaliknya lebih sulit untuk mengurangi pengeluaran konsumsi
kalau terjadi penurunan pendapatan. Dengan perkataan lain, seseorang atau rumahtangga
menurut Duesenberry akan berusaha sedemikian rupa untuk mempertahankan standar hidup
atau pola konsumsi mereka, dan hal itu dilakukan dengan cara mengurangi tabungan mereka.
Singkatnya, adanya sifat irreversibility dari pengeluaran konsumsi rumahtangga itu
mempunyai makna bahwa sekali fungsi konsumsi jangka pendek itu bergeser ke atas, maka
akan sangat sulit untuk begeser kembali ke bawah apabila terjadi penurunan di dalam
pendapatan.
159
Yt = Pendapatan disposable selama tahun t
Yo = Pendapatan paling tinggi yang pernah diperoleh satu tahun sebelumnya.
2. Kekayaan
Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang
besar. Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah kost
biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan demikian orang
tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak pemasukan dari
hartanya.
3. Tingkat Bunga
160
Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang lebih
tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi
dibanding dengan membelanjakan banyak uang.
2. Jumlah Penduduk
Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit. Jika
orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.
Menurut J. M Keynes, tingkat konsumsi seseorang atau rumah tangga ditentukan oleh
pendapatannya. Namun ada faktor lain yang mempengaruhi konsumsi yaitu diantaranya:
161
1.Faktor Objektif, yaitu faktor yang secara umum diakui sebagai faktor yang
mempengaruhi konsumsi. Factor Objektif dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Harga
Keynes mengatakan bahwa perubahan harga yang cukup besar akan menyebabkan
perubahan daya beli masyarakat yang besar pula. Artinya, naik turunnya tingkat harga
umum yang cukup besar akan mengubah pendapatan rill dan nilai rill uang yang cukup
besar pula.
b. Kebijakan Fiskal
Salah satu instrument kebijakan fiskal , yaitu pajak sangat mempengaruhi besarnya
pendapatan yang digunakan untuk konsumsi. Semakin besar tarif pajak yang berlaku
terhadap barang dan jasa, semakin tinggi harga tersebut. Artinya, pendapatan rill
masyarakat menurun sehingga konsumsi mereka pun menurun.
c. Suku Bunga
Faktor yang menarik sesorang untuk menabung atau investasi adalah suku bunga. Semakin
besar suku bunga tabungan, semakin besar pula imbalan jasa yang diberikan oleh bank.
Jadi, besar kecilnya suku bunga akan mempengaruhi keputusan konsumsi seseorang.
2. Faktor Subjektif
Faktor yang berasal dari kondisi yang dialami oleh setiap orang. Faktor subjektif tidak selalu
mempunyai pengaruh yang sama pada setiap orang. Faktor Subjektif dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Sikap hati-hati
Seorang konsumen berusaha untuk lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya dengan
cara mengurangi konsumsi dengan menyisihkan sebagian pendapatnnya untuk
menghadapi kesulitan di masa yang akan datang.
b. Kekayaan (wariasan) yang dimiliki
Menurut Keynes, seseorang yang mempunyai kekayaan dari warisan atau tabungan akan
menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk konsumsi. Sebaliknya, seseorang yang
tidak memiliki kekayaan dari warisan atau tabungan akan lebih memilih untuk
menyisihkan pendapatannya ke dalam tabungan. Dengan tujuan memperoleh kekayaan
yang lebih besar atau untuk persiapan di masa mendatang.
162
1. Pajak
Pajak merupakan sumber anggaran pendapatan negara yang paling pokok. Perpajakan
menyangkut dua masalah pokok, yaitu bagaimanakah sistem administrasi membiayai
pengadaan dan penyediaan barang dan jasa kolektif yang sukar dapat disediakan melalui
mekanisme pasar serta bagaimanakah membiayai program-program yang dapat
menghindarkan akibat sampingan dalam mekanisme pasar.
Tujuan Perpajakan
Sistem politik pada umumnya berfungsi dalam membuat keputusan dan menafsirkan
nilai-nilai yang ada dalam dan dibutuhkan oleh sistem kegiatan sosial untuk dapat mengatur
pembagian pendapatan yang lebih merata. Perpajakan diperlukan untuk membiayai berbagai
pengeluaran negara.
Tujuan dari perpajakan adalah untuk menekan konsumsi dan investasi dari sistem
kegiatan sosial sehingga sistem administrasi dapat menyediakan barang dan jasa publik,
sosial atau kolektif dan dapat memberikan subsidi kepada golongan miskin tanpa
menimbulkan inflasi dan kesukaran dalam neraca pembayaran.
Tiga ukuran yang biasanya dipakai untuk mengukur kemakmuran seseorang (atau
kemampuan seseorang membayar pajak) adalah:
1. Pendapatan
2. Pengeluaran konsumsi
3. Kekayaan
2. Konsumsi
Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara
sifat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian pendapatan nasional (pendapatan
disposable ).
3. Saving (tabungan)
Tabungan adalah bagian pendapatan yang yang tidak di konsumsi.
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara
sifat tabungan rumah tangga dalam perekonomian perekonomian pendapatan
nasional (pendapatan disposable ) tersebut.
163
MODAL, INVESTASI DAN TEORI AKSELERASI
1. Modal adalah segala sesutu yang yang diberikan dan dialokasikan kedalam suatu usaha
dan atau badan yang gunanya pondasi untuk menjalankan apa yang diinginkan , yang
dimana modal tersebut adalah
dapat berupa modal yang langsung dapat digunakan dan atau modal tidak langsung dan
juga modal itu dapat dari internal atau eksternal perusahaan.
1. modal internal perusahaan .
modal internal perusahaan dalah segala sesuatu yang ditanamkan oleh peusahaan yang
persentasenya berdasarkan besarnya yang ditentukan oleh perusahaan
2. modal eksternal perusahaan :
modal eksternal perusahaan adalah segala sesuatu modal yang dimiliki perusahaan dan
besarnya modal eksternal juga ditentukan oleh perusahaan yang dimana modal
eksternal biasanya didapat daripersetujuan atau pasar modal .
3. Teori akselerasi merupakan teori investasi yang didasarkan kepada hubungan yang
rigid atau kaku di antara jumlah barang modal (capital stock) dengan tingkat pendapatan
nasional yang dapat diciptakannya. Menurut teori ini rasio di antara nilai stok modal dengan
nilai produksi yang dapat diwujudkannya adalah tetap.
164
Dalam kenyataan sebenarnya, penentuan tingkat bunga dan pengaruhnya terhadap investasi
dan tabungan tidaklah sesederhana seperti yang digambarkan. Fluktuasi tingkat bunga
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dalam perekonomian.
Dalam kenyataan sebenarnya, penentuan tingkat bunga dan pengaruhnya terhadap investasi
dan tabungan tidaklah sesederhana seperti yang digambarkan. Fluktuasi tingkat bunga
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dalam perekonomian. Perlu dicatat pula, bahwa
dalam dunia yang tidak mengenal batas perdagangan seperti dalam perekonomian global,
maka penentuan tingkat bunga harus dilakukan dengan mempertimbangkan lebih banyak
faktor lagi.
Untuk lebih mencermati faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat bunga, marilah
kita simak mekanisme pembentukan dan penetapan besarnya bunga. Bunga tidak semata-
mata ditetapkan begitu saja, tetapi melalui beberapa pertimbangan agar tingkat bunga yang
ditetapkan tidak menjadi penyeimbang dalam pasar investasi maupun pasar uang.
Penetapan bunga dalam pasar investasi maupun pasar uang haruslah memperhatikan berbagai
risiko. Hal ini perlu karena pemakaian uang dari pihak yang memiliki surplus spending
units ke pihak yang deficit spending units banyak mengandung risiko penggunaan seperti:
risiko kurang lancarnya pengembalian pinjaman, bunga pinjaman dan risiko tidak kembalinya
pinjaman (credit risk);
risiko akibat perilaku tidak jujur yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan
perbankan yang dapat mengakibatkan kerugian dan bahkan kehancuran bank (fraud risk);
risiko akibat kurang mempunyai operasional bank untuk memperoleh penghasilan atas
kegiatan usahanya, seperti penerbitan produk-produk terbaru perbankan (operating risk);
165
risiko keadaan suatu negara seperti masalah ekonomi, politik, dan keamanan (country risk)
yang dapat mengakibatkan menurunnya nilai surat berharga yang dimiliki oleh bank
(investment risk);
risiko yang diakibatkan oleh kegiatan bank dalam mewakili kepentingan pemegang surat
berharga berdasarkan perjanjian antara bank umum dan emiten surat berharga yang
bersangkutan (Wali Amanat) yang disebut dengan fiduciary risk;
dan biaya risiko lainnya seperti biaya transaksi dan administrasi perbankan.
Risiko-risiko tersebut harus dipertimbangkan oleh pihak kreditur agar kreditur tidak
mengalami kerugian dalam pasar uang maupun pasar investasi.
Kreditur yang bijaksana tentu saja akan memperhitungkan berapa tingkat bunga yang
menguntungkan bagi pihaknya, demikian juga debitur bunga yang sesuai dengan
kebutuhannya. Kedua belah pihak masing-masing akan memperhitungkan risiko dalam
transaksi tersebut. Semakin besar risiko yang mungkin terjadi, maka semakin besar
kecenderungan tingkat bunga yang berlaku.
Dari sisi kreditur risiko-risiko yang mungkin dihadapi adalah kegagalan debitur dalam
melunasi utangnya tepat waktu dan atau bahkan sama sekali tidak mampu penyelesaikan
kewajibannya. Kreditur mana pun akan berpikir ke arah itu, apabila jika transaksi tersebut
dilakukan kepada calon debitur yang baru. Sehingga dalam kenyataannya banyak debitur
yang memintakan jaminan pengembalian utang (collateral) dalam bentuk aset yang sedapat
mungkin mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi. Alternatif lain yang diambil oleh kreditur
adalah dengan cara meningkatkan tingkat bunga pinjamannya. Ini berangkat dari asumsi
bahwa jika debitur tetap berkeinginan meneruskan transaksinya, maka kreditur melihat suatu
jaminan bahwa debitur yang bersangkutan mempunyai prospek usah yang cukup baik.
Dengan demikian hal ini akan ditindaklanjuti dengan penilaian-penilaian lainnya seperti
penilaian terhadap character, yaitu penilaian karakter debitur yang berkaitan dengan tanggung
jawab terhadap kewajibannya; capacity adalah penilaian terhadap kemampuan finansial
debitur dalam memenuhi kewajiban yang dijanjikan; capital adalah penilaian terhadap
kemampuan modal sendiri atas jumlah dana yang dibutuhkan; callateral adalah penilaian
terhadap jaminan yang dimiliki oleh debitur agar kebutuhan pendanaannya
menjadi bankable (layak didanai dari kredit bank); condition adalah penilaian terhadap situasi
166
mikro dan makro yang meliputi kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang dapat
mempengaruhi segala bentuk usaha yang sedang dijalankan.
Dari penjelasan di atas, tingkat bunga yang akan berlaku pada kondisi tersebut adalah fungsi
yang terkait langsung dengan karakteristik debitur atau kondisi mikro-makro dalam suatu
perekonomian dan tatanan politik dan kebijakan-kebijakan moneter lainnya.
INVESTASI
Keputusan untuk melakukan investasi berkaitan dengan biaya dan pendapatan, maka
pengambilan keputusannya tergantung pada manfaat atau hasil yang akan diperoleh dengan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Ada dua pendekatan yang biasa
dipakai sebelum melakukan investasi.
167
,
sedangkan tergantung padakapan atau pada periode mana dana terpusat. Jika dana terpusat
pada awalperiode bekerjanya aktiva maka > 0 dan sebaliknya. Jika seorang investor
menggunakan pendekatan ini, maka pertama kali ia harus mencari besarnya MEC, kemudian
membandingkannya dengan suku bunga pasar (r). Jika MEC lebih besar darir, maka proyek
investasi diterima, dan sebaliknya jika MEC lebih kecil dari r, maka investasi ditolak.
Hubungan tingkat bunga dengan investasi juga dapat dilihat dari Marginal Efficiency of
Investment (MEI) dan Marginal Efficiency of Capital (MEC). MEI menggambarkan hubungan
investasi yang telah dilakukan oleh pengusaha dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu
MEC lebih menekankan pada hubungan antara hasil yang diharapkan dari modal yang
ditanamkan oleh seorang pengusaha. Hubungan tersebut dilakukan untuk usaha-usaha yang
memiliki tingkat pengembalian modal (rate of return) yang lebih besar dibandingkan tingkat
suku bunga yang berlaku.
168
Gambar 2. Kurva MEC dan MEI
Keterangan: biasanya kurva MEC lebih landai dibanding kurva MEI karena jumlah investasi
yang "sesungguhnya" ditanamkan umumnya lebih kecil daripada investasi yang "seharusnya"
ditanamkan pada berbagai bidang usaha.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat
diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
169
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai
tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.Bank
Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini
sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan
tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan
inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan
menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar
sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank
Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar
yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
170
2. Kebijakan moneter longgar (easy money policy) untuk menambah jumlah uang
beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan
daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami
resesi atau depresi.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan :
1. Kesempatan Kerja
Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan
produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal
ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.
2. Kestabilan harga
Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat.
Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan
harga yang akan masa depan.
3. Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di
suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah
sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
=>Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam
rangka menambah jumlah uang yang edar
=>Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat
(tight money policy)
Di Indonesia investasi adalah salah satu cara untuk menambah pendapatan nasional.
Jika dilihat dari kebijaksanaan moneter, investasi lebih banyak dipengaruhi oleh suku bunga
riil. Dan suku bunga riil dipengaruhi oleh suku bunga SBI. Bila tingkat suku bunga SBI
tinggi maka suku bunga riil juga akan tinggi sehingga masyarakat memilih untuk menyimpan
uangnya di bank daripada melakukan investasi dan begitu juga sebaliknya. Pada tahun 1998
171
pemerintah Indonesia membuat kebijakan suku bunga yang tinggi untuk menstabilkan
perekonomian Indonesia yang terpuruk akibat krisis moneter pada pertengahan 1997. Oleh
karena itu perlu dianalisis seberapa besar pengaruh suku bunga SBI terhadap investasi dalam
negeri pada masa pra-krisis moneter hingga pasca krisis moneter.
Dengan keadaan tersebut maka perlu dianalisis : pertama, bagaimana perkembangan suku
bunga SBI tahun 1989 hingga tahun 2003. Kedua, bagaimana perkembangan investasi dalam
negeri tahun 1989 hingga tahun 2003. Dan ketiga, bagaimana pengaruh suku bunga SBI
terhadap investasi dalam negeri tahun 1989 hingga tahun 2003 di Indonesia.
Dalam menganalisis permasalahan-permasalahan tersebut digunakan metode analisis
deskriptif kuantitatif dan analisis trend untuk mengetahui perkembangan suku bunga SBI dan
perkembangan investasi dalam negeri di Indonesia.
172
administrasi ditambah dengan permintaan konsumsi dan investasi dari sistem kegiatan sosial
akan sama dengan pendapatan pada tingkat kesempatan kerja tertentu.
Tujuan Perpajakan
Sistem politik pada umumnya berfungsi dalam membuat keputusan dan menafsirkan
nilai-nilai yang ada dalam dan dibutuhkan oleh sistem kegiatan sosial untuk dapat mengatur
pembagian pendapatan yang lebih merata.
Perpajakan diperlukan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara. Tujuan dari
perpajakan adalah untuk menekan konsumsi dan investasi dari sistem kegiatan sosial
sehingga sistem administrasi dapat menyediakan barang dan jasa publik, sosial atau kolektif
dan dapat memberikan subsidi kepada golongan miskin tanpa menimbulkan inflasi dan
kesukaran dalam neraca pembayaran.
Fungsi pokok dari perpajakan adalah untuk menekan berbagai permintaan akan
kapasitas produktif dari sistem kegiatan sosial. Dengan demikian, perpajakan mempunyai
tujuan lain, di samping sebagai sumber pendapatan negara. Perpajakan yang eifisien
dilaksanakan dengan suatu cara yang dapat membantu pembagian pendapatan yang lebih
merata, dapat membantu untuk memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan
memperkuat kebijaksanaan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan oleh sistem
administrasi.
Pajak memiliki peranan penting dalam tata kelola negara. Sebagian negara, termasuk
Indonesia, menggantungkan penerimaannya pada pajak, termasuk Indonesia. Untuk
mempercepat terciptanya kesejahteraan umum dan tercapainya tujuan negara, harus ada
keseimbangan antara fungsi budgeteer dengan fungsi regulerend pajak.
Dengan adanya fungsi budgeteer, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.
Sementara itu, dengan adanya fungsi regulerend Pemerintah bisa mengatur
pertumbuhan ekpnomi melalui kebijaksanaan pajak. Melalui fungsi mengatur, pajak bisa
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang letaknya di luar bidang keuangan dan
lebih ditujukan pada sektor swasta. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal,
baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang
tinggi untuk produk luar negeri.
173
Pelaksanaan fungsi mengatur ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni yang bersifat
positif dan yang bersifat negatif. Bersifat positif maksudnya, pemerintah akan memberi
dukungan terhadap kegiatan masyarakat yang dipandang positif. Dukungan ini biasanya
diberikan dalam bentuk kebijakan dan fasilitas di bidang pajak, seperti:
· pemberian kelonggaran yang berbentuk tax holiday dan keringanan pajak.
· Mengadakan afschrifving (penghapusan)
· Pemberian pengecualian – pengecualian
· Pemberian pengurangan – pengurangan
· Kompensasi – kompensasi.
Pemberian kelonggaran dapat dilakukan apabila wajib pajak memenuhi beberapa syarat
tertentu, dan pemberian pengecualiannya dalam beberapa hal dapat dilakukan, baik
menyangkut pengecualian subjek pajak maupun pengecualian objek. Pemberian pengurangan
pajak dapat dilakukan sebagai bentuk dorongan kepada wajib pajak dalam hal – hal tertentu,
misalnya biaya riset pengembangan produk baru dapat dikurangkan terhadap laba kotor,
sehingga memperkecil keuntungan bersih yang dikenai pajak. Mengenai cara insentif dengan
kompensasi ini, misalnya terhadap kerugian – kerugian yang diderita oleh perusahaan, selaku
wajib pajak dapat dikompensasikan dengan pajak penghasilan untuk jangka waktu tertentu.
Ada beberapa alasan mengapa kebijakan pajak perlu diberikan:
1. Untuk meningkatkan laju inflasi
2. Untuk mendorong investasi yangoptimal secara social
3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja
4. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
5. Sebagai upaya untuk menanggulangi inflasi
6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
174
4. Perpajakan harus memperbaiki pola investasi di dalam perekonomian.
5. Salah satu tujuan perpajakan adalah untuk mengurangi jurang perbedaan antarasi
kaya dan si miskin.
6. Perpajakan harus memobilisasikan surplus ekonomi untuk pembangunan secara
berkesinambungan.
Sesuai dengan uraian di atas, Pajak berpengaruh untuk meningkatkan investasi.
Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat terlihat dari bagaimana pemerintahannya
memberikan kemudahan atau insentif dalam perpajakan kepada pelaku usaha dengan
memberikan pelayanan terpadu yang mudah, cepat, efisien dan transparan. Sehingga pelaku
usaha mau dan betah menanamkan modalnya di Indonesia, lapangan kerja luas terbuka,
kemiskinan berkurang dan meningkatkan daya saing sektor riil.
Sejak 1967, fungsi mengatur regulerend pajak – pajak negara diarahkan untuk merangsang
investor, baik asing maupun nasional untuk menanam modalnya di Indonesia. salah satu
bentuk realisasinya adalah pemberian insentif pajak.
Disaat para investor asing maupun nasional tergerak untuk berinvestasi di Indonesia
dengan cara menanamkan modal, maka saat itulah dapat dikatakan bahwa pajak dapat
meningkatkan investasi. Seperti yang telah dirinci dalam uraian di atas, apabila pemerintah
menerapkan kebijakan insentif pajak pada para penanam modal dan tidak memberatkan
investor, maka akan semakin banyak investasi yang mengalir ke dalam negeri. Ini berarti,
meski bertolak belakang dengan fungsi anggaran karena penerimaan pajak menjadi sedikit,
akan tetapi fungsi mengatur dapat terjalankan dengan baik. Bila masyarakat memiliki iklim
investasi yang baik, taraf perekonomian menjadi lebih tinggi, maka hal ini akan berdampak
baik juga kepada pemerintah dan negara.
Sementara itu, keadaan saat pajak menghambat investasi adalah ketika kebijakan
pajak yang dikeluarkan pemerintah tidak mengakomodasi keinginan investor dan penanam
modal. Apabila pemerintah menitikberatkan pada fungsi anggaran pajak, maka yang dicari
adalah penerimaan atau pemasukan pajak yang setinggi – tingginya. Dengan memberlakukan
pajak yang tinggi, akan membuat investor menjadi tidak tertarik untuk berinvestasi di
Indonesia. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada perekonomian Indonesia.
Salah satu contoh kasus yang pernah terjadi mengenai pemberlakuan pajak yang tinggi adalah
ketika masalah film luar negeri yang sempat ditarik dari peredaran karena dikenakan pajak
bea cukai yang tinggi oleh pemerintah Indonesia. Hal ini tentu menuai protes dari
175
masyarakat, karena dengan tidak adanya film luar negeri ditayangkan di bioskop lokal maka
akan mengurangi minat masyarakat untuk menonton di bioskop. Ini dapat menimbulkan
kerugian besar pada pengusaha bioskop lokal yang berujung kepada jumlah pengangguran
yang bertambah.
Fluktuasi adalah lonjakan atau ketidaktetapan segala sesuatu yang bisa digambarkan
dalam sebuah grafik. Fluktuasi ekonomi adalah kenaikan dan penurunan aktivitas ekonomi
secara relatif dibandingkan dengan tren pertumbuhan jangka panjang dari ekonomi. Fluktuasi
ini atau business cycle (siklus bisnis), bervariasi dalam intensitas dan jangka waktunya.
Kenaikan dan penurunan biasanya meliputi Negara dan bahkan dunia, dan mempengaruhi
seluruh dimensi dari kegiatan ekonomi, tidak hanya tingkat pengangguran dan produksi.
Ekspansion atau ekspansi suatu keadaan dimana penyehatan perekonomian telah
terjadi dari kondisi sebelumnya yaitu resesi atau bahkan depresi. Tahap ini ditandai dengan
meningkatnya kesempatan kerja, meningkatnya pendapatan, dan pengeluaran konsumsi
masyarakat. Sektor perusahaan mengalami kenaikan produksi barang dan jasa, kenaikan
penjualan, dan laba perusahaan. Iklim investasi berubah dari pesimisme menjadi optimis.
Karena permintaan konsumen mengalami kenaikan produksi barang dan jasa juga mengalami
kenaikan. Sehingga terjadi kenaikan kapasitas produksi dan pengurangan pengangguran
tenaga kerja.
Bagian puncak dari siklus bisnis menunjukkan tingkat pemanfaatan kapasitas
perekonomian yang tinggi baik untuk faktor produksi tenaga kerja maupun bahan mentah
untuk kegiatan produksi barang-barang. Pada titik ini terjadi beberapa persoalan antara lain:
kenaikan output perekonomian akan terjadi dengan peningkatan investasi. Kenaikan investasi
ini akan menimbulkan kenaikan harga dari faktor-faktor produksi. Selanjutnya kenaikan
harga faktor produksi menjadi penyebab kenaikan harga-harga umum. Pada titik ini kenaikan
output perekonomian diikuti oleh kenaikan tingkat inflasi.
176
b. Kebanyakan besaran ekonomi makro berflukturasi bersama-sama
c. Saat hasil produksi turun, tingkat pengangguran naik
177
4. Pergeseran yang berasal dari ekspor neto : Peristiwa yang meningkatkan pengeluaran
atas ekspor neto pada tingkat harga tertentu (terjadinya ledakan di pasar luar negeri,
depresiasi nilai tukar) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Peristiwa yang
mengurangi pengeluaran atas ekspor neto pada tingkat harga tertentu menggeser kurva ke
kiri.
178
Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berbentuk vertikal, sementara dalam
jangka pendek, kurva penawaran agregat miring ke atas. Perubahan biaya yang lebih lambat
dibanding perubahan harga dalam jangka pendek menghasilkan bentuk kurva penawaran
agregat yang naik ke arah kanan. Jika biaya dan tingkat harga bergerak bersama di dalam
jangka panjang maka kurva penawaran agregat berbentuk vertikal (LRAS).
Investasi diartikan sebagai penanaman uang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan
di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.
179
- Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat
inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka
panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta
menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu
menurutGreene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai
ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam
mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
Di Indonesia kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar biasanya akan diikuti dengan
kenaikan tingkat suku bunga perbankan. Dapat dipahami, dalam upayanya menurunkan
tingkat inflasi yang membumbung, pemerintah sering menggunakan kebijakan moneter uang
ketat (tighmoney policy). Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada
investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
- Pengaruh Infrastruktur
Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah mengundang investor guna
berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol,
sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat
berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan
makro-ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat bunga.
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat
diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur
akan menyerap banyak tenaga kerja yang selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya
gairah ekonomi masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh
dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
180
BAB 9
EKONOMI INTERNASIONAL
Manfaat Perdagangan
Perdagangan atau pertukaran hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satupihak
yang memperoleh keuntungan/manfaat dan tidak ada pihak lain yangmerasa dirugikan.
Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untukmenentukan untung rugi
perdagangan tersebut dari sudut kepentingan masing-masing,kemudian menentukan
apakah ia mau melakukan perdagangan atautidak.
Sumber-sumber manfaat perdagangan:
1. Pribadi
181
Manfaat perdagangan untuk individu atau pribadi ialah sebagai sumber pendapatan
dan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan, mencari keuntungan atau laba
serta untuk menanamkan modal atau invenstasi.
2. Daerah
Digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah. Serta memberi peluang kepada daerah untuk memperoleh
pendapatan selain pendapatan dari PAD, dana perimbangan, dan pinjaman daerah.
3. Internasional
Negara pengekspor maupun pengimpor mendapatkan keuntungan dari adanya
perdagangan international. Negara pengekspor memperoleh pasar dan Negara
pengimpor memperoleh kemudahan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan.
Adanya perdagangan.
4. Manfaat spelialisasi
Dalam perdagangan internasional , setiap Negara dapat memperoleh keuntungan
yang berikut :
Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap Negara dapat digunakan dengan lebih
efisien.
Setiap Negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksikan
di dalam negeri.
182
Perdagagangan internasional mendorong masing-masing Negara kea rah
spesialisasi dalam produksi barang di mana Negara tersebut memiliki keunggulan
komperatifnya.Yang perlu diingat disini adalah spesialisasi itu sendiri tidak
membawa manfaat kepada masyarakat kecuali apabila disertai kemungkinan
menukarkan hasil produksinya dengan barang-barang lain yang dibutuhkan, Yang
perlu diingat disini adalah spesialisasi itu sendiri tidak membawa manfaat kepada
masyarakat kecuali apabila disertai kemungkinan menukarkan hasil produksinya
dengan barang-barang lain yang dibutuhkan. Spesialisasi plus perdagangan bisa
meningkatkan pendapatan riil masyarakat, tetapi spesialisasi tanpa perdagangan
mungkin justru menurunkan kesejahteraan masyarakat.
Hambatanperdaganganadalah regulasi atau peraturanpemerintah yangmembatasi perdagan
gan bebas.Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain:
1. Tarif atau bea cukai.
Tarif adalah pajak produk impor.
2. Kuota.
Kuota membatasi banyak unit yang dapat diimpor untuk membatasi jumlah barang
tersebut di pasar dan menaikkan harga.
3. Subsidi.
Subsidi adalah bantuan pemerintah untukprodusen lokal. Subsidi dihasilkan dari
pajak. Bentuk-bentuk subsidi antara lain bantuan
keuangan, pinjamandengan bunga rendah dan lain-lain.
4. Muatan lokal.
5. Peraturan administrasi.
6. Peraturan antidumping.
Ada beberapa manfaat positif yang dapat di peroleh dari kebijakan substitusi impor:
Mengurangi Ketergantungan Terhadap Impor.
Terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok atau yang menghasilkan
produk antara.Misalnya pengolahan makanan, tekstil dan obat-obatan, industri
pupuk dan pengilangan minyak.
Menghemat Devisa.
Berarti memperbaiki neraca pembayaran. Perbaikan neraca pembayaran
umumnya dilihat dari surplus neraca perdagangan atau menurunnya defisit
neraca perdagangan karena impor makin mengecil. Atau dapat juga dilihat
dalam nerca modal, dimana modal masuk lebih besar dari pada modal keluar.
184
karena memperoleh proteksi di balik benteng tarif dan memperoleh fasilitas
keringanan pajak, serta insentif penanaman modal.
Pemborosan Devisa.
Akibat lanjut ketergantungan impor adalah makin besarnya devisa yang harus di
keluarkan, karena harga impor makin mahal dan atau permintaan impor yang
makin besar.
185
mengutamakan pengembangan jenis-jenis industri yang menghasilkan produk-produk
untuk ekspor.
Ada beberapa masalah dalam kebijakan promosi ekspor :
Cepat Jenuhnya Pasar Internasional.
Bila pertumbuhan permintaan relatif tetap, pertumbuhan penawaran relatif
sangat cepat, sebab makin banyak negara yang sedang berkembang melakukan
ekspor. Hal tersebut di mungkinkan karena produk-produk yang di hasilkan
berasal dari sektor industri padat karya yang atau berteknologi sederhana
sehingga memungkinkan untuk dimasuki.
3. Kebijakan Proteksi
Bagi negara sedang berkembang, alasan proteksi adalah pelindungan sementara
industri-industri yang masih dalam tahap perkembangan.Kebijakan proteksi adalah
kebijakan untuk membatasi impor dalam bentuk tarif dan kuota.Kebijakan Proteksi
dapat dilakukan melalui:
Tarif dan Bea masuk
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasidaerah pabean
(custom area). Dan barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea
masuk. Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dan luar
negeri , mempunyai maksud untuk proteksi atas industri dalam negeri dan untuk
memperoleh pendapatan negara. Bentuk umum tarif adalah penetapan pajak
impor dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor tersebut. Akibat
dari pengenaan tarif , sebagai berikut : Harga barang naik,Produksi dalam negeri
meningkat, Jumlah barang di pasar turun,dan impor barang turun.Ada tiga
macam penentuan Tarif , atau bea masuk, yaitu:
186
a. Bea ekspor (export duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap
barang yang diangkut menuju negara lain (diluar custom area).
b. Bea transito (transit duties) adalah pajak / bae yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir
barang tersebut negara lain.
c. Bea impor (import duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
Pelarangan impor
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi baerang-
barang yang masuk dari luar negeri. Akibat Kuota sebagai berikut : Harga
barang naik . Produksi dalam negeri meningkat, Jumlah barang di pasar turun,
dan Impor barang turun.
Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya
produksi peunit barang produksi dalam negeri. Akibat kuota sebagai berikut :
Harga barang naik, Harga barang dipasar tetap, Produksi dalam negri
meningkat, Jumlah barang di pasar tetap dan Impor barang turun.
Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga,
yakni produsen menjual barang di luar negeri dari pada di dalam negeri.Syarat
yang harus di penuhi dalam kebijakan dumping yaitu :
a. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar dari pada luar negeri,
sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva
permintaan di luar negeri.
187
b. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak
dapat membeli barang dari luar negeri.
4. Kebijakan Entreporte
Kebijakan entreporte mengembangkan sektor jasa pelayanan komersial yang luas
sejalan dengan fungsinya sebagai penghubung antara suatu kawasan atau regional
dengan ekonomi dunia.
188
membina kawasan perusahaan dan kawasan bebas pajak (free trade zone)
memberikan kemudahaan pinjaman, atau memberi subsidi ekspor.
b. Mewujudkan kestabilan upah dan harga. Pertambahan ekspor sangat
tergantung kepada kemampuan ekspor negara untuk bersaing di luar negeri.
Salah satu faktor yang menentukan kapasitas bersaing adalah biaya produksi
yang rendah. Untuk memastikan agar biaya produksi tetap rendah, upah dan
harga-harga barang dalam negri perlu di stabilkan.
c. Menurunkan nilai valuta. Penurunkan nilai valuta bukan saja akan dapat
mengurangi impor tetapi juga akan menambahkan ekspor.
189
b. Impor berkurang, karena barang luar negeri menjadi lebih mahal.
c. Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran.
d. Pendapatan nasional akan bertambah
Syarat-syarat yang di butuhkan untuk menyukseskan devaluasi adalah :
a. Ekspor negara itu elastis. Apabila permintaan luar negeri atas barang ekspor
negara yang mendevaluasikan valutanya tidak elastis, devaluasi akan
mengurangi hasil penjualan ekspor.
b. Permintaan impor negara itu adalah elastis. Apabila permintaan impor elastis,
devaluasi mengurangi jumlah impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari
penurunan nilai mata uang. Maka pengeluaran atas barang impor akan menjadi
lebih kecil dari sebelum devaluasi.
c. Di dalam negeri tidak berlaku inflasi. Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di
dalam negeri, barang ekspor dan barang buatan dalam negeri akan mengalami
kenaikan harga. Apabila tingkat kenaikan harga lebih besar dari tingkat
devaluasi, pada akhirnya harga ekspor menjadi lebih mahal dan barang impor
lebih murah dari sebelum devaluasi. Pada akhirnya negara itu tidak memperoleh
sembarang keuntungan dari devaluasi.
d. Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devalusi. Apabila
negara-negara lain melakukan tindakan yang sama devaluasi tidak akan
memberikan sembarang efek kepada neraca pembayaran dan perekonomian
negara. Langkah tersebut akan di jalankan apabila negara lain merupakan
partner dagang yang sangat penting.
190
yang direncanakan secara pusat (centrally planned economies) seperti Soviet Rusia, RRC,
jarang dijumpam suatu negara bertindak sebagai satu kesatuan dalam kegiatan kiar
negerinya.
Perdagangan luar negeri atau bisa disebut juga perdagangan internasional adalah
kesepakatan perdagangan yang dilakukan antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain. Bisa individu dengan individu , individu dengan pemerintah maupun
pemerintah dengan pemerintah.
191
ke 19, terutama diBritania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang
terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk
beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar
Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial
seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam
perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung
pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak
menguntungkan secara mutual.
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang
berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk
industri-industri yang penting secara strategis seperti
proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat danEropa. Belanda dan Inggris
Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis
dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung
terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok)
menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena
tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk
investasi luar negri langsung, pembelian, danfasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya
transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas
dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa
tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat,
Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada
perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur
dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade
Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional
seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika
Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan
Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of
America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin.
Kesepakatan serupa seperti MAI(Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada
tahun-tahun belakangan ini.
192
Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di
antaranya sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
b. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkanpendapatan negara
c. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi
d. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlupasar baru untuk menjual
produk tersebut.
e. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam,iklim, tenaga kerja, budaya, dan
jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
f. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
g. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
h. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
193
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
• Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya
hambatan apapun dari pemerintah, baik hambatan tariff maupun hambatan kuota.
• Kebijakan proteksi
Alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme adalah :
1. Melindungi perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang
tidak adil.
2. Melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry). Industri-
industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang masih
tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya
rendah (karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar). Proteksi bertujuan untuk
melindungi industri domestik yang sedang berada dalam tahap perkembangan.
Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik untuk belajar lebih efisien
dan memberi kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk memperoleh keterampilan.
Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat industri domestik
dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan industri asing, maka
proteksi akan dicabut.
2. Kuota
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam :
Kuota impor adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor,
194
Kuota produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi, bertujuan
untuk mengurangi jumlah ekspor
Kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor,agar negara
pengekspor dapat memperoleh harga yang lebih tinggi.
Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari
serbuan-serbuan luar negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara importer :
a.Harga barang melambung tinggi.
b.Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,
c.Meningktanya produksi di dalam negeri.
4. Subsidi
195
Kebijakan subsidi biasanya diberikan untuk menurunkan biaya produksi barang
domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan bersaing di
pasar internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor,
karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat diturunkan
sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur
dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua negara ingin
mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
5. Larangan impor
196
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah
perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi
mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth, Salvatore, 2004). Jika aktifitas
perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen
tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan
(2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang
berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai
motor penggerak bagi pertumbuhan.
Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan
modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi
langsung, diawali dengan adanya perdagangan internasional (Appleyard, 2004). Ketika
terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan
kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang
semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu
negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara
importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya produksi
di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya yang muncul jika
barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya produksi di negara eksportir
ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka
investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara importir (Appleyard, 2004).
197
a. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan
kualitas.
b. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan
masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.
c. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor
dan impor.
d. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri,
terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat
membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.
e. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
f. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.
g. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.
2. Dampak negatif
Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang
dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami
kerugian besar.
Munculnya ketergantungan dengan negara maju.
Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin
rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
198
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional
yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri
dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau
dikatakan sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara.
Neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja
suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-
entry bookkeeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi
sebagai debit.
Transaksi yang dicatat sebagai kredit adalah arus masuk valuta. arus masuk
valuta adalah transaksi-transaksi yang mendatangkan valuta asing, yang merupakan suatu
peningkatan daya beli eksternal atau sumber dana. Sedangkan transaksi yang dicatat
sebagai debit adalah arus keluar valuta. Arus keluar valuta adalah transaksi-transaksi
pengeluaran yang membutuhkan valuta asing, yang merupakan suatu penurunan daya
beli eksternal atau penggunaan dana.
Tiap-tiap credit entry (bertanda positif) harus diseimbangkan (balanced)
dengan debit entry (bertanda negatif) yang sama. Kedua entries tersebut dikombinasikan
untuk menghasilkan laporan sumber-sumber dan penggunaan modal nasional (dari mana
kita memperoleh dana-dana/ daya beli, dan bagaimana kita mengunakannya). Jadi, total
kredit dan debit dari neraca pembayaran suatu negara akan sama secara agregat; namun,
dari komponen-komponen neraca pembayaran, mungkin terdapat surplus dan defisit.
Contoh : Suatu perusahaan RI meminjam Poundsterling Inggris. Jelas, pinjaman
ini merupakan peningkatan hutang penduduk/perusahaan RI pada pihak luar negeri
(Inggris). Pinjaman ini merupakan suatu credit entry pada neraca pembayaran.Debit
entry yang sama akan diklasifikasikan sebagai suatu peningkatan dalam kepemilikan aset
financial luar negeri, yaitu rekening bank debitor RI (yang didenominasi)
dalam sterling merupakan suatu aset.
199
menjadi dua jenis pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas
modal atau capital account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat
transaksi-transaksi berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia dinamakan juga dengan istilah perdagangan
nyata.Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi
industri, neraca (yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan
tampak yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak dinamakan neraca
perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif berarti ekspor barang melebihi
impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor barang melebihi ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak nyata.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan
pengangkutan, kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal,
dan beberapa kegiatan jasa lainnya.Nilai neraca suatu negara positif bila neraca
tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke luar negeri dan membelinya dari
negara-negara lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa
pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar
dalam bentuk uang atau jasa. Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke
penderita kelaparan di Aprika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan
anak-anak bersekolah di luar negara merupakan contoh lainnya.
2. Lalu lintas modal. Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua
golongan transaksi: (i) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-
negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah.
Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung,
investasi portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk
mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam
bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali
saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk
negara-negara lain.
200
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan
barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau capital
account mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset keuangan, seperti
peminjaman, pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli
asetluar negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk
mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang kapital atau modal,
yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan manusiawi yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala istilah kapital atau modal digunakan
sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan
seperti saham, obligasi, saldo bank, dan uang yang digunakan untuk melakukan investasi
langsung dalam pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S.
capital outflow terjadi bila orang Amerika membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk
Amerika atau U.S. capital inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.
201
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan
dan kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing
mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b. Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri
sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
c. Perubahan Tingkat Pendapatan
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai
ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d. Perubahan Tingkat Bunga
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat
bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat
investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun,
maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.
202
cicilan pokok utang luar negeri, serta saldo kiriman dan transfer uang dari dank Ke
luar negeri baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
2.) Neraca Transaksi Modal (Capital Account)
Neraca transaksi modal mencatat nilai investasi langsung pihak swasta asing
(Foreign Ditect Invesdment), pinjaman luar negeri yang diberikan oleh perbanakan
swasta internasional, serta pinjamana dan hibah dari negraa laian atau lembaga-
lembaga donor seperti IMF dan bank dunia.
3.) Neraca Tunai (Cash Account) atau Neraca Internasional
Neraca tunai pada dasarnmya hanyalah transaksi penyeimbang antara total
pengeluaran yang ada pada transaksi berjalan dengan transaksi modal melebihi total
penerimaan.
Dampak Neraca Pembayaran Surplus, Defisit, Seimbang
1.) Dampak Neraca Pembayaran Surplus
Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap tingkat
harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh inflatoir mendorong/ menjurus kea rah
kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan permintaan efektif.
2.) Dampak Neraca Pembayaran Defisit
Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami deficit, maka dampak yang akan
terjadi sebagai berikut:
- Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang impor
- Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar
- Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat dari phk
3.) Dampak Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan
ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat mencapai surplus dalam
neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang. Dengan demikian akan
dapat menghindari neraca pembayaran yang defisit.
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah
penurunan harga (deflasi)
203
Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah
perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam
perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila produsen menaikkan
produksi atau menciptakan jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu
terdapat permintaan terhadap barang-barang itu. Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi
klasik akan ditekankan kepada hal-hal yang dikritik oleh Keynes. Hal-hal yang harus
diperhatikan yaitu:
1. Peranan sistem pasar bebas. Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, telah
mengemukakan pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur oleh
sistem pasar bebas.
2. Hukum Say, fleksibilitas upah dan kesempatan kerja penuh. Ahli ekonomi Klasik
berkeyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian.
Pandangan ini didasarkan atas keyakinan bahwa:
a. Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan kesamaan / keseimbangan antara
penawaran agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi.
b. Fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan dan
penawaran tenaga kerja akan mencapai keseimbangan
Berdasarkan teori ekonomi Klasik maka perekonomian ditentukan oleh :
1) Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (C =
Capital)
2) Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian ( L =
Labor )
3) Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (Q = Quantity)
4) Tingkat teknologi yang digunakan (T = Technology)
3. Faktor-faktor produksi menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan produksi nasional.
Perekonomian tidak menghadapi masalah permintaan yang berarti segala barang yang
diproduksikan akan dapat dijual, tingkat produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi
ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan.
4. Penawaran uang, kegiatan perekonomian dan tingkat harga. Ahli ekonomi Klasik
menunjukkan bahwa peranan uang dalam perekonomian adalah netral yaitu perubahannya
tidak akan mempengaruhi produksi nasional.
5. Peranan pemerintah dalam perekonomian. Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur
tangan pemerintah yang aktif untuk mengatur kegiatan perekonomian.
204
Pandangan Keynes
Teori makro ekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-
kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian
suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu
penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan
hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
Perbedaan pandangan Keynes dan Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yaitu:
1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam
perekonomian
2. Hubungan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha
Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan ekonomi suatu negara adalah permintaan
efektif. Permintaan efektif adalah permintaan yang disertai kemampuan untuk membayar
barang-barang dan jasa-jasa dalam wujud perekonomian.
Keynes membagi permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran
konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh pengusaha. Akan tetapi, dalam
analisis makro ekonomi, pengeluaran pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi
pengeluaran agregat. Faktor yang mempengaruhi permintaan agregat yaitu:
1. Konsumsi dan investasi
2. Pengeluaran pemerintah dan Ekspor
3. Suatu perekonomian akan dicapai apabila penawaran agregat sama dengan pendapatan
nasionalnya. Perubahan keseimbangan kurva AD dan AS akan berlaku apabila kurva AD
dan AS secara individu maupun secara bersama mengalami pergerakan ke kiri atau ke
kanan yaitu :
Kurva AD berubah tapi kurva AS tetap
Kurva AS berubah tapi kurva AD tetap
Perpindahan serentak kurva AD dan AS.
Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten Dan Modern
1. Kegiatan Ekonomi Subsisten : hanya ada dua sector yaitu sector rumah tangga dan
sector perusahaan.
Dalam kegiatan ini nilai produksi yang diciptakan oleh sektor perusahaan akan selalu
sama dengan nilai seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga. Dalam hal
ini : untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa sektor perusahaan harus menggunakan
205
factor-faktor produksi. Faktor produksi tersebut berasal dari sector rumah tangga. Oleh
karena itu pendapatan yang diterima oleh factor-faktor produksi merupakan pendapatan
sector rumah tangga. Dengan demikian nilai seluruh produksi dalam perekonomian adalah
sama dengan nilai pada aliran atau kegiatan tersebut yaitu nilai seluruh pendapatan yang
diterima sektor rumah tangga.Dan sektor rumah tangga tidak melakukan penabungan.
Jadi seluruh pendapatannya akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang dan jasa
yang diproduksikan oleh sektor perusahaan . Hal ini terdapat dalam perekonomian subsisten,
dimana kegiatan perdagangan sangat terbatas dan pada umumnya dilakukan secara barter.
2. Kegiatan Perekonomian Modern
Dalam perkonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan
menyisihkan sebagaian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan
kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu
melakukan pembelian barang-barang modal. Sebagai balas jasa kepada kesediaan para
penerima pendapatan untuk menabung sebagaian dari pendapatan mereka di lembaga
keuangan dan seterusnya meminjamkan kepada para pengusaha atau investor. Selanjutnya
investor akan menggunakan pinjaman tersebut untuk membeli barang-barang modal.
206
dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk
dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin
banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah
negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya
untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor
barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat
menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu
saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan
mengorbankan negara lain.
Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya
cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk
memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak
emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih
besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya;
peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara
untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin
banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis.Selanjutnya, dengan
mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan
kesempatan kerja nasional.
B. Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil
tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan
doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus
ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja
yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan
tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara
tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada
negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut.
Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara
untuk menghasilkan suatu barang dan jasa perunit dengan menggunakan sumber daya
207
yang lebih sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat
memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga
dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
b. Teori Modern
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga
kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara
tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara
lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari
uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua
jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau
perdagangan.
208
menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu
tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional,
asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga
kerja) dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-
dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap
kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan
tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua
jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya
pada produksi rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara
Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit
elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan
rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang
diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah)
Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-
rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya
dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang
diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik).
209
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdaganga internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah
melalui batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
b. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan
Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua
barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan
Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan
antara permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran
menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang di impor.
Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara
kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara
tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang
dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah
jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
210
dapat berupa tarif, dumping, kuota, larangan impor, dan berbagai kebijakan lainnya. Jika
dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka perdagangan
internasional sangatlah rumit dan kompleks.
Rumitnya perdagangan internasional disebabkan oleh hal-hal berikut:
o Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan.
o Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara ke negara lainnya.
o Perbedaan antara negara yang satu dengan yang lainnya baik dalam bahasa, mata
uang, taksiran atau timabangan, hukum dalam perdagangan, dan sebagainya.
o Sumber daya alam yang berbeda.
1. Kebijakan Proteksi.
Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam
negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari
perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain
itu persaingan-persaingan barang-barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
Memaksimalkan produksi dalam negri.
Memperluas lapangan kerja.
Memelihara tradisional.
Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu
komoditi andalan.
Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.
211
Macam-macam penentuan tarif, yaitu:
Bea Ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju negara lain (di luar costum area).
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara
lain.
Bea Impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang masuk dalam suatu negara (tom area).
2) Kuota.
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah barang yang
diperdagangkan. Ada tiga macam kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota
ekspor. Kuota impor adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor, kuota
produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi, dan kuota
ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor.
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:
o Mencegah barang-barang yang penting berada di luar negri.
o Menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang cukup.
o Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilitas
harga di dalam negeri.
3) Dumping.
Dumping adalah kebijakan pemerintah umtuk menjual barang di luar negeri dengan harga
yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan
dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara
pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor
kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping
(dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini
dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara
lain. Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar
negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan
untuk menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping.
212
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
o Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva
permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
o Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat
membeli barang dari luar negeri.
4) Subsidi.
Subsidi adalah kebijakan pemerintah yang diberikan untuk menurunkan biaya produksi
barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan dapat
bersaing dengan barang impor. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong
jumlah ekspor, karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Namun
tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus ke arah
perang subsidi.
5) Larangan Impor.
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah dimaksudkan untuk melarang masuknya
produk-produk asing ke dalam pasar domestik. Dengan tujuan untuk melindungi produksi
dalam negri.
2. Kebijakan Perdagangan Bebas.
Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan pemerintah yang menghendaki
perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan apapun. Pihak-pihak yang
mendukung kebijakan ini beralasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan setiap
negara berspesialisasi memproduksi barang dan menjadikannya keungglan komparatif.
3. Kebijakan Autarki.
Kebijakan autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi,
maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas.
Dampak Perdagangan Internasional
Dampak Perdagangan Internasional Bagi Perekonomian Indonesia
Setiap kegiatan memiliki dampak, tidak terkecuali pada perdagangan internasional.
Dampak yang tercipta bisa berupa dampak positif dan negatif. Berikut ini adalah dampak
positif dan negatif perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia.
213
Perdagangan internasional memiliki dampak positif bagi Indonesia sebagai berikut:
1. Terpenuhi kebutuhan akan berbagai macam barang dan jasa.
2. Penduduk di negara yang bersangkutan dapat memperoleh barang dan jasa dengan
mudah dan mu rah sebagai akibat dari adanya efisiensi dan spesialisasi.
3. Devisa negara meningkat.
4. Terbukanya kesempatan kerja.
5. Terciptanya persahabatan dan kerja sama antarnegara di berbagai bidang.
6. Terdorongnya kegiatan ekonomi dalam negeri.
BAB 10
214
Pasar valuta asing (foreign exchange market / forex) ataudisingkat valas
merupakan suatujenis perdagangan atau transaksi yangmemperdagangkan mata uang
suatu negara terhadap mata uang negara lainnya(pasangan mata uang/pair) yang
melibatkan pasar-pasar uang utama di duniaselama 24 jam secara berkesinambungan.
1) Volume perdagangannya.
4) Geografis penyebarannya.
Pusat perdagangan utama adalah di London, New York, Tokyo dan Singapura namun
bank-bankdiseluruh dunia menjadi pesertanya.
Proses transaksi
Di bursa valas (valuta asing) ini orang dapat membeli ataupun menjual mata
uangyang diperdagangkan. Secara obyektif adalah untuk mendapatkan profit
ataukeuntungan dari posisi transaksi yang anda lakukan. Di Bursa valas dikenal
istilahLot dan Pip. 1 Lot nilainya adalah $100.000 dan 1 pip nilainya adalah $10.
Sedangkan nilai dolar di bursa valas berbeda dengan nilai dolar yang kita kenal
dibank-bank.Nilai dolar di bursa valas sangat bervariasi, 6000/8000 dan10.000 rupiah
Tidak seperti halnya pada bursa saham dimana para anggota bursa memilikiakses
yang sama terhadap harga saham, pasar valuta asing terbagi atasbeberapa tingkatan
akses. Pada akses tingkat tertinggi adalah pasar uang antarbank (PUAB) yang terdiri
dari perusahaan-perusahaan bank investasi besar. PadaPUAB, selisih antara harga
penawaran/harga jual (ask) dan hargapermintaan/harga beli (bid) adalah sangat tipis
215
sekali bahkan biasanya tidakada, dan harga ini hanya berlaku untuk kalangan mereka
sendiri yang tidakdiketahui oleh pemain valuta asing diluar kelompok mereka.
Kurs valuta asing akan ditentukan oleh aliran (flow) dari penawaran dan
permintaanvaluta asing yang tercermin dalam perubahan pos-pos di neraca
pembayaraninternasional. Penawaran valuta asing berasal dari ekspor, investasi, utang
LN,hibah,dan kegiatan spekulasi. Permintaan valas untuk: impor, bayar utang LN,
bayarjasa asing, dan kegiatan spekulasi.
Persamaan:
Keterangan:
216
P = Harga
Y = Pendapatan
Z = Variable lain misal kebijakan tanda * menunjukkan tanda untuk luar negeri
1. Neraca Berjalan
Neraca berjalan adalah bagian neraca pembayaran yang memberi gambaran
ringkas tentang transaksi barang dan jasa yang diproduksi selama periode
setahun atau kurang.Dapat juga dikatakan neraca berjalan adalah bagian dari
neraca pembayaran yang memberi gambaran ringkas tentang pembayran-
pembayran jangka pendek.
217
Neraca berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut:
a. Nilai Ekspor Dan Impor Barang Tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi
industri, dan barang-barang yang diproduksikan oleh sektor pertambangan dan
berbagai jenis ekspor dan impor barang tampak lainnya. Neraca (yaitu
perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu
perdagangan dalam barang-barang tampak, dinamakan neraca perdagangan.
Apabila nilai neraca itu positif, ia berarti bahwa ekspor barang-barang tampak
adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif, maka ia berarti
bahwa impor melebihi ekspor.
b. Neraca Ekspor dan Impor Barang-Barang Tak Tampak
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari
barang-barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para
pelancong dan pendapatan investasi (yang meliputi keuntungan, bunga ke atas
modal yang diinvestasikan, dan dividen). Neraca perdagangan tak tampak
yaitu nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa, dinamakan neraca jasa. Nilai
neraca jasa suatu negara, yabg positif berarti negara tersebut lebih banyak
menjual jasa-jasanya keluar negeri dari membelinya dari negara-negara lain.
Dan apabila nilainya negatif (masalah ini juga dihadapi oleh neraca
pembayaran Indonesia), ia berarti bahwa negara itu lebih banyak membeli jasa
pihak-pihak luar dari menjual jasanya keluar negeri.
c. Pembayaran Pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana
penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk uang dan jasa.
2. Neraca Modal
Neraca modal adalah bagian dari neraca pembayaran yang mencatat
pembelian
3. Neraca Penyeimbang
Saldo neraca pembayaran adalah sama dengan nol. Maksudnya, hasil
penjumlahan antara surplus dan atau defisit neraca berjalan dengan surplus dan
atau defisit neraca modal adalah sama dengan nol. Seringkali terjadi bahwa
saldo neraca pembayaran adalh defisit ( < 0 ) atau surplus ( > 0 )
218
Saldo neraca pembayaran mempunyai konsekuensi terhadap nilai tukar mata
uang.Jika saldo neraca pembayaran defisit, maka permintaan terhadap mata
uang asing meningkat atau penawaran terhadap mata uang domestik
meningkat.Hal ini dapat menyebabkan melemahnya nilai tukar mata uang
domestik. Sebalilknya surplus neraca pembayaran akan memperkuat nilai tukar
domestik. Jika pemerintah ingin menjaga stabilitas nilai tukar, maka saldo
neraca pembayaran harus dibuat sama dengan nol.
Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk membuat saldo neraca pembayaran
menjadi sama dengan nol dapat dilihat dalam neraca penyeimbang. Sehingga
dapat dikatakan bahwa neraca penyeimbang adalah bagian dari neraca
pembayaran yang menjelaskan bagaimana surplus atau defisit neraca
pembayaran dibiayai. Tercakup dalam bagian ini antara lain adalah arus keluar
masuk emas, pembelian dan atau penjualan mata uang domestik serta valuta
asing oleh pemerintah.
4. Selisih Perhitungan
Salah satu faktor lain yang menyebabkan saldo neraca pembayaran tidak sama
dengan ketidaklengkapan informasi dan atau adanya transaksi-transaksi yang
tidak tercatat. Dalam nerac pembayaran, transaksi-transaksi yang tidak tercatat
ini dimasukkan ke dalam bagian selisih perhitungan.Istilah dalam bahasa Inggris
yang juga digunakan untuk selisih perhitungan adalah error and omission.
219
jangka pendek, seperti deposito deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor temporer; kebijakan moneter jangka pendek, perubahan-perubahan
dalam suku bungadanantisipasi-antisipasifluktuasi
valuta. Basicbalance menekankan trend jangka waktu yang lebih panjang pada
neraca pembayaran.
2. Net liquidity balance (neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan
meliputi basic balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid pihak
swasta dan error and omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan
pinjaman pihak swasta domestik atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar
negeri yang dibutuhkan untuk mempertahankan pembayaran dalam
posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan devisa. Arus modal swasta
jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat dalam neraca,
sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).
3. Neraca transaksi cadangan devisa menunjukkan penyesuaian cadangan devisa
yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. Karena neraca
pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri
atas transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical discrepancy (selisih
yang belum dapat diperhitungkan).
Nilai tukar merupakan sebuah kunci bagi suatu negara untuk bertransaksi dengan
dunia luar. Sistem pembayaran yang dilakukan baik di dalam negeri maupun luar
negeri mau tidak mau harus terikat dengan nilai tukar. Sistem nilai tukar sendiri
terdiri dari nilai tukar tetap dan fleksibel.
Nilai tukar tetap (Fixed Exchange Rate) merupakan sistem nilai tukar dimana
pemegang otoritas moneter tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai
tukar dalam negeri terhadap negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa
melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang. Jika dalam perjalanannya
penetapan nilai tukar tetap mengalami masalah, misalnya terjadi fluktuasi penawaran
220
maupun permintaan yang cukup tinggi maka pemerintah bisa mengendalikannya
dengan membeli atau menjual kurs mata uang yang berada dalam devisa negara untuk
menjaga agar nilai tukar stabil dan kembali ke nilai tukar tetap nya. Dalam nilai tukar
tetap ini, bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing dalam
penetapan nilai tukar. Sistem di mana nilai tukar mata uang domestik ditetapkan pada
tingkat tertentu terhadap nilai mata uang asing, yang dibiarkan tetap konstan dan
hanya berfluktuasi pada batasan yang lebih sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu
tajam, maka pemerintah melakukan intervensi untuk mengendalikannya.
Nilai tukar mengambang atau fleksibel (Floating Exchange Rate) adalah nilai
tukar yang ditetapkan oleh mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran pada
bursa valuta asing. Sitem di mana nilai tukar mata uang domestik diambangkan
terhadap nilai mata uang asing atau sesuai dengan pergerakan pasar dimana terjadinya
nilai tukar valuta berdasarkan pada permintaan dan penawaran mata uang asing.
Sistem nilai tukar mengambang secara murni atau clean float atau freely floating
system yaitu penentuan nilai tukar valuta asing di bursa valuta asing terjadi tanpa
campur tangan pemerintah. Nilai tukar yang ditentukan oleh pasar tanpa campur
tangan pemerintah. Sistem ini dikenal juga sebagai flexible exchange rate system,
karena dengan penentuan nilainya oleh kekuatan pasar, nilai tersebut naik atau turun,
tergantung dari besarnya aliran permintaan dan penawarannya setiap satuan waktu.
Nilai tukar mengambang atau fleksibel dapat dibagi menjadi:
a. Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)
Penetapan nilai tukar ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Nilai
tukarpenentuan nilai tukar valuta asing yang terjadi karena adanya campur tangan
pemerintah Dalam pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat
ekonomi moneter, fiskal dan perdagangan luar negeri yang ada. Jadi dalam pasar
valuta ini tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang. Sistem nilai
tukar yang ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran namun
pemerintah dapat juga mempengaruhi nilai tukar melalui intervensi pasar. Sistem
mengambang terkendali (Manage Floating Exchange Rate System) adalah dimana
bank-bank sentral tidak lagi mengumumkan secara terbuka nilai-nilai tukar yang
mereka sepakati, bahkan dengan resiko biaya tinggi. Bank-bank sentral dengan
demikian bebas menyesuaikan sasaran nilai tukar mereka pada saat lingkungan
berubah. Terkadang mereka membiarkan nilai tukar bebas bergerak, dan diwaktu
221
lain mereka melakukan campur tangan secara aktif untuk mengubah nilai tukar
dari nilai yang ditentukan oleh pasar terbuka.
b. Nilai Tukar Mengambang Bebas (Free Floating Rate)
Nilai tukar mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan
bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistem nilai tukar
ini akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi
equilibrium yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi dalam sistem
nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah.
Kelemahan:
Keunggulan:
a. Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran
suatu negara.
b. Adanya aktifitas MD (money demand)/MS (money supply) dalam pasar valuta
berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan lebih
baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi.
222
c. Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.
d. Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.
Kelemahan:
a. Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.
b. Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan
menetapkan kurs.
c. Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
d. Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena
memakai devisa untuk menutupi selisihnya.
Keunggulan dan kelemahan nilai tukar mengambang bebas adalah sebagai berikut:
Keunggulan:
a. Cadangan devisa lebih aman.
b. Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
c. Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi
ekonomi dalam negeri.
d. Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
e. Tidak ada batasan valas.
f. Equilibrium pasar uang.
Kelemahan:
a. Praktik spekulasi semakin bebas.
b. Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistem perekonomiannya
mapan, masih kurang tepat untuk negara berkembang.
c. Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.
223
pembatasan kepemilikan, penjualan, maupun pembelian valas namun para eksportir
wajib menjual devisanya kepada bak sentral. Sebagai dampak dari penetapan kurs
tetap tersebut maka Bank Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pasar valas
bagi bank komersial maupun masyarakat.
Dalam perjalanannya, Indonesia juga sempat mendevaluasi kurs tetapnya sebagai
dampak dari overvaluated dan jika di biarkan akan mengancam aktivitas ekspor-
impor. Pada tanggal 17 April 1970 Indonesia merubah kurs tetapnya dari posisi
semula sebesar Rp. 250,-/US Dollar menjadi Rp 378,-/US Dollar. Devaluasi yang
kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1971 menjadi Rp 415,-/US Dollar dan
yang ketiga pada tanggal 15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp 625,-/US
Dollar.
224
menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Untuk mengatasi tekanan
tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik melalui spot exchange rate (kurs
langsung) maupun forward exchange rate (kurs berjangka) dan untuk sementara dapat
menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk selanjutnya tekanan terhadap
depresiasi Rupiah semakin meningkat.
Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang,
pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus
rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.
225
bertari kurs US$ melemah atau mengalami depresiasi dan sebaliknya nilai
kurs Rp menguat atau Rp mengalami apresiasi.
Tahap 4: Interpretasi dari analisa diatas, membuktikan bahwa untuk menentukan nilai
tukar menggunakan pendekatan The Law of one price yaitu
membandingkan harga suatu barang di dua Negara yang dipakai untuk
menentukan nilai tukar riil dari mata uang kedua Negara (Indonesia /IDR
dan Amerika Serikat / US$).
Hasil perhitungan menyebutkan bahwa Kurs US$ terhadap Rp di kurs spot
diketahui lebih rendah dibandingkan dengan hasil perhitungan formula The
Law of one price. Ini berarti kurs US$ melemah atau mengalami depresiasi
dan sebaliknya nilai kurs Rp menguat atau Rp mengalami apresiasi.
BAB 11
INDIKATOR-INDIKATOR MAKRO EKONOMI
226
Indikator Makro Ekonomi merupakan suatu analisis perkembangan ekonomi yang
dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan ekonomi di masa depan.
2.11Perubahan struktural
2) Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku,
barang setengah jadi dan barang jadi.
227
8) Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
2. Perubahan teknologi
228
5. Intervensi pemerintah di dalam kegiatan ekonomi dalam negeri
Dari sisi AD
Sumber internal meliputi faktor-faktor dari sisi AD dan sisi AS serta kebijakan
pemerintah seperti tersebut. Sumber eksternal adalah perubahan teknologi dan
struktur perdagangan global sebagai akibat peningkatan pendapatan dunia dan
peraturan-peraturan mengenai perdagangan internasional. Misal: perubahan struktur
ekspor indonesia selama masa Orde Baru dari komoditas primer ke ekspor
manufaktur.
1) Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indicator
keberhasilan pembangunan.Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator
yang lain yaitu distribusi pendapatan.
229
mengalami pertumbuhan bila seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan factor
produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya (Hera
Susanti,1995, hal : 23).
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja
tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung
oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang
tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
230
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Faktor Budaya
231
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per
kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar
keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa
akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang
berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak
disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas
tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam
modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
c. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
232
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita
dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga
produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya.
3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur
daya (tenaga kerja dan modal).
233
4. Sebagian rakyatnya bekerja disektor pertanian pangan secara tak
produktif,sementara hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor
industri.Produktifitas kerjanya rendah.
b. Transisi kependudukan
234
4. Tahap Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah
tangga melaksanakan pembatasan kelahiran dan mereka cenderung
bekerja di luar rumah. Banyaknya anak cenderung hanya 2 atau 3 saja
hingga angka pertambahan neto penduduk sangat rendah atau bahkan
mendekati nol.
1. Sumber-sumber Alam Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan
tambang, iklim, dan lain-lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat
miskin akan sumber-sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang
dimiliki meruoakan kendala cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya
kuantitas serta rendahnya persediaan kapital dan sumber tenaga manusia maka
kendala sumber alam lebih serius.
235
meliputi proyek-proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi
industrialisasi dan pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor
pertanian. Akumulasi kapital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting
dalam pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha untuk mendorong laju pertumbuhan
ekonomi dilakukan dengan memusatkan pada akumulasi kapital. Hal ini
karena, pertama, hampir semua negara-negara berkembang mengalami
kelangkaan barang-barang kapital berupa mesi-mesin dan peralatan produksi,
bangunan pabrik, fasilitas umum dan lain-lain. Kedua, penambahan dan
perbaikan kualitas barang-barang modal sangat penting karena keterbatasan
tersedianya tanah yang bisa ditanami.
236
5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah
jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang
sangat cepat.
237
mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak
dan gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan
penerimaan devisanya.
Investasi dalam peralatan modal atau pembentukan modal tidak dapat meningkatkan
faktor produksi atau pertumbuhan ekonomi, namun dapat memberikan kesempatan
kerja bagi masyarakat. Dalam hal ini, jumlah pengangguran tentunya akan turun.
Suatu Negara akan berkembang secara dinamis jika investasi yang dikeluarkan jauh
lebih besar dari pada nilai penyusutan faktor produksinya. Negara yang memiliki
investasi yang lebih kecil dari pada penyusutan faktor produksinya akan cenderung
mengalami perekonomian yang stagnasi.
Dalam ekonomi makro, investasi merupakan salah satu komponen dari pendapatan
nasional, Produk Domestic Bruto (GDP).Sehingga pengaruh investasi terhadap
perekonomian suatu Negara dapat ditinjau dari pendapatan nasional tersebut.
GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat komponen utama yaitu
Y= C + I + G +(X-M)
Y=GDP
238
Dari persamaannya dapat diketajui bahwa investasi berkorelasi positif dengan GDP.
Secara umum dapat dikatakan, jika investasi naik, maka GDP cenderung naik. Atau
sebaliknya, jika investasi turun,maka GDP cenderung turun.
2.11.4 Inflasi
Inflasi adalah suatu gejala-gejala kenaikan harga barang-barang yang sifatnya itu
umum dan terus-menerus. Dapat disebut inflasi jika ada tiga faktor yaitu :
1. Kenaikan harga
2. Bersifat umum
3. Berlansung terus-menerus
· Kenaikan harga
Harga barang dapat di katakana naik jika harganya menjadi tinggi dari harga
sebelumnya. Contohnya harga BBM yaitu Rp35,00/ltr pada mingu lalu, sedangkan
pada minggu ini harga BBM menjadi Rp45,00/ltr lebih mahal dari minggu kemarin.
· Sifatnya umum
Kenaik harga suatu barang tidak dapat di katakana inflasi jika naiknya barang
tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum . Contohnya : jika harga BBM
naik maka ongkos angkutan umum,bahan-bahan pokok menjadi naik ini baru bias
disebut inflasi.
· Berlanasung terus-menerus
239
Naiknya harga suatu barang tidak dapat di katakana inflasi jika naiknya barang
tersebut terjadinya hanya sesaat, inflasi itu dilakukan dalam rentang minimal bulanan.
Ada beberapa faktor maslah sosial yang muncul dari inflasi yaitu :
1. Menurunya tingkat kesejahtraan rakyat
2. Memburuknya distribusi pendapatan
3. Terganggunya stabilitas ekonomi.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat,
dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka
10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100%
setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga
berada di atas 100%. Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi:
2) Inflasi Sedang
Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun
3) Inflasi Berat
Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun
4) Hiper Inflasi
Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Hal ini pernah
dialami Indonesia pada masa orde lama.
240
perusahaan menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikan
produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya
dan mencari pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini
mengakibatkan biaya produksi yang meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan
kenaikan harga-harga berbagai barang (inflasi).
Inflasi Diimpor, inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga barang-
barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor mengalami
kenaikan harga yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluran
perusahaan-peruasahaan.
dibedakan kedalam :
a) Domestic Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secara
umum di dalam negeri.
b) ImportedInflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang
pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atu gabungan dari dua masalah
berikut :
Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari : Pertama, kenaikan
harga-harga barang yang diimpor. Kedua, penambahan penawaran uang yang
berlebihan tanpa diikuti pertambahan produksi dan penawaran barang. Ketiga,
kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah yang kurang bertanggung
jawab.
Akibat-akibat buruk dari inflasi beragam seperti pengangguran yang kian bertambah,
menurunkan taraf kemakmuran masyarakat dimana upah riil para pekerja akan
merosot sehingga taraf hidupnya pun akan menurun. Prospek pembangunan ekonomi
jangka panjang akan menjadi semakin memburuk jika inflasi tidak dapat dikendalikan
atau diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung akan mengurangi
investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikan impor. Kecenderungan ini
akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tujuan jangka panjang pemerintah
adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat
rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba sebagai akibat suatu
242
peristiwa tertentu ysng berlaku diluar ekspektasi pemerintah misalnya depresiasi nilai
uang yang sangat besar atau keadaan politik yang tidak stabil.
a. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual
SBI
c. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi
berkurang
d. Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
dengan cara memperketat pemberian kredit
e. Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan
BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari
Rp.1.000 menjadi Rp.1
243
a. Menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak
kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah
uang yang beredar.
DAMPAK
a. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung,
atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para
penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum
buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup
mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
b. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
244
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun,
bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan
produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa
menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya
terjadi pada Pengusaha kecil).
1. Pengertian Penduduk
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang
mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan
pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan
manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau
bagian-bagiannya.
a. Teori penduduk modern
Pandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern, diantaranya:
Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang
penting dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam
kekuatan negara dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan
kekayaan negara.
Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi
pertanian dalam rangka menunjang pertambahan penduduk.
Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat
menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah
penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah makanan yang
dapat diproduksi oleh tanah.
Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang
cukup banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup yang
layak.
245
Pertumbunhan penduduk di suatu negara adalah peristiwa berubahnya jumlah
penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan migrasi neto.
Pertambahan alami adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara
jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett migration) adalah
pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran dan jumlah
emigran.
246
a. Klasifikasi Tenaga Kerja
Berdasarkan penduduknya
· Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan
sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga
Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia
antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
· Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja
No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia
di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para
pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
247
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan
nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
b. Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat
pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat
pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan
berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
248
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah
lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan
kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara
di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di
Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti
bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin
sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus
meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak
249
Jadi pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada
gunanyabagi pengembangunan ekonomo.
250
Dengan nama lain pendidikan merupakan factor penting bagi berhasilnya
pembangunan ekonomi. Bahkan menurut schumaker pendidikan merupakan sumber
daya yang terbesar manfaatnya dibanding factor-faktor produksi lain.
C. LEDAKAN PENDUDUK
Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa factor utama yang menentukan
perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat
perpindahan penduduk (migrasi).
1. Tingkat Kematian
Ada empat factor yang menyumbang terhadap penurunan angka kematian pada
umumnya :
Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya
produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian dunia yag cukup lama.
Adanya perbaiakan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat), maupun
kesehatn individu.
Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya lembaga-
lembaga kesehatan umum yang modern.
Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu membiayai
hidupnya dan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan selanjutnya dapat hidup sehat.
2. Tingkat Kelahiran
Di Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk berlangsung terus di
samping adanya penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan
dengan perkembangan ekonomi melalui pola-pola kebudayaan seperti : umur
perkawinan, status wanitanya, kedudukan antara rural dan urban serta sifat-sifat dari
dari system family yang ada.
3. Migrasi
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan
penduduk. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan
hanya dari tingkat kelahiran dan tingkat kematian saja. Penduduk di amerika latin dan
amerika utara meningkat karena alas an migrasi.
251
D. PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN
Dari pembicaraan mengenai ledakan penduduk yang terjadi di Negara-negar
sedang berkembang, dapatlah kita menyimpulkan bahwa masalah penduduk
merupakan masalah yang sangat sukar untuk diatasi. Sebenarnya kita dapat
menterapkan suatu kebijakan dari sudut tingkat kematian untuk mengurangi tingkat
pertumbuhan penduduk, yaitu dengan mencegah penurunan tingkat kematian: atau
dengan kata lain meningkatkan adanya kematian. Tetapi tindakan ini jelas
bertentangan dengan hati nurani manusia yang pada umumnya ingin hidup lama di
dunia dan tentunya tidak dapat dilaksanakan.
2. Macam-macam Pengangguran
Dalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut menganggur
adalah meraka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan
tidak digolongkan dalam angkatan kerja dan juga bukan penganggur. Jumlah tenaga
kerja yang menganggur, cukup banyak di Negara-negara yang dapat berkembang
pengangguran dapat digolongkan ke dalam 3 jenis yaitu :
Pengangguran yang kelihatan
Visible underemployment akan timbul apabila jumlah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang disediakan untuk bekerj
egasnya, ini merupakan suatu penggangguran. Meskipun pengangguran itu terdapat di
sector-sektor kerajinan dan industry-industri sedang mampu besar, namun cukup
penting bagi Negara-negara sedang berkembang karena adanya sifat-sifat khas
kegiatan sector pertanian.
252
Pengangguran tak kentara
Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu
kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik ke sector-sektor atau
pekerjaanlain tanpa ,emgurangi output di sector yang ditinggalkan. Sebagai misal
kalau pada saat panen atau tanam padi, tetapi caranya lebih diorganisir, maka
pengurangan beberapa tenaga kerja pada saat giat-giatnya pekerjaan panen atau tanam
tersenut tidak akan mengurangi atau menurunkan output.
Pengangguran potensial
Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan dari “disguised
unemployment” dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sector dapat ditarik dalam
sector tersebut tanpa mengurangi output; tetapi harus dibarengi dengan perubahan-
perubahan fundamental dalam metode produksi yang memerlukan pembentukan
capital yang berarti.
253
Pendapatan juga diartikan sebagai suatu aliran uang atau daya beli yang
dihasilkandari penggunaan sumber daya property manusia. Menurut Winardi
pendapatan secara teori ekonomi adalah hasil berupa uang atau hasil materi lainnya
yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Dalam pengertian
pembukuan pendapatan diartikan sebagai pendapatan sebuah perusahaan atau
individu.
Sementara kekayaan diartikan oleh Winardi sebagai segala sesuatu yang berguna
dan digunakan oleh manusia. Istilah ini juga digunakan dalam arti khusus seperti
kekayaan nasional. Sedang Sloan dan Zurcher mengartikan kekayaan sebagai obyek-
obyek material yang ekstern bagi manusia yang bersifat : berguna, dapat dicapai
dengan angka. Kebanyakan ahli ekonomi tidak menggolongkan dalam istilah
kekayaan hak milik atas harta kekayaan, misalnya saham, obligasi, surat hipotik.
Karena dokumen tersebut dianggap sebagai bukti hak milik atas kekayaan, jadi bukan
kekayaan itu sendiri. Distribusi ditinjau dari segi kebahasaan berarti proses
penyimpanan dan penyaluran produk kepada pelanggan.
Distribusi pendapatan dan kekayaan dalam masa sekarang ini merupakan suatu
permasalahan yang sangat penting dan rumit dilihat dari keadilannya dan
pemecahannya yang tepat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh masyarakat.
Tidak diragukan lagi bahwa pedapatan sangat penting dan perlu, tapi yang lebih
penting lagi adalah cara distribusi. Jika para penghasil itu rajin dan mau bekerja keras,
mereka akan dapat meningkatkan kekayaan Negara, akan tetapi jika distribusi
kekayaan itu tidak tepat maka sebagian besar kekayaan itu akan masuk kedalam
kantong para kapitalis, sehingga akibatnya banyak masyarakat yang menderita
kemiskinan dan kelebihan kekayaan Negara tidak mereka nikmati. Oleh karena itu,
dapat di katakan bahwa kesejahteraan dan kemakmuran rakyat itu sepenuhnya
tergantung pada hasil produksi itu sendiri, tapi juga pada distribusi pendapatan yang
tepat. Kekayaan mungkin bisa dihasilkan secara berlerbihan di setiap Negara, tapi
distribusi tidak berdasarkan pada prinsip- prinsip dan kebenaran keadilan, sehingga
Negara tersebut belum dikatakan berhasil.
254
B. Pemerataan Distribusi Pendapatan Secara Umum
Disekitar permulaan telah di pelajari apa yang sekarang dinamakan distribusi
pendapatan menurut ukuran, distribusi pendapatan antara berbagai rumah tangga yang
berbeda tanpa memperhatikan kelas social rumah tangga tersebut. Dia menemukan
bahwa ketidak merataan distribusi pendapatan diantara semua Negara- Negara adalah
sangat menyolok, bahwa tingkat distribusi pendapatan yang tidak merata itu sama saja
keadaanya di suatu Negara dengan negara lainnya.
Jelas bahwa distribusi sumber- sumber produksi yang dasar mendahului proses
produksi, karena manusia hanya melakukan aktifitas produktif yang sesuai dengan
metode atau cara masyarakat dalam mendistribusikan sumber- sumber produksi. Jadi
yang pertama ialah sumber- sumber produksi baru kemudian produksi. Berkenaan
dengan distribusi kekayaan produktif, ia terkait dengan proses produksi dan
bergantung padanya, karena ia menguasai produk yang pada gilirannya menghasilkan
produksi.
Ketidak merataan distribusi pendapatan diperlihatkan dalam bentuk grafik,
grafik atau kurva dinamakan kurva Lorenz, memperlihatkan berapa banyak
pendapatan yang diperoleh oleh suatu proporsi keluarga secara nasional.
Bagaimanapun, ketika para ekonomi kapitalis mengkaji masalah-maslah distribusi
dengan kerangaka kapitalis, mereka tidak melihat kekayaan masyarakat secara
keseluruhan dan sumber-sumber produksinya. Yang mereka kaji adalah masalah-
masalah distribusi kekayaan yang dihasilkan yakni pendapatan nasional dan bukan
kekayaan nasional secara keseluruhan. Yang mereka maksud dengan pendapatan
nasional adalah seluruh barang, modal dan jasa yang dihasilakan, atau dalam istilah
yang lebih jelas, nilai uang seluruh kekayaan yang dihasilkan selama satu tahun.
255
A. Perlunya Kebijakan Pembangunan Wilayah
Kebijakan pada tingkat nasional yang diberlakukan secara umum pada seluruh
wilayah tidak akan sesuai untuk memecahkan masalah pembangunan pada masing-
masing daerah karena setiap daerah memiliki kondisi daerah tersebut mempengaruhi
kondisi pembangunan. Oleh karena itu untuk memaksimalkan proses pembangunan
daerah, maka kebijakan pembangunan wilayah yang saling terkait perlu di tetapkan
untuk masing-masing daerah agar terdapat sinergi dalam proses pembangunan
wilayah.
256
kemudian muncul bilamana kondisi dan potensi daerah pada negara bersangkutan
sangat bervariasi, sehingga kebijakan yang cenderung seragam tidak dapat
memecahkan permasalahan daerah secara menyeluruh
1. Kemakmuran Wilayah
Bertujuan untuk mewujudkan kondisi fisik daerah yang maju meliputi prasarana
dan sarana, perumahan dan lingkungan pemukiman, kegiatan ekonomi masyarakat,
fasilitas pelayanan sosial di bidang pendidikan dan kesehatan, kualitas lingkungan
hidup dan lain-lainnya. Hal tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi
daerah akan meningkat cepat, kegiatan penanaman modal meningkat pesat, dan
mendorong peningkatan migrasi masuk dari daerah lain seiring bertambahnya
lapangan kerja.
Namun demikian, kemajuan ini biasanya akan di nikmati oleh para pendatang
yang kualitas sumber daya manusianya lebih baik dari penduduk setempat. Akibatnya
akan terjadi ketimpangan distribus pendapatan yang cukup tinggi antara para
pendatang dan dan penduduk setempat.
257
2. Kemakmuran Masyarakat
258
3. Kesamaan karakteristik geografis antar daerah yang tergabung dalam
wilayah pembangunan tersebut. Karateristik geografis tersebut meliputi jenis daerah
(pantai, pegunungan atau daerah aliran sungai), kesuburan dan kesesuaian lahan, dan
potensi sumberdaya alam. Bila aspek ini dijadikan sebagai sumber aspek utama
penetapan wilayah pembangunan maka wilayah tersebut dapat dinamakan sebagai
wilayah fungsional. Aspek ini sangat penting dalam penetuan wilayah pembangunan.
Wilayah Kebijakan fiskal pada tingkat wilayah (region fiscal policy) dapat
dilakukan dalam bidang pengaturan dan pengendalian penerimaan dan pengeluaran
keuangan daerah. Alasanya adalah jelas karena penerimaan dan belanja daerah akan
langsung mempengaruhi kinerja pembangunan daerah tersebut. Pendapatan daerah
dapat berbentuk PAD yang diperoleh dari pajak dan retribusi daerah berikut hasil
bersih perusaan daerah, serta alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat.
Sedangkan belanja daerah dapat berbentuk biaya aparatur, belanja publik dan belanja
modal sebagaimana terlihat dalam anggaran APBD daerah bersangkutan.
259
pembangunan daerah. Kebijakan wilayah fiskal juga dapat dilakukan melalui
kebijakan nasional dengan menggunakan dana alokasi khusus. Peranan ini dapat
dilakukan melaui penentuan arah dan prioritasnya penggunakan DAK tersebut sesuai
dengan kepentingan nasional. Biasanya prioritas penggunaan DAK diberikan pada
kegiaan-kegiatan penanggulangan kemiskinan, pembangunan prasarana jalan yang
tidak mampu dibiayai oleh APBD dan peningkatan kualitas hidup. Disamping itu,
alokasi DAK juga diprioritaskan untuk peningkatan proses pembangunan pada daerah
sedang berkembang dalam rangka mengurangi ketimpangan pembangunan.
Kebijakan moneter ini lebih terbatas dari pada kebijakan fiskal. Hal ini
disebabkan karena pada dasarnya bersifat makro sehingga sulit untuk dibatasi
pelaksanaannya pada wilayah tertentu. Namun demikian, masih terdapat beberapa
kemungkinan pelaksanaanya kebijakan moneter wilayah untuk aspek tertentu,
misalnya menyangkut dengan kebijakan pemberian kredit perbankan yang dibedakan
untuk daerah-daerah yang sudah maju (developed regions) dengan daerah yang
sedang berkembang (developing regions) Kebijakan pemberian kredit perbankan
untuk daerah sedang berkembang dapat diberikan dalam bentuk prosedur dan jaminan
yang lebih sederhana sehingga para pengusaha di daerah tesebut dapat memanfaatkan
fasilitas kredit tersebut. Begitu juga keringanan modal ventura juga dapat juga
digulirkan untuk menarik minat investor. Namun demikian kantor bank indonesia
daerah setempat perlu selalu mengawasi agar fasilitas perbankan tersebut secara
benar-benar digunakan dengan benar. Kebijakan moneter wilayah lainnya yang juga
dapat dilakukan dalam bentuk pengembangan lembaga-lembaga non bank sebagai
alternatif untuk penyediaan pembiayaan bagi pengembangan usaha ekonomi
masyarakat.
260
kebijakan tertentu yang perlu dilakukan dimasa mendatang. Evaluasi pelaksanaan
kebijakan tersebut dapat dilakukan secara komprehensif maupun secara parsial.
261
suatu pola saling keergantungan dan berkaitan antara aspek-aspek fisik, sosial-
ekonomi, dan aspk-aspek lainnya dengan cara :
a. Secara kontinu menganalisis kondisi dan pelaksananaan pembangunan daerah
b. Merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan daerah
c. Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah
d. Melaksanakannya dengan menggunakan segenap sumber daya yang tersedia
262
3. Semua usaha ekonomi ditujukan untuk memilih berbagai cara yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan nasional
4. Merupakan sebuah proses pemilihan kegiatan yang layak dilakukan dan penting
agar dapat mencapai tujuan nasional
PERTUMBUHAN EKONOMI
Ada empat faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
masyarakat (negara) yaitu :
1. Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan),
peralatan fisik (mesin-mesin), dan sumber daya manusia (huma resources)
2. Pertumbuhan penduduk
3. Kemajuan teknologi
4. Sumberdaya institusi (sistem kelembagaan)
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Adelman & Morris (1973) menyatakan penyebab ketidakmerataan distribusi
pendapatan di NSB, yaitu :
1. Pertambahan penduduk yang tinggi akan memicu penurunan pendapatan per
kapita
263
2. Inflasi dimana pendapatan atas uang bertambah namun tidak di ikuti secara
proporsional oleh pertambahan produksi barag-barang
3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah
4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek yang padat modal sehingga
persentase penapatan dari tambahan modal lebih besar dari pada persentase
pendapatan kerja
5. Rendahnya mobilitas sosial
6. Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan
pada harga barang hasil industri guna melindungi usaha golongan kapitalis
7. Memburuknya nilai tukar bagi NSB dalam perdagangan dengan negara maju,
sebagai akibat adanya ketidakelastisan permintaan terhadap barang ekspor NSB
8. Hancurnya industri kerajjinan rakyat sseperti pertukangan, industri rumah tangga,
dan lain-lain
MASALAH KEMISKINAN
Fernandez (2001) menambahkan ciri-ciri masyarakat miskin ditinjau dari
beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek politik : tidak memiliki akses ke proses pengambilan keputusan yang
menyangkut hidup mereka
2. Aspek sosial : tersingkir dari institusi utama masyarakat yang ada
3. Aspek ekonomi : rendahnya kualitas SDM, termasuk kesehatan, pendidikan,
keterampilan yang berdampak pada rendahnya penghasilan dan rendahnya
kepemilikan aset fisik, termasuk aset lingkungan hidup seperti air bersih dan
penerangan
4. Aspek bujdaya atau nilai : terperangkap dalam budaya rendahnya kualitas SDM
seperti rendahnya etos kerja, berpikir pendek dan mudah menyerah
264
Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan dipanda sebagai kondisi anggota masyarakat yang tidak atau belum turut
serta dalam proses perubahan, karena tidak mempunyai kemampuan, baik
kemampuan dalam kepemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang
memadai, sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan.
Macam Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut
Yaitu tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dan t
tidak miskin
2. Kemiskinan Relatif
Terjadi karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya, dari
lingkungan orang yang bersangkutan
INDIKATOR MONETER
1. Pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita adalah indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi
penduduk suatu negara.
Kelebihan utama dari pendekatan ini adalah karena difokuskan pada raison d’etre dari
pembangunan yaitu meningkatnya standar dan kualitas hidup masyarakat serta
berkurangnya angka kemiskinan.
265
Kelemahan Umum Pendekatan Pendapatan per Kapita
Salah satu kelemahan dari pendapatan per kapita sebagai sebuah indikator
pembangunan terletak pada ketidakmampuannya untuk menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat secara utuh.
Faktor-faktor non-ekonomi seperti adat istiadat, keadaan iklim dan alam sekitar, serta
ada atau tidaknya kebebasan dalam megeluarkan pendapat dan bertindak – merupakan
faktor-faktor yang juga dapat menyebabkan adanya perbedaan tingkat kesejahteraan
dinegara-negara yang mempunyai tingkat pendapatan per kapita yang relatif sama.
266
INDIKATOR NON-MONETER
1. Indikator Sosial
Menurut metode ini, tingkat kesejahteraan dari setiap negara ditentukan oleh
beberapa indikator berdasarkan pada tingkat konsumsi atau jumlah persediaan
beberapa jenis barang tertentu yag datanya dapat dengan mudah diperoleh di NSB.
Data tersebut adalah :
INDIKATOR CAMPURAN
1. Indikator Susenas Inti
Indikator susenas inti meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Perumahan
d. Angkatan Kerja
e. Keluarga Berencana dan Fertilitas
f. Ekonomi
g. Kriminalitas
267
h. Perjalanan Wisata
i. Akses kemedia massa
268
BAB 12
PENYESUAIAN PORTOFOLIO
Pengertian portofolio
Analisis portofolio
269
PEMILIHAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN
Ada lima model indeks yang dapat digunakan untuk menghitung portofolio
optimal.
270
portofolio model Markowits dibutuhkan parameter-parameter input
berupa:
1) Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham.
2) Variance masing-masing saham.
3) Covariance antar saham-saham.
271
Kriteria Kataoka
Menyarankan : memaksimumkan batas bawah dengan batasan bahwa
probabilitas tingkat keuntungan untuk sama dengan atau lebih kecil dari
batas bawah tidaklah lebih besar dari angka tertentu.
272
Risk indifferent: Sikap terhadap resiko dimana return sama dengan resiko meningkat
Risk averse: Sikap terhadap resiko dimana return meningkat sejalan resiko meningkat
Risk taking: Sikap terhadap resiko dimana return turun dan layak dengan resiko
meningkat.
Perhitungan portofolio
Rp=∑ WG . RG
G=I
Keterangan :
Rp = tingkat pengembalian portofolio selama periode berjalan
Rg = tingkat pengembalian aktiva g selama periode berjalan
Wg = berat aktiva g pada portofolio – bagian dari nilai pasar keseluruhan
G = jumlah aktiva pada portofolio
Jawab :
Aktiva Nilai pasar Tingkat pengembalian
1 $ 6 juta 12
%
2 $ 8 juta 10
%
3 $ 11 juta 5%
Total $ 25 Juta
R1 = 12 % w1 = 6 / 25 = 0,24 = 24 %
R2 = 10 % w2 = 8 / 25 = 0,32 = 32 %
273
R3 = 5 % w3 = 11/25 = 0,44 = 44 %
Rp = 0,24 (0.12) + 0,32 (0.10) + 0,44 (0.5)
Rp = 0,0828 = 8,28 %
“Maka Pengembalian aktual dari suatu portofolio aktiva sepanjang periode waktu
tertentu adalah memperoleh expected return sebesar 8,28 %, dikatakan risk jika
-8,28% ”
a) Adanya perubahan suku bunga deposito. Naik turunnya suku bunga tersebut
akan berpengaruh terhadap harga pasar suatu obligasi.
b) Sedangkan hubungan harga pasar obligasi dengan suku bunga deposito
mempunyai hubungan berbanding terbaik. Jadi kalau suku bunga deposito
naik, maka harga obligasi akan turun
k
Z ( k )=
R
I
Z ( I )=
r
Ket :
Z = Harga Obligasi
K = Nilai Kupon Bunga per Tahun
R = Tingkat bunga Pasar
Z(I) = Harga Obligasi dengan pendapatan bunga per rupiah
274
Dalam menghitung bunga (interest) yang akan diterima, perlu diketahui terlebih dulu
penggunaan dasar-dasar hari (calendar coventions) dalam pasar obligassi. Untuk pasar
obligasiIndonesia berlaku ketentuan seperti :
Bahwa tingginya harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Selain
itu factor lain yang mempengaruhi harga obligasi adalah
Harga saham adalah harga yang terjadi di passer bursa pada waktu tertentu yang
ditentukan oleh perlaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar, harga saham
dipengaruhi oleh asspek yaitu :
275
Pendapatan,deviden, aliran kas dan pertumbuhan .
Teori keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya menerangkan 3 hal, yaitu :
1) Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang)
2) faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga
3) efek perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi negara.
1) Motif transaksi (transaction motive), motif ini timbul karena uang digunakan
Untuk transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuantransaksi ini
ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y), artinyasemakin besar
tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga
mengalami peningkatan demikian sebaliknya.
276
2.12.4 Permintaan uang untuk transaksi dengan model persediaan
1. Motif transaksi
Permintaan individual akan uang untuk transaksi meningkat seiring dengan
meningkatnya pendapatan. Secara agregat kebutuhan untuk kebutuhan transaksi dapat
dikelompokkan ke dalam belanja rumah tangga. Belanja pemerintah, industry, dan
ekspor-impor. Semakin tinggi pendapatan riil yang diterima masyarakat, maka
semakin tinggi pula permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, dan demikian
pula sebaliknya.
2. Motif berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga yaitu motif yang mendorong seseorang menyimpan
sebagian dari kekayaannya dalam bentuk uang tunai. Semakin besar nilai transaksi
277
pertahunnya, semakin banyak jumlah uang yang diperlukan untuk maksud berjaga-
jaga.
3. Motif spekulasi
Motif spekulasi yang dimaksud Keynes adalah spekulasi dalam surat-surat
berharga, khususnya surat obligasi. Semakin tinggi harga obligasi, maka semakin
meningkat kebutuhan uang dengan spekulasi, dan begitu juga sebaliknya. Motif
pemegangan uang ini adalah untuk memperoleh keuntungan.
4. Menempetkan ketiga motif secara bersamaan
Permintaan terhadap uang tidak saja berhubungan dengan pendapatan tetapi
juga untuk suku bunga adalah permulaan pandangan Fisher tentang permintaan uang,
dimana suku bunga tidak memiliki efek pada permintaan uang.Teori Keynes tentang
permintaan uang menunjukkan kecepatan yang tidak konstan, tetapi bukannya
berfluktuasi dengan pergerakan suku bunga. Meskipun Keynes mengambil transaksi
dan komponen berjaga-jaga dari permintaan uang yang akan proporsional terhadap
pendapatan, dia beralasan bahwa motif spekulasi berhubungan negative dengan
tingkat suku bunga. Model Keynes tentang permintaan uang memiliki implikasi
penting yang kecepatannya tidak konstan, melainkan secara positif terkait dengan
suku bunga yang berfluktuasi substansial. Teorinya juga menolak keteguhan dari
kecepatan karena perubahan dalam harapan masyarakat tentang tingkat suku bunga
normal akan menyebabkan pergeseran dalam permintaan uang dan akan
menyebabkan pergeseran kecepatan juga. Jadi teori Liquiduty Preference Keynes
melemparkan keraguan pada teori kuantitas klasik yang nominal pendapatannya
terutama ditentukan oleh gerakan-gerakan dalam kuantitas uang.
278
untuk keperluan transaksi Ahmad menjual obligasinya dan posisi uang tunai Ahmad
kembali ke level 500.000. Dan pada akhir bulan rupiahnya menuju angka 0 kembali.
Apa perbedaan antara skenario satu dan dua. Skenario satu uang ahmad
didiamkan dalam bentuk tunai sehingga tidak terjadi penambahan apapun dalam
uangnya. Tetapi pada skenario dua, obligasi mempunyai bunga, anggaplah bunga
obligasi itu 5% per bulan. Maka hmad mendapatkan Rp. 12.500 bulan ini (2.5% x
500.000). kesepakatan yang cukup menggiurkan bukan
Tetapi ketika Ahmad menyimpan sebagian uangnya dalam bentuk obligasi.
Dia menciptakan 2 jenis biaya transaksi. Pertama, ia harus membayar biaya broker
untuk pembelian dan penjualan obligasi. biaya ini akan meningkat bila saldo rata-rata
uang tunai ahmad lebih rendah karena dia pasti akan lebih sering membeli dan
menjual obligasi. kedua, dengan semakin sedikitnya uang tunai yang ahmad pegang,
maka dia akan lebih banyak berpergian untuk mencairkan obligasi atau bank untuk
mencairkan uang tunainya.
Ahmad menghadapi trade-off. Jika ia memegang uang tunai sangat sedikit,
ia bisa mendapatkan banyak bunga obligasi,tetapi dia akan dikenakan biaya transaksi
yang lebih besar. Jika tingkat bunga tinggi, manfaat dari memegang obligasi akan
menjadi relatif tinggi dengan biaya transaksi, dan ia akan memegang lebih banyak
obligasi dan uang tunai yang lebih sedikit. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, biaya
transaksi dapat lebih besar dari pembayaran bunga, dan ahmad kemudian akan lebih
baik memegang kas lebih banyak dan lebih sedikit obligasi
Kesimpulan dari analisis Baumol-Tobin dapat dinyatakan sebagai
berikut: Seperti meningkatkan suku bunga,jumlah uang tunai yang dipegang untuk
tujuan transaksi akan menurun, yang pada gilirannya berarti perputaran yang akan
meningkat karena peningkatan suku bunga. Dengan kata lain, komponen transaksi
dari permintaan uang berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga.
Perkembangan lebih lanjut dari pendekatan Keynesian telah berusaha untuk
memberikan penjelasan yang lebih tepat untuk transaksi, pencegahan, dan permintaan
spekulatif uang. Upaya untuk meningkatkan pemikiran Keynes untuk permintaan
spekulatif untuk uang telah hanya sebagian berhasil, itu masih tidak jelas bahwa
tuntutan ini bahkan ada. Namun, model transaksi dan permintaan pencegahan untuk
uang menunjukkan bahwa komponen-komponen permintaan uang secara negatif
terkait dengan suku bunga. Oleh karena itu proposisi Keynes bahwa permintaan uang
adalah sensitif terhadap suku bunga-menunjukkan kecepatan yang tidak konstan dan
279
bahwa pendapatan nominal mungkin terpengaruh oleh faktor lain dari kuantitas
uang masih didukung.
280
2.12.5 Toeri preferensi likuiditas james tobin
281
BAB III
Kesimpulan
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis
mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran Makro Ekonomi mengajarkan kepada
kita tentang perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku
perekonomian secara keseluruhan.
Dalam makro ekonomi juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4
komponen yaitu :
1. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
2. Pengeluaran pemerintah
3. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
4. Ekspor dan impor
Saran
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang
terkait seharusnya menganalisis terlebih dahulu dampak jangka panjang yang akan terjadi
di masyarakat. Kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang baik seharusnya memperkuat
perekonomian Negara secara keseluruhan.
282
Daftar Pustaka
http://setkab.go.id/en/artikel-6596-faktor-kunci-meningkatnya-investasi-di-indonesia.html
http://red3land.blogspot.com/2012/09/pengertian-tingkat-bunga.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/10/pergerakan-dan-pergeseran kurva.html
http://sinalfa.blogspot.com/2011/05/perkembangan-investasi-dan-tingkat.html
http://www.scribd.com/doc/49370688/PASAR-KOMODITI-DAN-KURVA-IS
http://expressknowledges.wordpress.com/tag/kurva-permintaan-investasi-fungsi-suku-bunga/
http://lianazlie.blogspot.com/2011/05/penurunan-kurva-is.html
http://aldairchristiawan.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://dewimanroe.wordpress.com/2013/03/13/permintaan-dan-penawaran-uang/
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2176080-permintaan-
uang/#ixzz31wMVjMEr
http://idadwiw.wordpress.com/2012/07/03/uang-teori-uang-motif-memegang-uang/
http://viewords.wordpress.com/college-related-post/permintaan-uang/
http://wadeau.blogspot.com/2013/11/teori-keynes-tentang-permintaan-uang.html
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro
Ekonomi dan Makro Ekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Sukirno, Sadono. 2012. MakroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
http://gioakram.blogspot.com
hariyatno.staff.gunadarma.ac.id
http://tenagasosial.blogspot.com
283
http://naylasyahadah.blogspot.com
http://makalah-artikel-online.blogspot.com
Kurs Tetap, Kurs Mengambang Bebas, Kurs Mengambang Terkendali dan Penerapannya Di
Indonesia. http://economicwatcher.blogspot.com/2012/06/kurs-tetap-kurs-mengambang-
bebas-kurs.html
Kurs Tetap, Kurs Mengambang, Dan Kurs Mengambang Terkendali. Diposkan oleh Khe-khe
di Senin, Oktober 10, 2011. http://ikemurwanti.blogspot.com/2011/10/kurs-tetap-kurs-
seimbang-dan-kurs.html
Author: Zainul Muchlas Dosen Stie Asia Malang. zainulm@yahoo.com, www.asia.ac.id 2013
http://elfriza.blogspot.com/2013/10/resesi-depresi-dan-pengangguran.html
http://fachrialicius.blogspot.com/2012/12/keseimbangan-ekonomi-makro.html
http://egha02.blogspot.com/
http://yanpoga.blogspot.com/2010/11/keseimbangan-ekonomi.html
http://makalahpaijo.blogspot.com/2013/04/kurva-permintaan-dan-penawaran-agregatif.html
http://anisaalwiyahtaha.blogspot.com/2011/11/model-keynesian-faktor-yang-
menentukan.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2348884-pengertian-tenaga-kerja-menurut-
para/#ixzz31yQooaWI
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/langkah-langkah-dalam-menentukan-gaji.html rabu
19.23
http://fansmania.wordpress.com/2010/03/29/tips-trik-mengelola-dan-menentukan-gaji-
karyawan/ rabu 19.23
http://josahulata.wordpress.com/tag/pengangguran
284
http://andinisaurus.blogspot.com/2012/05/produktivitas-tenaga-kerja.html, rabu 19:12
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/departemen-bangunan-
30/411-pengukuran-produktivitas-tenaga-kerja, rabu 19:13
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2348884-pengertian-tenaga-kerja-menurut-
para/
Santoso Brotodihardjo, S.H., Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Refika Aditama, Bandung, 2008.
Y. Sri Pudyatmoko, Pengantar Hukum Pajak Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008.
http://dinaaliza.blogspot.com/2013/05/kebijakan-moneter.html
http://rifdoisme.wordpress.com/2012/09/19/teori-konsumsi/
http://ejurnal.stiedharmaputra-smg.ac.id/index.php/DE/article/view/13
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4210a/tanya%202.htm
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4210a/tanya%203.htm
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4210a/tanya%20jawab.htm
http://anakbaru.wordpress.com/2011/03/22/4/
http://keuanganlsm.com/menentukan-tingkat-bunga-bank-sebuah-investasi/
http://anaridle.blogspot.com/2008/03/kurva-lm-dan-pasar-uang-apa-hubungannya.html
kuswanto.staff.gunadarma.ac.id
dwijayanto.staff.gunadarma.ac.id
http://vinlux.blogspot.com/2007/03/bab-i-pendahuluan-pengertian-
pasar.htmlhttp://edudetik.blogspot.com/2014/01/makalah-pasar-uang.html
http://hpweblog.wordpress.com/2012/10/19/pasar-barang-dan-pasar-uang-model-is-lm/
285
http://rudysims6789.blogspot.com/2013/07/kebijakan-fiskal-dan-moneter-dalam.html
https://sites.google.com/site/kuliahmoneter1/halaman-2
http://variasy.blogspot.com/2012/12/analisis-lm-keseimbangan-pasar-uang.htmlS
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/04/grafik-permintaan-uang.html
http://indydolphin.blogspot.com/2011/04/kebijakan-fiskal-dan-moneter.html
http://rudysims6789.blogspot.com/2013/07/kebijakan-fiskal-dan-moneter-dalam.html
http://indydolphin.blogspot.com/2011/04/kebijakan-fiskal-dan-moneter.html
http://suvisutrisno93.wordpress.com/2013/12/17/paper-ekonomi-makro-is-lm/
http://arengiff.blogspot.com/2011/03/perdebatan-antara-klasik-dan-keynes.html
286
287
288