Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

EKMA4213 – MANAJEMEN KEUANGAN

1. Diketahui data sebagai berikut:


Tk. keuntungan Probabilitas
0.17 0.32
0.21 0.41
0.24 0.29
Hitunglah:
 Tingkat keuntungan yang diharapkan
 Deviasi standar tingkat keuntungannya
Jawab :
a. Tingkat keuntungan yang diharapkan
E ( R )=∑ ( Ri Pi )

= (0.17 x 0.32) + (0.21 x 0.41) + ( 0.24 x 0.29)


= 0,21

b. Deviasi standar tingkat keuntungannya


t
σ= √∑
t=1
Pi[ Ri−E ( R ) ]2

= [0.32(0.17-0.21)2 + 0.41(0.21-0.21)2 + 0.29( 0.24 - 0.21)2]1/2


= 0,0041
Dengan demikian, dapat saja diperoleh dua kesempatan investasi yang mempunyai E(R) yang
sama, tetapi dengan tingkat keuntungan yang berbeda. Dalam keadaan tersebut, kita akan
mengatakan bahwa investasi yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi mempunyai
risiko yang lebih tinggi. Karena itu, pemodal perlu memperhatikan ketidakpastian tingkat
keuntungan atau ketidakpastian arus kas sebagai ukuran risiko.

SUMBER REFERENSI :
(https://www.scribd.com/document/455801181/TUTUTRAMADHAN-030437809-
TUGAS3-MANAJEMEN-KEUANGAN-docx)

2. Pada modul 6, kita telah mempelajari tentang teori struktur modal. Untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman anda mengenai materi tersebut, jelaskan tentang teori struktur modal.
Jawab :
A. BALANCING THEORY
1. Struktur Modal pada Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak Pasar modal yang
sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif. Dalam pasar tersebut, antara
lain tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak adabiaya transaksi, bunga simpanan dan
pinjaman sama yang berlaku untuk semua pihak. Sebagai tambahan, diasumsikan
tidak ada pajak penghasilan (income tax). Dengan menggunakan asumsi-asumsi
bahwa:
a. Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya konstan (ini berarti bahwa
perusahaan tidak merubah keputusan investasinya).
b. Semua laba dibagikan sebagai dividen (asumsi ini dipergunakan untuk
menghindari dampak pengaruh kebijakan dividen).
c. Utang yang dipergunakan bersifat permanen (asumsi ini dipergunakan untuk
membuat sumber dana dalam bentuk utang dan modal sendiri lebih komparabel).
d. Pergantian struktur utang dilakukan secara langsung. Asumsi ini berarti bahwa
apabila utang ditambah maka dana yang diperoleh dari tambahan utang tersebut
dipergunakan untuk memperkecil modal sendiri, dan sebaliknya. Dua orang
ekonom Modigliani dan Miller (selanjutnya disingkat MM) menunjukkan bahwa
dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak penghasilan, struktur
modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Mereka menunjukkan kemungkinan
munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham (atau nilai
perusahaan) yang tidak menggunakan utang maupun yang menggunakan utang,
akhimya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai
investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit, tetapi memberikan
penghasilan bersih yang sama dengan risiko yang sama pula
2. Pasar Modal Sempurna dan Ada Pajak
Dalam keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi
relevan. Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya bunga yang dibayarkan
(karena menggunakan utang) bisa dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang
dikenakan pajak (bersifat tax deductible). Dengan kata lain, apabila ada dua
perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama, tetapi yang satu menggunakan
utang (dan membayar bunga), sedangkan satunya tidak maka perusahaan yang
membayar bunga akan membayar pajak penghasilan (income tax) yang lebih kecil.
Oleh karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik
perusahaan maka tentunya nilai perusahaan yang menggunakan utang akan lebih
besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang
3. Adanya Biaya Kebangkrutan
4. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penggunaan utang akan menguntungkan
karena sifat tax deductibility of interest payment. Apabila diperhatikan adanya
ketidaksempurnaan pasar modal maka pemilik perusahaan (pemegang saham)
mungkin keberatan untuk menggunakan leverage yang ekstrim karena akan
menurunkan nilai perusahaan. Apabila pasar modal tidak sempurna, salah satu
kemungkinannya adalah munculnya biaya kebangkrutan yang cukup tinggi. Biaya
kebangkrutan terdiri dari legal fee (yaitu biaya yang harus dibayar kepada para ahli
hukum untuk menyelesaikan klaim), dan distress price (kekayaan perusahaan
terpaksa dijual dengan harga murah sewaktu perusahaan dinyatakan bangkrut).
Semakin besar kemungkinan terjadi kebangkrutan, dan semakin besar biaya
kebangkrutannya semakin tidak menarik penggunaan utang.

B. PECKING ORDER THEORY


Berbagai faktor, seperti adanya corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax, telah
dipertimbangkan untuk menjelaskan mengapa suatuperusahaan akhimya memilih struktur
modal tertentu.Penjelasan tersebut termasuk dalam lingkup balancing theories. Esensi
balancing theories adalahmenyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai
akibat penggunaan utang. Sejauh manfaat masih lebih besar, utang akan ditambah. Akan
tetapi, apabila pengorbanan karena menggunakan utang sudah lebih besar maka utang tidak
boleh lagi ditambah. Teori tersebut dikemukakan oleh Myers (1984) dan Myers (1984).
Teori ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asymmetric information), suatu istilah
yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak (tentang
prospek, risiko dan nilai perusahaan) daripada pemodal publik. Manajemen mempunyai
informasi yang lebih banyak dari pemodal karena merekalah yang mengambil keputusan-
keputusan keuangan, yang menyusun berbagai rencana perusahaan. Kondisi ini dapat dilihat
dari reaksi harga saham pada waktu manajemen mengumumkan sesuatu (seperti peningkatan
pembayaran dividen). Informasi asimetrik ini mempengaruhi pilihan anggaran sumber dana
internal (yaitu dana dari basil operasi perusahaan) ataukah eksternal, dan antara penerbitan
utang baru ataukah ekuitas baru. Karena itu, teori ini disebut sebagai pecking order theory.
Disebut sebagai pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan
menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Sesuai dengan teori ini maka investasi
akan dibiayai dengan dana internal terlebih dulu (yaitu laba yang ditahan), kemudian baru
diikuti oleh penerbitan utang baru, dan akhirnya dengan penerbitan ekuitas baru.

SUMBER REFERENSI :
(BMP UT EKMA 4213 modul 5-6)
(https://www.scribd.com/document/455801181/TUTUTRAMADHAN-030437809-
TUGAS3-MANAJEMEN-KEUANGAN-docx)

3. Suatu proyek akan didanai dengan komposisi dari laba yang ditahan sebesar 70% dan utang
sebesar 30%. Biaya modal sendiri ditaksir sebesar 20% dan biaya utang ditaksir sebesar 14%
sebelum pajak dengan tarif pajak sebesar 20%. Hitunglah biaya modal rata-rata tertimbang
nya......
4. Suatu proyek memerlukan investasi sebesar Rp100 juta. Arus kas masuk bersih selama 1
tahun sebesar Rp800 juta dan tingkat keuntungan bebas risiko sebesar 10%. Hitunglah NVP
yang diharapkan ..........
5. Jelaskan asumsi-asumsi pada pasar modal sempurna……….

Anda mungkin juga menyukai