Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

MANAJEMEN KEUANGAN
DISUSUN OLEH
TUTUT RAMADHAN
030437809

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS EKONOMI
UPBJ TARAKAN
2019
TUGAS TUTORIAL KE-3
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Manajemen Keuangan


Kode Mata Kuliah : EKMA 4213
Jumlah sks : 3
Nama Pengembang : Mashida SE., MM.
Nama Penelaah : Gunoro Nupikso SE., M.Si.
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2019
Edisi Ke- : Tuliskan nomor edisi tugas Tuton

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Diketahui data sebagai berikut: 100 Modul 5, kegiatan
Tk. Probabilitas belajar 1
keuntungan
0.17 0.32
0.21 0.41
0.24 0.29

Hitunglah:
 Tingkat keuntungan yang
diharapkan
 Deviasi standar tingkat
keuntungannya
2 Pada modul 6, kita telah mempelajari 90 Modul 6, kegiatan
tentang teori struktur modal. Untuk belajar 2
mengetahui sejauh mana pemahaman
anda mengenai materi tersebut, jelaskan
tentang teori struktur modal.
* coret yang tidak sesuai

1. Diketahui data sebagai berikut:

Tk. Probabilitas
keuntungan
0.17 0.32
0.21 0.41
0.24 0.29

Hitunglah:

Page 1
 Tingkat keuntungan yang diharapkan
Deviasi standar tingkat keuntungannya

a. Tingkat keuntungan yang diharapkan


E ( R )=∑ ( Ri Pi )

= (0.17 x 0.32) + (0.21 x 0.41) + ( 0.24 x 0.29)


= 0,21

b. Deviasi standar tingkat keuntungannya


t
σ= √∑
t=1
Pi[ Ri−E ( R ) ]2

= [0.32(0.17-0.21)2 + 0.41(0.21-0.21)2 + 0.29( 0.24 - 0.21)2]1/2


= 0,0041

Dengan demikian, dapat saja diperoleh dua kesempatan investasi yang mempunyai E(R)
yang sama, tetapi dengan tingkat keuntungan yang berbeda. Dalam keadaan tersebut, kita
akan mengatakan bahwa investasi yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi
mempunyai risiko yang lebih tinggi. Karena itu, pemodal perlu memperhatikan
ketidakpastian tingkat keuntungan atau ketidakpastian arus kas sebagai ukuran risiko.

2. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal
terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang
konstan. Dua teori struktur modal dibicarakan di sini, yaitu balancing theory dan pecking
order theory. Balancing theory dibicarakan mulai dari situasi yang sangat sederhana, yaitu
pasar modal sempurna dan ada pajak, baru kemudian asumsi tersebut dilonggarkan dengan
memasukkan pajak dan ketidaksempurnaan pasar.
A. BALANCING THEORY
1. Struktur Modal pada Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak Pasar modal yang
sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif. Dalam pasar tersebut, antara lain
tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak adabiaya transaksi, bunga simpanan dan pinjaman
sama yang berlaku untuk semua pihak. Sebagai tambahan, diasumsikan tidak ada pajak
penghasilan (income tax). Dengan menggunakan asumsi-asumsi bahwa:
a. Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya konstan (ini berarti bahwa perusahaan tidak
merubah keputusan investasinya).
b. Semua laba dibagikan sebagai dividen (asumsi ini dipergunakan untuk menghindari
dampak pengaruh kebijakan dividen).
c. Utang yang dipergunakan bersifat permanen (asumsi ini dipergunakan untuk membuat
sumber dana dalam bentuk utang dan modal sendiri lebih komparabel).
d. Pergantian struktur utang dilakukan secara langsung. Asumsi ini berarti bahwa apabila
utang ditambah maka dana yang diperoleh dari tambahan utang tersebut dipergunakan
untuk memperkecil modal sendiri, dan sebaliknya. Dua orang ekonom Modigliani dan

Page 2
Miller (selanjutnya disingkat MM) menunjukkan bahwa dalam keadaan pasar modal
sempurna dan tidak ada pajak penghasilan, struktur modal tidak mempengaruhi nilai
perusahaan. Mereka menunjukkan kemungkinan munculnya proses arbitrase yang akan
membuat harga saham (atau nilai perusahaan) yang tidak menggunakan utang maupun
yang menggunakan utang, akhimya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu
lebih menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit, tetapi memberikan
penghasilan bersih yang sama dengan risiko yang sama pula
2. Pasar Modal Sempurna dan Ada Pajak
Dalam keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi relevan.
Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya bunga yang dibayarkan (karena
menggunakan utang)
bisa dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax
deductible).
Dengan kata lain, apabila ada dua perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama,
tetapi yang satu menggunakan utang (dan membayar bunga), sedangkan satunya tidak
maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan (income tax)
yang lebih kecil. Oleh karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi
pemilik perusahaan maka tentunya nilai perusahaan yang menggunakan utang akan lebih
besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang
3. Adanya Biaya Kebangkrutan
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penggunaan utang akan menguntungkan karena
sifat
tax deductibility of interest payment. Apabila diperhatikan adanya ketidaksempurnaan
pasar modal maka pemilik perusahaan (pemegang saham) mungkin keberatan untuk
menggunakan
leverage yang ekstrim karena akan menurunkan nilai perusahaan. Apabila pasar modal
tidak sempurna, salah satu kemungkinannya adalah munculnya biaya kebangkrutan yang
cukup tinggi. Biaya kebangkrutan terdiri dari legal fee (yaitu biaya yang harus dibayar
kepada para ahli hukum untuk menyelesaikan klaim), dan distress price (kekayaan
perusahaan terpaksa dijual dengan harga murah sewaktu perusahaan dinyatakan bangkrut).
Semakin besar kemungkinan terjadi kebangkrutan, dan semakin besar biaya
kebangkrutannya semakin tidak menarik penggunaan utang.

B. PECKING ORDER THEORY


Berbagai faktor, seperti adanya corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax,
telah dipertimbangkan untuk menjelaskan mengapa suatuperusahaan akhimya memilih
struktur modal tertentu.Penjelasan tersebut termasuk dalam lingkup balancing theories.
Esensi balancing theories adalahmenyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul
sebagai akibat penggunaan utang. Sejauh manfaat masih lebih besar, utang akan ditambah.
Akan tetapi, apabila pengorbanan karena menggunakan utang sudah lebih besar maka
utang tidak boleh lagi ditambah. Teori tersebut dikemukakan oleh Myers (1984) dan
Myers (1984). Teori ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asymmetric
information), suatu istilah yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi
yang lebih banyak (tentang prospek, risiko dan nilai perusahaan) daripada pemodal publik.
Manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dari pemodal karena merekalah yang
mengambil keputusan-keputusan keuangan, yang menyusun berbagai rencana perusahaan.
Kondisi ini dapat dilihat dari reaksi harga saham pada waktu manajemen mengumumkan
sesuatu (seperti peningkatan pembayaran dividen). Informasi asimetrik ini mempengaruhi
pilihan anggaran sumber dana internal (yaitu dana dari basil operasi perusahaan) ataukah
eksternal, dan antara penerbitan utang baru ataukah ekuitas baru. Karena itu, teori ini

Page 3
disebut sebagai pecking order theory. Disebut sebagai pecking order karena teori ini
menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling
disukai. Sesuai dengan teori ini maka investasi akan dibiayai dengan dana internal terlebih
dulu (yaitu laba yang ditahan), kemudian baru diikuti oleh penerbitan utang baru, dan
akhirnya dengan penerbitan ekuitas baru.

Sumber
BMP UT EKMA 4213 modul 5-6

Page 4

Anda mungkin juga menyukai