Landasan teori
Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum
hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima
atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Perumusan sementara mengenai sesuatu
hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan untuk menuntun atau mengarahkan penelitian
selanjutnya. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis
dinamakan uji hipotesis. Dalam pengujian hipotesis akan sering kita gunakan istilah menerima
atau menolak sebuah hipotesis. Penting untuk dipahami bahwa penolakan suatu hipotesis berarti
menyimpulkan bahwa hipotesis itu tidak benar, sedangkan penerimaan suatu hipotesis hanyalah
menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya. Karena itulah, yang
melakukan percobaan seharusnya selalu menyatakan sebagai hipotesisnya pernyatan yang
diharapkan akan ditolak.
Dalam penelitian tentang ciri-ciri peristiwa tertentu umumnya memiliki suatu dugaan penelitian
dengan mengemukan sebuah hipotesis yang dapat memberikan suatu model aspek atau ciri-ciri
tertentu dari peristiwa yang diteliti. Hipotesis sepeti itu akan memberikan dan memiliki nilai
ilmiah jika sesuai dengan atau mendekati kenyataan empiris. Hipotesis semacam itu dapat diuji
dengan jalan membandingkan hasil teoritisnya dengan hasil sampel yang bersifat empiris. Jika
hipotesis tersebut tidak sesuai dengan data empirisnya, maka harus diperbaiki atau menolak
keabsahannya. Jika cara pengumpulan data sampelnya memang baik sekali, maka penolakan dan
penerimaan hipotesis secara statistik. Dalam hal tersebut, hipotesis dapat bersifat statistik atau
menggambarkan nilai parameter distribusi populasi teoritis dimana data sampel empirisnya dipilih.
Perumusan sementara mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan untuk
menuntun atau mengarahkan penelitian selanjutnya. Langkah atau prosedur untuk menentukan
apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan uji hipotesis.
Dalam pengujian hipotesis akan sering kita gunakan istilah menerima atau menolak sebuah
hipotesis. Penting untuk dipahami bahwa penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa
hipotesis itu tidak benar, sedangkan penerimaan suatu hipoitesis hanyalah menunjukkan bahwa
tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya. Karena itulah, yang melakukan percobaan
seharusnyalah selalu menyatakan sebagai hipotesisnya pernyatan yang diharapkan akan ditolak.
Pengertian hipotesis menurut para ahli:
a)
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu
fakta yang dapat diamati.
b) Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi
yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang
diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkahlangkah selanjutnya.
c)
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan
antara dua atau lebih variable.
Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam bentuk kalimat
tanya.
b) Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti bahwa hipotesis
hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
c)
Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus mengandung atau
terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-bandingkan. Hipotesis yang
tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai hasil yang objektif.
d) Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaanperbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
a)
Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data.
Pengertian Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau
lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis. Dalam hal
komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu :
1) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
2) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh :
Sampel Berpasangan, komparatif dua sampel
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Ha : Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
Sampel Independen, komparatif tiga sampel
Ho : Tidak terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
Ha : Terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih partai.
Tidak ada hubungan antara kebiasaan minum susu botol dengan karies rampan (kesehatan
gigi anak).
b)
Tidak ada perbedaan antara resorbsi jaringan lunak pada pemakai protesa fee end dengan
pemakai protesa penuh (prostodonti).
c)
Tidak ada perbedaan ukuran dimensi vertikal pada kasus klas I dan kals II (ortodonti).
d)
e)
Tidak ada pengaruh hasil pengobatan stomatitis aptosa dengan preparat merek kenalog
dengan kelompok kontrol (penyakit mulut).
b)
Jika kebiasaan anak minum susu botol dihilangkan, anak bebas karies rampan.
c)
Jika kebiasaan menghisap ibu jari dilakukan semenjak usia dini, gigi anak maloklusi.
d)
Hipotesis harus menggambarkan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dan variabelnya
harus dapat diamati dan diukur. Hipotesis mencakup ruang lingkup membatasi daerah penelitian,
membuat periset peka terhadap data yang penting, dan menyajikan serta menggabungkan konsep.
2.5. Tingkat signifikasi () dan tingkat kepercayaan ()
Dalam bahasan statistika istilah tingkat signifikansi (significance level) dan tingkat kepercayaan
(confidence level) dan sering digunakan. Tingkat signifikansi () menunjukkan probabilitas atau
peluang kesalahan yang ditetapkan peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak atau
mendukung hipotesis nol, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan atau tingkat
kekeliruan yang ditolerir oleh peneliti, yang diakibatkan oleh kemungkinan adanya kesalahan
dalam pengambilan sampel (sampling error).
Tingkat signifikansi dinyatakan dalam persen dan dilambngkan dengan . Misalnya, ditetapkan
tingkat signifikansi = 5% atau = 10%. Artinya, keputusan peneliti untuk menolak atau
mendukung hipotesis nol memiliki probabilitas kesalahan sebesar 5% atau 10%. Dalam beberapa
program statistik berbasis komputer, tingkat signifikansi selalu disertakan dan ditulis sebagai Sig.
(= significance), atau dalam program komputer lainnya ditulis -value. Nilai Sig atau value,
seperti telah diuraikan di atas, adalah nilai probabilitas kesalahan yang dihitung atau menunjukkan
tingkat probabilitas kesalahan yang sebenarnya. Tingkat kesalahan ini digunakan sebagai dasar
untuk mengambil keputusan dalam pengujian hipotesis.
tingkat kepercayaan nilainya berkisar antara 0 sampai 100% dan dilambangkan oleh 1 . Secara
konvensional, para peneliti dalam ilmu-ilmu sosial sering menetapkan tingkat kepercayaan
berkisar antara 95% 99%. Jika dikatakan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, ini
berarti tingkat kepastian statistik sampel mengestimasi dengan benar parameter populasi adalah
95%, atau tingkat keyakinan untuk menolak atau mendukung hipotesis nol dengan benar adalah
95%.
H menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang di
hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian
sisi atau arah kanan.
ii) H menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang di
hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian
sisi atau arah kiri.
iii) H menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di hipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah
kanan dan kiri sekaligus.
Apabila hipotesis nol (Ho) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) di tolak.
Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) di terima (benar) maka hipotesis
nol (Ho) ditolak.
b) Menentukan taraf nyata ()
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap
nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di gunakan, semakin tinggi pula
penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di uji, padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1%
(0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata di tuliskan sebagai 0,01,
0,05, 0,1. Besarnya nilai bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal
ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya
kesalahan tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah
penolakan ( region of rejection).
Nilai yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai distribusi yang di
gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi X. Nilai itu
sudah di sediakan dalam bentuk tabel di sebut nilai kritis.
c)
Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan
hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan
setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai tabel atau nilai kritis.
1)
Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
2)
Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
apakah
terletak atau tidak dalam interval keyakinan yang relevan, jelas sekali bahwa istilah
nyata dan keyakinan sebetulnya mengukur hal yang sama.
Tiap pengujian tentang keyakinan menggunakan keyakinan interval secara implisit, sebaliknya
tiap interval keyakinan dapat merupakan dasar bagi pengujian tentang kenyataan. Pada umumnya,
pada pengujian tentang pernyataan, koefisien keyakinan sebesar 95% dan 99% banyak digunakan.
Terima Ho
Keputusan
Tolak Ho
yang
uji
Jika Ho salah
(H1 benar)
Jika Ho benar
betul
Kesalahan
tipe
II
Probabilitas =
Keputusan yang betul
Kesalahan jenis II, terjadi karena keputusan menolak Ho dan menerima H1 dan
sesungguhnya Ho yang salah. Peluang melakukan kesalahan jenis II dinyatakan dengan
(menolak H1, Ho salah). Peluang ini dapat dihitung bila hipotesis alternatifnya telah
ditentukan.
Secara skematis, kedua jenis kesalahan itu serta hubungannya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambaran kedua jenis kesalahan itu secara grafis adalah sebagai berikut:
a)
Jika Ho benar
d) Tentukan daerah kritis. Hal tesebut sebagian akan tergantung pada hipotesis alternatif.
e)
Kumpulkan data sampel dan hitung dengan cara demikian itu terletak dalam daerah
penolakan, kita harus menolak hipotesis nolnya karena probabilitas memperoleh nilai
satatistik sedemikian itu, jika Ho benar demikian kecilnya sehingga kita menganggap bukan
disebabkan oleh variansi sampel yang normal dan kita menarik konklusi bahwa H o
semestinya palsu.
Langkah ke-enam diatas sebetulnya mencerminkan falsafah dasar pengujian hipotesis. Pada setiap
pengujian sedemikian itu, kita bandingkan nilai yang diobservasi bagi karekteristik tertentu dengan
nilai teoritisnya yang dinyatakan oleh hipotesis. Pada umumnya kedua nilai di atas semestinya
berbeda dan penguji harus menentukan apakah beda itu memang sudah sedemikian hipotesisnya.
Agar dapat menentukan suatu putusan mengenai hal di atas kita harus melihat beberapa
probalilitas sebesar yang kita peroleh jika hipotesisnya benar.
Jika probabilitas tersebut kecil kita harus anggap beda diatas disebabkan oleh variasi hasil
pemilihan sampel tetapi jika probabilitasnya besar kita harus tidak menganggapnya bahwa beda
tersebut disebabkan oleh faktor kebetulan dan menghasilkan penolakan hipotesis yang
H1:
c1 o Z/2 / n
c 2 o Z /2 / n
Ho:
c o Z / n
c)
c o Z / n
o
H1:
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal. Dengan demikian, hipotesis bisa
benarataupun tidak benar. Untuk menentukan apakah hipotesis itu benar ataupun tidak benar, dapat
ditempuh dengan melakukan pengujian hipotesis. Secara ilmiah, pengujian hipotesis tentu harus
dilakukan melalui penelitian. Pelaksanaan penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain sensus, survei, percobaan laboratorium, ataupun percobaan di lapangan. Pemilihan cara-cara
ini sangat tergantung pada banyak hal antara lain biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Cara
sensus tergolong yang paling mahal, memerlukan banyak tenaga dan waktu, karena sensus
memerlukan seluruh data populasi yang ada. Oleh karena itu, cara ini jarang sekali dipakai. Di
Indonesia, sensus hanya dipakai pada sensus penduduk.
Pada umumnya, orang melakukan penelitian dengan menggunakan cara yang lebih murah dan
lebih mudah, yaitu dengan mengambil data sampel. Dengan menggunakan sampel, peneliti cukup
mengambil beberapa data saja dari keseluruhan data populasi, misalnya 30 murid dari 500 orang
murid SD. Namun demikian, pemilihan cara sampel ini akan menimbulkan konsekuensi bahwa
kesimpulan yang dibuat nanti tidak bisa membuktikan secara tegas apakah hipotesis yang dibuat
benar atau tidak benar. Hal ini disebabkan kesimpulan mengenai populasi dibuat hanya dari
beberapa data sampel saja. Jadi, ada kemungkinan kesimpulan tersebut bisa saja salah. Oleh
karena itu, penelitian yang menggunakan data sampel tidak menggunakan istilah hipotesis tersebut
benar atau hipotesis tersebut salah. Sebagai gantinya, dalam statistika, kita memakai
istilah hipotesis diterimaatau hipotesis ditolak.
Langkah atau prosedur untuk menentukan apakahhipotesis tersebut diterima atau ditolak dilakukan
dengan pengujian hipotesis. Dari basil pengujian hipotesis ini, kita dapat menarik kesimpulan
mengenai hipotesis yang kita buat.
Dalam statistika, hipotesis itu ada dua macam,yaitu hipotesis nol, disingkat H 0 dan hipotesis
alternatif, disingkat Ha, Kedua hipotesis ini saling terkait satu dengan yang lainnya. Hipotesis
nol adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan di antara dua peristiwa
atau kejadian. Dengan kata lain perbedaan antara dua peristiwa adalah nol. Sedangkan hipotesis
alternatif adalah hipotesis yang menyatakan bahwa dua peristiwa atau kejadian adalah berbeda.
Jadi hipotesis alternatif ini tidak lain adalah lawan dari hipotesis nol. Oleh karena kedua hipotesis
ini terkait satu sama lain, maka kita tidak mungkin menerima keduanya sekaligus. Yang mungkin
terjadi adalah bila kita menolak Ho kita harus menerima Ha atau sebaliknya.
Ho : = 1
H : > 1
Tolak Ho bila t hitung > t tabel
b) Pengujian 2 (dua) sisi (two tail test) pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis di
mana hipotesis nol (Ho) berbunyi sama dengan dan hipotesis alternatifnya (H) berbunyi
tidak sama dengan (Ho = dan H ). Persamaan matematikanya ditulis sebagai berikut:
Ho : = 1
H : 1
Tolak Ho bila t hitung > t tabel