Dengan menggunakan tabel di atas permasalahan menjadi lebih jelas "Apakah mesin-mesin
itu benar-benar berbeda? "Pertanyaan itu dapat diartikan sebagai“ Apakah rata-rata sampel
(X,) pada Tabel 8.1 di atas, berbeda karena adanya perbedaan rata-rata populasi (u;)?" Di
mana u; menggambarkan perilaku keadaan rata-rata mesin i. Pertanyaan selanjutnya yang
bisa muncul adalah: "apakah perbedaan- perbedaan yang ada pada X, disebabkan oleh perubahan
fluktuasi saja?" Untuk dapat melihat/menjawab pertanyaan kedua ini, kita susun
suatu tabel lain. Kita ambil 3 sampel dari satu mesin saja, masing-masing sampel berisi 5
observasi atas mesin yang sama,
µ𝑖 dari masing – masing sampel barang sudah tentu sama. Dengan menghitung 𝑋̅𝑖 diharapkan
fluktuasi sampel bisa diperkecil. Perbedaan dari kedua tabel di atas yaitu. Perbedaan 𝑋̅𝑖 tabel
1 memiliki kesamaan atau disebabkan oleh hal yang sama dengan perbedaan 𝑋̅𝑖 tabel 2. Atau
perbedaan 𝑋̅𝑖 tabel 1 juga disebabkan oleh perubahan fluktuasi dari sampel atau perbedaan itu
sedemikian besar sehingga dapat menggambarkan adanya perbedaan µ𝑖 yang mendasarinya.
Bagaimana cara meguji 𝑋̅𝑖 tabel 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝑋̅𝑖 berasal dari µ𝑖 yang
sama atau sebaliknya dari µ𝑖 yang berbeda.
Yang pertama dilakukan yaitu dengan membuat hipotesis yang menyatakan tidak adanya rata
– rata perbedaan populasi dari ketiga sampel.𝐻0: 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3.
rata perbedaan populasi dari ketiga sampel.𝐻0: 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3.
Untuk menguji hipotesis :
• Diperlukan toak ukur yang bisa membedakan sampai batas mana, rata – rata sampel
dikatakan berbeda. Dengan mengabil rata – rata 𝑋̅𝑖 tabel 1.
• Menghitung varian. Menghitung varian dari rata – rat sampel bukan varian dari nilai –
nilai dalam tabel, maka
Pada tabel 3 nilai dari 𝑆 2̅𝑋
sama dengan 𝑆𝑋2̅ tabel 1. Jika dilihat dari masing – masing baris
tampak bahwa ada fluktuasi produksi yang lebih besar di tabel 3. Implikasi dari perbedaan
dapat dijelaskan pada gambar :
Cara mengukur perubahan fluktuasi output? Dengan cara mengukur penyimpangan (varian)
dari nilai (data) observasi pada masing – masing sampel.
Dimana :
𝑋
𝑖𝑗 merupakan observasi ke j dari sampel ke 1
Dengan menggunkan cara yang sama menghitung varian dari observasi pada sampel ke 2
(𝑆32) dan sampel ke 3 (𝑆32). Rata – rata dari varianini menunjukkan ukuran perubahan
fluktuasi total an sering disebut pooled variance yaitu :
Pada masing – masing sampel, derajat kebabasan dari variance sampelnya adalah (n-1).
Dengan demikian, derajat kebabasan pooled variance (𝑆32) adalah r(n-1); dimana r
merupakan banyaknya sampel (atau mesin). Persoalan pertama bisa kita nyatakan. 𝑆𝑋2̅lebih
besar relatif terhadap 𝑆𝑝2. Pengujian ini bisa menggunakan rumus yang dimodifikasi yaitu F
(=Fisher) rasio :
𝐹=
𝑛𝑆
n = banyaknya observasi pada sampel dikalikan pada bilangan dengan tujuan agar saat 𝐻0
benar, ratio F akan mendekati nilai 1. Jika 𝐻0 tidak benar (nilai 𝜇 tidak sama maka nilai n 𝑆𝑋2̅
akan relatif lebih besar dari nilai 𝑆
2𝑝
; nilai rasio F akan cenderung lebih besar dari 1. 𝐻0 bisa
dinyatakan dengan benar atau tidak tergantung pada rasio F mendekati 1 atau jauh lebih besar
dari 1.