Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH METEDOLOGI PENULISAN ILMIAH TENTANG

HIPOTESIS

Oleh:

I MADE SHEVA ADHI WIRADHARMA (190030369)

JEREMIA JOSHUA TAMEFDO (190030172)

DAFFA HIMAWAN RAJASA (190030198)

I PUTU WIRAHADI KUSUMA (190030107)

DEWA GEDE SINDHU PRATISTA (190030505)

NI MADE FEBRIANTARI PUTRI WIJAYA (200030431)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS STIKOM BALI

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita
deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah
terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa.
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari jawaban dari sebuah persoalan
melalui pengumpulan data berdasarkan hasil analisa dalam proses penelitian. Penelitian
dipandang sebagai upaya menjawab pemasalahan secara sistematik dengan metode-
metode tertentu melalui pengmpulan data empiris, mengolah, dan menarik kesimpulan
atas jawaban suatu masalah.
Dalam melakukan penelitian seseorang dihadapkan pada permasalahan dan harus
mencari jalan keluarnya, dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan.
Dugaan atau perkiraan semacam ini biasanya disebut dengan hipotesis.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa pengertian dan macam-macam hipotesis?
B. Bagaimana cara merumuskan hipotesis?
C. Apa saja kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis?
D. Apa saja kesalahan dalam testing hipotesis?

1.3 Tujuan dan Manfaat


A. Mengetahui pengertian dan macam-macam hipotesis.
B. Mengetahui cara merumuskan hipotesis.
C. Mengetahu kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
D. Mengetahui kesalahan dalam testing hipotesis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan macam-macam hipotesis


A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar) dan tesis
(kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang ditentukan dari
sebuah penelitian yang belum tentu kebenarannya, dan baru akan menjadi benar jika
sudah disertai dengan bukti-bukti.
Adapun definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
1. Menurut sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang
diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap
dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban
sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan
dengan perumusan masalah, karena perumusan masalah merupakan pertanyaan
penelitian yang harus dijawab pada hipotesis, dan dalam menjawab rumusan
masalah dalam hipotesis haruslah berdasar pada teori dan empiris.
2. Menurut Atmadilaga (1994), penyusunan hipotesis berupa logika berpikir
deduktif dalam rangka mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari
kesimpulan umum berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika deduktif
menganut asas koherensi. Artinya, mengingat bahwa premis-premis itu
merupakan sumber informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya,
maka dengan sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premis-premis itu
mempunyai kepastian kebenaran pula.
3. Fraenkel dan Wallen (1990: 40), berpendapat bahwa hipotesis merupakan
prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian.
4. Dalam Yatim Riyanto (1996: 13), menyetakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam
penelitian. Hipotesis belum tentu benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis
tergantung pengujian dari dara empiris.
5. Suharsimi Arikunto (1995: 71), mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai
alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang
diajukan dalam penelitiannya.
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami
permasalahan penelitian dengan seksama dan menetapkan anggapan dasar maka ia
perlu menguji, ini disebut hipotesis.

Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut;


1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian.
2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta.

B. Jenis-jenis Hipotesis
Adapun jenis-jenis hipotesis, yaitu;
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang mengandung pernyataan mengenai
hubungan atau pengaruh, baik secara positif atau secara negatif antara dua
variable atau lebih sesuai dengan teori. Jenis hipotesis ini juga sering disebut
sebagai hipotesis yang dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu (1) hipotesis tentang hubungan dan (2) hipotesis tentang
perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling
hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional.
Hubungan antara variabel tersebut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
b. Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik.
c. Hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.

Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan


perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis
tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
2. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya (Hipotesis Statistik)
a. Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori
rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis nihil (null hypotheses) yang
biasa disingkat dengan Ho, danhipotesis alternative (alternative hypotheses)
yang biasa disingkat dengan Ha.
b. Hipotesis nihil (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, Tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SD.
c. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, Ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SD.
d. Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional hipotheses (hipotesis
terarah) dan non directional hipotheses (hipotesis tak terarah). (Frankel dan
Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989 :57)
e. Hipotesis terarah (directional hipotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh
peneliti, di mana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan
bahwa variabel independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap
variabel dependent. Misalnya : siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih
tinggi prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode curah pendapat (diskusi).
f. Hipotesis tak terarah (non directional hipotheses) adalah hipotesis yang
diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel
independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Frankel dan Wallen
(1990: 42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa
peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian
yang akan dilakukan. Misalnya: Ada perbedaan pengaruh penggunaan
metode mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.

3. Jenis hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji
Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, dapat dibedakan menjadi hipotesis
mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup
kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. Sedangkan hipotesis minor
adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor
(jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh hipotesis mayor :
Ada hubungan antara keadaan social ekonomi (KSE) orang tua dengan
prestasi belajar siswa SMA.
Contoh hipotesis minor :
a. Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA.
b. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMA,
c. Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.

2.2 Merumuskan Hipotesis


Penelitian salah satu unsur penting dalam kehidupan. Suatu pengetahuan didapatkan
dari hasil penelitian yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Suatu penelitian ilmiah dapat
menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis (metode penelitian). Salah satu
tahapan yang penting dalam penelitian adalah merumuskan hipotesis.Pengujian hipotesis
bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi
sebagai kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam
penyusunan laporan penelitian.

2.3 Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis


A. Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung
beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-
variabel-variabel.
3. Hipotesis harus dapat diuji
4. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

B. Penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :


1. Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini
harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-
gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam
variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
2. Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini
dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
3. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan
penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat
dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin
ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat
oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
4. Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk
kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam
menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.

2.4 Kesalahan dalam Testing Hipotesis


Dalam pengujian hipotesis, ada dua jenis kesalahan, yaitu kesalah tipe 1 dan
kesalahan tipe 2. Kesalahan tipe 1 adalah kesalahan yang terjadi jika kita menolak
hipotesis awal padahal hipotesis awal benar. Kesalahan tipe 2 adalah kesalahan yang
terjadi jika kita menerima hipotesis awal padahal hipotesis awal kita salah.
Kedua kesalahan ini memiliki kemungkinan terjadi dalam uji hipoteisis yang kita
lakukan. jika kita ingin mengurangi peluang terjadinya kedua kesalahan ini, hal yang bisa
dilakukan adalah menambah sampel. Jika tidak bisa menambah sampel, maka hal yang
bisa dilakukan adalah memilih mana disalah satu kemungkinan kesalahan yang paling
tidak diinginkan. Pemilihan ini disebabkan pengurangan kemungkinan terjadinya
kesalahan tipe 1 akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan tipe 2 atau
sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebagai pedoman kerja, peneliti menetapkan sebuah hipotesis yang dijadikan arah
dalam menetapkan variabel, mengumpulkan data, mengolah data dan mengambil
kesimpulan. Pada dasarnya, pekerjaan meneliti adalah usaha untuk membuktikan
hipotesis.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani : hypo yang artinya di bawah, thesis artinya
pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah
istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-
kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti dan terarah. Dalam penggunaannya sehari- hari
hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di
dalamnya.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu
hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari
hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah
hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.
Ada 2 macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja, yang juga disebut hipotesis alternatif
(Ha) dan hipotesis nol (Ho) (hipotesis nihil) yang juga disebut hipotesis statistik.
Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita buat:
a. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut kekeliruan alpha (ɑ).
b. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta (β).

Cara menguji hipotesis, menggunakan daerah kurva normal. Apabila harga Z-score
terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan, tidak diterima.

3.2 Saran
Kepada pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan wawasan
yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian merupakan cara
primer manusia dalam mengembangkan kajian ilmu. Dengan berkembangnya ilmu
bimbingan dan konseling tentunya akan mempermudah personal-personal dalam
menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin kompleks mengikuti perkembangan
masa.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai