Anda di halaman 1dari 8

NAMA : PUTRI WULAN DARI

NPM : 2017 21 021

A. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, misalnya secara etimologis, teknis,
statistik, dan lain sebagainya. Umumnya pengertian yang banyak digunakan bahwa hipotesis
adalah jawaban sementara penelitian.
1.1 pengertian hipotesis menurut para ahli
a. Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari” dan
thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang
belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994 : 13).
b. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu
masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120).
c. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus
diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).
d. Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi Suryabrata,
1991 : 49).
e. Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji
melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69).
f. Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah pernyataan
tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau
lebih).
g. Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari teori
ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk
menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).
2. Dasar Pemikiran Hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen penting
dalam penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah
merumuskan hipotesis penelitiannya. Pentingnya dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa peneliti telah
mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian pada bidang tersebut.
b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
c. Hipotesis adalah petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis data apa
saja yang harus dikumpulkan.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian.
3. Ciri-Ciri Perumusan Hipotesis
a. Harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (dalam satu rumusan hipotesis
minimal terdapat dua variabel).
b. Hendaknya dinyatakan secara deklaratif (kalimat pernyataan).
c. Hendaknya dirumuskan dengan jelas.
d. Harus dapat diuji kebenarannya.
4. Jenis Hipotesis
Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, dapat
diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya, dibedakan menjadi :

1) Hipotesa kerja, yaitu jawaban sementara “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari
hasil kajian teoritis. Hipotesa kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.
2) Hipotesa nol atau hipotesa statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerja dan sering
disingkat Ho.
Ada kalanya peneliti merumuskannya dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan
penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan untuk
ditolak, sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis,
2003:171).

b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, dibedakan menjadi:


1) Hipotesis induktif, yaitu hipotesa yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk
menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)
2) Hipotesis deduktif, merupakan hipotesa yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang
telah ada (pada penelitian kuantitatif).
Hubungan antara hipotesa dengan observasi dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan
deduktif dapat divisualisasikan sebagai berikut (Trochim, 2005).

5. Macam-Macam Hipotesis Berdasarkan Bentuknya


a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang
bersifat deskriptif atau persamasalahan yang berhubungan dengan variabel tunggal.
Contoh Hipotesis Deskriptif yaitu: Misalnya ada seorang peneliti yang ingin mengetahui
bahwa, apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya.
Maka peneliti tersebut kemudian menyusun sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya?
Didalam penelitian tersebut, variabel yang digunakan ialah variabel tunggal, yaitu Jamu
Merk A yang dijual pasaran. Maka oleh karena itu, hipotesa yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah Hipotesis Deskriptif.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep
teori yang digunakannya, yaitu:
H0 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Atau:
H1 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau komparasi antara 2
variabel.

Contoh Hipotesis Komparatif yaitu: Seorang peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan
antara tingkat kematian kasus virus corona dan kasus virus flu burung. Apakah keduanya
mempunyai tingkat kematian yang sama atau berbeda.
Maka selanjutnya dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel yang bersifat
jamak. Pada Variabel yang pertama digunakan untuk menilai tingkat kematian akibat virus
Corona, dan yang kedua adalah tingkat kematian akibat virus flu burung.
Maka oleh karena itu, dalam permasalahan tersebut, hipotesis yang digunakan ialah
Hipotesis Komparatif atau perbandingan, sebab didalamnya berisi tentang perbandingan
antara dua variabel yaitu tingkat kematian akibat virus corona dan tingkat kematian akibat
virus flu burung.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut yang sesuai dengan
konsep keilmuannya, yaitu:
H0 : Tingkat kematian akibat virus corona tidak berbeda dengan tingkat kematian akibat
virus flu burung. Atau:
H1 : Tingkat kematian akibat virus corona berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu
burung.

c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
didalamnya untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel penelitian.
Contoh Hipotesis Asosiatif yaitu: Ada seorang peneliti yang akan meneliti apakah tingkat
keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?
Sehingga peneliti tersebut akan membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah tingkat
keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?
Maka dalam rumusan masalah tersebut, variabel yang digunakan dalam penelitian adalah
variabel jamak. Pada Variabel yang pertama adalah tingkat keparahan akibat infeksi virus
corona. Sedagkan variabel kedua adalah jenis kelamin penderita.
Maka oleh karena itu, dalam menjawab permasalahan tersebut, hipotesa penelitian yang
digunakan adalah Hipotesis Asosiatif, sebab didalamnya mengandung makna untuk menilai
adanya hubungan antara dua variabel penelitian.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep
teori yang digunakannya, yaitu:
H0: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
penderita. Atau
H1: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita.

6. Syarat Penyusunan Hipotesis


Dalam menyusun hipotesa, terdapat syarat-syarat yang harus dipatuhi, antara lain:
Haruslah dirumuskan secara singkat, padat serta jelas.
Harus menunjukkan adanya sebuah hubungan antara dua atau lebih variabel dalam
penelitian.
Haruslah berdasarkan pada pendapat atau teori-teori dari para pakar atau hasil dari
penelitian lainnya yang relevan.
Berdasarkan penjelasan yang panjang di atas, mulai dari pengertian sampai dengan jenis-
jenis hipotesis, maka statistikian coba membuat kesimpulan tentang artikel Hipotesis atau
yang dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah Hipotesa.

7. Kesimpulan Konsep Hipotesis


Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jika kita
melakukan penelitian, maka kita akan dihadapkan pada hipotesa penelitian, terutama dalam
penelitian kuantitatif.
Hipotesa penelitian dibuat oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan langkah
selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian. Jenis
Hipotesis Penelitian antara lain: Hipotesa kerja, hipotesa nol, hipotesa induktif dan hipotesa
deduktif.
a. Apa yang dimaksud dengan Hipotesis?
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap suatu masalah yang
sifatnya masih praduga sebab masih harus dibuktikan terlebih dahulu akan kebenarannya
melalui sebuah penelitian atau percobaan.

b. Apa yang dimaksud dengan h0 dan h1 pada pengujian Hipotesis?


Hipotesis nol atau H0 adalah sebuah pernyataan yang didalamnya tidak ada perbedaan
antara parameter dengan statistik. Sedangkan, lawan dari Hipotesis Nol ialah hipotesis
alternatif atau biasa disebut H1 atau Ha, yang didalamnya menyatakan adanya perbedaan
antara parameter dan statistik.

c. Apa saja yang harus dilakukan dalam penyusunan Hipotesis?


Pertama ialah merumuskan masalah, artinya kita harus menentukan atau menetapkan
masalah yang akan diteliti sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau fenomena di lapangan.
Langkah kedua adalah menetapkan Hipotesis dari permasalahan tersebut.
selanjutnya adalah mentukan Hipotesa awalannya.
Berikutnya ialah mengumpulkan fakta-fakta yang bersifat relevan dan/atau berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti.
Setelah tahap pengumpulan data secara obyektif dalam bentuk fakta-fakta, selanjutnya
adalah membandingkan fakta-fakta yang didapat tersebut apakah benar-benar relevan
ataukah tidak.
Selanjutnya ialah masuk tahap membandingkan, yaitu melakukan pengujian terhadap
Hipotesa tersebut hingga mendapatkan jawaban sesungguhnya dari pertanyaan penelitian
yang awalnya masih praduga.
Dan tahap akhir ialah penerapan dari jawaban hipotesis yang sudah teruji kebenarannya
melalui tahapan penelitian di awal tadi.

8. Contoh Hipotesis Penelitian


a. Contoh Hipotesis Deskriptif
Seberapa besar rata-rata penurunan Hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue?
Rumusan: H0: rata-rata penurunan hemogolovin pada penderita Demam Berdarah Dengue
adalah 200.000.

Seberapa besar angka pengangguran di Provinsi A Tahun 2020?


Rumusan: H1: Angka Pengangguran di Provinsi A Tahun 2020 adalah 10%.

b. Contoh Hipotesis Asosiatif


Apakah terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker?
Rumusan:
H0: Tidak terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker.
H1: Terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker.
Apakah ada pengaruh gaya kempemimpinan terhadap kinerja karyawan?
H0: Tidak ada pengaruh gaya kempemimpinan terhadap kinerja karyawan.
H1: Ada pengaruh gaya kempemimpinan terhadap kinerja karyawan.
Apakah terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham?
H0: Tidak terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham.
H1: Terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham.

c.Contoh Hipotesis Komparatif


Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan
metode modern?
H0: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan
metode modern.
H1: Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan
metode modern.
Apakah terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan
multigravida?
H0: Tidak terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan
multigravida.
H1: Terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan
multigravida.
Apakah terdapat perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B?
H0: Tidak terdapat perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B.
H1: Terdapat perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B.
B. DISAIN PENELITIAN (RESEARCH DESIGN)

 DISAIN RISET ADALAH ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI


BAGAIMANA PENELITI MEMBUAT RENCANA UNTUK MEMPEROLEH DATA YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN RISET ( BROCKOPP AND HASTINGS-
TOLSMA, 2000:212)

 ADA 3 JENIS RISET : RISET KUANTITATIF :

- METODE SURVEY DAN EKSPERIMEN

-RISET KUALITATIF : ETNOGRAFI, STUDI KASUS, GROUNDED THEORY, AUTOBIOGRAFI,


RISET TINDAKAN PARTISIPASI, FENOMENOLOGI

-MIXED METHODS RESEARCH (CAMPURAN) : MENGGAMBARKAN METODE KUALITATIF


DAN KUANTITATIF

 ASPEK DISAIN PENELITIAN


-INTERVENSI (EXPERIMENTAL STUDIES DAN NONEXPERIMENTAL STUDIES)
-PERBANDINGAN
 KARAKTERISTIK DISAIN YANG BAIK
-KESESUAIAN DENGAN PERTANYAAN RISET
-MENGURANGI BIAS HASIL
-KETEPATAN – MENGKONTROL VARIABEL EKSTRA
-POWER = KEMAMPUAN UNTUK MENDETEKSI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

C. KONSEP PENGUKURAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN KUANTITATIF

1. PENGUKURAN FISIOLOGIS

MENGUJI AKTIVITAS KEPERAWATAN DASAR SEPERTI ; PERAWATAN MULUT,


PERAWATAN DECUBITUS, EFEK PENGAJARAN PREOPERATIF PADA PEMULIHAN PASKA
OPERASI; KONTROL INFEKSI TERKAIT KATETERISASI KANDUNG KEMIH, TERAPI
INTRAVENA, PERAWATAN TRAKEOSTOMI SERTA MENGGUNAKAN OBSERVASI, CEKLIST
ATAU SKALA

2. PENGUKURAN OBSERVASI

DIGUNAKAN PADA RISET KUALITATIF, TIAP VARIABEL DIOBSERVASI DENGAN CARA


YANG SAMA, LEBIH SUBYEKTIF, MENJAGA KONSISTENSI .

3. WAWANCARA

DIGUNAKAN UNTUK STUDI KUALITATIF DAN DESKRIPTIF, BUTUH KETELITIAN DAN


HATI-HATI , KONSUL TEKS METODE WAWANCARA SEBELUM MENDISAIN INSTRUMEN,
SAAT MENDISAIN PERTANYAAN WAWANCARA HENDAKNYA PERTANYAAN RINGKAS
DARI YANG LUAS DAN UMUM KE SPESIFIK DIKELOMPOKKAN DARI TOPIK YANG AMAN
DULU LALU YANG SENSITIF, DATA DEMOGRAFIK DIKUMPULKAN BELAKANGAN JIKA
PERLU DARI SUMBER LAIN, KATA-KATA PERTANYAAN DISESUAIKAN DENGAN TINGKAT
PENDIDIKAN, ANTISIPASI INTERPRETASI YANG BERBEDA MINTA FEEDBACK DARI AHLI
TEKNIK WAWANCARA DAN YG AHLI ISI PERTANYAAN.

4. KUESIONER

KUESIONER DAPAT BERBENTUK SELF REPORT YANG DIRANCANG UNTUK MEMPEROLEH


INFORMASI MELALUI RESPONS TERTULIS DARI SUBYEK, UNTUK MENEMUKAN FAKTA
TENTANG SUBYEK ATAU YG DIKETAHUI ORANG, FAKTA PERISTIWA ATAU SITUASI
YANG DIKETAHUI SUBYEK ATAU KEYAKINAN, SIKAP, PENDAPAT ATAU TINGKAT
PENGETAHUAN ATAU MAKSUD SUBYEK. KUESIONER TERDIRI 2 BAGIAN; PERNYATAAN
DAN RESPONS

5. SCALES

SCALES ADALAH CARA PENGUKURAN FENOMENA DENGAN LEBIH TEPAT DAN CEPAT,
MAYORITAS MENGUKUR VARIABEL PSIKOSOSIAL ATAU JUGA FISIOLOGIS, SKALA
DIDASARKAN TEORI MATEMATIK, TIPE; RATING SCALES, LIKERT DAN SEMANTIC

D. METODE PENGUMPULAN DATA

1. METODE PENGUMPULAN DATA

ADA TIGA METODE PENGUMPULAN DATA YAITU INTERVIEW, OBSERVASI DAN TEST

2. JENIS METODE PENGUMPULAN DATA

ADA TIGA JENIS METODE PENGUMPULAN DATA YAITU SELF REPORT ,OBSERVASI DAN
PENGUKURAN BIOFISIOLOGIS

3. RENCANA PENGUMPULAN DATA

YANG PERTAMA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DATA, LALU MEMILIH JENIS PENGUKURAN,


MEMILIH DAN MENGEMBANGKAN ISTRUMEN, MENGUJI INSTRUMEN, DAN
MENGEMBANGKAN BENTUK SERTA PROSEDUR PENGUMPULAN DATA.

E. POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KEPERAWATAN

1. POPULASI

POPULASI

WILAYAH GENERALISASI YANG


TERDIRI ATAS OBYEK ATAU SUBYEK
YANG MEMPUNYAI KUALITAS DAN
KARAKTERISTIK TERTENTU YG
DITETAPKAN OLEH PENELITI UNTUK
DIPELAJARI DAN KEMUDIAN DITARIK
KESIMPULANYA (SUGIYONO, 2009).

POPULASI TARGET POPULASI TERJANGKAU

 POPULASI YANG MERUPAKAN SASARAN  POPULASI SUMBER (SOURCE POPULATION).


AKHIR PENERAPAN HASIL PENELITIAN  BAGIAN DARI POPULASI TARGET YANG DAPAT
DIJANGKAU OLEH PENELITI.
 DIBATASI MENURUT KARAKTERISTIK
DEMOGRAFIS ATAU KLINIS.  DIBATASI TEMPAT DAN WAKTU

 KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS, MISALNYA ;  MISALNYA; PASIEN MENINGITIS DI RUANG


KELOMPOK USIA, JENIS KELAMIN SARAF

 KARAKTERISTIK KLINIS, MISALNYAANAK


2. SAMPLING

SAMPLING

 SUATU PROSES MENSELEKSI BAGIAN DARI


POPULASI YANG MEWAKILI SELURUH POPULASI
(POLIT & HUNGLER, 1995, P.230).

 BAGIAN DARI POPULASI YANG DIPILIH DENGAN


CARA TERTENTU HINGGA DIANGGAP MEWAKILI
POPULASINYA.

 BAGIAN DARI POPULASI TERJANGKAU.

 SEBAGIAN DARI UNSUR POPULASI YANG


DIJADIKAN OBJEK PENELITIAN (ARIKUNTO, 2002)

 BAGIAN DARI POPULASI YANG DIAMBIL DENGAN


CARA TERTENTU (SUGIYONO, 2009).

KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN CARA PEMILIHAN SAMPEL


SAMPEL
 PEMILIHAN SAMPEL
 1. LEBIH MURAH BERDASARKAN PELUANG
( PROBABILITY SAMPLING)
 2. LEBIH MUDAH
 PEMILIHAN SAMPEL TIDAK
 3. LEBIH CEPAT
BERDASARKAN PELUANG
 4. LEBIH AKURAT (NON-PROBABILITY
SAMPLING)
 5. MEWAKILI POPULASI

Anda mungkin juga menyukai