Pd
NIM : 2022082003
Jurusan : S2 PEP
1. Secara etimologis, kata hipotesis berasal dari dua kata yaitu kata hypo yang berarti
“kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat
atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994:
13).
2. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu
masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120).
3. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya
harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).
4. Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi
Suryabrata, 1991 : 49).
5. Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan
diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69).
6. Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah pernyataan
tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua
variabel atau lebih).
7. Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari teori
ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi
untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).
2. Kerlinger
Kerlinger yang menuliskan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang dilandaskan
antara dua variabel atau lebih dari dua variabel.
3. Suryabrata
Suryabrata berpendapat jika hipotesis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif menggunakan
metode deduksi. Di lain sisi, dalam penelitian kualitatif hipotesis diartikan sebagai kesimpulan
sementara dari hasil observasi demi menghasilkan teori baru.
5. Dantes
Lebih sederhana, pengertian hipotesis penelitian menurut Dantes adalah asumsi yang perlu
dilakukan pengujian data. Kemudian dari pengujian lewat penelitian akan menghasilkan data.
Data inilah yang akan dijadikan acuan pengambilan kesimpulan, terkadang juga menghasilkan
solusi dan penemuan baru.
7. Suharsini Arikunto
Buat kalian yang sudah beberapa kali melakukan penelitian, pasti sudah tidak asing lagi dengan
Suharsini Arikunto. Beliau mengartikan hipotesis tidak jauh berbeda dengan pendapat-pendapat
sebelumnya. Secara garis besar, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap sesuatu masalah
yang diteliti oleh peneliti. Sampai penelitian selesai, barulah hipotesis tersebut dapat dibuktikan
lewat data-data yang diperoleh dan terkumpul, apakah sesuai atau tidak sesuai.
8. Zikmund
Zikmund mengartikan hipotesis sebagai proposisi (dugaan) yang belum dibuktikan. Dengan kata
lain, dugaan pernyataan tersebut masih bersifat tentatif (sementara). Untuk menjelaskannya
butuh fakta atau fenomena (kajian penelitian) yang memungkinkan jawaban atas proposisi
tersebut.
9. Sudjana
Pengertian hipotesis penelitian menurut Sudjana adalah asumsi (dugaan) sementara terhadap
suatu hal yang dibuat. Umumnya, asumsi ini dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang
dibutuhkan konfirmasi atau pengecekan.
10. Sugiyono
Sugiyono mengartikan hipotesis sebagai jawaban sementara yang dibuat berdasarkan rumusan
masalah penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti. Penulisan rumusan masalah dikemas
dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan masih sementara karena dugaan tersebut dibuat
berdasarkan kepada teori, sehingga dibutuhkan uji hipotesis.
Dari pengertian hipotesis secara epistemologis tersebut, kita dapat membuat sebuah gambaran
bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang sifatnya masih
praduga atau menduga-duga, sebab masih harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya
kemudian melalui sebuah riset atau penelitian.
Saat kita membuat hipotesis itu belum ada data penelitian masih berupa teori dan perlu
dibuktikan secara empiris / diuji secara empiris untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Pendapat lain tentang pengertian hipotesis menurut para ahli adalah: Hipotesis ialah sebuah
pendapat atau opini yang kebenarannya masih diragukan dan masih harus diuji untuk
membuktikan kebenarannya tersebut melalui sebuah percobaan. Jika kemudian percobaan yang
dilakukan tersebut terbukti kebenarannya, maka hipotesa tersebut dapat disebut sebagai teori.
Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya,
yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar
dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya.
1. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa peneliti telah
mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian pada bidang tersebut.
2. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
3. Hipotesis adalah petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis data
apa saja yang harus dikumpulkan.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalam merumuskan hipotesa (Sumadi
Suryabrata, 2000: 70), yaitu:
Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, dapat diklasifikasikan
berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
Ada kalanya peneliti merumuskannya dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan
penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan untuk ditolak,
sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003:171).
Hipotesis terdapat tiga macam atau jenis atau lebih tepatnya disebut dengan “istilah bentuk
hipotesis.”
1. Hipotesis Deskriptif
2. Hipotesis Komparatif
3. Hipotesis Asosiatif.
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Komparatif
Dalam menyusun hipotesa, terdapat syarat-syarat yang harus dipatuhi, antara lain:
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jika kita
melakukan penelitian, maka kita akan dihadapkan pada hipotesa penelitian, terutama
dalam penelitian kuantitatif.
Hipotesa penelitian dibuat oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan langkah
selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian.
1. Hipotesa kerja,
2. Hipotesa nol,
3. Hipotesa induktif, dan
4. Hipotesa deduktif.
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap suatu masalah yang sifatnya
masih praduga sebab masih harus dibuktikan terlebih dahulu akan kebenarannya melalui sebuah
penelitian atau percobaan.
Berikut adalah langkah-langkah penyusunan hipotesis:
1. Pertama ialah merumuskan masalah, artinya kita harus menentukan atau menetapkan
masalah yang akan diteliti sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau fenomena di
lapangan.
2. Langkah kedua adalah menetapkan Hipotesis dari permasalahan tersebut.
selanjutnya adalah mentukan Hipotesa awalannya.
3. Berikutnya ialah mengumpulkan fakta-fakta yang bersifat relevan dan/atau
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
4. Setelah tahap pengumpulan data secara obyektif dalam bentuk fakta-fakta, selanjutnya
adalah membandingkan fakta-fakta yang didapat tersebut apakah benar-benar relevan
ataukah tidak.
5. Selanjutnya ialah masuk tahap membandingkan, yaitu melakukan pengujian terhadap
Hipotesa tersebut hingga mendapatkan jawaban sesungguhnya dari pertanyaan
penelitian yang awalnya masih praduga.
6. Dan tahap akhir ialah penerapan dari jawaban hipotesis yang sudah teruji
kebenarannya melalui tahapan penelitian di awal tadi.
Manfaat yang paling utama dari hipotesis dalam sebuah penelitian adalah membuat arah
penelitian menjadi sesuai atau benar untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dengan kata lain,
hipotesis merupakan bentuk operasional untuk menjawab tujuan penelitian agar lebih mudah dan
terarah.
Pemahaman lebih detail terhadap penjelasan dalam paragraph diatas adalah dapat digambarkan
sesuai ilustrasi berikut di bawah ini:
Berdasarkan diagram diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Peneliti menemukan fenomena yang terjadi dilapangan sehingga muncullah masalah penelitian.
Dari masalah tersebut, peneliti mencoba mencari penyebabnya atau berbagai hal yang terkait
dengan masalah tersebut. Hal tersebut disebut dengan pertanyaan penelitian.
Pertanyaan penelitian tersebut berupaya untuk dipecahkan. Maka peneliti menetapkan tujuan
penelitian. Berdasarkan tujuan tersebut dibentuklah hipotesis penelitian yang kemudian
dibuatkan bentuk operasionalnya yang disebut dengan hipotesis statistik. Dalam menentukan
hipotesis penelitian ini harus dilandaskan pada konsep-konsep ilmiah yang ada.
Selanjutnya dilakukan uji atau analisis statistik yang sesuai dengan bentuk hipotesis dan skala
data yang ada. Dari uji statistik tersebut akan muncul jawaban hipotesis. Apakah H0 atau H1
diterima misalnya. Dari jawaban hipotesis tersebut akan menjawab tujuan penelitian sebagai
simpulan.
Selanjutnya jika tujuan sudah tercapai maka harapannya pertanyaan penelitian terjawab.
Sehingga peneliti dapat membuat atau memberikan saran-saran terkait sebagai pemecahan
masalah penelitian yang ada. Demikian manfaat utama dari hipotesis.
Hipotesis diperlukan dalam penelitian pendidikan
Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan
mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian. Atas dasar definisi diatas, sehingga
dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi
kebenarannya.
Tujuan Hipotesis
Memberikan penjelasan sementara tentang gejala. Memudahkan perluasan pengetahuan dalam
bidang tertentu. Memberikan pernyataan hubungan yang dapat diuji. Memberikan arah
penelitian.
Fungsi hipotesis
1. Fungsi pertama sebagai arahan dalam penelitian, berguna untuk mencegah pengumpulan data
yang tidak relevan atau berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
Untukmenambahkepekaan peneliti terhadappermasalahan penelitian. Hipotesis memungkinkan
peneliti untuk lebih memahami permasalahan yang diteliti.
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya
b) Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang lingkup
data yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
terjadi di masyarakat. Karena itu, penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Kalaupun ada
hipotesis dalam penelitian deskripsi, sifatnya hanya pertanyaan penelitian, tidak perlu
a) Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada
berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih
b) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran
FUNGSI HIPOTESIS: .
hilang .
MANFAAT HIPOTESIS: .
KEBERADAAN HIPOTESIS 1: .
Untuk penelitian deskriptif, keberadaan hipotesis hukumnya tidak wajib; artinya boleh ada dan
Contoh formulasi hipotesis pada penelitian deskriptif sbb: “Siswa yang mempelajari materi
KEBERADAAN HIPOTESIS 2: .
Untuk penelitian korelatif, keberadaan hipotesis hukumnya wajib; artinya harus ada dalam
penelitian
Contoh formulasi hipotesis pada penelitian korelatif sbb: “Frekuensi mempelajari materi
Untuk penelitian komparatif, keberadaan hukumnya wajib; artinya harus ada dalam penelitian .
Contoh formulasi hipotesis pada penelitian komparatif sbb: “Prestasi belajar siswa yang
LANDASAN TEORI:
NB: dalam hal pengalaman peneliti masih lemah atau tidak ada maka landasan teori hanya
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. Memahami Riset Perilaku dan Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2014.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. 2005.
Polan, Rusdin. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Rijal Isntitute. 2007.
Purwanto. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2010.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2010.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 79.
.