Anda di halaman 1dari 13

Nama : Sri Purnamwati, S.

Pd

Unit Kerja : SMA N 3 Klaten

NIM : 2022082003

Jurusan : S2 PEP

PENGERTIAN HIPOTESIS PENELITIAN:


1. Secara etimologis istilah hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis. Hypo berarti rendah,
sedangkan thesis berarti jawaban, teori, dalil, kaidah, hukum, kebenaran. Jadi, hipotesis berarti
jawaban yang masih rendah tingkat kebenarannya
2. Hipotesis adalah praduga sementara terhadap masalah yang diteliti yang akan dibuktikan
kebenarannya, atau pernyataan yang masih lemah karena masih bersifat teoritis yang akan
dibuktikan dengan kesimpulan empiris
3. David and Chava Nachmias (1981):
Jawaban sementara (tentative answer) terhadap problematika penelitian
Diekspresi dalam bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
4. Fred N. Kerlinger (1973):
Pernyataan berdasar perkiraan (conjectural statement) atas hubungan variabel
Selalu dinyatakan dalam kalimat yang menerangkan (declarative sentence)
5. Sumadi Suryabrata (1983):
Kesimpulan teoretis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan
Jawaban masalah penelitian yang secara teoretis paling tinggi kebenarannya
6. Sutrisno Hadi (1983):
Dugaan yang mungkin benar, akan tetapi mungkin juga salah
Pernyataan yang lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan kenyataannya
7. Bruce . Tuckman (1972):
Formulasi harapan peneliti atas hasil penelitiannya
Penyusunannya didasarkan pada proses logika deduktif dan induktif
8. Deobolt van Dallen (1973):
Hubungan antara konsep-konsep yang teridentifikasi Dapat dilakukan pengujian secara
empiris
Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli atau Pakar

Berikut beberapa pengertian hipotesis berdasarkan para ahli atau pakar:

1. Secara etimologis, kata hipotesis berasal dari dua kata yaitu kata hypo yang berarti
“kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat
atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994:
13).
2. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu
masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120).
3. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya
harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).
4. Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi
Suryabrata, 1991 : 49).
5. Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan
diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69).
6. Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel penelitian, hipotesis adalah pernyataan
tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua
variabel atau lebih).
7. Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari teori
ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi
untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).

Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Para Ahli

1. The American Heritage Dictionary


The American Heritage Dictionary mendefinisikan hipotesis penelitian sebagai penjelasan
sementara terhadap fenomena ilmiah yang perlu diuji dengan penelitian lebih lanjut. Dengan kata
lain, dari pengertian ini kita bisa menggambil kesimpulan bahwasanya hipotesis yang bersifat
ilmiah harus dibuktikan secara ilmiah, berlaku sebaliknya.

2. Kerlinger
Kerlinger yang menuliskan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang dilandaskan
antara dua variabel atau lebih dari dua variabel.
3. Suryabrata
Suryabrata berpendapat jika hipotesis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif menggunakan
metode deduksi. Di lain sisi, dalam penelitian kualitatif hipotesis diartikan sebagai kesimpulan
sementara dari hasil observasi demi menghasilkan teori baru.

4. Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti


Erwan Agus Purwanto dan Ratih Sulityastuti mengemukakan bahwasanya hipotesis adalah
tuduhan sementara dari masalah yang diangkat peneliti dalam melakukan penelitian yang
keberadaannya masih lemah. Dikarenakan masih lemah dan belum tentu benar, dibutuhkan
pengujian.

5. Dantes
Lebih sederhana, pengertian hipotesis penelitian menurut Dantes adalah asumsi yang perlu
dilakukan pengujian data. Kemudian dari pengujian lewat penelitian akan menghasilkan data.
Data inilah yang akan dijadikan acuan pengambilan kesimpulan, terkadang juga menghasilkan
solusi dan penemuan baru.

6. Fraenkel dan Wallen


Fraenkel dan Wallen lebih fokus mengartikan bahwa jenis hipotesis tak terarah menggambarkan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak menyusun prediksi, sehingga menimbulkan
ketidakjelasan arah dan akan memengaruhi hasil penellitian itu sendiri.

7. Suharsini Arikunto
Buat kalian yang sudah beberapa kali melakukan penelitian, pasti sudah tidak asing lagi dengan
Suharsini Arikunto. Beliau mengartikan hipotesis tidak jauh berbeda dengan pendapat-pendapat
sebelumnya. Secara garis besar, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap sesuatu masalah
yang diteliti oleh peneliti. Sampai penelitian selesai, barulah hipotesis tersebut dapat dibuktikan
lewat data-data yang diperoleh dan terkumpul, apakah sesuai atau tidak sesuai.

8. Zikmund
Zikmund mengartikan hipotesis sebagai proposisi (dugaan) yang belum dibuktikan. Dengan kata
lain, dugaan pernyataan tersebut masih bersifat tentatif (sementara). Untuk menjelaskannya
butuh fakta atau fenomena (kajian penelitian) yang memungkinkan jawaban atas proposisi
tersebut.

9. Sudjana
Pengertian hipotesis penelitian menurut Sudjana adalah asumsi (dugaan) sementara terhadap
suatu hal yang dibuat. Umumnya, asumsi ini dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang
dibutuhkan konfirmasi atau pengecekan.

10. Sugiyono
Sugiyono mengartikan hipotesis sebagai jawaban sementara yang dibuat berdasarkan rumusan
masalah penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti. Penulisan rumusan masalah dikemas
dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan masih sementara karena dugaan tersebut dibuat
berdasarkan kepada teori, sehingga dibutuhkan uji hipotesis.

Dari pengertian hipotesis secara epistemologis tersebut, kita dapat membuat sebuah gambaran
bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang sifatnya masih
praduga atau menduga-duga, sebab masih harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya
kemudian melalui sebuah riset atau penelitian.

Saat kita membuat hipotesis itu belum ada data penelitian masih berupa teori dan perlu
dibuktikan secara empiris / diuji secara empiris untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Pendapat lain tentang pengertian hipotesis menurut para ahli adalah: Hipotesis ialah sebuah
pendapat atau opini yang kebenarannya masih diragukan dan masih harus diuji untuk
membuktikan kebenarannya tersebut melalui sebuah percobaan. Jika kemudian percobaan yang
dilakukan tersebut terbukti kebenarannya, maka hipotesa tersebut dapat disebut sebagai teori.

Hipotesis Adalah Jawaban Sementara Penelitian

Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya,
yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar
dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya.

Penelitian kuantitatif pasti membutuhkan hipotesa penelitian. Sedangkan penelitian


kualitatif belum tentu mempunyai hipotesa penelitian. Kalaupun ada, dalam penelitian kualitatif,
hipotesa yang dibuat adalah hipotesa tentative atau disebut juga dengan hipotesa kira-kira.

Dasar Pemikiran Pembuatan Hipotesa

Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis adalah dipandang sebagai komponen penting


dalam penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah
merumuskan hipotesis penelitiannya. Pentingnya dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai
berikut.

1. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa peneliti telah
mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian pada bidang tersebut.
2. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
3. Hipotesis adalah petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis data
apa saja yang harus dikumpulkan.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian.

Ciri-ciri Rumusan Hipotesis

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalam merumuskan hipotesa (Sumadi
Suryabrata, 2000: 70), yaitu:

1. Harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (dalam satu rumusan


hipotesis minimal terdapat dua variabel).
2. Hendaknya dinyatakan secara deklaratif (kalimat pernyataan).
3. Hendaknya dirumuskan dengan jelas.
4. Harus dapat diuji kebenarannya.

Jenis-jenis Hipotesis Penelitian Adalah Berdasarkan Rumusan atau Pemerolehannya

Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, dapat diklasifikasikan
berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.

a. Ditinjau dari rumusannya, dibedakan menjadi :

o Hipotesa kerja, yaitu jawaban sementara “yang sebenarnya” yang


merupakan sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesa kerja biasanya
disingkat H1 atau Ha.
o Hipotesa nol atau hipotesa statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerja
dan sering disingkat Ho.

Ada kalanya peneliti merumuskannya dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan
penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan untuk ditolak,
sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003:171).

b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, dibedakan menjadi:

o Hipotesis induktif, yaitu hipotesa yang dirumuskan berdasarkan


pengamatan untuk menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)
o Hipotesis deduktif, merupakan hipotesa yang dirumuskan berdasarkan teori
ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif).
Hubungan antara hipotesa dengan observasi dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan deduktif
dapat divisualisasikan sebagai berikut (Trochim, 2005).
Macam Macam Hipotesis Berdasarkan Bentuknya

Hipotesis terdapat tiga macam atau jenis atau lebih tepatnya disebut dengan “istilah bentuk
hipotesis.”

Macam-macam Hipotesis adalah:

1. Hipotesis Deskriptif
2. Hipotesis Komparatif
3. Hipotesis Asosiatif.

Hipotesis Deskriptif

Hipotesis Deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang


bersifat deskriptif atau persamasalahan yang berhubungan dengan variabel tunggal.

Hipotesis Komparatif

Hipotesis Komparatif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan


masalah yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau komparasi antara 2
variabel.
Hipotesis Asosiatif

Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang


didalamnya untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel penelitian.

Syarat Penyusunan Hipotesis

Dalam menyusun hipotesa, terdapat syarat-syarat yang harus dipatuhi, antara lain:

1. Haruslah dirumuskan secara singkat, padat serta jelas.


2. Harus menunjukkan adanya sebuah hubungan antara dua atau lebih variabel dalam
penelitian.
3. Haruslah berdasarkan pada pendapat atau teori-teori dari para pakar atau hasil dari
penelitian lainnya yang relevan.
Berdasarkan penjelasan yang panjang di atas, mulai dari pengertian sampai dengan jenis-jenis
hipotesis, maka statistikian coba membuat kesimpulan tentang artikel Hipotesis atau yang dalam
Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah Hipotesa. Berikut kesimpulannya:

Kesimpulan Konsep Hipotesis

Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jika kita
melakukan penelitian, maka kita akan dihadapkan pada hipotesa penelitian, terutama
dalam penelitian kuantitatif.

Hipotesa penelitian dibuat oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan langkah
selanjutnya yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian.

Jenis Hipotesis Penelitian adalah:

1. Hipotesa kerja,
2. Hipotesa nol,
3. Hipotesa induktif, dan
4. Hipotesa deduktif.

Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap suatu masalah yang sifatnya
masih praduga sebab masih harus dibuktikan terlebih dahulu akan kebenarannya melalui sebuah
penelitian atau percobaan.
Berikut adalah langkah-langkah penyusunan hipotesis:

1. Pertama ialah merumuskan masalah, artinya kita harus menentukan atau menetapkan
masalah yang akan diteliti sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau fenomena di
lapangan.
2. Langkah kedua adalah menetapkan Hipotesis dari permasalahan tersebut.
selanjutnya adalah mentukan Hipotesa awalannya.
3. Berikutnya ialah mengumpulkan fakta-fakta yang bersifat relevan dan/atau
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
4. Setelah tahap pengumpulan data secara obyektif dalam bentuk fakta-fakta, selanjutnya
adalah membandingkan fakta-fakta yang didapat tersebut apakah benar-benar relevan
ataukah tidak.
5. Selanjutnya ialah masuk tahap membandingkan, yaitu melakukan pengujian terhadap
Hipotesa tersebut hingga mendapatkan jawaban sesungguhnya dari pertanyaan
penelitian yang awalnya masih praduga.
6. Dan tahap akhir ialah penerapan dari jawaban hipotesis yang sudah teruji
kebenarannya melalui tahapan penelitian di awal tadi.

Manfaat Hipotesis di Dalam Penelitian

Manfaat Utama Hipotesis Penelitian

Manfaat yang paling utama dari hipotesis dalam sebuah penelitian adalah membuat arah
penelitian menjadi sesuai atau benar untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dengan kata lain,
hipotesis merupakan bentuk operasional untuk menjawab tujuan penelitian agar lebih mudah dan
terarah.

Pemahaman lebih detail terhadap penjelasan dalam paragraph diatas adalah dapat digambarkan
sesuai ilustrasi berikut di bawah ini:
Berdasarkan diagram diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

Peneliti menemukan fenomena yang terjadi dilapangan sehingga muncullah masalah penelitian.
Dari masalah tersebut, peneliti mencoba mencari penyebabnya atau berbagai hal yang terkait
dengan masalah tersebut. Hal tersebut disebut dengan pertanyaan penelitian.

Pertanyaan penelitian tersebut berupaya untuk dipecahkan. Maka peneliti menetapkan tujuan
penelitian. Berdasarkan tujuan tersebut dibentuklah hipotesis penelitian yang kemudian
dibuatkan bentuk operasionalnya yang disebut dengan hipotesis statistik. Dalam menentukan
hipotesis penelitian ini harus dilandaskan pada konsep-konsep ilmiah yang ada.

Manfaat Lanjutan Hipotesis Penelitian

Selanjutnya dilakukan uji atau analisis statistik yang sesuai dengan bentuk hipotesis dan skala
data yang ada. Dari uji statistik tersebut akan muncul jawaban hipotesis. Apakah H0 atau H1
diterima misalnya. Dari jawaban hipotesis tersebut akan menjawab tujuan penelitian sebagai
simpulan.

Selanjutnya jika tujuan sudah tercapai maka harapannya pertanyaan penelitian terjawab.
Sehingga peneliti dapat membuat atau memberikan saran-saran terkait sebagai pemecahan
masalah penelitian yang ada. Demikian manfaat utama dari hipotesis.
Hipotesis diperlukan dalam penelitian pendidikan

Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan
mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian. Atas dasar definisi diatas, sehingga
dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi
kebenarannya.

Tujuan Hipotesis
Memberikan penjelasan sementara tentang gejala. Memudahkan perluasan pengetahuan dalam
bidang tertentu. Memberikan pernyataan hubungan yang dapat diuji. Memberikan arah
penelitian.

Fungsi hipotesis

1. Fungsi pertama sebagai arahan dalam penelitian, berguna untuk mencegah pengumpulan data
yang tidak relevan atau berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
Untukmenambahkepekaan peneliti terhadappermasalahan penelitian. Hipotesis memungkinkan 
peneliti untuk lebih memahami permasalahan yang diteliti.

2. Fungsi kedua dari hipotesis adalah menjadi bagian penting dalam sebuah karya tulis ilmiah.


Kegunaannya antara lain: Memberikan penjelasan sementara tentang gejala. Memudahkan
perluasan pengetahuan dalam bidang tertentu.

Manfaat dan Karakteristik Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya

dapat dirinci sebagai berikut:

a)      Memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti

b)      Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang lingkup

penelitian dengan memilih fakta-fakta yang relevan.


c)      Menghindarkan sesuatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan pengumpulan

data yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan suatu fenomena keagamaan tertentu yang

terjadi di masyarakat. Karena itu, penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Kalaupun ada

hipotesis dalam penelitian deskripsi, sifatnya hanya pertanyaan penelitian, tidak perlu

dirumuskan dalam sebuah hipotesis secara eksplisit.

Menurut Sugiyono, hipotesis yang baik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

a)      Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada

berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih

b)      Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran

c)      Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

HIPOTESIS YANG BAIK: .

(1) Hasil kajian teoritik yang tepat .

(2) Pernyataan tentang karakteristik populasi .

(3) Menyatakan hubungan atau perbedaan .

(4) Dapat diuji secara empirik .

(5) Formulasinya spesifik dan sederhana .

(6) Konsisten dengan pengetahuan yang ada

FUNGSI HIPOTESIS: .

(1) Memberi batasan atas jangkauan dan kerja penelitian .


(2) Menyiagakan peneliti pada kondisi fenomena dan hubungan antarfenomena yang kadangkala

hilang .

(3) Memfokuskan fenomena yang tercerai berai ke dalam kesatuan menyeluruh .

(4) Memandu pengujian fenomena dan antar fenomena

MANFAAT HIPOTESIS: .

1 Memberi penjelasan fenomena yg diteliti .

2 Memberi pernyataan hubungan antarvariabel yang diuji .

3. Memberikan arah penelitian .

4. Memfokuskan masalah yang diteliti .

5. Menunjukkan bentuk desain penelitian dan teknik analisis data .

6. Mengidentifikasi data-data yang relevan .

7. Memberi kerangka pelaporan

KEBERADAAN HIPOTESIS 1: .

Untuk penelitian deskriptif, keberadaan hipotesis hukumnya tidak wajib; artinya boleh ada dan

boleh tidak ada .

Contoh formulasi hipotesis pada penelitian deskriptif sbb: “Siswa yang mempelajari materi

pelajaran sebelum dibahas guru di dalam kelas jumlahnya 50 persen”

KEBERADAAN HIPOTESIS 2: .

Untuk penelitian korelatif, keberadaan hipotesis hukumnya wajib; artinya harus ada dalam

penelitian

Contoh formulasi hipotesis pada penelitian korelatif sbb: “Frekuensi mempelajari materi

pelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa


KEBERADAAN HIPOTESIS 3: .

Untuk penelitian komparatif, keberadaan hukumnya wajib; artinya harus ada dalam penelitian .

Contoh formulasi hipotesis pada penelitian komparatif sbb: “Prestasi belajar siswa yang

mempelajari materi pelajaran Lebih tinggi dibanding yang tidak”

LANDASAN TEORI:

Temuan teoretis (theoretical finding)

Temuan empiris (empirical finding)

Pengalaman peneliti (researcher experience)

Kerangka Berfikir (frameworks)

NB: dalam hal pengalaman peneliti masih lemah atau tidak ada maka landasan teori hanya

berisi temuan teoretis dan temuan empiris saja

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. Memahami Riset Perilaku dan Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2014.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. 2005.
Polan, Rusdin. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Rijal Isntitute. 2007.
Purwanto. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2010.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2010.
 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,  (Bandung: Alfabeta,
2010), hlm. 79.
.

Anda mungkin juga menyukai