DI SUSUN OLEH
MARIA FRANSISKA
1410721043
tentang hal hal yang berkaitan dengan perawatan keluarga pada klien
RSJ.
Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah ada yang menderita
gangguan jiwa.
Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien mempunyai masalah dalam keluarga,
o
o
o
Mengajukan kepada keluarga untuk siap dan dapat menerima klien sebagai
mencurahkan perasaannya.
Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan aktifitas/kesibukan sesuai
: Ny. V
Umur
: 48 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SI
Agama
: Muslim
Status
: Janda
kepada
klien
Alamat
: 20 April, 2014
No. RM
: 02.40.80
Alasan Masuk RS
Diagnosa keperawatan
: 1. Halusinasi pendengaran
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko Perilaku Kekerasan
: Ny. D
Jenis kelamin
: Perempuan
Hubungan
: kakak
Alamat
Tanggal kunjungan
: 23 Mei, 2015
a. Paasien
SP 1
- Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
- Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
- Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
- Mengidentifikasi frekuennsi halusinasi pasien
- Mengidentifikasi situasi yangmenimbulkan halusinasi
- Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
- Mengajnurkan pasien memasukan cara mengontrool halusinasi dengan menghardik
kedalam jadwal kegiatan harian
SP 2
-
lain
Menganjurkan pasien memasukan kedalan jadwal kegiatan harian
SP 3
-
SP 4
-
b. Keluarga
SP 1
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
-
SP 2
-
pendengaran
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada padien jiwa
SP 3
- Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumahi termasuk minum obat.
- Menjelaskan follow up pasien pulang
2. Harga Diri Rendah
a) Pasien
SP 1
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
- Membantu pasien menillai kemampuan pasien yang masih dapat di gunakan
- Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
Menganjurkan pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian pasien
SP 2
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Melatih kemampuan kedua
- Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
b) Keluarga
SP 1
SP 2
-
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah
SP 3
-
SP 2
-
SP 3
-
SP 4
-
SP 5
-
b. Keluarga
SP 1
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
- Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK
- Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK
SP 2
-
SP 3
-
bapak/ibu apa yang sedang dialami Ny. V? Bagaimana tanggapan keluarga jika Ny. V
pulang kerumah? Dan bagaimana penerimaan lingkungan terhadap Ny. V?
Berdasarkan hasil pengkajian yang saya lakukan dalam merawat Ny.V saya
mendapatkan beberapa masalah yaitu halusinasi pendengaran, harga diri rendah
prilaku kekerasan,
Baiklah bu, sebelum kita berdiskusi, saya akan menjelaskan sedikit tentang
halusinasi pendengaran. Apa sebelumnya ibu pernah mendengar istilah tersebut ? atau
apa yang bapak ketahui tentang halusinasi pendengaran?
Yang pertama saya akan menjelaskan apa itu halusinasi pendengaran. Perilaku
pendengaran adalah Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksteren/ persepsi palsu (Maramis, 2005).
digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri,
penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak
mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial. Faktor yang mempegaruhi
harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis,
kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan stresor
pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
yang mengancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh,
perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Yang ketiga yaitu Resiko Perilaku Kekerasansaya akan menjelaskan apa
itu prilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal/marah yang tidak konstruktif.
Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau
intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat
diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan
perhatian dan ketergantungan pada orang lain.
Gejala klinis :Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
mengkritik/menyalahkan diri sendiri) Gangguan hubungan social (menarik diri)
Percaya diri kurang sukar mengambil keputusan) Menciderai diri (akibat dari harga
diri yang rendah serta harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri
kehidupannya.
Akibat perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik pada diri sendiri ataupun orang
lain. Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya
bagi dirinya, orang lain maupun lingkungan, seperti menyerang orang lain,
memecahkan perabot, membakar rumah, dll.
Cara untuk mencegah timbulnya marah yaitu dengan menganjurkan klien untuk
mengungkapkan perasaan saat jengkel atau marah membantu klien untuk
mengidentifikasikan penyebab marah atau jengkel membicarakan dengan klien
akibat/kerugian dari cara yang dilakukan, memukul-mukul bantal, melakukan tarik
nafas dalam, teratur minum obat, rajin kontrol dan melakukan aktifitas fisik dengan
melakukan kegiatan sehari-hari di rumah menyapu, ngepel, mencuci piring dll. Kalau
untuk penanganan di rumah ibu/bapak bisa melakukan menyuruh anaknya untuk
melakukan tarik nafas dalam, melakukan kegiatan fisik dan mengawasi anak agar
teratur minum obat
Yang sangat penting untuk diperhatikan oleh bapak/ibu adalah bahwa klien ke
RS.J Soeharto Heerdjan atau RS.J terdekat apabila tanda dan gejala semakin
memburuk.
Itulah beberapa masalah yang dirasakan Ny. V selama sakit Apa yang
bapak/ibu lakukan kepada Ny. V sehingga penyakitnya kambuh ? apa menurut bapak
lingkungan sudah cukup membantu dalam penyembuhan Ny. V ? Oia pak/ibu,
sebelum Ny. V dibawa ke rumah sakit jiwa Grogol, apakah yang bapak/ibu lakukan
dalam pengobatan Ny. V? Lalu bagaimana respon keluarga yang lain tentang kondisi
yang dialami oleh Ny. V? Apakah mereka menolak, menghindar, atau membantu
dalam pengobatan Ny. V?
Jika Ny.V pulang dari rumah sakit jiwa apakah Ibu sering mengontrol ke
pelayanan kesehatan terdekat ?
Dengan kondisi Ny. V sekarang, Ny. V lebih banyak membutuhkan
perhatian dari keluarga dan orang-orang terdekatnya. Dan alangkah baiknya
jika bapak/ibu dan keluaga yang lainnya menjenguk Ny. V dilakukan secara
bergantian, bukan harus Ibu saja yang monoton, saudara-saudaranya yang lain
juga perlu dilibatkan. Hal ini sangat membantu kondisi kejiwaan Ny. V karena
dengan begitu Ny.V tidak akan merasa di tolak, dihindari, atau bahkan
dijauhi.
Bapak dan ibu, jika Ny. V pulang nanti ada beberapa hal yang bisa
bapak/ibu lakukan dalam merawat Ny.V di rumah, seperti:
a. Membantu Ny.V memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Melibatkan Ny.V dalam kebutuhan sehari-hari yang dilakukan dan
keluarga.
c. Mendengarkan keluhan yang di rasakan Ny.V.
d. Memberikan pujian bila Ny.Vdapat melakukan tugasnya.
e. Memberikan jalan keluar jika Ny.V mengalami masalah.
f. Tetap mempertahankan tentang jadwal minum obat karena minum obat
secara teratur sangat penting bagi kesembuhan klien
Selain itu, bapak/ibu dan keluarganya juga perlu tahu tentang tanda dan gejala
Ny,V kambuh lagi, misalkan Ny.V suka tertawa sendiri, marah gak jelas, tangan
mengepal, mengamuk, dan suka memukuli, jika hal tersebut terjadi, bapak/ibu harus
tahu sikap apa yang harus dilakukan karena keluarga merupakan penanggung jawab
dalam merawat klien
3. Terminasi
a. Evaluasi
- subjektif
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita mengobrol dan berdiskusi tadi ?
Apakah bapak/ibu merasa senang ?
objektif
apakah bapak/ibu dapat mengulangi cara merawat Ny. V? bagus Pak / Ibu
b. Rencana Tindak Lanjut
kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan keperawatan (baik di rumah
-