C
DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:HALUSINASI
DI Kp. BABAKAN KIDUL 007/014 KEL. CIGUGUR TENGAH KEC.CIMAHI
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Di Susun oleh :
Dwi Madya N.R S.Kep 4006180014
Rina Dayanti S.Kep 4006180012
Wahyu Sudana S.Kep 4006180030
Venna Soleha W S.Kep 4006180005
I. LATAR BELAKANG
Dalam rangka peningkatan pengembangan pelayanan kesehatan jiwa
di Ruang Rawat Inap Gelatik Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, salah
satu aspek penting yang menjadi perhatian dalam rangka upaya rehabilitasi
dan spiritual yaitu peran serta keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehtan gangguan jiwa pada pasien yang dilakukan perawatn atau
rawat inap dalam hal ini adalah di ruang rawat inap gelatik yang menjadi salah
satu ruang rawat inap pada pasien dengan gangguan jiwa perempuan akut.
Peningkatan peran keluarga pada pelayannan terapi rehabilitasi klien
gangguan jiwa dapat ditingkatkan oleh petugas kesehatan yang bersangkutan
salah satunya dengan “home visite”. Home Visite atau kunjungan rumah
adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan mengunjungi rumah
klien untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi klien dan untuk
melengkapi data klien yang sudah ada yang diperoleh dengan teknik lain dan
juga membantu klien dalam proses terapi maupun untuk melakukan
pendidikan kesehatan terkit dengan kebutuhan pasien selama dirawat.
Salah satu pasien yang saat ini menjadi kelolaaan adalah Ny. C dengan
Diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi yang sudah dua
kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Pasien yang
bersangkutan pada dasarnya kooperatif dan mendapat dukungan dari keluarga,
namun berdasarkan pengkajian di temukan data bahwa klien masuk rumah
sakit jiwa dengan cara datang ditemani oleh keluarga dengan alasan pada saat
masuk rumah sakit jiwa klien sering marah-marah, melempar batu, berbicara
dan tertawa sendiri. Dengan alasan tersebut, keluarga klien takut akan menjadi
ancaman bagi dirinya sendiri atau pun orang lain sehingga keluarga klien
berinisiatif untuk datang ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.
Sebelumnya riwayat pengobatan yang pernah dijalani kurang efektif karena
putusnya obat sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut maka kunjungan rumah merupakan alternatif
baik untuk dilakukan sebagai salah satu untuk membantu proses perubahan
respon maladaptive klien hal ini menjadi alasan bahwa kunjungan rumah akan
didapatkan informasi data fisik maupun nonfisik dan keluarga yang
dibutuhkan untuk proses terapi di rumah sakit secara lengkap dan sesuai
dengan keadaan nyata klien, selain itu juga dapat memberikan motivasi dan
informasi terhadap keluarga klien agar klien adapat diterima keberadaanya dan
diperlakukan sewajarnya baik dilingkungan keluarga maupun dilingkungan
masyarakat.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk melengkapi dan mengklasifikasi data yang didapat dari klien serta
melakukan asuhan keperawatan, yaitu memberikan penyuluhan kesehatan
jiwa kepada keluarga khususnya keperawatan yang dihadapi klien
b. Tujuan Khusus
Mengidentifikasi riwayat kesehatan klien yaitu :
- Riwayat penyakit yang diderita klien baik sebelum maupun sesudah
dirawat di RSJ.
- Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah ada yang
menderita gangguan jiwa.
- Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien mempunyai masalah
dalam keluarga, lingkungan, masyarakat, tempat kerja
- Mengklasifikasi data yang didapat dari klien dan keluarga.
- Melakukan intervensi (Penkes) kepada keluarga tentang perawatan
klien.
- Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami klien dan
cara mengatasinya.
- Keluarga dapat membuat jadwal aktifitas dirumah termasuk minum
obat secara teratur dan memonitoring klien dilingkungan keluarga
III. PELAKSANAAN
a. Waktu
Kegiatan Home Visite ini dilakukan pada hari sabtu, tanggal 06 Maret
2019.
b. Tempat
Kegiatan Home Visite ini dilakukan di KP.BABAKAN KIDUL Rt
004/005, Kelurahan Cigugur Tengah, Kabupaten Cimahi, Kecamatan
Cimahi Tengah Kode Pos 40522.
c. Sasaran
Pasien dan keluarga
IV. METODA
Pendidikan Kesehatan
V. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Kondisi Pasien
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan melihat dan mendengar suaminya di ruangan
b. Data Objektif :
- Pasien terlihat diam
- Pasien tidak berinisiatif untuk berinteraksi dengan orang lain
- Pasien terkadang terlihat senyum dan berbicara sendiri
- Pasien berulang dirawat di RSJ karena putus obat.
c. Diagnosa : Halusinasi (Penglihatan dan Pendengaran)
d. Tindakan Keperawatan :
e. SPTK untuk keluarga sesuai dengan diagnosa yang diterapkan
- Tujuan Keperawatan : Keluarga mampu merawat pasien di rumah
- Tindakan Keperawatan :
SP 1 :
- Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
- Jelaskan tentang halusinasi
Pengertian Halusinasi
Jenis halusinasi yang dialami pasien
Tanda dan gejala halusinasi
Cara merawat pasien halusinasi (cara berkomunikasi, pemberian
obat dan pemberian aktivitas kepada pasien)
- Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
- Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga, jadwal keluarga untuk merawat pasien
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
- Latih keluarga merawat pasien
- RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & 2)
- Latih keluarga merawat pasien
- RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
SP 4 :
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2,&3)
- Evaluasi kemampuan pasien
- RTL keluarga :
Follow up
Rujukan
Terminasi
a. Evaluasi
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita mengobrol dan
berdiskusi tadi ? Apakah bapak/ibu merasa senang ?” apakah
bapak/ibu dapat mengulangi cara merawat Ny C ?” bagus Pak /
Ibu .
b. Rencana Tindak Lanjut
Kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan keperawatan
(baik di rumah maupun di rumah sakit)” Saya harap, bapak/ibu
lebih peduli kepada Ny C agar Ny C merasa di perdulikan , ya
bu”.
c. Kontak Yang Akan Datang
Baiklah pak/ibu, mungkin ini penjelasan dari kelompok kami
tentang cara merawat pasien dengan gangguan persepsi sensori
: halusinasi pendengaran dan penglihatan. Terima kasih atas
kerjasamanya bapak dan ibu, selamat siang,
Assalamu’alaikum.
HASIL HOME VISITE
KEMAMPUAN SOSIAL KLIEN GANGGUAN JIWA DALAM BIDANG
PSIKOSOSIAL PADA KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
I. IDENTITAS KLIEN
a. No RM : 771348
b. Nama : Ny. C
d. Suku : Sunda
e. Agama : Islam
h. Pendidikan terakhir : SD
b. Keadaan rumah :
Dinding : berbahan permanen dindingnya sudah mulai kusam dan terlihat kotor,
berlumut, dinding banyak yg retak.
Atap : atapnya berbahan genteng, sebagian sudah bolong-bolong dan banyak
genteng yang pecah.
Lantai : berbahan semen, terlihat kotor
c. Penanggung jawab ekonomi keluarga :
(Tidak Ada)
a. Riwayat Sakit
Keluarga mengatakn bahwa pasien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2018.
2. Gejala :
Keluarga mengatakn tanda dan gejalanya yaitu pasien suka menyendiri di tempat
3. Pernah berobat ke :
Keluarga mengatakan pernah membawanya ke RSJ Cisarua namun tidak ada
Keluarga mengatakn bahwa terakhir dirawat di RSJ yaitu satu hari yang lalu atau
d. Apa rencana keluarga seandainya anggota keluarga yang sakit tetap harus
dipulangkan :
BIDANG PSIKOSOSIAL
Kesulitan yang dihadapi keluarga yaitu klien tidak kooperatif, tidak mau mandi dan
VII. IMPLEMENTASI
VIII. EVALUASI
S : keluarga mengatakan siap untuk selalu membawa untuk kontrol 1 bulan sekali ke
O : Keluarga klien kooperatif dalam menjelaskan kondisi pasien pada saat sebelum
teratasi
P : hentikan intervensi.
2. Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami klien dan cara
mengatasinya
Diharapkan rumah sakit untuk melakukan home visite secara rutin pada pasien
yang sudah pulang dan penkes untuk teratur minum obat supaya proses penyembuhan
lebih maksimal. Diantaranya melihat kemampuan cara keluarga merawat pasien dengan
gangguan jiwa di rumah, dan menguatkan peran kader dilingkungan rumah untuk
Agama : Islam
Suku : Sunda
Nama Anggota Hubungan L/P Umur Tanggal Pendidi Pekerjaan Status Ket
Keluarga dengan Lahir kan perkawinan
Kk
a. Kondisi Pasien
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan sering mendengar suara bisikan ketika sendirian.
- Pasien mengatakan sering didatangi mantan suaminya
b. Data Objektif :
- Pasien suka mengalihkan pembicaraan
- Pasien terlihat sering tidur.
- Dari RM didapatkan data bahwa pasien sudah masuk RSJ 2x
c. Diagnosa : Halusinasi (Pendengaran)
d. Tindakan Keperawatan :
SPTK untuk keluarga sesuai dengan diagnosa yang diterapkan
- Tujuan Keperawatan : Keluarga mampu merawat pasien di rumah
- Tindakan Keperawatan :
SP 1 :
- Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
- Jelaskan tentang halusinasi
Pengertian Halusinasi
Jenis halusinasi yang dialami pasien
Tanda dan gejala halusinasi
Cara merawat pasien halusinasi (cara berkomunikasi, pemberian obat dan
pemberian aktivitas kepada pasien)
- Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau
- Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga, jadwal keluarga untuk merawat pasien
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
- Latih keluarga merawat pasien
- RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & 2)
- Latih keluarga merawat pasien
- RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
SP 4 :
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2,&3)
- Evaluasi kemampuan pasien
- RTL keluarga :
Follow up
Rujukan
e. Strategi Komunikasi Terapeutik
1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Assalamualaikum
Selamat pagi bapak/ibu
Perkenalan diri
Perkenalkan kami dari STIKes Dharma Husada Bandung, kami adalah
mahasiswa keperawatan, yang ditugaskan untuk melakukan kunjungan ke
rumah pasien yang bernama Ny. C
Membuka dengan topik umum
Bapak/ibu bagaimana kabarnya hari ini ? sebelumnya maaf apabila kedatangan
kami menganggu.
Validasi kontrak
Bapak/ibu, hari ini saya akan mengajak bapak dan ibu mengobrol sambil
berdiskusi tentang cara merawat keluarga Bapak / Ibu khuusnya Ny. C kita
akan berdiskusi sekitar 1-2 jam. Tujuannya agar ibu dapat merawat Ny. C
rumah. Bapak/ Ibu kita hari ini akan berdiskusi dimana?
2. Fase Kerja
Apakah bapak dan ibu mengetahui tentang keadaan yang dialami oleh Ny. C ?
Baiklah Bapak/Ibu, saya akan menjelaskan dan menceritakan tentang kondisi atau
keadaan terakhir yang dialami Ny. C Saat ini Ny. C selalu mengatakan mendapat
telepon dari mantan suaminya dan merasa selalu di datangi mantan suaminya,
Pasien mengatakan mendengar suara bisikan tetapi pasien mengatakan bahwa
suara bisikan itu di anggapnya biasa, dan pasien mengerti kalau itu halusinasi.
Ny. C sudah diajarkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan
mengucapkan astagfirullah, responnya pasien mau mengikuti intruksi saat di
ajarkan untuk mengontrol halusinasi. Pasien terkadang terlihat sering tidur
Bisakah bapak/ibu menceritakan kenapa Ny. C bisa dirawat di RS? Adakah dalam
keluarga bapak/ibu yang mengalami masalah seperti ini? Usaha apa saja yang
telah bapak/ibu lakukan untuk mencapai kesembuhan Ny. C dan bagaimana
kesembuhannya? Bagaimana sikap keluarga dalam menghadapi keadaan Ny. C
selama ini ? Bagaimana harapan bapak/ibu dengan dirawatnya Ny. C di RS ?
Menurut bapak/ibu apa yang sedang dialami Ny. C? Bagaimana tanggapan
keluarga jika Ny. C pulang kerumah? Dan bagaimana penerimaan lingkungan
terhadap Ny. C? Berdasarkan hasil pengkajian yang saya lakukan dalam merawat
Ny. C kami mendapatkan beberapa masalah yaitu gangguan persepsi:
halusinasi.Baiklah bu sebelum kita berdiskusi, saya akan menjelaskan sedikit
tentang Halusinasi, apa sebelumnya ibu pernah mendengar istilah tersebut atau
apa yang bapak ketahui tentang Halusinasi? Halusinasi adalah gangguan atau
perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi, salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien biasanya dapat
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan atau
penghiduan. Tanda dan gejala nya yaitu mengatakan mendengar suara
bisikan/melihat bayangan, bicara sendiri, tertawa sendiri, marah tanpa sebab,
menyatakan senang dengan suara suara,menyendiri dan melamun.
Cara untuk mencegah timbulnya halusinasi yaitu mengajarkan pasien mengenal
halusinasinya, mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, melatih cara untuk
berbicara/bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul dan masukan ke jadwal
harian pasien, melatih kegiatan agar halusinasinya tidak muncul dengan cara
menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi,
mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan
akttivitas tersebut serta menjelaskan pentingnya minum obat. Kalau untuk penanganan
di rumah ibu/bapak bisa merawat pasien halusinasi dengan cara berkomunikasi,
mengontrol Ny. C agar minum obat dengan teratur, dan menganjurkan Ny. C agar
beraktivitas untuk membuat pasien menghiraukan halusinasinya. Bapak/ibu bisa
membawa Ny. C ke RSJ terdekat apabila tanda dan gejala semakin memburuk.
Nah bapak/ ibu sudah dengar kalau Ny. C mengalami penyakit TB/ Tuberkulosis
dimana penyakit tersebut menyerang paru-parunya sehingga Ny. C mengalami
batuk-batuk dan penurunan berat badan, nah bu penyakit TB ini bisa menular
lewat udara jadi untuk berkomunikasi dengan Ny. C kita harus memakai penutup
atau masker yah bu/pak. Untuk penyembuhannya sendiri Ny. C tidak boleh
terlambat meminum obat tb nya. Biasa di minum setelah sholat subuh atau jam 4
subuh bu. Apa yang bapak/ibu lakukan kepada Ny. C sehingga penyakitnya
kambuh ? apa menurut bapak lingkungan sudah cukup membantu dalam
penyembuhan Ny. C?
Bapak/ibu, sebelum Ny. C dibawa ke rumah sakit jiwa pusat Jawa Barat,
apakah yang bapak/ibu lakukan dalam pengobatan Ny. C? Jika Tn.R pulang dari
rumah sakit jiwa apakah Ibu sering mengontrol ke pelayanan kesehatan terdekat ?
Dengan kondisi Ny. C sekarang, Ny. C lebih banyak membutuhkan perhatian dari
keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Bapak dan ibu, jika Ny. C pulang ada beberapa hal yang bisa bapak/ibu
lakukan dalam merawat Ny. C di rumah, seperti: Membantu Ny. C memenuhi
kebutuhan sehari-hari, melibatkan Ny. C dalam kebutuhan sehari-hari yang
dilakukan dan keluarga, mendengarkan keluhan yang di rasakan Ny. C
memberikan pujian bila Tn.R dapat melakukan tugasnya, memberikan jalan
keluar jika Ny. C mengalami masalah, tetap mempertahankan tentang jadwal
minum obat karena minum obat secara teratur sangat penting bagi kesembuhan
klien.
3. Terminasi
Evaluasi perasaan
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita mengobrol dan berdiskusi tadi ?
Apakah bapak/ibu merasa senang ?” apakah bapak/ibu dapat mengulangi
cara merawat Ny. C?” bagus bapak / ibu .
Evaluasi isi materi
Apakah bapak/ibu dapat menyebutkan kembali cara merawat Ny. C yang
telah kita jelaskan tadi ?
Rencana Tindak Lanjut
Kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan keperawatan baik di
rumah maupun di rumah sakit. Kami harap, bapak/ibu dapat merawat Ny. C
jika sudh dipulangkan ke rumah dan jangan lupa untuk mengingatkan Ny. C
untuk patuh minum obat yang teratur agar tidak lagi mengalami sakit yang
sama. Baiklah bapaak/ibu, mungkin ini penjelasan dari kelompok kami
tentang cara merawat pasien dengan gangguan perserpsi sensori: halusinasi.
Terima kasih atas kerjasamanya bapak dan ibu, selamat siang,
Assalamu’alaikum.
Lampiran Dokumentasi