OLEH :
Mengetahui,
Co-Preseptor
Tujuan
1. Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa dan menjadi sistem pendukung yang efektif.
2. Tujuan Khusus
a. Memberi informasi kepada keluarga tentang perkembangan kondisi klien
selama di RSKJ.
b. Memvalidasi dan melengkapi data-data yang diperoleh dari klien dan data
sekunder (rekam medis, dokumentasi keperawatan) tentang alasan klien dibawa
ke RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu, faktor predisposisi, presipitasi,
genogram, psikososial dan lingkungan, persepsi keluarga dan usaha-usaha yang
telah dilakukan keluarga.
c. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang perawatan klien gangguan jiwa di
rumah dikaitkan dengan 5 fungsi keluarga, yaitu :
1) Keluarga dapat mengenal masalah yang dapat menyebabkan klien
mengalami gangguan jiwa.
2) Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan
terhadap klien.
3) Keluarga dapat merawat klien yang mengalami gangguan jiwa dirumah.
4) Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik dalam merawat
klien.
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat.
d. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, tanda, dan gejala klien
dengan halusinasi.
e. Memotivasi keluarga untuk mengunjungi klien di RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu dan melakukan tindakan keperawatan.
f. Mendokumentasikan hasil kunjungan rumah agar dapat ditindak lanjuti oleh
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.
PROPOSAL HOME VISITE
I. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Status : Duda
RM No : 009539
Diagnosa Medis : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Alamat : Jl. Kebun Kawai, Jl. Patmawati II, Masuk sebelah
penjahit ozi roling warna biru Kota Bengkulu.
Hari dan Tanggal Kunjungan : Senin, 20 Desember 2021
Penanggung Jawab : Lisdah ( kakak )
No Hp : 0895605909332
2. Fase Kerja
Tindakan keperawatan untuk keluarga
Diagnosa keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi :Halusinasi Pendengaran.
SP 1 Keluarga :
1) Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda, gejala, dan proses terjadinya
halusinasi Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
2) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
3) Menjelaskan cara merawat klien dengan cara menghardik
SP 2 Keluarga :
1) Melatih keluarga untuk mengontrol halusinasi klien dengan cara minum obat
secara teratur
SP 3 Keluarga :
1) Melatih keluarga untuk mengontrol halusinasi klien dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain / anggota kelurga
SP 4 Keluarga :
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning).
2) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon keluarga terhadap kunjungan rumah (subyektif) :
Menanyakan perasaan keluarga setelah berbicara dan berdiskusi dengan
perawat.
b. Evaluasi kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien (obyektif) :
- Observasi ekspresi keluarga selama interaksi dan respon perilaku terhadap
kunjungan.
- Meminta keluarga untuk menjelaskan pengertian, tanda, gejala, proses
terjadinya halusinasi, dan tata cara penggunaan obat.
- Keluarga mampu mendemostrasikan cara-cara mengontrol/mencegah
halusinasi.
c. Rencana tindak lanjut :
o Kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan (dirumah sakit atau
dirumah sendiri).
o Meminta keluarga untuk melibatkan klien dalam aktivitas-aktivitas yang
akan dilakukannya saat di rumah.
o Menyarankan kepada keluarga untuk mempelajari kembali materi
penyuluhan kesehatan yang diberikan tentang gangguan persepsi sensori :
halusinasi (pendengaran).
o Menyarankan kepada keluarga untuk belajar cara-cara mengontrol
halusinasi di rumah dan mempraktekkannya ketika klien sudah pulang ke
rumah.
o Menyarankan keluarga untuk kontrol ke RSKJ ketika klien sudah pulang
ke rumah.
d. Kontrak
Menganjurkan keluarga untuk datang ke RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu
bila masih ada yang kurang paham tentang cara perawatan dirumah dan dapat
meminta penjelasan dari RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.
KONSEP TEORI
1. Pengertian
a. Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adaya rangsangan dari luar
meliputi semua system pengindraan dan terjadi pada saat kesadaran individu itu baik
atau penuh.
b. Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana penderita
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
c. Halusinasi penglihatan adalah persepsi sensori pada penglihatan individu tanpa adaya
stimulus eksterna yang nyata.
2. Penyebab
a. Faktor tumbuh kembang
Terjadi hambatan dalam menjalankan tugas perkembangan.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi yang tidak jelas, emosi yang tinggi dan pola atau cara asuh
yang salah
c. Faktor psikologi
Keluarga, pengasuh dan lingkungan sangat mempengaruhi respon psikologis klien,
penyebab dapat berupa penolakan sikap terlalu dingin, cermat atau kurang kasih
sayang dan adanya konflik maupun kekerasan dalam keluarga.
d. Faktor sosial budaya
Kehidupan sosial budaya yang dapat mempengaruhi fungsi otak seperti kemiskinan,
perperangan, kerusuhan, kerawanan, kehidupan yang terisolasi disertai stress
menumpuk, sehingga terjadi perubahan perilaku.
3. Tanda dan gejala
Tahap I : Menenangkan Dan Memberi Rasa Nyaman (Ansietas Sedang)
Secara umum halusinasi bersifat menyenangkan :
Karakteristik
Orang yang mengalami halusinasi biasanya mengalami kenaikkan emosi, seperti
anxietas, kesepian, merasa bersalah dan takut mencoba memutuskan diri penenangan
pikiran individu, mengetahui bahwa pikiran dan sensasi yang dialami tersebut dapat
dikendalikan jika anxietas dapat diatasi.
Perilaku klien yang teramati
Ketawa tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa menimbulkan suara, gerakkan mata
yang cepat, respon verbal yang lamban, diam dan dipenuhi suatu yang menghasilkan.
Tahap II : Menyalahkan (Kecemasan Berat)
Secara umum halusinasi bersifat menarik diri :
Karakteristik
Pengalaman sensori bersifat mencemaskan dan menakutkan, orang yang berhalusinasi
mulai merasakan kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk menjauhkan
dirinya dari sumber yang di persepsikan, individu mungkin merasa malu karena
pengalaman sensorinya dan menarik diri orang lain.
Perilaku klien yang tampak
Terjadi peningkatan TTV, penyempitan kemampuan konsentrasi, di penuhi dengan
pengalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dengan realita.
Tahap III : Mengontrol (Kecemasan Berat)
Pengalaman sensori menjadi penguasa :
Karakteristik
Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasi dapat
berupa permohonan individu merasa kesepian.
Perilaku yang teramati
Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang di berikan halusinasi dari pada
menolaknya, kesulitan berhubungan dengan orang lain, kurang perhatian terhadap
lingkungan, tampak tremor dan berkeringat, tidak mampu mengikuti petunjuk.
Tahap IV : Tampak Panik
Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan sering berkait dengan illusi :
Karakteristik
Pengalaman sensori mungkin menakutkan, jika individu tidak mengikuti perintah-
perintah halusinasi yang berlangsung.
Perilaku yang tampak
Perilaku menyerang / terror seperti panik, sangat mengancam diri sendiri dan orang
lain, kegiatan fisik yang merilekskan isi halusinasi seperti : amuk, menarik diri, tidak
mampu merespon pada lingkungan.
4. Akibat dari masalah
o Perubahan sensori persepsi : halusinasi penglihatan.
o Kerusakan interaksi social.
o Isolasi sosial : menarik diri.
o HDR ( Harga Diri Rendah ).
o Resiko tinggi perilaku kekerasan.
5. Cara perawatan pasien halusinasi di rumah
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluaga dalam merawat pasien.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi serta cara-cara merawat pasien
halusinasi pada keluarga.
c. Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung yang dihadapi.
d. Perhatikan semua kebutuhan klien, komunikasi, makan mandi dan aktivitasnya.
e. Perhatikan hal-hal yang menimbulkan rasa sedih/marah klien.
f. Tanggapi apa yang ingin disampaikannya dengan penuh perhatian.
g. Libatkan kegiatan sehari-hari dirumah secara bertahap.
h. Ajak bergaul dan didampingi saat berinteraksi dengan orang lain.
i. Memberikan obat kepada klien sesuai dengan resep dokter
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pendidikan Kesehatan Halusinasi
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien mampu mengendalikan
halusinasi
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan keluarga pasien
a. Keluarga Mampu mengenal halusinasi
b. Keluarga Mampu mengenal faktor-faktor penyebab halusinasi
c. Keluarga Mampu mengenal jenis-jenis halusinasi
d. Keluarga Mampu mengenal fase-fase halusinasi
e. Keluarga Mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
f. Keluarga Mampu mengontrol halusinasi dengan cara minum obat teratur
g. Keluarga Mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap – cakap
h. Kelurga mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas harian
B. Materi
a. Pengertian halusinasi
b. Faktor-faktor penyebab halusinasi
c. Tanda dan gejala halusinasi
d. Jenis-jenis halusinasi
e. Fase-fase halusinasi
f. Terapi halusinasi dengan cara :
1) Menghardik
2) Minum obat rutin
3) Bercakap – cakap dengan orang lain / anggota keluarga
4) Melakukan aktifitas harian
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
E. Pengorganisasian
1. Leader : Fahri Permata
2. Co Leader : Rica Andopa
3. Fasilitator : Hendriansyah & Rita Susilawati
4. Observer : Elda Andriani
F. Evaluasi Pembelajaran
1. Cara mengajukan awal pertanyaan lisan.
Apakah pernah mengenal istilah halusinasi?
Apa saja faktor-faktor penyebab halusinasi?
Apa saja tanda dan gejala halusinasi?
Apa saja jenis-jenis halusinasi?
Apa saja fase-fase halusinasi?
Apa saja terapi halusinasi?
2. mengajukan pertanyaan akhir lisan dengan pertanyaan yang sama dengan pada tes awal
G. Proses Pendidikan Kesehatan
No Fase Kegiatan Kegiatan Sasaran
1. Pembukaan - memberi salam pembukaan - Menjawab salam
5 menit - memperkenalkan diri - Memperhatikan
- menjleaskan pokok bahasan dan tujuan - Memperhatikan
penyuluhan - Memperhatikan
- membagikan leaflet
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif
- Komunikasi inkoheren (saat pasien ditanyakan bagaimana tadi malam apakah bapak
mendengar bisikan yang mengajak bercakap-cakap? Jawaban pasien masih sama
berguman dan tidak jelas)
Data Objektif
- Pasien terlihat berbaring di tempat tidur, kadang-kadang duduk di tempat tidur dan
pasien bicara sendiri yang dibicarakannya tidak jelas
- Pasien terlihat tertawa terbahak-bahak sendiri
- Pasien mengajak perawat bercakap-cakap tetapi jawabannya inkoheren dan hanya
sebentar.
2. Diagnosa : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan :
a) Membina hubungan saling percaya
b) SP 1 :
1. Mendiskusikan jenis halusinasi pasien
2. Mendiskusikan isi halusinasi pasien
3. Mendiskusikan waktu halusinasi pasien
4. Mendiskusikan frekuensi halusinasi pasien
5. Mendiskusikan situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mendiskusikan respon pasien terhadap halusinasinya
7. Melatih pasien mengontrol halusinasinya : menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian
“Bapak S sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama. Kalau begitu saya permisi
dulu”
STRATEGI PELAKSANAAN
2. Kerja
“pak sebelum kita berbincang-bincang cara ke dua mengontrol halusinasi, apakah
bapak masih ingat cara mengontrol halusinasi yang sudah saya ajarkan kemarin. Iya bagus
sekali bapak, coba contohkan bapak caranya seperti apa. Bagus sekali bapak sekarang kita
akan melatih cara mengontrol halusinasi dengan minum obat secara benar yang merupakan
cara kedua mengontrol halusinasi.”
“pak apakah sudah meminum obat hari ini? bapak perlu meminum obat ini secara teratur
agar pikiran jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam,
yang warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang, yang
warnanya putih namanya Triheksifenidil ( THP ) minum 3 kali sehari supaya relaks dan
tidak kaku, yang warnanya merah muda ini namanya Haloperidol ( HLP ) gunannya untuk
menghilangkan suara-suara yang ibu dengar. semuanya ini harus bapak minum 3 kali
sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut bapak terasa
kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa menghisap es batu atau minum air
sedikit sedikit. Bila bapak merasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya pak”.
“Sebelum bapak meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah benar nama ibu yang tertulis disitu. Selain itu ibu perlu memperhatikan jenis
obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja
obatnya harus diminum, dan cara meminum obanya. bapak harus meminum obat secara
teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita
memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya pak . cara mengisi jadwalnya adalah
jika bapak minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi
dengan M artinya mandiri, jika ibu meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh
teman maka di isi B artinya dibantu, jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T artinya
tidak melakukannya. Apakah bisa dimengerti pak? coba bapl ulangi kembali cara mengisi
jadwal kegiatan? Nah bagus, pak sudah mengerti.”
“Kalau suara-suara bisikan sudah hilang. Obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, karena kalau obatnya putus, bapak akan kambuh lagi dan
sulit untuk mengembalikan ke keadaan. Pastikan obat diminum pada waktunya dengan
cara yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. bapak harus perhatikan
berapa jumlah obat sekali minum dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif : “Bagaimana perasaan bapak S setelah kita berbincang tadi ?
Apakah bapak sudah mengerti cara meminum obat benar yang
telah saya ajarkan ?”
b) Evaluasi objektif : “Tadi kita sudah ngobrol banyak, kira-kira bapak masih ingat
siapa saya? Bagaimana cara minum obat yang benar? Bisa ibu
peragakan? Bagus sekali (Reinforcement positif). Bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya?
c) Rencana tindak lanjut : “Baiklah, selanjutnya sekarang kita masukan kedalam jadwal
minum obat yang telah kita buat tadi ya pak. jangan lupa
laksanakan dengan teratur ya pak ”
d) Kontrak : topik, waktu, tempat
Topik :“Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk melihat manfaat
minum obat dan berlatih cara untuk mengontrol halusinasi yang ketiga
yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. apakah bapak bersedia? melatih
cara untuk mencegah halusinasi?”
Tempat : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? bapak setuju, kan?”
Waktu : “Bapak S maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 9 pak?”
“Bapak S sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama. Kalau begitu saya permisi
dulu, kita bertemu lagi besok ya”.
STRATEGI PELAKSANAAN
2. Kerja
“Bapak, apakah halusinasinya masih muncul? Apakah ibu sudah melakukan dua cara yang
sudah kita pelajari untuk menghilangkan suara-suara yang mengganggu? Coba saya lihat
jadwal kegiatan harian pak? Bagus sekali pak, sekarang coba saya lihat obatnya. Ya bagus
sekali pak minum obat dengan teratur dan latihan menghardik suara-suara juga dilakukan
dengan teratur”.
“Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suara-suara yang bapak
Sengarkan berkurang? Coba sekarang praktikkan cara menghardik suara-suara yang telah
kita pelajari. Dan jelaskan kembali pada saya cara minum obat dengan benar. Bagus sekali
bapak”.
“Jadi cara ketiganya yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Caranya adalah jika bapak
mulai mendengar suara-suara, langsung saja bapak cari teman untuk diajak berbicara.
Minta teman bapak untuk berbicara dengan bapak. Contohnya begini pak: tolong berbicara
dengan saya, saya mulai mendengar suara-suara. Ayo kita ngobrol atau ibu minta pada
perawatnya untuk berbicara dengan bapak, seperti “pak tolong berbicara dengan saya
karena saya mulai mendengar suara-suara”. Silakan bapak praktekkan. Waah bagus sekali
pak. Jadi kita masukkan ya ke dalam jadwal kegiatan bapak”.
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif :“Bagaimana perasaan Bapak S setelah kita latihan tadi?”
b) Evaluasi objektif :“Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol
suara-suara? Coba bapak sebutkan. Bagus sekali pak”
c) Rencana tindak lanjut :“Baiklah, selanjutnya coba Bapak S praktikkan cara yang
kita diskusikan tadi ketika suara-suara itu muncul kembali
dan jangan lupa untuk melakukan cara ketiga tadi agar
suara-suara yang bapak Sengarkan tidak mengganggu
bapak lagi”
d) Kontrak : topik, waktu, tempat
Topik : “Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk melatih latihan
selanjutnya untuk mencegah halusinasi bapak?”
Waktu : “bapak S maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 9 bu?”
Tempat : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? bapak setuju, kan?”
“Bapak S sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama”.
STRATEGI PELAKSANAAN
Inisial : Tn. S No.CM : 009539
Tempat : Patmawati II Penurunan Tgl.interaksi : 20 Desember 2021
Pertemuan/ Sp : 4/4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subjektif
- Komunikasi terkadang inkoheren dan terkadang koheren (saat pasien ditanyakan
bagaimana tadi malam apakah bapak mendengar bisikan yang mengajak bercakap-cakap?
Jawaban pasien masih sama berguman dan tidak jelas)
Data Objektif
- Pasien terlihat berbaring di tempat tidur, kadang-kadang duduk di tempat tidur dan pasien
bicara sendiri yang dibicarakannya tidak jelas
- Pasien terlihat tertawa sendiri
- Pasien mengajak perawat bercakap-cakap tetapi jawabannya terkadang
inkoheren,terkadang koheren dan hanya sebentar.
2. Diagnosa : Halusinasi pendengaran
3. Tindakan keperawatan :
a) Mengontol halusinasi dengan melakukan aktifitas harian
b) SP IV :
1) evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat rutin dan bercakap cakap. Beri
pujian
2) Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
( mulai 2 kegiatan )
3) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap
cakap dan kegiatan harian.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a) Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi Pak (berjabat tangan), apakah bapak masih ingat
dengan saya ? Bagus sekali kalau bapak masih ingat dengan saya. Sesuai dengan janji
kita kemarin hari ini kita akan berbincang lagi ya pak tentang cara mengontrol halusinasi
yang keempat yaitu dengan melakukan kegiatan harian ”.
b) Evaluasi/ validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”
“Apakah bapak telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan
suara-suara yang menganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya? Bagus sekali
bapak, bapak minum obatnya dengan teratur, latihan bercakap-cakap dengan teman dan
perawat juga dilakukan dengan teratur”.
c) Kontrak : topik, waktu, tempat
Topik :“Baiklah bapak sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara
yang muncul yaitu melakukan aktivitas fisik yaitu membersih kamar dan
menyapu tujuannya kalau bapak sibuk maka kesempatan muncul suara-
suara akan berkurang. Apakah bapak bersedia?
Tempat : “bapak mau kita ngobrolnya dimana? Atau mau disini saja?”
Waktu : “Kita ngobrolnya sebentar saja sekitar 15 menit ya, apakah bapak
bersedia?”
2. Kerja
“Baik bapak sebelum kita melakukan latihan mengontrol halusinasi yang keempat apakah
bapak masih ingat tiga latihan mengontrol halusinasi yang telah saya ajarkan kemarin? ya
bagus sekali bapak Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga cara tadi
suara-suara yang bapak Sengarkan berkurang? Coba sekarang ibu praktekkan lagi
bagaimana cara menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan jelaskan kembali pada
saya 6 cara minum obat yang benar dan dengan siapa bapak bisa bercakap-cakap. Bagus
sekali bapak, bapak sudah bisa mempraktekkannya”.
“Sekarang kita akan melakukan latihan yang keempat yaitu dengan melakukan kegiatan
harian. Baiklah mari kita merapikan tempat tidur dan menyapu. Tujuannya agar bapak
dapat mengalihkan suara yang didengar. Dimana kamar tidur pak ? nah kita akan merapika
tempati tidur ( perawat memperagakan cara merapikan tempat tidur) . Bagus sekali pak .
bapak dapat melakukannya dengan baik dan rapi. Kemudian kegiatan kedua yang dapat
bapak lakukan yaitu menyapu lantai kamar bapak (perawat meperagakan menyapu lantai)”.
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak S setelah kita melakukan latihan tadi? Apakah bapak sudah
bisa melakukannya sendiri kalau suara-suara itu datang?”
b) Evaluasi objektif
“Tadi kita sudah ngobrol banyak, kira-kira bapak masih ingat apa saja yang dapat
dilakukan untuk mengontrol halusinasi? Bagaimana cara agar mencegah suara itu
datang lagi? Bisa bapak peragakan? Bagus sekali (Reinforcement positif). Bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya? bapak mau melakukan kegiatan membersihkan kamar
tidur dan menyapu pada jam berapa?”
c) Rencana tindak lanjut
“Baiklah, selanjutnya coba bapak S praktikkan cara yang kita diskusikan tadi ketika
suara-suara itu muncul kembali”
d) Kontrak : topik, waktu, tempat
Topik : “Bagaimana kalau besok kita bertemu kembali untuk melatih cara
mengontrol halusinasi yang kelima untuk mencegah halusinasi?”
Tempat : “Nanti kita ngobrol disini lagi ya? bapak setuju, kan?”
Waktu : “bapak S maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 9 bu?”
“Bapak S sangat baik pada hari ini, sudah mau diajak bekerja sama. Kalau begitu saya permisi
dulu, kita bertemu lagi besok ya”.