A. PENDAHULUAN
mengalami gangguan jiwa. Dukungan dari pihak keluarga merupakan unit yang paling dekat
dengan klien serta keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang diperlukan
bagi klien dengan gangguan jiwa kepada keluarga mengenai masalah yang sedang dihadapi
oleh klien dan mencegah terjadinya kekambuhan. Dalam hal ini peran aktif keluarga
kebutuhannya sehari-hari. Pada pasien dengan halusinasi peran keluarga sangat penting
untuk membantu proses penyembuhan klien. Seperti mengetahui tanda dan gejala halusinasi,
memotivasi klien untuk melakukan kegiatan positif sesuai dengan kemampuan klien,
mengontrol klien minum obat teratur, serta cara-cara merawat klien dengan halusinasi.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 55 Th
Agama : Islam
Status : Menikah
No. RM : 057644
Dx Keperawatan : Halusinasi
Nama : Tn.U
Pekerjaan : Swasta
a. Tujuan Umum
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan
b. Tujuan Khusus
klien
klien
rumah
5) Keluarga mendapat informasi tentang waktu tindak lanjut ( follow up ) atau kapan
perlu mendapat bantuan : halusinasi tidak terkontrol dan risiko mencederai orang
lain.
6) Keluarga dapat menyebutkan jenis, dosis, waktu pemberian, manfaat dan efek
samping obat.
a. Pelaksanaan Kegiatan
Jambi
b. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
a) Ucapkan salam
c) Beri informasi bahwa klien mulai dirawat oleh mahasiswa sejak tanggal 15
Maret 2016
d) Menanyakan tentang perilaku klien di rumah yang menyebabkan keluarga
2) Kontrak
Selama 1 jam ( 10.00-11.00 wib ) perawat dan keluarga akan berdiskusi tentang
member informasi tentang kondisi klien di rumah sakit, validasi data dari keluarga
c. Fase Kerja
SP 1 Keluarga :
merawat.
Tindakan keperawatan sesuai diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial
SP 1 Keluarga :
penyebab isolasi social dan cara merawat pasien dengan isolasi social
Sp 1 Keluarga :
dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan
diri
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif
didiskusikan
2) Evaluasi Objektif
penyebab halusinasi, akibat yang akan terjadi apabila tidak ditangani, cara
terhadap kunjungan
ORIENTASI
“ Assalamualaikum bapak, ibu!”” Saya Dina Syarif, saya adalah Mahasiswa Profesi Ners
STIKBA dan saya adalah perawat yang merawat Ibu S selama 2 minggu ini, dan saya
ditugaskan oleh Rumah Sakit Jiwa Jambi untuk melakukan kunjungan rumah pasien Ibu S “.
“ Maksud dan tujuan kunjungan rumah ini adalah untuk memberikan informasi kepada bapak
dan ibu tentang perkembangan kondisi Ibu S selama di Rumah Sakit Jiwa Jambi dan memberi
“ Apakah bapak dan ibu tidak keberatan jika saya berada di sini kurang lebih satu jam untuk
KERJA
“ Apa yang bapak atau ibu ketahui tentang masalah Ibu S ??”
“ Ya memang benar sekali pak, bu. Gejala yang dialami oleh Ibu S dinamakan halusinasi, yaitu
mendengar, melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya. Tanda-tandanya bicara dan
suara-suara itu tidak ada dan kalau bapak dan ibu menemukan Ibu S mengatakan melihat
bayangan-bayangan dan sebenarnya bayangan itu tidak ada, untuk itu diharapkan kita
“Pertama : dihadapan Ibu S jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja
bapak atau ibu percaya bahwa Ibu S memang mendengar suara atau bayangan, tetapi bapak
“ Kedua : jangan biarkan Ibu S melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan
muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya, buat kegiatan makan
bersama atau sholat bersama dan libatkan dalam kegiatan sehari-hari di rumah “
“ Tentang kegiatan, saya telah melatih Ibu S untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
Tolong bapak atau ibu pantau pelaksanaannya dan berikan pujian jika dia melakukannya “
“ Ketiga, bantu Ibu S untuk minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga melatih Ibu S untuk minum obat secara teratur “
“ Jadi bapak dan ibu dapat mengingatkannya kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange
namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 1x sehari
yaitu pada jam 7 malam. Yang putih namanya gunanya membuat rileks, jam minumnya 2 x
sehari yaitu jam 7 pagi dan jam 7 malam. Yang biru namanya HP gunanya untuk menenangkan
cara berfikir, diminum 2x sehari dan jamnya sama yaitu jam 7 pagi dan jam 7 malam. Obat ini
“ Terakhir, jika ada tanda-tanda halusinasi muncul, putus halusinasi Ibu S dengan cara
menepuk punggung ibu S, kemudian suruh Ibu S menghardik suara itu. Ibu S sudah saya ajarkan
“ Sekarang, mari kita latih cara memutuskan halusinasi Ibu S. Sambil menepuk punggung ibu S,
katakana : Ibu S, sedang apa kamu ? kamu ingatkan apa yang diajarkan perawat bila suara-
suara itu dating ?, ya.. usir suara itu Ibu S. Tutup telinga kamu dan katakana pada suara itu “
pergi…pergi…kamu suara palsu, saya tidak mau dengar, ucapkan berulang-ulang Ibu S
TERMINASI
“ Dapatkah bapak dan ibu menjelaskan kembali masalah yang dihadapi Ibu S dan bagaimana
cara merawatnya ?”
“ Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok langsung dihadapan Ibu S untuk latihan cara
“ Jam berapa bapak dan ibu datang ? baik saya tunggu. Sampai Jumpa. Assalamualaikum “
5.Strategi Komunikasi ( Isolasi Sosial )
ORIENTASI
“ Assalamualaikum bapak, ibu!”” Saya Dina Syarif, saya adalah Mahasiswa Profesi Ners
STIKBA dan saya adalah perawat yang merawat Ibu S selama 2 minggu ini, dan saya
ditugaskan oleh Rumah Sakit Jiwa Jambi untuk melakukan kunjungan rumah pasien Ibu S “.
“ Maksud dan tujuan kunjungan rumah ini adalah untuk memberikan informasi kepada bapak
dan ibu tentang perkembangan kondisi Ibu S selama di Rumah Sakit Jiwa Jambi dan memberi
“ Apakah bapak dan ibu tidak keberatan jika saya berada di sini kurang lebih satu jam untuk
KERJA
“ Apa masalah yang bapak dan ibu hadapi dalam merawat Ibu S? Apa yang sudah dilakukan?”
“ Masalah yang dialami oleh Ibu S disebut isolasi social. Ini adalah salah satu gejala penyakit
yang juga dalami oleh pasien –pasien gangguan jiwa yang lain “
“ Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun
“ Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orang terdekat “
“ Apabila masalah isolasi social ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi,
yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada “
“ Untuk menghadapi keadaan yang demikian bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar
menghadapi Ibu S. Dan untuk merawat ibu S, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama
keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Ibu S yang caranya adalah bersikap
peduli dengan Ibu S dan jangan ingkar janji. Kedua,keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada Ibu S untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain.
“ Selanjutnya jangan biarkan Ibu S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan
Ibu S. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah
tangga bersama “
“ Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu “
“ Begini contoh komunikasinya,Bapak S, saya lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap
dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Saya senang sekali melihat
perkembangan kamu. Coba kamu berbincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu
bagaimana kalau mulai sekarang kamu ikut acara arisan dengan ibu-ibu sekitar rumah dan ikut
“ Nah, coba sekarang bapak atau ibu peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
TERMINASI
“ Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi ?”
“ Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksug isolasi social dan tanda-tanda orang yang
“ Bagus sekali pak, bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut “
“ Nanti kalau ketemu Ibu S coba bapak atau ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua
“ Bagaimana kalau bapak mengunjungi Ibu S di rumah sakit jiwa untuk melihat perkembangan
keadaanya “
“ Untuk pembahasan tentang topic ini kita sudahi sampai disini ya pak, berikutnya kita akan
membahas tentang deficit perawatan diri yang terjadi pada ibu S, bagaimana kalau bapak
istirahat sebentar mungkin selama 10 menit baru nanti kita berbincang lagi tentang perawat diri
Ibu S“
“ Assalamualaikum “
6.Strategi Komunikasi ( Defisit Perawatan Diri )
ORIENTASI
“ Assalamualaikum bapak, ibu!”” Saya Dina Syarif, saya adalah Mahasiswa Profesi Ners
STIKBA dan saya adalah perawat yang merawat Ibu S selama 2 minggu ini, dan saya
ditugaskan oleh Rumah Sakit Jiwa Jambi untuk melakukan kunjungan rumah pasien Ibu S “.
“ Maksud dan tujuan kunjungan rumah ini adalah untuk memberikan informasi kepada bapak
dan ibu tentang perkembangan kondisi Ibu S selama di Rumah Sakit Jiwa Jambi dan memberi
“ Apakah bapak dan ibu tidak keberatan jika saya berada di sini kurang lebih satu jam untuk
KERJA
“ Apa saja masalah yang bapak atau ibu rasakan dalam merawat Ibu S “
“ Perawatan diri adalah hal yang sangat penting dan perawatan diri yang utama adalah
“ Perilaku yang dapat di tunjukkan oleh Ibu S karena gangguan jiwanya dapat membuat ibu S
tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik akan saya jelaskan ,untuk kebersihan
diri, kami telah melatih Ibu S Untuk mandi, keramas, gosok gigi, ganti baju dan potong kuku.
Kami harapkan bapak atau ibu dapat menyediakan alat-alatnya. Ibu S juga sudah mempunyai
jadwal pelaksanaan untuk berdandan, karena itu kami harapkan bapak dan ibu dapat
memotivasi Ibu S sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai bedak dan lipstick. Untuk makan
Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan langsung makan obat. Dan untuk
BAB/BAK Ibu S juga sudah diajarkan untuk BAB dan BAK di WC dan BAB serta BAK harus
bersih”
“ Kalau Ibu S kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak atau ibu lakukan ? “
“ Bapak atau ibu juga perlu mendampinginya saat merawat diri sehingga dapat diketahui
apakah Ibu S sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya “
TERMINASI
“ Coba bapak atau ibu sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu Ibu S
“Baik nanti kalau bapak atau ibu besuk bisa kita tanyakan pada Ibu S “
“ Dan di rumah nanti, cobalah bapak atau ibu mendampingi dan membantu Ibu S saat
membersihkan diri ! “
“ Demikianlah pertemuan kita saat ini pak, kami harapkan bapak atau ibu dapat mengunjungi
“ Assalamualaikum “
C. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
D. PENUTUP
Rencana kegiatan home visit yang akan dilakukan pada hari Minggu 20 Maret 2016
menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala halusinasi, menjelaskan cara merawat
pasien dengan halusinasi, mendemontrasikan cara merawat pasien dengan halusinasi, dan
Yang kedua SP 1 keluarga pada pasien dengan diagnosa isolasi social dan selanjutnya
yang ketiga SP 1 keluarga pada pasien dengan diagnosa deficit perawatan diri. Demikian
proposal home visite ini dibuat sehingga bisa dilakukan. Dalam pembuatan proposal ini tidak
luput dari kesalahan dan kekuarangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Mahasiswa,