TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka
kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah
di
atas
normal
atau
kronis
dalam
waktu
yang
lama( Saraswati,2009). WHO (World Health Organization) memberikan
batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Hipertensi
didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari
Patofisologi
Gejala hipertensi
Peninggian tekanan darah kadang kadang merupakan satusatunya gejala (Mansjoer, 2001). Hipertensi tidak memberikan gejala
khas, baru setelah beberapa tahun adakalanya pasien merasakan nyeri
kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah
bangun (Tan dan Raharja, 2001). Pada survai hipertensi di Indonesia
tercatat berbagai keluhan yang dihubungkan dengan hipertensi seperti
pusing, cepat marah, telinga berdenging, sukar tidur, sesak nafas, rasa
berat ditekuk, mudah lelah, sakit kepala, dan mata berkunang-kunang.
Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi seperti : gangguan
penglihatan, gangguan neurologi, gagal jantung dan gangguan fungsi
ginjal tidak jarang dijumpai. Timbulnya gejala tersebut merupakan
pertanda bahwa tekanan darah perlu segera diturunkan (Susalit et al,
2001:453-472).
Diagnosis Hipertensi
Diagnosis hipertensi dengan pemeriksaan fisik paling akurat
menggunakan sphygmomanometer air raksa. Sebaiknya dilakukan lebih
dari satu kali pengukuran dalam posisi duduk dengan siku lengan
menekuk di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas
dan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung. Pengukuran dilakukan
dalam keadaan tenang. Pasien diharapkan tidak mengonsumsi makanan
dan minuman yang dapat mempengaruhi tekanan darah misalnya kopi,
soda, makanan tinggi kolesterol, alkohol dan sebagainya. Joint National
Committee VII menuliskan diagnosis hipertensi ditegakan berdasarkan
sekurang-kurangnya dua kali pengukuran tekanan darah pada saat yang
berbeda. pengukuran pertama harus dikonfirmasi pada sedikitnya dua
kunjungan lagi dalam waktu satu sampai beberapa minggu (tergantung
dari tingginya tekanan darah tersebut). Diagnosis hipertensi ditegakan
bila dari pengukuran berulang-ulang tersebut diperoleh nilai rata-rata
tekanan darah diastolik 90 mmHg dan atau tekanan darah sistolik
140 mmHg. Diagnosis hipertensi boleh ditegakan bila tekanan darah
sistolik 210 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 120 mmHg
(Ganiswara, 1995:317).
Terapi Hipertensi
Terapi hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi Non
farmakologi (tanpa obat) dan terapi farmakologi (dengan obat)
a. Terapi non farmakologi ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
pasien dengan jalan memperbaiki pola hidup pasien. Modifikasi pola hidup
dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari X - })
sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari
minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga
dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging,
bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu.
Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.
Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan
untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda. Ada pun makanan yang
harus dihindari atau dibatasi oleh pen de rita hipertensi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripik dan makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned,
sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
PEMBAHASAN
Ketidakpatuhan pasien menjadi masalah serius yang dihadapi para
tenaga kesehatan profesional. Hal ini disebabkan karena hipertensi
merupakan penyakit yang paling banyak dialami oleh masyarakat tanpa
ada gejala yang signifikan dan juga merupakan penyakit yang
menimbulkan penyakit lain yang berbahaya bila tidak diobati secepatnya.
Penyakit-penyakit tersebut melibatkan berbagai sistem organ, antara lain:
a. Organ Jantung
Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi
berupa penebalan pada otot jantung kiri. Kondisi ini akan memperkecil
rongga jantung untuk memompa, sehingga jantung akan semakin
membutuhkan energi yang besar. Kondisi ini disertai dengan adanya
gangguan pembuluh darah jantung sendiri (koroner) akan menimbulkan
kekurangan oksigen dari otot jantung dan berakibat rasa nyeri. Apabila
kondisi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan kegagalan jantung
untuk memompa dan menimbulkan kematian.
b. Sistem Saraf
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian
dalam) dan sistem saraf pusat (otak). Didalam retina terdapat pembuluhpembuluh darah tipis yang akan menjadi lebar saat terjadi hipertensi, dan
memungkinkan terjadinya pecah pembuluh darah yang akan
menyebabkan gangguan pada organ pengelihatan.
c. Sistem Ginjal
Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan dari
pembuluh darah pada organ ginjal, sehingga fungsi ginjal sebagai
pembuang zat-zat racun bagi tubuh tidak berfungsi dengan baik. Akibat
dari gagalnya sistem ginjal akan terjadi penumpukan zat yang berbahaya
bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain terutama otak.