Anda di halaman 1dari 34

A.

Pengertian
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau
bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Dermawan, 2017).
Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui
suatu defek pada fasia dan muskulopaneurotik dinding perut, baik secara
congenital atau didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain
yang biasa melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2012).
Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin,
kantong, dan isi hernia (Wim De Jong dalam Nurarif 2018 ). Hernia merupakan
prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan (Nurarif, 2018).
Jadi hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) akibat lemahnya
dinding rongga yang terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.

B. Etiologi
Hal yang mengakibatkan hernia adalah
a. Kelemahan abdomen
b. Peningkatan tekanan intra abdomen
c. Bawaan sejak lahir 
d. Kebiasaan mengangkat benda yang berat (heavy lifting)
e. Kegemukan (marked obesity)
f. Batuk 
g. Terlalu mengejan saat buang air kecil/besar 
h. Ada cairan di rongga perut (ascites)
i. Riwayat keluarga ada yang menderita hernia

C. Klasifikasi Hernia
Klasifikasi hernia menurut letaknya :
a. Hernia Inguinal, dibagi menjadi :
1) Hernia Indirek atau lateral : hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan
melewatikorda spermatikus melalui kanalis inguinalis, dapat menjadi
sangat besar dansering turun ke skrotum. Umumnya terjadi pada pria.
Benjolan tersebut bias mengecil, menghilang pada waktu tidur dan bila
menangis, mengejan, mengangkatbenda berat atau berdiri dapat tumbuh
kembali
2) Hernia Direk atau medialis : hernia ini melewati dinding abdomen diarea
kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan
femoralis indirek. Lebih umum terjadi pada lansia. Hernia ini disebut
direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga
meskipun arteri inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau
mengejan, tetap akan timbul benjolan. Pada pasien terlihat adanya massa
bundar pada arteri inguinalis eksterna yang mudahmengecil bila pasien
tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang
menjadi irreponible.
b. Hernia Femoralis
Hernia femoralis terjadi melaui cincin femoral dan lebih umumnya pada
wanita. Inimulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoral yang
membesar dan secara bertahap menarik peritonium dan hampir tidak dapat
dihindari kandung kemih masuk kedalam kantong.
c. Hernia Umbilikal
Hernia umbilikal pada umumnya terjadi pada wanita karena peningkatan
tekanan abdominal, biasanya pada pasien obesitas dan multipara.d.
d. Hernia Insisional
Hernia insisional terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh
secara tidak  adekuat, gangguan penyembuhan luka kemungkinan
disebabkan oleh infeksi, nutrisitidak adekuat, distensi ekstrem atau
obesitas. Usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang
lemah.
Klasifikasi hernia berdasarkan terjadinya :
a. Hernia Kongenital (bawaan)
Hernia kongenital terjadi pada pertumbuhan janin usia lebih dari 3 minggu testis
yangmula-mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke
skrotum. Padawaktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum prosesus
vaginalis peritonealyang terbuka dan berhubungan dengan rongga peritoneum
mengalami obliterasi dansetelah testis sampai pada skrotum, prosesus vaginalis
peritoneal seluruhnya tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka
seluruh prosesus vaginalis peritoneal terbuka, terjadilah hernia inguinalis
lateralis.
b. Hernia Akuisitas (didapat)
Hernia yang terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan karena
adanyatekanan intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama,
misalnya batuk
Klasifikasi hernia menurut sifatnya :
a. Hernia Reponible/Reducible
Bila isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika berdiri atau mengejan dan
masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus.
b. Hernia Irreponible
Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga karena
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia, tidak ada keluhan
nyeri/tanda sumbatan usus, hernia ini disebut juga hernia akreta.
c. Hernia Strangulata atau Inkaserata
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap, tidak dapat
kembali kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau
vaskularisasi.

D. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan
tekanan sepertitekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang
air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah
otot abdominal, tekananyang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja
akan menyebabkan suatu kelemahanmungkin disebabkan dinding abdominal yang
tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerahtersebut dimana kondisi itu ada sejak
atau terjadi dari proses perkembangan yang cukuplama, pembedahan abdominal
dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,sehingga
terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Hernia
terdiri dari tiga unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi hernia
(usus, omentum, kadang berisi organ intraperitoneal lain atau organ
ekstraperitonealseperti ovarium, apendiks divertikel dan buli-buli), dan struktur
yang menutupi kantonghernia yang dapat berupa kulit (skrotum), umbilikus, paru
dan sebagainya. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau
didapat, lebih banyak terjadi pada pria dari pada wanita.
Faktor yang berperan kausal adalah adanya prosesusvaginalis yang terbuka,
peningkatan tekanan intraabdomen (pada kehamilan, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat berat, mengejan saat defekasi dan miksi akibat BPH) dan kelemahan
otot dinding perut karena usia.
Secara patofisiologi pada hernia indirek, sebagian usus keluar melalui
duktus spermatikus sebelah lateral dari arteri epigastrika inferior mengikuti
kanalis inguinalis yang berjalanmiring dari lateral atas ke medial, masuk kedalam
skrotum. Juga disebut hernia inguinalis lateralis atau Oblique dan biasanya
merupakan kelemahan kongenital. Karena usus keluar dari rongga perut masuk
kedalam skrotum dan jelas tampak dari luar maka hernia inguinalis disebut pula
Hernia Eksternal. Jika lubang hernia cukup besar maka isi hernia (usus) dapat
didorong masuk lagi keadaan ini disebut hernia reponible. Jika isi hernia tidak
dapat masuk lagi disebut hernia inkaserata, pada keadaan ini terjadi bendungan
pembuluh darah yang disebut strangulasi. Akibat gangguan sirkulasi darah akan
terjadi kematian jaringan setempat yang disebut infark. Infark pada usus disertai
dengan rasa nyeri dan perdarahan disebut infark hemoragik. Bagian usus yang
nekrotik berwarna merah kehitam-hitaman dengan dinding yang menebal akibat
bendungan dalam vena. Darah dapat juga masuk ke dalam isi hernia (usus) atau
kedalam kantong hernia. Akibat infeksi kuman yang ada dalam rongga usus yang
terbendung, maka mudah terjadi pembusukan atau gangrene.

E. Manifestasi Klinik Hernia


1. Manifestasi hernia inguinalis, sebagai berikut :
a. Tampak adanya benjolan di lipat paha atau perut bagian bawah dan
benjolan bersifat temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang
disebabkan oleh keluarnya suatu organ.
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di tempat tersebut
disertai perasaan mual
c. Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri
tidak hanya didapatkan di daerah inguinal tapi menyebar ke daerah
panggul, belakang kaki, dan daerah genital yang disebut Reffered Pain.
Nyeri biasanya meningkat dengan durasi dan insensitas dari aktivitas atau
kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau menghilang jika istirahat. Nyeri
akan bertambah hebat jika strangulasi karena suplai darah ke daerah hernia
terhenti sehingga kulit menjadi merah dan panas.
2. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing
sehinggamenimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria
(kencing darah) disamping benjolan dibawah sel paha.
3. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai
sesak nafas.
4. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
 
F. Pemeriksaan Diagnostik 
1. Pemeriksaan darah lengkap : menunjukkan peningkatan sel darah putih,
serumelektrolit dapat menunjukkan hemokosentrasi (peningkatan
hematokrit), danketidakseimbangan elektrolit.Pemeriksaan koagulasi darah :
mungkin memanjang, mempengaruhi homeostatisintraoperasi atau
postoperasi.
2. Pemeriksaan urineMunculnya sel darah merah atau bakteri yang
mengindikasi infeksi.
3. Elektrokardiografi (EKG)Penemuan akan sesuatu yang tidak normal
memberikan prioritas perhatian untuk memberikan anestesi
4. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi
usus.G.
G. Komplikasi
1. Ileus
2. Terjadinya peningkatan antara isi hebura dengan dinding kartona hernia,
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
3. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat makin bertambah atau
banyaknya usus yang masuk.
4. Bila inkaserata dibiarkan makan akan timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.

H. Penatalaksanaan Medik 
Penatalaksanaan medik pada hernia inguinalis, antara lain :
1. Terapi Konservatif 
a. Resposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati-
hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat
dilakukan padahernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan.
Tangan yang satumelebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain
memasukkan isi herniamelalui leher hernia tadi.
b. Pemakaian penyangga atau sabuk hernia
Pemakaian batalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur
hidup.
2. Terapi Operatif 
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada
perlengketan, kemudian diresposisi, kantong hernia dijahit, ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

I. Medikasi
a. Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.
b. Pemberian antibiotik untuk menyembuhkan infeksi.

J. Aktivitas dan diet


1. Aktivitas
Hindari mengangkat barang yang berat sebelum atau sesudah pembedahan.
2. Diet
Tidak ada diet khusus, tetapi setelah operasi diet cairan sampai saluran
gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makanan dengan gizi seimbang.
Tingkatkan masukan serat dan tinggi cairan untuk mencegah sembelit dan
mengejan selama buang air besar. Hindari kopi, teh, coklat, minuman
berkarbonasi, minuman beralkohol, dan setiap makanan atau bumbu yang
memperburuk gejala.
3. Terapi pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia).
Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan
terjadi komplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata
atau strangulata, bila terjadi nekrosis harus direseksi.
 
ASUHAN KEPEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Menurut Doengoes (dalam Suratun, 2010) data yang diperoleh:
a. Aktivitas/Istirahat
Pasien dilakukan anamnese mengenai riwayat pekerjaan, mengangkat
beban berat, duduk dan mengemudi dalam waktu yang lama,
membutuhkan papan matras untuk tidur. Pada pemeriksaan fisik pasien
mengalami penurunan rentang gerak, tidak mampu melakukan aktivitas
yang biasa, atrofi otot, gangguan dalam berjalan.
b. Sirkulasi
Apakah pasien mempunyai riwayat penyakit jantung, edeme pulmonal,
penyakitvaskular perifer.
c. Eliminasi
Apakah pasien mengalami konstipasi, adanya inkontinensia atau retensi
urine.
d. Makanan/Cairan
Apakah pasien mengalami gangguan bising usus, mual, muntah, nyeri
abdomen, malnutrisi atau obesitas.
e. Nyeri/Kenyamanan
Apakah pasien mengalami nyeri di daerah benjolan hernia walaupun
jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium
atau daerah periumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada
mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk ke dalam kantong
hernia.
f. Keamanan
Apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap makanan dan obat-
obatan.
g. Pernapasan
Apakah pasien mempunyai riwayat batuk kronik (penyakit paru
obstruksi menahun).

2. Pemeriksaan fisik 
Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup:
a. Nyeri tekan
b. Atrosi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam benjolan
c. Konstipasi (mengalami kesulitan dalam defekasi)
d. Kelemahan otot
B. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake makanan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur operasi.

Post Operasi
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan
akibat tindakan operasi.
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

C. Intervensi Keperawatan
Pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan ….x 24 jam diharapkan nyeri
hilang atau berkurang dengan kriteria hasil:
 Pasien tampak rileks
 Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 120-140/80-100 mmHG,
Nadi : 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit)
 Skala nyeri 0-3
Intervensi:
a. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10).
Rasional : Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan
gejala nyeri pasien sebelumnya dimana dapat membantu mendiagnosa.
b. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
Rasional : Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
c. Catat petunjuk nyeri non verbal, contoh: gelisah, menolak bergerak, berhati-
hati dengan abdomen, takikardi, berkeringat. Selidiki ketidaksesuaian antara
petunjuk verbal dan non-verbal.
Rasional : Petunjuk non-verbal dapat berupa fisiologis dan psikologis dan
dapat digunakan dalam menghubungkan petunjuk verbal untuk
mengidentifikasi luas atau beratnya masalah.
d. Bantu latihan rentang gerak aktif atau pasif.
Rasional : Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri atau
ketidaknyamanan.
e. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi. Misal: Aseraminofen
(tylenol)
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan istirahat.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


penurunan intake makanan.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama .....x 24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat dengan kriteria hasil :
a. Pasien senang bila makan
b. Nafsu makan meningkat
c. Porsi makan yang diberikan selalu habis
Intervensi
a. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen vitamin untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi.

Rasional : Untuk meningkatkan nafsu makan sebagai pemenuhan


terhadap nutrisi
b. Anjurkan untuk makan-makanan dengan porsi kecil tapi sering.

Rasional : Untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi dan dapat menurunkan


kejenuhan makan serta meningkatkan nafsu makan .
c. Jelaskan pengertian intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan.

Rasional : Untuk memberikan motivasi agar kebutuhan nutisi terpenuhi


d. Bantu orang terdekat atau orang tua mengembangkan keseimbangan nutrisi.

Rasional : Meningkatkan pemahaman kebutuhan individu terhadap


pentingnya nutrisi sebagai penunjang keseimbangan pasien
e. Menimbang berat badan tiap hari.

Rasional : Untuk mendeteksi tingkat kekurangan nutrisi dari pada pasien


f. Kolaborasi dalam pemberian diit.

Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan nutisi yang adekuat

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.


Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan ….x 24 jam diharapkan pasien
dapat melakukan aktivitas ringan atau total dengan kriteria hasil:
 Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
 Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa
dibantu.
 Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
 Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 120-140/80-100 mmHG, Nadi
: 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit)
Intervensi :
a. Rencanakan periode istirahat yang cukup.

Rasional : Mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul


dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.
b. Berikan latihan aktivitas secara bertahap.
Rasional : Tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara
perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.
c. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.
Rasional : Mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih
kembali.
d. Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.
Rasional : Menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh
sebagai akibat dari latihan.

4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur operasi.


Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …..x24 jam diharapkan pasien
dapat menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir dan tegang yang
dialami dengan kriteria hasil:
 Pasien tampak rileks
 Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat ditangani.
 Pasien dapat meneruskan aktivitas yang dibutuhkan meskipun ada
kecemasan.
 Pasien dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara
tepat.
Intervensi:
a. Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis serta pembatasan kegiatan.
Rasional : pengetahuan dasar yang memadai memungkinkan untuk
membuat pilihan yang tepat. Dapat meningkatkan kerjasama pasien
mengenai program pengobatan dan mendapatkan penyembuhan yang
optimal.
b. Diskusikan mengenai pengobatan dan juga efek sampingnya.
Rasional : menurunkan risiko komplikasi atau trauma.
c. Anjurkan untuk melakukan evaluasi medis secara teratur.
Rasional : mengevaluasi perkembangan dari bagian tubuh yang terkena atau
komplikasi dari efek samping obat.
d. Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu untuk dilaporkan pada
evaluasi seperti: nyeri.
Rasional : perkembangan dari proses penyakit mungkin memerlukan
tindakan atau pembedahan lebih.
Post Operasi
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
akibat tindakan operasi.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan ….x 24 jam diharapkan nyeri
hilang atau berkurang dengan kriteria hasil:
 Pasien tampak rileks
 Pasien mengungkapkan nyeri berkurang.
 Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 120-140/80-100 mmHG,
Nadi : 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit)
 Skala nyeri 0-3
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital, intensitas dan skala nyeri.
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan
keperawatan.
b. Anjurkan pasien istirahat ditempat tidur.
Rasional : Istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin.

Rasional : Posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah


ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam.
Rasional : Relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih
nyaman.
e. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : Analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien
menjadi lebihnyaman.

2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah atau operasi.
Tujuan: Setelah diberikan ….x 24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan
kriteria hasil:
 Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
 Luka bersih tidak lembab dan kotor.
 Tanda-tanda vital normal (TD : 120-140/80-100 mmHG, Nadi : 60-100 x
permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit)
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besar kemungkinan adanya
gejala infeksi karena tubuh berusaha intuk melawan mikroorganisme asing
yang masuk maka terjadi peningkatan tanda vital.
b. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.
Rasional : Perawatan luka dengan teknik aseptik mencegah risiko infeksi.
c. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase
luka, dan lain-lain.
Rasional : Untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.
d. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb
dan leukosit.
Rasional : Penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal
membuktikanadanya tanda-tanda infeksi.
e. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
Rasional : Antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen.
 
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan ….x 24 jam diharapkan pasien
dapat melakukan aktivitas ringan atau total dengan kriteria hasil:
 Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
 Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa
dibantu.
 Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
 Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 120-140/80-100 mmHG, Nadi
: 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit)
Intervensi :
a. Rencanakan periode istirahat yang cukup.

Rasional : Mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul


dapatdigunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.
a. Berikan latihan aktivitas secara bertahap.
Rasional : Tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara
perlahandengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.
b. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.
Rasional : Mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih
kembali.
c. Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.
Rasional : Menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh
sebagai akibat darilatihan.
A. Format Pengkajian
HARI/TANGGAL : 16 November 2021
JAM : 11.00 WIB

PENGKAJIAN :

RUANG : Bedah
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn.T

b. Jenis Kelamin : Laki Laki

c. Umur : 69 Tahun

d. Agama : Islam

e. Status Perkawinan : Sudah menikah

f. Pekerjaan : Petani

g. Pendidikan terakhir : SMA

h. Alamat : Merlung

i. No.RM : 051189

j. Diagnostik Medis : Hernia Femuralis


PENANGGUNG JAWAB

a. Nama : Tn. A

b. Umur : 25 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Wirausaha

e. Alamat : Merlung

2. RIWAYAT KEPERAWATAN

a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN

Riwayat Penyakit Sekarang

1) Keluhan utama :

Klien mengeluhkan buah zakar membesar pada bagian kiri sejak kurang lebih 2
tahun, pembesaran dirasakan hilang timbul,

2) Kronologi penyakit saat ini :

Sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan nyeri pada paha sebelah kiri, tetapi
nyeri dirasakan hilang timbul

3) Pengaruh penyakit terhadap pasien :

Klien kesulitan BAK

4) Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan :

Klien bisa sembuh dari penyakitnya

b. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU

1) Penyakit masa anak – anak.

Klien mengatakan pada saat anak-anak tidak pernah mengalami penyakit seperti
sekarang

2) Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi dalam mengkonsumsi obat-obatan

3) Pengalaman sakit / dirawat sebelumnya

Klien sebelumnya pernah dirawat dirumah sakit

4) Pengobatan terakhir.

Klien berobat dipuskesmas.

c. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Genogram (minimal 3 generasi)

Ket :
Laki Laki Keluarga yang telah meninggal

Perempuan klien Yang tinggal


serumah
1) Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumah keluarga?

Klien tinggal besama anaknya, 4 orang

2) Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa?

Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit serupa.


3) Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun?

Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit yang menular.

4) Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu anggota keluarga sakit?

Langsung membawa keluarga yang sakit kepelayanan kesehatan

d. PENGKAJIAN BIOLOGIS ( Dikaji sebelum dan sesudah sakit)


RASA AMAN DAN NYAMAN
1) Apakah ada rasa nyeri? Di bagian mana ? jelaskan secara rinci: PQRST.
P : Nyeri terjadi akibat mengangkat beban berat
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: Nyeri dibenjolan lipatan paha bagian kiri
S: Skala nyeri 5
T: nyeri dirasakan pada saat melakukan aktivitas berat dan hilang timbul

2) Apakah mengganggu aktifitas?

Klien mengatakan pada saat nyeri datang, klien tidak bisa melakukan aktivitas

3) Apakah yang dilakukan untuk mengurangi / menghilangkan nyeri?

Biasanya saat nyeri datang klien datang kepelayanan kesehatan

4) Apakah cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri efektif?

Cara yang digunakan untuk menghilangkan nyeri kurang efektif

5) Apakah ada riwayat pembedahan ?

Klien tidak ada riwayat pembedahan

AKTIFITAS ISTIRAHAT – TIDUR AKTIFITAS


1) Apakah klien selalu berolah raga? Jenis OR?
Klien tidak ada melakukan olahraga saat sakit maupun sebelum sakit, tetapi klien
menyibukkan dirinya dengan berkebun.

2) Apakah klien menggunakan alat bantu dalam beraktifitas?

Klien tidak ada menggunakan alat bantu dalam aktivitas

3) Apakah ada gangguan aktifitas?

Aktivitas klien terganggu saat sakit

4) Berapa lama melakukan kegiatan perhari? Jam berapa mulai kerja?

Klien melakukan aktivitas sehari-hari jika nyeri tidak timbul


5) Apakah klien mampunyai ketrampilan khusus?

Klien tidak mempunyai keterampilan khusus

6) Bagaimana aktifitas klien saat sakit sekarang ini? Perlu bantuan?

Klien tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan memerlukan bantuan
keluarga.

ISTIRAHAT

1) Kapan dan berapa lama klien beristirahat?

Klien selalu beristirahat karena klien tidak mampu beraktivitas secara normal

2) Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang?

Klien selalu menyibukkan diri dengan bersih-bersih halaman rumah atau pergi
keladang

3) Apakah klien manyediakan waktu khusus untuk istirahat?

Klien selalu beristirahat

4) Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby?

Klien tidak memiliki waktu luang untuk melakukan hobynya.

5) Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini?

Waktu istirahat klien terganggu saat sakit ini.

TIDUR

1) Bagaimana pola tidur klien? (jam, berapa lam, nyenyak/tidak?)

Klien tidur 6 jam dalam sehari, klien mengatakan kurang nyenyak saat tidur.

2) Apakah kondisi saat ini menganggu klien?

Kondisi saat ini menggangu klien

3) Apakah klien terbiasa mengguanakan obat penenang sebelum tidur?

Klien tidak pernah mengkonsumsi obat penenang sebelum tidur.

4) Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur?

Klien tidak melakukan kegiatan apa apa sebelum tidur.

5) Bagaimana kebiasaan tidur?

Kebiasaan tidur klien kurang bagus.


6) Apakah klien sering terjaga saat tidur?

Klien mengatakan sering terbangun saat tidur ketka merasakan nyeri.

7) Pernahkan mengalami gangguan tidur? Jenis nya?

Klien mengalami gangguan tidur

8) Apa hal yang ditimbulkan akibat gangguan tersebut?

Klien tidak bisa tidur secara normal

CAIRAN

1) Berapa banyak klien minum perhari? Gelas?

Klien minum sehari sebanyak 1200 ml

2) Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien?

Klien biasanya minum air mineral.

3) Apakah ada minuman yang disukai/ dipantang?

Klien tidak mempunyai minuman yang dipantangi

4) Apakan klien terbiasa minum alkohol?

Klien tidak memgonsumsi alkohol

5) Bagainama pola pemenuhan cairan perhari?

Klien terpasang infus dengan cairan RL juga klien sering minum air mineral

6) Ada program pembatasan cairan?

Klien tidak menjalani program pembatasan cairan

NUTRISI

1) Apa yang biasa di makan klien tiap hari?

Klien mengkonsumsi makanan yang telah disediakan ahli gizi

2) Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kli perhari?

Pola nutrisi klien bagus, klien selalu makan 3 kali sehari

3) Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang?

Tidak ada makanan yang dipantangi oleh klien

4) Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan?

Klien tidak mempunyai alergi pada makanan.


5) Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah?

Klien tidak ada kesulitan dalam menelan dan mengunyah.

6) Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus.

Klien tidak menggunakan alat bantu unutuk makan.

7) Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan?

Tidak ada yang mengganggu pencernaan klien

8) Bagaimana kondisi gigi geligi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu? Kekuatan gigi?

Gigi klien terlihat bagus, sudah ada pengurangan jumlah pada gigi klien, klien tidak
ada menggunakan gigi palsu.

9) Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaiatan dengan sistem


pencernaan?

Klien tidak ada mempunyai riwayat pembedahan pada sistem pencernaan.

ELIMINASI: URINE DAN FESES

Eliminasi feses:

a. bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan, pola dan karakteristik feses?

Klien BAB satu kali di pagi hari

b. Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar?

Klien tidak menggunakan obat pencahar

c. Apakah ada kesulitan?

Klien ada kesulitan dalam eliminasi.

d. Usaha yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah?

Tidak ada

e. Apakah klien mengguankan alat bantu untuk


defeksi?

Klien tidak menggunakan alat untuk defeksi

Eliminasi Urine:
a. Apakah BAK klien teratur?
BAK klien tidak teratur

b. Bagaimana pola , frekuensi, waktu,karakteristik serta perubahan yang terjadi


dlam miksi?
Karekteristik urine kuning jernih, klien kesulitan untuk BAK
c. Bagaimana perubahan pola miksi klien?
Tidak ada perubahan misikis pada klien

d. Apakah ada riwayat pembedahan, apakah mengguankan alat bantu dalam miksi?

Klien tidak ada riwayat pembedahan, juga kliem tidak menggunkan alat bantu dalam
mikir.

KEBUTUHAN OKSIGENASI DAN


KARBONDIOKSIDA PERNAFASAN.
a. Apakah ada kesulitan dalam bernafas? Bunyi nafas? Dypsnue?
Klien tidak ada kesulitan dalam bernafas, klien juga tidak mengalami sesak nafas,
bunyi nafas klien sonor

b. Apakah yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah?

Tidak ada

c. Apakah klien menggunakan alat bantu pernafasan? (Ya, jelaskan apa jenisnya)

Tidak ada yang digunakan klien dalam membantu pernafasan

d. Posisi yang nyaman bagi klien?

sowler

e. Apakah klien terbiasa merokok? Obat – obatan untuk melancarkan pernafasan?

Klien merokok, klien juga tidak menggunakan obat obat untuk melancarkan
pernafasan

f. Apakah ada alergi terhadap debu, obat- obatan dll?

Klien tidak ada alergi terhadap debu dan obat obatan.

g. Apakah klein pernah dirawat dengan gangguan pernafasan?

Klien tidak pernah dirawat dengan gangguan pernafasaan.

h. Apakah klien pernah punya riwayat gangguan pernafasan dan


mendapat pengobatan? ( Ya, apa jenis obat, bepara lama
pemberiannya? Kapan?)

Klien tidak ada riwayat gangguan pernafasan


KARDIOVASKULER

a. Apakah klien cepat lelah?

Klien mengatakan tidak mudah lelah


b. Apakah ada keluhan berdebar – debar? Nyeri dada yang menyebar? Pusing? Rasa
berat didada?

Klien mengatakan tidak ada keluhan nyeri dada, tidak merasakan pusing.
c. Apakah klien menggunakan alat pacu jantung?
Klien tidak menggunakan alat pacu jantung

d. Apakah klien mendapat obat untuk mengatasi gangguan kardiovaskuler?

Klien tidak mengalami gangguan kardiovaskular.

PERSONAL HYGIENE

a. Bagaimana pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok gigi dll?

Personal hygine klien bagus klien mandi 3 x dalam sehari

b. Berapa hari klien terbiasa cuci rambut?

Klien cuci rambut setiap hari

c. Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal hygiene?

Klien tidak di bantu oleh keluarga.

SEX

a. Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual?

Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam berhubungan seksual

b. Apakah penyakit sekarang mempengaruhi / mengganggu fungsi seksual?

Klien mengatakan tidak melakukan hubungan seksual semenjak sakit

c. Jumlah anak.

4 Orang

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL

a. Psikologi.

1) Status Emosi.

2) Apakah klien dapat mengekspresikan perasaannya?

Klien bisa mengepresikan perasaaannya.

3) Bagaimana suasana hati klien?


Suasana hati klien saat sakit sering merasa tidak nyaman karena aktivitas terbatas.

4) Bagaimana perasaan klien saat ini?

Klien merasa bosan saat berada dirumah sakit.

5) Apa yang dilakukan bila suasana hati sedih, marah, gembira?

Klien biasanya bercerita sama anaknya.

b. Konsep diri:

1) Bagaimana klien memandang dirinya?

Klien menerima keadaan dirinya yang sedang sakit.

2) Hal – hal apa yang disukai klien?

Klien tidak mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan yang ada pada


diri klien

3) Bagaimana klien memandang diri sendiri ?

Saat ini klien hanya bisa beristirahat.

c. Hubungan sosial:

1) Apakah klien mempunyai teman dekat?

Klien tidak mempunyai teman dekat.

2) Siapa yang dipercaya klien?

Klien percaya pada istri dan anaknya

3) Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat?

Selama sakit klien tidak mengikuti kegiatan masyarakat.

4) Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan?

Pekerjaan klien petani

d. Spiritual.

a. Apakah klien menganut satu agama?

Klien menganut agama islam dan yakin terhaadap tuhan nya yaitu allah

b. Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah?

Klien mengalami gangguan beribadah.


3. PEMERIKSAAN FISIK

a. KEADAAN UMUM

1) Kesadaran: composmetis GCS: E: 4 M: 6 V: 5 = 15

1) Kondisi klien secara umum baik

2) Tanda – tanda vital

TD : 140/90 mmHg

N : 82 x/menit

RR : 23 x/menit

S : 36°C

3) Pertumbuhan fisik:

TB : 165 cm

BB : 60 kg

4) Keadaan kulit: warna, tekstur, kelaianan kulit.

Keadaan kulit pasien tampak bersih, warna kulit pasien sawo matang, pasien
tidak ada mengalami kelainan pada kulit.

b. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL

a. Kepala

1. Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan rambut.

Bentuk kepala klien simetri dan tidak ditemukan benjolan pada kepala klien.

2. Mata: kebersihan, penglihatan, pupil, reflek, sklera, konjungtiva.

3. Telinga: bentuk, kebersihan, sekret, fungsi dan nyeri telinga?

Bentuk telinga klien normal dan simetris antara kiri dan kanan, keadaan
telinga klien juga bersih, tidak ada sekret pada telinga klien, telinga klien
berfungsi kedua duanya dan tidak ada nyeri pada telinga klien.

4. Hidung: fungsi, polip,sekret, nyeri?

Hidung berfungsi dengan normal, tidak ada sekret pada hidung dan tidak ada
nyeri pada hidung pasien.
5. Mulut: kemampuan bicara, keadaan bibir, selaput mukosa, warna
lidah, gigi ( letak, kondisi gigi), oropharing ( bau nafas, suara parau,
dahak).

Klien mampu berbicara, bibir klien simetris.


b. Leher

Bentuk, gerakan, pembesaran thyroid, kelenjar getah bening, tonsil,


JVP,Nyeri telan?

Bentuk leher klien simetris, klien tidak ada hambatan dalam menggerakan
leher, tidak ada pembekakan pada thyroid, klien juga tidak mengalami
pembengkakan kelenjar getah bening, klien tidak ada mengalami nyeri saat
menelan.
c. Dada

1. Inspeksi: Bentuk dada, kelainan bentuk, retraksi otot dada, pergerakan


selma pernafasan, jenis pernafasan.

Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bentuk, retraksi otot dada
positif, pergerakan selama pernafasan normal, jenis nafas takipnea
2. Auskultasi: Suara pernafasan, Bunyi jantng, suara abnormal
yang ditemui.
Suara pernafasan klien vesikuler, suara jantung lup dup.
3. Perkusi: batas jantung dan paru? Dullness.
Sonor

4. Palpasi: simetris?, nyeri tekan? Massa? Pernafasan


(kedalaman, kecepatan), ictus kordis.

Dada klien simetris, tidak ada nyeri tekan dan massa.


Pernafasan normal
d. Abdomen

1. Inspeksi: simetris?, contour, warna kulit, vena, ostomy.

Tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan perut, dilatasi vena
ataupun kemerahan

2. Auskultasi: frekuensi dan intensitas peristaltik.

Bising usus normal (17x/menit)

3. Perkusi: Udara. Cairan, massa/ tumor?

Tidak ada distensi kandung kemih, ataupun lambung/saluran cerna


4. Palpasi: tonus otot, kekenyalan, ukuran organ, massa, hernia, hepar, lien?

Tidak ada spesme abdomen, tidak ada nyeri tekanan lepas.

e. Genetalia, Anus dan rektum

1. Inspeksi: warna, terpasang alat bantu, kelainan genital, simpisis?

Nampak bersih dan pada saat pasien disuruh mengejan terlihat ada benjolan
bulat lonjong didaerah inguinal

2. Palpasi: teraba penumpukan urine?

Tes zeiman ada dorongan pada jari kedua dari tangan kanan, pada tes finger
ada dorongan tekanan pada ujung jari telunjuk dan pada tes thumb tidak ada
tonjolan pada waktu pasien mengejan.

f. Ekstremitas

1. Atas: kelengkapan, kelainan jari, tonu otot, kesimetrisan gerak, ada


yang menggganggu gerak?, kekuatan otot, gerakan otot, gerakan bahu,
siku, pergelangan tangan dan jari – jari

Ekstremitas atas klien lengkap, tidak ada yang mengganggu gerak.


Kekuatan otot 5555

2. Bawah: kelengkapan, edema perifer, kekuatan otot, bentuk kaki,


varices, gerakan otot, gerakan panggul, lutut, pergelangan kaki dan jari
– jari.
Ekstemitas bawah lengkap, kekuatan otot 222

4. Teraphi yang Diberikan

Ceftriaxone 1x1

Viciline

Katerolac

Ranitidin
5. Format Proses Keperawatan

a. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS : Klien mengatakan Diskontuinitas jaringan Nyeri Akut
nyeri pada paha sebelah akibat tindakan operasi
kiri,
P : Nyeri terjadi akibat
mengangkat beban
berat
Q: Nyeri seperti di tusuk-
tusuk
R: Nyeri dibenjolan
lipatan paha bagian
kiri
S: Skala nyeri 5
T: nyeri dirasakan pada
saat melakukan
aktivitas berat dan
hilang timbul

DO: Klien tampak


meringis, terdapat
benjolan di selangkangan
sebelah kiri.

DS : Klien mengatakan Perubahan status Ansietas


cemas Kesehatan
TD: 140/90
S: 36ºC
N: 82
RR: 23
DO : klien tampak
gelisah, klien tampak
cemas

DS : klien mengatakan Luka insisi bedah/operasi Resiko infeksi


terbatasnya aktivitas
DO : klien tampak
gelisah, mencemasakan
keadaan dirinya.

b. PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri Akut berhubungan dengan Diskontuinitas jaringan akibat


tindakan operasi

2. Ansietas berhubungan dengan Perubahan status Kesehatan

3. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi


c. NCP dan IMPLEMENTASI
RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
O Keperawatan
1 Setelah dilakukan intervensi Pain manajement
Nyeri Akut
keperawatan selama 3x24 jam a. Lakukan pengkajian
berhubungan
diharapkan masalah dapat nyeri secara
dengan
komprehensif termasuk
teratasi dengan kriteria hasil :
Diskontuinitas lokasi, karakteristik,
1. Mampu mengontrol
jaringan durasi, frekuensi,
nyeri (tahu penyebab
akibat kualitas dan factor
nyeri, mampu
presipitasi
tindakan menggunakan tekhnik
b. Observasi reaksi
operasi nonfarmakologi untuk
nonverbal dari
mengurangi nyeri,
ketidaknyamanan
mencari bantuan)
Analgesic
2. Mampu mengenali nyeri
Administration
(skala, intensitas,
a. Tentukan lokasi,
frekuensi dan tanda nyei)
karakteristik,
3. Menyatakan rasa nyaman
kualitas, dan derajat
setelah nyeri berkurang
nyeri sebelum
pemberian obat
b. Cek riwayat alergi
c. Tentukan pilihan
analgetik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
d. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian pertama
kali
e. Evaluasi efektivitas
analgetik, tanda dan
gejala
2 Setelah dilakukan intervensi a. Gunakan pendekatan
Ansietas
keperawatan selama 3x24 jam yang menenangkan
berhubungan
diharapkan masalah dapat b. Nyatakan dengan
dengan
teratasi dengan kriteria hasil : jelas harapan
Perubahan
terhadap pelaku
status 1. Klien mampu
pasien
Kesehatan mengidentifikasi
c. Jelaskan semua
dan
prosedur dan apa
yang dirasakan
mengungkapkan
selama prosedur
gejala cemas
d. Temani pasien untuk
2. Mengidentifikasi,
pemberian keamanan
mengungkapkan dan
dan mengurangi
menunjukan tekhnik
takut
untuk mengontrol
kecemasan
3. Vital sign dalam
batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi
wajah, Bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas
menunjukan
berkurangnya
kecemasan
3 Setelah dilakukan intervensi Kontrol Infeksi
Resiko Infeksi
keperawatan selama 2x24 jam a. Bersihkan
berhubungan
diharapkan masalah dapat lingkungan
dengan luka setelah dipakai
teratasi dengan kriteria hasil : klien
insisi
1. Klien bebas dari
bedah/operasi b. Batasi
tanda dan gejala
pengunjung
infeksi
bila perlu
2. Mendeskripsikan
c. Instruksikan
proses penularan
pada
penyakit, factor yang
pengunjung
mempengaruhi
untuk mencuci
penularan serta
tangan saat
penatalaksanaannya
berkunjung dan
3. Menunjukan
setelah
kemampuan untuk
berkunjung
mencegah timbulnya
d. Gunakan
infeksi
antiseptic
untuk cuci
tangan

e. Cuci tangan setiap


sebelum dan
sesudah tindakan
keperawatan
IMPLEMENTASI

TGL/JAM Diagnosa Implemtasi Evaluasi


Keperawatan
16. 1. Melakukan pengkajian nyeri S : Klien mengatakan masih
Nyeri Akut
November secara komprehensif termasuk merasaksan nyeri pada mata
berhubungan
lokasi, karakteristik, durasi,
2021 sebelah kiri jika ditekan, klien
dengan frekuensi, kualitas dan factor
mengatakan penglihatan kabur
Diskontuinitas presipitasi
seperti ada asap
jaringan akibat 2. Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan O : Klien tampak terlihat
tindakan
3. Menentukan lokasi, karakteristik, menggunakan kaca mata, pada
operasi
kualitas, dan derajat nyeri sebelum pupil klien masi tampak putih
pemberian obat susu, klien terlihat
4. Mengecek riwayat alergi
memfokuskan saat melihat suatu
5. Menentukan pilihan analgetik
benda, klien terlihat
tergantung tipe dan beratnya nyeri
mengerutkan dahi saat melihat.
6. Memonitor vital sign sebelum dan
A : Masalah belum teratasi
sesudah pemberian pertama kali
7. Mengevaluasi efektivitas analgetik, P : Intervensi dilanjutkan.
tanda dan gejala 1. Memfasilitasi fokus pada
kemampuan klien, bukan
defisit yang dialami.
2. Mengkoordinasikan
pemilihan aktivitas
sesuai usia klien.
3. Memfasilitasi aktivitas
fisik rutin (ambulasi dan
perawatan diri).
4. Memfasilitasi aktivitas
motorik untuk
merelaksasi otot
1. Menggunakan pendekatan S : Klien mengatakan nyeri pada
Ansietas
yang area mata, klien mengatakan
berhubungan
menenangkan ketidak nyamanan setelah
dengan
2. menyatakan dengan jelas operasi.
Perubahan
harapan terhadap pelaku O : Klien tampak gelisah, klien
status
pasien tampak pucat.
Kesehatan
3. Menjelaskan semua prosedur Skala nyeri 5
dan apa yang dirasakan A : Masalah belum sebagian
selama prosedur P : Intervensi dilanjutkan
4. Menemani pasien untuk 1. Mengkaji derajat nyeri
pemberian keamanan dan setiap hari atau sesering
mengurangi takut mungkin
2. Menjelaskan penyebab
nyeri dan faktor yang
dapat memicu timbulnya
nyeri
3. Mengajarkan tekhnik
relaksasi pada klien
4. Mengatur posisi klien
senyaman mungkin.
5. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgetik.
1. Membersihkan lingkungan S : Klien mengatakan masih
Resiko Infeksi
setelah dipakai klien mengkhawatirkan pasca operasi
berhubungan
2. Membatasi pengunjung tidak bisa beraktivitas seperti
dengan luka
bila perlu biasanya.
insisi
3. Menginstruksikan pada O : Klien masih tampak gelisah,
bedah/operasi
pengunjung untuk mencemasakan keadaan dirinya.
mencuci tangan saat A : masalah belum teratasi
berkunjung dan setelah P : Intervnesi dilanjutkan
berkunjung 1. Mengkaji tingkat
4. Menggunakan antiseptic ansietas,derajat
untuk cuci tangan pengalaman nyeri atau
5. Mencuci tangan setiap timbulnya gejala tiba-
sebelum dan sesudah tiba dan pengetahuan
tindakan keperawatan kondisi saat ini.
2. Memberikan informasi
yang akurat dan
jujurterkait kondisi klien
saat ini.
3. Mengidentifikasi sumber
atau orang yang
dipercaya yang bisa
memberikan dukungan
pada klien.
17 S : Klien mengatakan nyeri pada
Nyeri Akut
November mata sebelah kiri sudah
berhubungan
2021 berkurang, klien mengatakan
dengan
penglihatan masih kabur seperti
Diskontuinitas
ada asap
jaringan akibat
O : Klien tampak terlihat
tindakan
menggunakan kaca mata, pupil
operasi
klien masi tampak putih susu,
klien terlihat memfokuskan saat
melihat suatu benda, klien
terlihat mengerutkan dahi saat
melihat.
A : Masalah tidak teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Memfasilitasi fokus pada
kemampuan klien, bukan
defisit yang dialami
2. Mengkoordinasikan
pemilihan aktivitas
sesuai usia klien
3. Memfasilitasi aktivitas
fisik rutin (ambulasi dan
perawatan diri).
4.
1. Mengkaji derajat nyeri S : Klien mengatakan nyeri pada
Ansietas
setiap hari atau sesering area mata sudah mulai
berhubungan
mungkin berkurang, klien mengatakan
dengan
2. Menjelaskan penyebab sudah merasa sediit nyaman.
Perubahan
nyeri dan faktor yang O : Klien tampak gelisah, klien
status
dapat memicu timbulnya tampak pucat.
Kesehatan
nyeri Skala nyeri 4
3. Mengajarkan tekhnik A : Masalah teratasi sebagian
relaksasi pada klien P : Intervensi dilanjutkan
4. Mengatur posisi klien 1. Mengkaji derajat nyeri
senyaman mungkin. 2. Mengajarkan tekhnik
5. Kolaborasi dengan dokter relaksasi pada klien
untuk pemberian 3. Mengatur posisi klien
analgetik. senyaman mungkin.
4. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgetik.
1. Mengkaji tingkat S : Klien mengatakan sudah
Resiko Infeksi
ansietas,derajat tidak mengkhawatirkan pasca
berhubungan
pengalaman nyeri atau operasi.
dengan luka
timbulnya gejala tiba-tiba O : Klien tampak tenang, tidak
insisi
dan pengetahuan kondisi gelisah lagi
bedah/operasi
saat ini. A : Masalah teratasi sebagian
2. Memberikan informasi P : Intervensi dilanjutkan
yang akurat dan 1. Mengkaji tingkat
jujurterkait kondisi klien ansietas,derajat
saat ini. pengalaman nyeri atau
3. Mengidentifikasi sumber timbulnya gejala tiba-
atau orang yang tiba dan pengetahuan
dipercaya yang bisa kondisi saat ini.
memberikan dukungan 2. Mengidentifikasi sumber
pada klien. atau orang yang
dipercaya yang bisa
memberikan dukungan
pada klien.
18 1. Membersihkan S : Klien mengatakan nyeri pada
Nyeri Akut
November lingkungan setelah mata sebelah kiri sudah
berhubungan dipakai klien
2021 berkurang, klien mengatakan
dengan
2. Membatasi penglihatan masih kabur seperti
Diskontuinitas
pengunjung bila ada asap dan tidak bisa melihat.
jaringan akibat
perlu O : Klien tampak terlihat
tindakan
3. Menginstruksikan pada menggunakan kaca mata, pupil
operasi
pengunjung untuk klien masi tampak putih susu,
mencuci tangan saat klien terlihat mengerutkan dahi
berkunjung dan saat melihat.
setelah berkunjung A : Masalah tidak teratasi
4. Mengunakan P : Intervensi dihentikan
antiseptic untuk cuci
tangan
5. Mencuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
Ansietas S : Klien mengatakan nyeri pada
berhubungan area mata sudah mulai
dengan berkurang, klien mengatakan
perubahan sudah merasa sedikit nyaman.
status O : Klien tampak gelisah, klien
kesehatan tampak pucat.
Skala nyeri 2
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan sudah
Resiko Infeksi
tidak khawatirkan pasca operasi.
berhubungan
O : Klien tampak tenang, tidak
dengan luka
gelisah lagi
insisi
A : Masalah teratasi
bedah/operasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai