Anda di halaman 1dari 13

BAB I

TUJUAN TEORI

A. Pengertian
Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong,
dan isi hernia (Syamsu H.R dan Wim D.j 2005)
Hernia adalah masuknya organ kedalam rongga yang disebabkan oleh
prosesus vaginalis berobliterasi atau paten ( Mansjoer. A, 2000 )
Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak didaerah sela paha di
regio inguinalis ( Osuari, 2000 )
Dari beberapa pengertian hernia diatas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah
prostusi abnormal organ, jaringan atau bagian organ melalui dinding abdoman yang
lemah.

B. Klasifikasi
- Klasifikasi hernia menurut letaknya :
1. Hernia inguinal dibagi menjadi :
a. Hernia indirek/lateral : Hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati
korda spermatikus melalui kanalis inguinalis, dapat menjadi sangat besar dan
sering turun ke skrotum. Umumnya terjadi pada pria. Benjolan tersebut bisa
mengecil, menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan,
mengangkat benda berat atau berdiri dapat tumbuh kembali.
b. Hernia direk/medialis : Hernia ini melewati dinding abdoman di area
kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada Hernia inguinalis dan
Femolaris indirek. Lebih umum terjadi pada lansia. Hernia ini disebut direkta
karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipus arteri
inguinalis interna ditekan bila klien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul
benjolan. Pada klien terlihat adanya massa bundar pada arteri inguinalis
eksterna yang mudah mengecil bila klien tidur. Karena besarnya defek dinding
posterior maka hernia ini jarang menjadi irreponible.
2. Hernia Femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita. Ini
mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoral yang membesar dan secara
bertahap menarik peritonium dan hampir tidak dapat di hindari kandung kemih
masuk kedalam kantong. Lokasi hernia femoralis lihat gambar 1.1
3. Hernia Umbilikal pada umumnya terjadi pada wanita karena peningkatan tekanan
abdominal, biasanya pada klien obesitas dan multipara. Lokasi hernia umbilikal
lihat gambar 1.1
4. Hernia Insisional terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara
tidak adekuat, gangguan penyembuhan luka kemungkinan disebabkan oleh
infeksi, nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau obesitas. Usus atau organ lain
menonjol melalui jaringan perut yang lemah.
Gambar 1.1 ( H. Inguinalis, H. Direk/epigastrik, H. Femoral, H. Umbilikal)

- Klasifikasi Hernia berdasarkan terjadinya :


a. Hernia Kongenital ( bawaan )
Hernia kongenital terjadi pada pertumbuhan janin usia lebih dari 3 minggu
testis yang mula-mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus )
menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum
prosesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan berhubungan dengan rongga
peritonium mengalami obliterasi dan setelah testis sampai pada skrotum,
prosesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup (obliterasi). Bila ada
gangguan obliterasi maka seluruh prosesus vaginalis peritoneal terbuka,
terjadinya hernia inguinalis latelaris.
b. Hernia Akuisitas (didapat)
Hernia yang terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan karena
adanya tekanan intra abdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama,
misalnya batuk kronis, konstipasi, gangguan proses kencing (hippertropi
prostat, striktur uretra), asites dan sebagainya.

- Klasifikasi Hernia menurut sifatnya :


a. Hernia reponible/reducible
Bila isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika berdiri/ mengejan dan
masuk lagi ketika berbaring/didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri/gejala
ontruksi usus.
b. Hernia Irreponible
Bila isi kantung hernia tidak dapat di kembalikan ke dalam rongga karena
peletakan isi kantong pada peritonium kantong hernia, tidak ada keluhan
nyeri/tanda sumbatan usus, hernia ini disebut juga hernia akreta.
c. Hernia Strangulata/inkaserata
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap, tidak
dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan
pasase/vaskularisasi.
C. Penyebab Hernia
Etiologi terjadinya hernia yaitu :
1. Defek dinding otot abdomen
Hal ini di akibatkan terjadi sejak lahir (kongenital) atau didapat seperti karena
usia, keturunan, akibat dari pembedahan sebelumnya.
2. Peningkatan tekanan intraabdominal
Penyakit paru obstruksi menahun (batuk kronik), kehamilan, obesitas, adanya
Begigna Prostat Hipertropi (BPH), sembelit, mengejan saat defekasi dan
berkemih, mengangat beban terlalu berat dapat meningkatkan tekanan
intraabdominal.

D. Tanda dan gejala Hernia


Tanda dan gejala hernia inguinalis lateralis sebagai berikut :
a. Tampak adanya benjolan di lipatan paha atau perut bagian bawah dan benjolan
bersifat temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang disebabkan oleh
keluarnya suatu organ
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri ditempat tersebut disertai
perasaan mual.
c. Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri tidak
hanya didapatkan di daerah inguinal tapi menyebar ke daerah panggul, belakang
kaki, dan daerah genital yang disebut Refferend pain. Nyeri biasanya meningkat
dengan durasi dan intesitas dari aktivitas/kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau
menghilang jika istirahat. Nyeri akan bertambah hebat jika terjadi stragulasi
karena suplai darah ke daerah hernia terhenti sehingga kulit menjadi merah dan
panas
d. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan dibawah sela paha.
e. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai sesak
nafas
f. Bila klien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.

E. Patofisiologi Hernia
Hernia terdiri dri tiga unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi
hernia ( usus, omentum, kadang berisi organ intraperioneal lain atau organ
ekstraperioneal seperti ovarium, aendiks diverikel, buli-buli), dan struktur yang
menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum), umbilicus, paru dan
sebagainya.
Hernia ingualis dapat terjadi karena anomaly kongenital atau didapat lebih banyak
terjadi pada pria dari pada wanita. Faktor yang berperan kausal adalah adanya
prosesus vaginalis yang terbuka, peningkatan tekanan intraabdomen ( pada
kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat berat, mengejan saat defikasi dan
maksi akibat BPH dan kelemahan otot dinding perut karena usia.)
Secara patofisiologi hernia indirek, sebagian usus keluar melalui duktus spermatikus
sebelah lateral dari arteri epigastrika inferior mengikuti kanalis iguinalis yang berjalan
miring dari lateral ke medial, masuk masuk kedalam stratum. Juga disebut hernia
inguinalis lateralis atau obligue. Dan biasanya merupakan hernia yang kongenital.
Kongenital karena melalui suatu tempat yang merupakan hernia yang kongenital.
Karena usus keluar dari rongga perut masuk kedalam skrotum dan jelas tampak dari
luar maka hernia inguinalis disebut pula “ hernia eksternal”
Jika lubang hernia cukup besar maka isi hernia ( usus ) dapat didorang masuk lagi
keadaan ini disebut hernia reponible. Jika isi hernia tidak dapat masuk lagi disebut
hernia inkaserata, pada keadaan ini terjadi bendungan pembuluh darah yang disebut
stragulasi. Akibat ganguan sirkulasi darah akan terjadi kematian jaringan setempat
yang disebut infrak pada usus disertai dengan rasa nyeri dan perdarahan disebut infrak
hemoragik.
Bagian usus yang nekrotik berwarna merah kehitam-hitaman dengan dinding yang
menebal akibat bendungan dalam vena. Darah dapat juga masuk kedalam isi hernia
(usus) atau kedalam katong hernia. Akibat infeksi kuman yang ada dalam rongga
usus yang terbendung, maka mudah terjadi pembusukan atau gangren.
Kantong hernia ( peritoneum )
Isi hernia ( usus omentum, buli-buli, Dll)
Kulit yang menutupi kantong henia
( kulit skrotum, umbulikus paru, Dll)

Prosesus vaginalis terbuka


tekanan isi interabdomen meningkat
kelemahan dinding abdomen → kongenital/didapat

isi hernia/ sebagian usus keluar dari rongga abdomen

usus masuk kelalui inguinal skrotum

usus dapat masuk lagi usus tidak dapat masuk lagi

terjadi bendungan pembuluh darah stangulta → stragulata

infrak jaringan setempat

usus nekrotik

pembusukan atau ganguan usus

bagan : 1.1 patofisiologi hernia


BAB II
TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk RS : 04/09/2019

Tanggal pengkajian : 04/09/2019

Nomor register : 503802

Ruangan : Cempaka b2

I. BIODATA

a. Identitas klien
1. Nama : Tn. Z
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Umur / tanggal lahir : 55 thn
4. Kawin/ belum kawin : Kawin
5. Agama : Islam
6. Suku bangsa : Jawa
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Wiraswasta
9. Alamat : Bulu masomba
10. Tanggal masuk Rs : 04 September 2019
11. Diagnosa medis : Hernia Inguinal Lateralis
b. Identitas penanggung jawab
1. Nama lengkap : Ny. Z
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : URT
5. Hubungan dengan klien : Istri klien
6. Alamat : Bulu masomba

II. Status kesehatan saat ini

Riwayat kesehatan klien :


1. Keluhan utama : Klien mengatakan perut dan selangkangan terasa
nyeri dibagian benjolannya. Klien mengatakan agak pusing, tidak merasa mual dan
muntah.
2. Keluhan yang menyertai : Klien mengatakan nyeri dibagian perut dan
selangkangan. Skala nyeri 5 dari (1-10), tetapi klien tidak merasa mual dan muntah
klien mengatakan ada tonjolan yang muncul ketika mengangkat beban berat, batuk,
membungkuk dan mengejan .
3. Riwayat keluhan utama : Pada hari Rabu tanggal 04 september 2019 , klien
datang ke poliklinik bedah dan direncanakan operasi pada hari Jumat 06 september
2019. Untuk mempersiapkan operasi klien dirawat di Rumah Sakit Undata Palu
diruang Cempaka b2 tanggal 05 september 2019. Saat diruang persiapan operasi klien
mengatakan sedikit takut dan klien tampak tegang. Klien juga mengajukan beberapa
pertanyaan tentang bagaimana proses operasi yang akan dijalaninya. Saat
dilaksanakan operasi, klien dibius dengan bius spinal yang merupakan anastesi lokal,
sehingga klien dalam keadaan sadar yang mengakibatkan terjadinya penurunan
kekuatan ekstremitas bawah. Saat selesai dilakukan operasi, klien keluar dalam
keadaan sadar dan tidak nampak takut. Namun ada sedikit rasa tidak nyaman pada
bagian bekas luka operasi

III. Pola kebiasan sehari-hari


1. Pola tidur :
Pada saat sehat Pada saat sakit
- Klien setiap hari
bekerja, klien
mengatakan biasa
tidur selama 7-8
jam. Klien
mengatakan tidak
Klien tidak dapat bekerja semejak sakit karena
perna tidur siang
harus dirawat di RS dan akan dilakukan
dan biasa
operasi. Klien harus beristirahat ditempat tidur
memulai tidurnya
selama dirawat .
mulai pukul 21.00
wib. Klien
mengatakan biasa
beristrirahat
disela-sela
pekerjaannya,

2. pola makan dan minum :


Pada saat sehat Pada saat sakit
- klien makan 3x sehari ( nasi, sayur
- klien makan 3x dan lauk)
sehari - klien minum 5-6 gelas sehari.
- klien minum 8 gelas [Selama dirawat klien belum makan
sehari( 1200-2000cc dan minum. Klien puasa untuk
atau 1/5 liter sehari) menghadapi operasi yang akan
dilakukan ]

3. pola eliminasi :
Pada saat sehat Pada saat sakit

- klien BAB 1x sehari


- klien BAB 1x satu minggu
- klien BAK 4-5x
- klien BAK 2x sehari
sehari

4. personal hygine :
Pada saat sehat Pada saat sak it

- mandi 2x sehari - mandi 2 kali sehari ( dilap)


- sikat gigi 3x sehari - sikat gigi 1 kali sehari

5. aktivitas olahraga :

Pada saat sehat Pada saat sakit

- Bekerja dari pagi - Tidak bekerja dikarenakan dirawat


sampai sore di RS

IV. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

1) Kesadaran :

2) Status gizi :

TB :

BB :

IMT :

3) Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : 120/70 mmhg

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,7 ®C

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal

1) Kepala

Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala,kulit kepala kotor dan
berminyak.

a) Mata

Kedua mata sedikit sayu, konjungtiva pucat.

b) Telinga

Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal: simetris kiri dan kanan. tidak ada
kelainan.

c) Mulut dan gigi

Bentuk bibir normal tidak ada perdarahan dan peradangan pada mulut.gigi masih
lengkap, tidak ada karang gigi dan karies,tidak ada benda asing atau gigi palsu.
Fungsi pengecapan baik, bentuk dan ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan
pada faring.

2) Leher

Kelenjar getah bening, dan tekanan vena jugularis tak ada kelainan (tidak mengalami
pembesaran ) tidak ada kaku kuduk

3) Dada

Simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernafasan 20 x/menit. ekspansi


paru pada inspirasi dan ekspirasi maksimal.
4) Abdomen
5) Ekstremitas

6) Terapi

V. Analisa Data :
Pre Operasi :
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Factor kogenital, factor Nyeri akut
- Klien mengeluh utama, umur, jenis kelamin,
nyeri perut dan obesitas, kelemahan, dan
selangkangan. tekanan intra abdominal
- Klien mengatakan
agak pusing
- Klien mengatakan Terjadi penekanan pada usus
takut untuk miring inguinalis
kekiri
DO :
- Klien nampak Tindakan pembedahan
melindungi bagian
inguinal
- Klien nampak Terputusnya kontuinitas
kesulitan jaringan
mengangkat kaki
kirinya
- Klien nampak Stimulus nyeri
menyeringai
menahan sakit dan
pusing Merangsang pengeluaran zat
Skala nyeri 5 dari kimia ( histamin, bradikinin
(1-10) dan prostaglandin)
- TTV
TD : 120/70 mmhg
N : 80 x/menit hyphotalamus
S : 36,7∙C
R : 20 x/ menit

cortex cerebri

nyeri
2 DS : Nyeri Cemas
- Klien mengatakan
sedikit takut akan
dilakukan operasi
- Klien menanyakan Merangsang system saraf
kapan dilakukan otonom dan mengaktifkan
operasi dan neropefrin
bagaimana
prosesnya
DO : Saraf simpatik terangsang dan
- Klien nampak mengaktifkan RAS
cemas
- Klien nampak
tegang REM menurun
Gangguan cemas

3 Ds : Kurang terpapar informasi Kurang nya


- Klien menanyakan pengetahuan
kapan dilakukan
operasi dan
bagaimana
prosedurnya
Do :
- Klien nampak
tegang dan takut

Pasca Operasi
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : agen injuri fisik Nyeri akut
- Klien mengatakan sedikit
nyeri pada bekas operasi
Do :
- Klien nampak menyeringai
menahan sakit pada bekas
operasi

2 Ds : prosedur invasiv Resiko infeksi


Do :
- Klien terpasang infus RL
- Terdapat luka insisi bedah

Asuhan Keperawatan Pada Tn. Z Dengan Diagnosa Medis


“ Pre operasi hernia inguinalis lateral di ruangan

cempaka rumah sakit undata palu

Disusun oleh kelompok 2 :

1. FIRDA SALSABILA N 210 18 011


2. YUSTIKA FITRIANI ABD SAPIR N210 18 012
3. RISKA AMALIA N210 18 001

Dosen : Hayati Palesa, SKM, MPH

MK : Keperawatan Medikal Bedah 1

FAKULTAS KEDOKTERAN PRODI D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS


TADULAKO TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai