Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

DYSPEPSIA

Disusun oleh :
SYIFA LAELATUL FITRIYANI
433131440120051

PROGRAM STUDI PRODI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HORIZON KARAWANG
2021
A. PENGERTIAN
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah
dari dinding rongga yang bersangkutan (Dermawan, 2010). Hernia abdominalis adalah penonjolan isi
perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskulopaneurotik dinding perut,
baik secara congenital atau didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang
biasa melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2000).
Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Wim De
Jong dalam Nurarif 2013). Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (Nurarif, 2013).
Jadi hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) akibat lemahnya dinding rongga
yang terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.
B. ETIOLOGI
Hal yang mengakibatkan hernia adalah
a) Kelemahan abdomen
b) Peningkatan tekanan intra abdomen
c) Bawaan sejak lahir
d) Kebiasaan mengangkat benda yang berat (heavy lifting)
e) Kegemukan (marked obesity)
f) Batuk
g) Terlalu mengejan saat buang air kecil/besar
h) Ada cairan di rongga perut (ascites)
i) Riwayat keluarga ada yang menderita hernia
C. KLASIFIKASI HERNIA
Klasifikasi hernia menurut letaknya :
a) Hernia Inguinal, dibagi menjadi :
1. Hernia Indirek atau lateral : hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewatikorda
spermatikus melalui kanalis inguinalis, dapat menjadi sangat besar dansering turun ke
skrotum. Umumnya terjadi pada pria. Benjolan tersebut bias mengecil, menghilang pada
waktu tidur dan bila menangis, mengejan, mengangkatbenda berat atau berdiri dapat tumbuh
kembali
2. Hernia Direk atau medialis : hernia ini melewati dinding abdomen diarea kelemahan otot,
tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Lebih umum terjadi
pada lansia. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna
sehingga meskipun arteri inguinalisinterna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap
akan timbul benjolan. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada arteri inguinalis
eksterna yang mudahmengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding
posterior maka hernia ini jarang menjadi irreponible.
b) Hernia Femoralis
Hernia femoralis terjadi melaui cincin femoral dan lebih umumnya pada wanita. Inimulai
sebagai penyumbat lemak di kanalis femoral yang membesar dan secara bertahap menarik
peritonium dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantong.
c) Hernia Umbilikal
Hernia umbilikal pada umumnya terjadi pada wanita karena peningkatan tekanan abdominal,
biasanya pada pasien obesitas dan multipara.
d) Hernia Insisional
Hernia insisional terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak
adekuat, gangguan penyembuhan luka kemungkinan disebabkan oleh infeksi, nutrisitidak
adekuat, distensi ekstrem atau obesitas. Usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut
yang lemah.
Klasifikasi hernia berdasarkan terjadinya :
a. Hernia Kongenital (bawaan)
Hernia kongenital terjadi pada pertumbuhan janin usia lebih dari 3 minggu testis
yangmula-mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum.
Padawaktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum prosesus vaginalis
peritonealyang terbuka dan berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi
dansetelah testis sampai pada skrotum, prosesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup
(obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prosesus vaginalis peritoneal
terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateralis.
b. Hernia Akuisitas (didapat)
Hernia yang terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan karena
adanyatekanan intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama, misalnya
batuk Klasifikasi hernia menurut sifatnya :
c. Hernia Reponible/Reducible
Bila isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk
lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi
usus.
d. Hernia Irreponible
Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga karena perlekatan
isi kantong pada peritoneum kantong hernia, tidak ada keluhan nyeri/tanda sumbatan
usus, hernia ini disebut juga hernia akreta.
e. Hernia Strangulata atau Inkaserata
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap, tidak dapat
kembali kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau
vaskularisasi.
D. PATOFISIOLOGI
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan sepertitekanan
pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin
dan perpindahan bagian usus ke daerah otot abdominal, tekananyang berlebihan pada daerah
abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahanmungkin disebabkan dinding abdominal
yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerahtersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi
dari proses perkembangan yang cukuplama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama
terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-
organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup
lama,sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Hernia terdiri
dari tiga unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi hernia (usus, omentum, kadang
berisi organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitonealseperti ovarium, apendiks divertikel dan
buli-buli), dan struktur yang menutupi kantonghernia yang dapat berupa kulit (skrotum), umbilikus,
paru dan sebagainya. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat, lebih
banyak terjadi pada pria dari pada wanita.
Faktor yang berperan kausal adalah adanya prosesusvaginalis yang terbuka, peningkatan
tekanan intraabdomen (pada kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat berat, mengejan saat
defekasi dan miksi akibat BPH) dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
Secara patofisiologi pada hernia indirek, sebagian usus keluar melalui duktus
spermatikussebelah lateral dari arteri epigastrika inferior mengikuti kanalis inguinalis yang
berjalanmiring dari lateral atas ke medial, masuk kedalam skrotum. Juga disebut hernia inguinalis
lateralis atau Oblique dan biasanya merupakan kelemahan kongenital. Karena usus keluar dari rongga
perut masuk kedalam skrotum dan jelas tampak dari luar maka hernia inguinalis disebut pula Hernia
Eksternal. Jika lubang hernia cukup besar maka isi hernia (usus) dapat didorong masuk lagi keadaan
ini disebut hernia reponible. Jika isi hernia tidak dapat masuk lagi disebut hernia inkaserata, pada
keadaan ini terjadi bendungan pembuluh darah yang disebut strangulasi. Akibat gangguan sirkulasi
darah akan terjadi kematian jaringan setempat yang disebut infark. Infark pada usus disertai dengan
rasa nyeri dan perdarahan disebut infark hemoragik. Bagian usus yang nekrotik berwarna merah
kehitamhitaman dengan dinding yang menebal akibat bendungan dalam vena. Darah dapat juga
masuk ke dalam isi hernia (usus) atau kedalam kantong hernia. Akibat infeksi kuman yang ada dalam
rongga usus yang terbendung, maka mudah terjadi pembusukan atau gangren.
E. MANIFESTASI KLINIK HERNIA
1. Manifestasi hernia inguinalis, sebagai berikut :
 Tampak adanya benjolan di lipat paha atau perut bagian bawah dan benjolan bersifat
temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang disebabkan oleh keluarnya suatu
organ.
 Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di tempat tersebut disertai
perasaan mual
 Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri tidak hanya
didapatkan di daerah inguinal tapi menyebar ke daerah panggul, belakang kaki, dan
daerah genital yang disebut Reffered Pain. Nyeri biasanya meningkat dengan durasi
dan insensitas dari aktivitas atau kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau
menghilang jika istirahat. Nyeri akan bertambah hebat jika strangulasi karena suplai
darah ke daerah hernia terhenti sehingga kulit menjadi merah dan panas.
2. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehinggamenimbulkan gejala
sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan dibawah sel
paha.
3. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sesak nafas.
4. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan darah lengkap : menunjukkan peningkatan sel darah putih, serumelektrolit
dapat menunjukkan hemokosentrasi (peningkatan hematokrit), danketidakseimbangan
elektrolit.Pemeriksaan koagulasi darah : mungkin memanjang, mempengaruhi
homeostatisintraoperasi atau postoperasi.
 Pemeriksaan urineMunculnya sel darah merah atau bakteri yang mengindikasi infeksi.
Elektrokardiografi (EKG)Penemuan akan sesuatu yang tidak normal memberikan
prioritas perhatian untuk memberikan anestesi
 Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.G.
G. KOMPLIKASI
 Ileus
 Terjadinya peningkatan antara isi hebura dengan dinding kartona hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
 Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat makin bertambah atau banyaknya
usus yang masuk.
 Bila inkaserata dibiarkan makan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
H. PENATALAKSANAAN MEDIK
Penatalaksanaan medik pada hernia inguinalis, antara lain :
1. Terapi Konservatif
 Resposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati-hati dengan tindakan
yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan padahernia reponibilis dengan
menggunakan kedua tangan. Tangan yang satumelebarkan leher hernia sedangkan tangan yang
lain memasukkan isi herniamelalui leher hernia tadi.
 Pemakaian penyangga atau sabuk hernia
Pemakaian batalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak
pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.
2. Terapi Operatif
 Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya.Kantong dibuka dan
isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian diresposisi, kantong hernia dijahit, ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.
 Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis.
I. MEDIKASI
 Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.
 Pemberian antibiotik untuk menyembuhkan infeksi.
J. AKTIVITAS DAN DIET
1. Aktivitas
Hindari mengangkat barang yang berat sebelum atau sesudah pembedahan.
2. Diet
Tidak ada diet khusus, tetapi setelah operasi diet cairan sampai saluran gastrointestinal
berfungsi lagi, kemudian makanan dengan gizi seimbang. Tingkatkan masukan serat dan tinggi cairan
untuk mencegah sembelit dan mengejan selama buang air besar. Hindari kopi, teh, coklat, minuman
berkarbonasi, minuman beralkohol, dan setiap makanan atau bumbu yang memperburuk gejala.
3. Terapi pembedahan
Dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia). Tindakan
pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan terjadi komplikasi. Kondisi usus
harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau strangulata, bila terjadi nekrosis harus direseksi.

DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden & Tutik. R. 2010. Keperawatan medikal bedah (sistem pencernaan). Yogyakarta:
Gosyen Publishing
Herdman, T. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. Kapita Selecta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius FKUI

Anda mungkin juga menyukai