Anda di halaman 1dari 6

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Defenisi

Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilicus yang hanya ditutup
peritoneum dan kulit, berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intra abdomen, biasanya jika bayi
menangis. Angka kejadian hernia ini lebih tinggi pada bayi premature.

Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan lanjutan hernia umbilikalis pada
anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau asites merupakan faktor
predisposisi.

3.2. Etiologi

Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B


Saunders, penyebab hernia adalah:
1. Kelemahan otot dinding abdomen.
a. Kelemahan jaringan
b. Adanya daerah yang luas di ligamen inguinal
c. Trauma
2. Peningkatan tekanan intra abdominal.
a. Obesitas
b. Mengangkat benda berat
c. Mengejan dan Konstipasi
d. Kehamilan
e. Batuk kronik
f. Hipertropi prostate
3. Faktor resiko: kelainan kongenital
3.3. Gejala Klinis

a. Penonjolan di daerah umbilikalis


b. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
c. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan
distensi abdomen.
d. Terdengar bising usus pada benjolan
e. Kembung
f. Perubahan pola eliminasi BAB
g. Gelisah
h. Dehidrasi
i. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri
atau mendorong.

3.4. Klasifikasi

Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan
proses terjadinya.
1) Macam-macam hernia menurut letaknya :
a. Inguinal
Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :
Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati
korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Hal ini umumnya terjadi pada
pria dari pada wanita. Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini
dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum. Benjolan tersebut
bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan
atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul
kembali.
Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan
otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek.
Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi
pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital. Hernia ini disebut
direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun
anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan
timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai
ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat
dipisahkan dari masa hernia. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada
anulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena
besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi
ireponibilis.
b. Femoral :
Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita dari
pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar
dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung
kemih masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkarserata dan
strangulasi dengan tipe hernia ini.
c. Umbilikal :
Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena
peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita
multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah
sembuh secara tidak adekuat karena masalah pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi
tidak adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan.
d. Incisional :
batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.

2) Macam-macam Hernia berdasarkan terjadinya:


a. Hernia bawaan atau kongenital Patogenesa
b. Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat)
3) Macam-macam Hernia menurut sifatnya :
a. Hernia reponibel/reducible,
yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengejan
dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus.
b. Hernia ireponibel,
yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini
biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium kantong hernia.
Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan karena fibrosis).
Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
b. Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer =
penjara),
yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi
kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.Secara klinis hernia
inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase,
sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata. Hernia
strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak
mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini
merupakan keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.

3.5.Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti
tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang
kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang
berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan
mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah
tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama,
pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil
pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja
melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya
menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika
suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).

3.6. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan diameter
Dengan inspeksi, adanya benjolan pada umbilikus dan terlihat cukup jelas.
2. Pemeriksaan lab:
3.6.1. Darah lengkap: Peningkatan jumlah sel darah putih dengan pergeseran
diferensial.
3.6.2. Urinalis untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih
3. Pemeriksaan rontgen
- Rontgen abdomen, untuk mendeteksi penyebab lain
3.6.2.1.1. Rontgen dada, untuk mengesampingkan pneumonia
3.7.Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara
perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan
setelah 5 menit di evaluasi kembali.
c. Istirahat baring
d. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,
antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah
sembelit.
e. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol
yang dapat memperburuk gejala-gejala.
2. Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-
anak. reposisi dilakukan secara bimanual.
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres
es diatas hernia. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus
dilakukan operasi segera.
3. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia terdiri dari herniotomi dan hernioraphy.
a. Herniotomy
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya.
Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong
b. Hernioraphy
Pada hernioplasti/hernioraphy dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti
mencegah terjadinya residif. Dikenal berbagai metode hernioplastik seperti
metode Bassini, atau metode McVay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif
berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh
atau marleks untuk menutup defek.

3.8.Komplikasi
Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini
belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk.
Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi
usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh
darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah
dan kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan
obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

Anda mungkin juga menyukai