Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN HERNIA


1. Definisi

Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dan


menyebabkan peritoneum menonjol membentuk kantung yang dilapisi oleh serosa dan
disebut kantong hernia. ( devi fanesa pakaya maret, 20-2020)
Hernia merupakan potrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan ( devi fanesa pakaya maret, 20-202)
Hemia ingunialis adalah hemia yang melalui anulus inguinalis dan keluar ke rongga perut
melalaui anulus inguinalis eksternus ( devi fanesa pakaya maret, 20-2020)
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan hernia adalah penonjolan isi suatu organ
seperti peri`toneum,lemak,usus,dan kandung kemih melalui bagian yang lemah dari
dinding abdomen sehingga menimbulkan kantong berisikan material abnormal dengan
penyebab congenital ataupun yang didapat

2. Etiologi
Faktor factor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia ingunialis adalah :
a. Keadaan yang dapat menyebabkan tekanan intraabdominal di antaranya: kehamilan,
batuk kronis,pekerjaan mengangkat benda berat,mengejan pada saat defikasi, dan
mengejan pada saat miksi, hipertropi prostat
b. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka
c. Kelemahan otot didinding perut
d. Anulus internus yang cukup lebar

3. Patofisiologi
Hernia ingunialis adalah hernia yang melalui anulus ingunialis internus yang terletak
disebelah lateral vasa epigastrica inferior,menyusuri kanalis ingunialis dan keluar ke
rongga perut melalui anulus ingunialis eksternus.
Kanalis ingunialis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 8 kehamilan,
terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik
peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritonium yang di sebut
dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini
telah mengalami opliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanal tersebut
namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis initidak menutup karena testis kiri turun
terlebih dahulu, maka kanalis imnguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri
terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan bila prosesus terbuka terus (karena tidak
mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateral kongenital.
4. Klasifikasi
Hernia terbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan hernia menurut sifat
atau tingkatanya
Adapun hernia menurut letaknya adalah :
a. Hernia inguinalis lateral (indirek)
Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral
vasah epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut
melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih tinggi pada bayi dan anak kecil
b. Hernia inguinalis medialis (direk)
Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa episgastrika
inferior di daerah yang di batasi segetiga haselbach
c. Hernia femoralis
Terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita di banding pria.
Hernia ini di mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang membesar secara
bertahap menarik perotenium dan akibatnya kandung kemih masuk kedalam kantung
d. Hernia umbilikalis
Batang usus melewati cincin umbilical. Sebagian besar merupakan kelainan yang di
dapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada Wanita dan pada pasien yang memiliki
keaaan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti kehamilan, obesitas, asites, atau
distensi abdomen. Tipe hernia ini trjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah
sembuh secara tidak adekuat karena masalah pasca oprasi seperti infeksi dan nutrisi
yang tidak adekuat.
e. Hernia skrotalis
Merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum.
Menurut sifat dan tingkatan nya
a. Hernia repnible
Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong masuk. Pada hernia
reponible ini penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejala obstruksi usus.
b. Hernia ireponibel
Merupakan kebalikan dari hemia reponbel ( hernia tidak masuk kembali) biasanya
di sebabkan oleh perlekatan isi kantung pada peritonium.
c. Hernia inkaserata
Pada hernia ini isi perut atau usus yang masuk kedalam kantung hernia tidak
dapat Kembali di sertai dengan gangguan aliran khusus. Gambaran klinis
obstruksi usus dengan gambaran keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa
keadaan ini hernia bisa terjepit oleh cincin hernia.
d. Hernia stranguata
Pada hernia ini pembuluh darah yang mempengaruhi usus yang masuk kedalam
kantung hernia terjepit sehingga usus kehilangan system perdarahanya sehingga
mengakibatkan nekrosisi pada usus. Pada pemeriksaan local usus tidak dapat di
masukan kembali di sertai adanya nyeri tekan.
5. Manifestasi klinik
Pada pasien terlihat adanya masa bundar pada anulus inguinalis eksterna yang mudah
mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia
jarang sekali menjadi ireponibilis.
Hernia ini disebut direkta karena langsng menuju anulus inguinalis eksterna sehingga
meskipun anulus inguinalis interna di tekan bila pasien terdiri atau mengejan, tetap akan
timbul benjolan bila hernia ini sampai skrotum, maka hanya akan sampai kebagian atas
skrotum, sedangkan testis dan funiculus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia.
Bila jari dimasukkan dalam anulus anguinalis eksterna tidak akan di temukan dinding
belakang. Bila pasien di suruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan
mudah meraba ligamentum cowperi pada ramusuperior tulang pubis. Pada pasien kadang
kadang di temukan gejla mudah kencing karena buli-buli ikut membentuk dinding media
hernia.

6. Komplikasi
a. Terjadi perlengketan ntara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini di sebut hernia inguinalis
ireponiblis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang
tersering menyebabkan keadaan ireponible adalah omentum, karena mudah melekat
pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi besar karena infiltrasi lemah. Usus
besar lebih sering menyebabkan ireponibilis dari pada usus halus.
b. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyknya usus yang masuk
keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskuler
(proses strangulasi ). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata pada keadaan
strangulate akan timbul gejala ileus,yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi. Pada
strangulasi nyeri yang timbul akan lebih hebat dan continew, daerah benjolan menjadi
merah, dan pasien menjadi gelisah.

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada hernia dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu konserpativ dan
pembedahan.
a. Konserpativ
Penggunaan alat penyangga dapat di pakai sebagai pengelolan sementara misalya
pemakaian korset. Tapi untuk hernia inguinalis pemakaian korset tidak dianjurkan
karena alat ini dapat melemahkan otot dising perut. Pada terapi konserpativ dapat
pula di berikan obat anti analgetik yaitu mengurangi nyeri.
b. Pembedahan
Prinsip dasar hernia dari herniotomy (memotong hernia ) dan menjepit kantong hernia
( herniorafi). Pada bedah elektif kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan, kantong
diikat, dan dilakukan basiny plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.
8. Pemerikasaan penunjang
Pemeriksaan laboratueium supaya dapat di ketahui keruskan pada organ yaitu jantung
dan ginjal, untuk melihat benjolan/ masalah pada organ lain
a. Untuk mengetahui ventrikel kiri dengan cara EKG
b. Pemeriksaan urinalisa untuk mendapatkan hasil urine, glukosa, darah, protein
Pemeriksaan : pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin piologram
intravena arteriogram renal, renogram, retnogen dan CT scan

Anda mungkin juga menyukai