Anda di halaman 1dari 10

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pendahuluan

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian


lemah dari dinding yang bersangkutan. Semua hernia terjadi melalui celah
lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang
dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau
berkelanjutan.
Hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun didapat.
Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai anatominya, seperti hernia
diafragma, inguinal, umbilikalis, femoralis, dll. sekitar 75% hernia terjadi di
lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek serta hernia femoralis,
hernia insisional 10%, hernia ventralis 10 %, hernia umbilikalis 3%, dan
hernia lainnya sekitar 3 %.
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis dan
keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia
inguinalis bisa mengenai segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki
daripada perempuan. Hernia dapat keluar masuk kedalam rongga abdomen
yang disebut hernia reponibel, hernia yang tidak dapat masuk kembali ke
rongga abdomen atau hernia ireponibel. Secara klinis, hernia ireponible
yang disertai gangguan pasase usus disebut hernia inkarserata, sedangkan
hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi disebut hernia
strangulata. Operasi darurat hernia inkarserata merupakan operasi terbanyak
nomor dua setelah operasi darurat appendisitis akut. Selain itu, hernia
inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu di Indonesia.
Tingginya kejadian hernia maka perlu ketepatan dalam diagnosis dan
penatalaksanaannya. Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat tergantung
dari kemampuan dalam melakukan analisis pada data anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sehingga keputusan untuk
melakukan tindakan bedah dapat segera diambil sebagai tatalaksana.

2
1.2 Batasan

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui


defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari
lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin,
kantong dan isi hernia.

1.3 Klasifikasi

1. Berdasarkan terjadinya

a. Hernia kongenital

 Hernia kongenital sempurna: karena adanya defek pada


tempat-tempat tertentu.
 Hernia kongetital tak sempurna: bayi dilahirkan normal
(kelainan belum tampak) tetapi mempunyai defek pada tempat-
tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan setelah lahir
akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi
oleh kenaikan tekanan intra abdominal.
b. Hernia akuisita

2. Berdasarkan klinis

a. Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar
jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
Dapat direposisi tanpa operasi.
b. Hernia irreponibilis: organ yang mengalami hernia tidak dapat
kembali ke cavum abdominal kecuali dengan bantuan operasi.
Tidak ada keluhan rasa nyeri atau tanda sumbatan usus. Jika telah
mengalami perlekatan organ disebut hernia akreta.
c. Hernia strangulata: hernia dimana sudah terjadi gangguan
vaskularisasi viscera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi

3
hernia). Pada keadaan sebenarnya gangguan vaskularisasi telah
terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan
mulai dari bendungan sampai nekrosis.
d. Hernia inkarserata: isi kantong terperangkap, terjepit oleh cincin
hernia, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut, dan sudah
disertai tanda-tanda ileus mekanis (usus terjepit sehingga aliran
makanan tidak bisa lewat).
3. Berdasarkan arah hernia

a. Hernia eksterna: Hernia yang penonjolannya dapat dilihat dari luar


karena menonjolnya ke arah luar, misalnya:
 Hernia inguinalis medialis (15%) dan lateralis (60%)
 Hernia femoralis
 Hernia umbilicalis
 Hernia epigastrika
 Hernia lumbalis
 Hernia obturatoria
 Hernia semilunaris
 Hernia parietalis
 Hernia ischiadica
b. Hernia interna:
Jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya ke cavum
thorax, bursa omentalis, atau masuk ke dalam recessus dalam
cavum abdomen.
Pada cavum abdominalis:
 Hernia epiploica Winslowi
 Hernia bursa omentalis
 Hernia mesenterika
 Hernia retro peritonealis
Pada cavum thorax:
 Hernia diafragmatika traumatika
 Hernia diafragmatika non-traumatika:

4
 Kongenital: misalnya hernia Bochdalek dan hernia Morgagni
 Akuisita: misalnya hernia hiatus esophagus

1.4 Definisi Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis adalah hernia yang paling sering kita temui.


Menurut patogenesisnya hernia ini dibagi menjadi dua, yaitu hernia
inguinalis lateralis (HIL) dan hernia inguinalis medialis (HIM). Ada juga
yang membagi menjadi hernia inguinalis direk dan hernia inguinalis
indirek. Meskipun terapi terbaik pada hernia ini adalah sama yaitu
herniotomi dan herniorafi, tapi penting untuk mengetahui perbedaannya
karena akan mempengaruhi pada teknik operasinya nanti.

Hernia inguinalis lateralis timbul karena adanya kelemahan anulus


intenus sehingga organ-organ dalam rongga perut (omentum, usus) masuk
ke dalam kanalis inguinalis dan menimbulkan benjolan di lipat paha sampai
skrotum. Sedangkan hernia ingunalis medialis timbul karena adanya
kelemahan dinding perut karena suatu sebab tertentu. Biasanya terjadi pada
segitiga hasselbach. Secara anatomis intra operatif antara HIL dan HIM
dipisahkan oleh vassa epigastrika inferior. HIL terletak di atas vassa
epigastrika inferior sedang HIM terletak di bawahnya

1.5 Etiologi

Secara fisiologis, kanalis inguinalis merupakan kanal atau saluran


yang normal. Pada fetus, bulan kedelapan dari kehamilan terjadi descensus
testiculorum. Penurunan testis yang sebelumnya terdapat di rongga
retroperitoneal, dekat ginjal, akan masuk kedalam skrotum sehingga terjadi
penonjolan peritoneum yang dikenal sebagai processus vaginalis peritonei.
Pada umumnya, ketika bayi lahir telah mengalami obliterasi sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanal tersebut. Biasanya obliterasi terjadi
di annulus inguinalis internus, kemudian hilang atau hanya berupa tali.
Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup yang hasilnya ialah
terdapatnya hernia didaerah tersebut.

5
Setelah dewasa kanal tersebut telah menutup. Namun karena daerah
tersebut ialah titik lemah, maka pada keadaan yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraabdomen kanal itu dapat terbuka kembali dan
timbul hernia inguinalis akuisita. Sementara di usia ini seseorang lebih
produktif dan melakukan banyak aktivitas. Sehingga penyebab hernia pada
orang dewasa ialah sering mengangkat barang berat, juga bisa oleh karena
kegemukan, atau karena pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat
sehingga sering mengedan pada saat BAB.
Hernia pada orang tua terjadi karena faktor usia yang mengakibatkan
semakin lemahnya tempat defek. Biasanya pada orang tua terjadi hernia
medialis karena kelemahan trigonum Hesselbach. Namun dapat juga
disebabkan karena penyakit-penyakit seperti batuk kronis atau hipertrofi
prostat
1.6 Diagnosis

1. Anamnesis

Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang hilang timbul,

muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang dapat

meningkatkan tekanan intra-abdomen seperti mengangkat barang atau

batuk, benjolan ini hilang pada waktu berbaring atau dimasukkan

dengan tangan (manual). Terdapat faktor-faktor yang berperan untuk

terjadinya hernia. Dapat terjadi gangguan passage usus (obstruksi)

terutama pada hernia inkarserata. Nyeri pada keadaan strangulasi,

sering penderita datang ke dokter atau ke rumah sakit dengan keadaan

ini.

2. Pemeriksaan fisik

Ditemukan benjolan lunak di lipat paha di bawah ligamentum inguinale

di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Benjolan

tersebut berbatas atas tidak jelas, bising usus (+), transluminasi (-).

6
Gejala/tand Obstruksi usus pada Nekrosis/gangren pada
a hernia inkarserata hernia strangulata

Nyeri Kolik Menetap


Suhu badan Normal Normal/meninggi
Denyut nadi Normal/meninggi Meninggi/tinggi sekali
Leukosit Normal Leukositosis
Rangsang Tidak ada Jelas
peritoneum
Sakit Sedang/berat Berat sekali/toksik
Tabel 1. Hernia inkarserata dengan obstruksi usus dan hernia strangulata yang
menyebabkan nekrosis atau ganggren

1.7 Diagnosis Banding

1. Limfadenitis yang disertai tanda radang lokal umum dengan sumber


infeksi di tungkai bawah, perineum, anus, atau kulit tubuh kaudal dari
tingkat umbilikus.
2. Lipoma kadang tidak dapat dibedakan dari benjolan jaringan lemak
preperitoneal pada hernia femoralis.
3. Abses dingin yang berasal dari spondilitis torakolumbalis dapat
menonjol di fosa ovalis.
Untuk membedakannya perlu diketahui bahwa munculnya hernia erat
hubungannya dengan aktivitas seperti mengedan, batuk, dan gerak lain yang
disertai dengan peninggian tekanan intra-abdomen, sedangkan penyakit lain
seperti limfadenitis femoralis tidak berhubungan dengan aktivitas demikian

1.8 Penatalaksanaan

1. Konservatif

7
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan

pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia

yang telah direposisi

a. Reposisi

Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali

pada pasien anak-anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan

kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan

kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat

tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi

lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan

lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang

terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan

oleh cincin hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang

dewasa.

Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian

sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini

berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika

reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus

dilakukan operasi segera. Pada tindakan reposisi ini posisi

penderita dapat dilakukan denagn posisi seperti pada gambar:

8
b. Bantalan penyangga (sabuk truss)

Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia

yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga

harusdipakai seumur hidup. Namun cara yang berumur lebih dari

4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang. Sebaiknya cara

ini tidak dinjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain

merusak kulit dan tonus otot dinding perut didaerah yang tertekan

sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini

dapat menimbulkan atrofitestis karena tekanan pada funikulus

spermatikus yang mengandung pembuluh darah dari testis.

2. Operatif

9
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia

inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis

ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy, yang

terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.

1.9 Komplikasi

Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi

hernia. Isi hernia dapat tertahan di dalam kantong hernia pada hernia

irreponibilis, hal ini terjadi jika hernia terlalu besar atau terdiri dari

omentum, organ ekstraperitoneal, atau hernia akreta. Di sini tidak timbul

gejala klinik kecuali berupa benjolan.

Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga

terjadi hernia strangulata yang menimbulkan obstruksi usus yang sederhana.

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi

hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedem

organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia.

Timbulnya oedem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin

bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia

menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan

serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang

akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi

hubungan dengan rongga perut.

Hernia inguinalis dapat menjadi inkarserata dan strangulata. Mual,

muntah, dan nyeri abdomen yang berat dapat terjadi pada hernia strangulata.

10
Hernia strangulata merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa (gawat

darurat) yang membutuhkan pembedahan segera.

1.10 Prognosis

Prognosis biasanya cukup baik bila hernia diterapi dengan baik.


Angka kekambuhan setelah pembedahan kurang dari 3%.

11

Anda mungkin juga menyukai