Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit herinia atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunya buah
zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan lelaki,
terutama anak – anak. Kebanyakan penderita, akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya,
misalnya jika anank – anak penderita terlalu aktif.

Berasal dari bahasa latin, hernia yaitu menonjolnya isi suatu ringga melalui jaringan ikat tipis
yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan
pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian
dari usus.

Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene penuh
dengan aktivitas maupun kesibukan, dimana aktivitas tersebut membutuhkan stamina yang tinggi. Jika
stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka penyakit hernia akan segera menghinggapi.
Penjelasan mengenai penyakit hernia dan proses keperawatannya dibahas pada bab selanjutnya.

B. Rumusan masalah
 Apa pengertian dari hernia!
 Apa etiologi dari hernia!
 Bagaimanakah klasifikasi dari hernia!
 Bagaimanakah penentuan stadium pada hernia!
 Bagaimanakah pathway dari hernia!
 Bagaimanakah gambaran patofisiologis dari hernia!
 Bagaimanakah pemeriksaan dignostik dan penatalaksanaan dari penyakit hernia!
 Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan hernia!

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Secara umum Hernia merupakan produksi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ
internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilingi dan kelemahan
pada jaringan ikat suatu organ tersebut.

Hernia adalah ; tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ
tersebut seharusnya berada yang didalam dengan keadaan normal tertutup.

B. Klasifikasi

Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses terjadinya,
berikut ini penjelasannya :

Macam – macam hernia :

a. Macam – macam hernia didasarkan menurut letaknya, seperti :


1) Inguinal. Hernia inguinal dibagi lagi menjadi :
 Indirek/ lateralis
Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda spermatikus
melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada spermatikus melalui kanalis
inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria dan wanita. Insidennya tinggi pada bayi
dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotun.
Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut, atau kelingsir atau mengatakan
adanya benjolan di selangkangan/ kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil atau
menghilang pada saat tidur dan bila menangis, mengejan, atau mengangkat benda
berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.

 Direk/ medialis
Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui
kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada
lansia, hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini
karena defisiensi kengenital. Hernia ini disebut derekta karena langsung menuju
annulus inguinalis eksterna sehingga meskipun annulus inguinalis interna ditekan
bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai
ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan
funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Pada pasien terlihat
adanya massa bundar pada annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila
pasien tidur. Karena besarnya efek dari dinding posterior maka hernia ini jarang
sekali menjadi ireponibilis.

2
2) Femoral: hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita
daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang
membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hamper tidak dapat dihindari
kandung kemih masuk kedalam kantung. Ada pasien yang tinggi dari inkarserata dan
strangulasi dengan tipe hernia ini.

3) Umbilikal : hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan arena
peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita
multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh
secara tidak adekuat karena maslah pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat,
disteasi ekstrem atau kegemukan.

4) Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.

b. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :


1) Hernia bawaan atau congenital
Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis ( indireks ) ; kanalis
inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik
peritoneum ke daerah dalam skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesu vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya
proses ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalaui
kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup, karena testis
kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan kebih sering terbuka. Bila
kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal,
kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bilas prosesus terbuka terus
( karena tidak mengalami obliterasi ) akan timbul hernia inguinalis lateralis
congenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan
lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-
abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kambali dan timbul hernia
inguinalis lateralis akuista.

2) Hernia dapatan atau akuisita ( acquisitus = didapat )

c. Menurut stadiumnya , hernia dibedakan menjadi :


1. Hernia reponibel/ reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk. Tidak ada
keluhan atau gejala obstruksi usus.
Hernia reponible tanda dan gejalanya :
 Pasien meras tidak enak ditempat penonjolan.
 Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal, femoralis dan lain
– lain. Penonjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat beban berat ataupun saat
aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat baring.
 Kadang – kadang perut kembung

3
 Apabila terjadi perlengkapan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak dapat
dimasukkan lagi ( ireponible ).

2. Hernia ireponnible, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga. Ini biasaanya disebabkan oleh perletakkan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta ( accretes = pelekatan karena
fibrosis ). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

3. Hernia inkaserata, ( incarceration = terperangkap, cancer = penjara ), yaitu bila isi


hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap,
tidah dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan
pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia inkarserata” lebih dimaksudkan untuk
hernia ireponible dengan gangguan pasase. Hernia inkaserata mempunyai tanda dan
gejala :

 Adanya gambaran obstruksi usus dimana pasien mengalami obstipasi, muntah,


tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.
 Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
 Bila lelah terjadi strangulasi, pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia,
dimana nyeri menetap karena rangsangan peritoneum . pada pemeriksaan local
dimukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi disertai nyeri tekan dan
tergantung kejadian hernia.
 Dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses local, keadaan ini merupakan keadaan
gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera.

4. Hernia strangulate, tingkatan hernia yang paling parah karena pembuli darah sudah
terjepit. Gangguan vaskularisasi disebut juga sebagai hernia stragulata. Selain
benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerate, gejala lain juga muncul, seperti
demam dan dehidrasi. Hernia strangulate mengkibatkan nekrosis dari isi abdomen di
dalamnya karena tidak mendapatkan darah akibat pembuluh darah yang memasok
darahnya terjepit. Bila terus didiamkan lama – lama pembulu darah di daerah tersebut
akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke
pembulu darah. Sebagi akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan
toxin di dalam darah yang dapat mengancam jiwa. Sangat mungkin pasien tidak bisa
tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa. Hernia jenis ini merupakan keadaan
gawat darurat karena perlu mendapatkan pertolongan segera.

C. Etiologi
 Proses vaginalis yang terbuka
 Peningkatan tekanan di dalam rongga perut
 Kehamilan
 Batuk kronis
 Pekerjaan mengangkat benda berat
 Mengejan pada saat defekasi
 Kelemahan otot dinding perut karena usia

4
D. Patofisiologi

Kongenital,
Akuisita

Mengejan saat BAB,


Defek dinding angkat barang berat,
abdomen aktivitas berat

HERNIA

REPONIBLE : IREPONIBLE. INKARSERATA: STRANGULATA:

 Pasien merasa  Apabila terjadi  Gangguan  Obstipasi


tidak enak di perlekatan keseimbangan  Muntah
tempat pada kantung cairan &  Tidak flatus
benjolan. hernia dan isi elektrolit asam  Perut kembung
 Terdapat hernia maka basa.  Dehidrasi
penonjolan di tidak dapat  Dapat dijumpai  Nyeri hebat di
salah satu dimasukkan tanda tempat hernia
abdomen. lagi. peritonitis
 Benjolan terjadi abses
hilang saat local
istirahat
baring.
 Perut kembung

GANGGUAN GANGGUAN
RASA NYAMAN CAIRAN DAN
NYERI
ELEKTRONIK

5
E. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi konservatif/ non bedah : penggunaan alat penyangga bersifat sementara seperti
pemakaian sabuk/ korset pada hernia ventralis. Dilakukan reposisi postural pada pasien
dengan hernia inkarserata yang tidak menunjukkan gejala operatif.
2. Terapi umum dalah terapi operatif.
3. Jika usaha reposisi berhasil dapat dilakukan operasi herniografi efektif.
4. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5
menit di evaluasi kembali.
5. Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat sebaiknya digunakan marleks untuk
menguatkan dinding perut setempat.
6. Pengobatan dengan pemberian obat anti nyeri, misalnya asetoninofen, antibotik untuk
membasmi infeksi dan obat pelunak tinja.
7. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi
seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengejan selama BAB.
Hindari kopi –kopi , the, coklat, cola, minuman berakohol.
8. Hindari aktivitas – aktivitas yang berat.

F. Komplikasi
1. Hernia berulang
2. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau syaraf jika pasien laki – laki.
3. Perdarahan yang berlebihan/ infeksi luka bedah.
4. Setelah herniografi dapat terjadi hematoma.
5. Fostes urin dan feses.
6. Residip.
7. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. URINE : protein, darah, uro/bilirubin yang mereduksi ( DM ), analisa asam ( Penyebab
metabolic ), kultur ( ISK ).
2. Darah : BUN, Kreatinin, ( Kelainan ginjal ), elektrolit ( komplikasi muntah ), status asam
basa ( komplikasi muntah ), uji fungsi hati ( Penyakit Hepar )
3. Pemeriksaan Radiologi/ endoskopi :
 Foto abdomen ( terlentang dan tegak ) obstruksi.
 Foto abdomen kontras : stenosis pilorik, hepertropi, invaginasi.
 USG : stenosis pilorik, hipertrofi, invaginasi.

H. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan adanya bengkak, ada atau tidak benjolan.
2. Auskultasi : bising usus, hiperelastisitas didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia
yang mengalami obstruksi usus
3. Perkusi : kembung, bila perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulate. Hipertimpani, terdengar pekak.
4. Palpasi : turgor kulit & massa.

6
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

7
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara garis besar, dapat ditarik simpulan Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga
melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga
dimana ia terisi secara normal.

Hernia atau usus turun adalah penonjolan abnormal suatu organ/sebagian dari organ melalui
lubang pada struktur disekitarnya.
Hernia inguinalis adalah penonjolan hernia yang terjadi pada kanalis inguinal (lipat paha).
Operasi hernia adalahtindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengembalikan isihernia pada
posisi semula dan menutup cincin hernia.

B. Saran

Kami menyarankan agar mayarakat lebih sadar dan dapat mengawasi anggota keluarga akan
penyakit hernia yang terjadi karna sebagian dinding rongga lemah yang merupakan cacat bawaan atau
keadaan yang di dapat sesudah lahir.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi tambahan referensi pengetahuan mengenai hernia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin arif,sari kumala.2011.gangguam gastrointestinal aplikasi asuhan keperawatan


medikal bedah.jakarta:salemba

Yudha komara Egi.2008.kapita selekta penyakit dengan implikasi keperawatan edisi


2.jakarta:EGC

Carpenito,J,L .1999. ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan “ Edisi 2

Kendarto, 1994, Hernia, HDW Ilmu Bedah I, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai