Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG PENGUJIAN HIPOTESIS

Dosen Pengampu : Emy Artuti, S.Si, M.Pd

Disusun Oleh :
Erina (203030206063)
Mariska Andriany Sohilait (203030206065)

Program Studi Pendidikan Matematika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Palangka Raya
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan anugerah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Pengujian Hipotesis dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Statistika Dasar. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Emy Artuti, S.Si, M.Pd selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Statistika Dasar. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak dan semua anggota kelompok yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa kami menyampaikan permohonan maaf jika dalam penulisan makalah ini
masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan
ke depan.
Demikian dan terima kasih.

Palangka Raya, 13 Desember 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Uji hipotesis adalah prosedur yang memungkinkan untuk menentukan apakah
menerima atau menolak hipotesis. Apabila kita menolak sebuah hipotesis, padahal
seharusnya kita menerima hipotesis tersebut, maka dikatakan telah terjadi kesalahan
jenis I, dan jika menerima sebuah hipotesis padahal seharusnya ditolak, dikatakan
bahwa telah terjadi kesalahan jenis II . Dengan mempelajari uji hipotesis mahasiswa
diharapkan bisa melakukan atau mengambil keputusan yang tepat. Karena pada
dasarnya uji hipotesis merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar
dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan ini
didasari dengan hasil uji terlebih dahulu menggunakan data hasil observasi. Ada pun
manfaat dari uji hipotesis yaitu untuk membantu pengambil keputusan dalam
mengambil keputusan sehingga menghasilkan ketelitian dan ketepatan dalam
keputusannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pengujian hipotesis?
2. Apa saja jenis-jenis hipotesis?
3. Apa saja karakteristik hipotesis?
4. Bagaimana cara menguji hipotesis?
5. Apakah yang dimaksud dengan uji hipotesis satu rata-rata?
6. Apakah yang dimaksud dengan uji hipotesis beda dua rata-rata?

C. Manfaat
1. Agar dapat memahami pengertian uji hipotesis.
2. Agar dapat memahami apa saja jenis - jenis hipotesis
3. Agar mengetahui apa saja karakteristik hipotesis
4. Agar memahami bagaimana cara menguji hipotesis
5. Agar memahami pengertian uji hipotesis satu rata-rata dan uji hipotesis beda dua
rata-rata.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengujian Hipotesis

Pengujiaan hipotesis adalah pengujian terhadap suatu pernyataan dengan


menggunakan metode statistik sehingga hasil pengujian tersebut dapat dinyatakan
signifikan secara statistik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, kita harus
menetapkan terlebih dahulu hipotesis tersebut terlebih dahulu. Hipotesis adalah
pernyataan yang kebenarannya masih lemah. Selanjutnya agar pernyataan pada
hipotesis tidak diragukan lagi maka kita melakukan pengumpulan data dan melakukan
pengujian secara statistik. Dengan melakukan pengujian statistik terhadap hipotesis kita
dapat memutuskan apakah hipotesis dapat diterima (data tidak memberikan bukti untuk
menolak hipotesis) atau ditolak (data memberikan bukti untuk menolak hipotesis).

B. Jenis - Jenis Hipotesis


Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni hipotesis kerja dan hipotesis nol.
 Hipotesis Alternatif

Hipotesis kerja kerap juga disebut hipotesis alternatif (Ha). Namun


ada kalanya hipotesis disimbolkan dengan H1. Jadi, hipotesis kerja ini
berfungsi untuk menyatakan hubungan antara variabel X dan Y. Hipotesis ini
juga bisa menunjukkan adanya perbedaan antar dua kelompok. Hipotesis ini
menjelaskan adanya hubungan antara variabel dengan variabel lain.
Contohnya: Ada hubungan antara tingkat kemiskinan dan ketersediaan
lowongan pekerjaan.

 Hipotesis Nol

Hipotesis nol (null hypotheses) biasanya disimbolkan dengan Ho.


Nama lain hipotesis ini adalah hipotesis statistik. Dinamai demikian karena
sering dipakai dalam penelitian kuantitatif yang membutuhkan perhitungan
statistik. Kebalikannya dengan hipotesis Ho menerangkan tidak ada
hubungannya atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contohnya:
Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan mahasiswa dengan peluang
mencari kerja.
Macam-macam Hipotesis menurut bentuknya :

Selanjutnya adalah macam-macam hipotesis menurut bentuknya. Dibedakan


menjadi tiga macam, hipotesis penelitian mempunyai pengertian sendiri berdasarkan
macamnya. Macam-macam ini sangat berkaitan dengan jenis penelitian yang bakal
kamu kerjakan.

 Hipotesis Relasional dan Asosiatif

Hipotesis ini diartikan sebagai jawaban sementara atas hubungan


antara dua variabel atau lebih. jadi, hipotesis ini dirumuskan berdasarkan
rumusan masalah yang asosiatif atau menggambarkan suatu hubungan.
Dalam pengertian lain, hipotesis asosiatif secara eksplisit atau terang
menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dikutip
dari sosiologis.com, contoh hipotesis adalah orang yang telah menikah
memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi ketimbang orang yang
belum menikah”. Contoh tersebut menunjukkan dengan jelas kalau ada
hubungan antara status perkawinan dan tingkat kepercayaan diri seseorang.
Selain itu, hipotesis tersebut tergolong hipotesis relasional karena hubungan
kedua variabel dideskripsikan secara eksplisit. Dengan membaca hipotesis
penelitian relasional, kamu dengan mudah mengetahui adanya hubungan
antara kedua variabel tersebut. Kamu pun tahu apa saja variabel yang dipakai
dalam suatu penelitian.

 Hipotesis Deskriftif

Berbeda dengan hipotesis asosiatif, hipotesis deskriptif justru


menunjukkan hubungan antar variabel secara implisit. Sehingga hubungan
tersebut cenderung tersembunyi, tidak jelas seperti hipotesis penelitian. Jadi
hipotesis deskriptif hanya memberi gambaran tentang sampel penelitian.
Contohnya, setengah penduduk pulau Jawa adalah petani. Contoh lainnya
adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki IPK yang tinggi. Dinukil
dari sosiologis.com, pada contoh pertama variabel penelitian yang ditemukan
yakni jumlah penduduk dan pekerjaan. Sementara itu, variabel dari contoh
kedua adalah tingkat keaktifan berorganisasi dan IPK.

 Hipotesis Komperatif

Macam hipotesis yang terakhir, hipotesis komparatif. Menurut


Sugiyono, hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan
nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Sedangkan
menurut Ridwan hipotesis komparatif dirumuskan untuk memberikan
jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan. Secara ringkas,
hipotesis komparatif adalah dugaan tentatif dari rumusan masalah yang
komparatif. Artinya variabelnya sama, hanya saja populasi, sampel, atau
keadaan yang berbeda.
C. Karakteristik Hipotesis
Karakteristik Hipotesis yang baik mengandung beberapa hal, di antaranya:
1. Hipotesis harus memiliki daya penjelas
2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-
variabel
3. Hipotesis harus dapat diuji
4. Hipotesis konsistensi dengan pengetahuan yang sudah ada
5. Hipotesis dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin

D. Cara Menguji Hipotesis


a. Hal-hal yang perlu diketahui dalam menguji hipotesis
 Hipotesis lambangnya H atau Ho
 Hipotesis tandingan lambangnya A atau H1
 Pasangan H melawan A, menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari
daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis
 Daerah penolakan hipotesis disebut juga daeah kritis

b. Prosedur Pengujian Hipotesis


Langkah-langkah pengujian hipotesis statistik adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Formulasi Hipotesis Formulasi atau perumusan hipótesis
statistik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut :
 Hipotesis nol atau hipotesis nihil Hipotesis nol, disimbolkan Ho
adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan
 Hipotesis alternatif atau hipotesis tandingan Hipotesis alternatif
disimbolkan H1 atau Ha adalah hipotesis yang dirumuskan
sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. S atau tandingan
dari hipotesis nol. Secara umum,formulasi hipotesis dapat
dituliskan :
Ho : q = q0
H1 : q > q0 (Pengujian ini disebut pengujian sisi kanan)
Ho : q = q0 H1 : q < q0 (Pengujian ini disebut pengujian sisi kiri)
Ho : q = q0 H1 : q ¹ q0 (Pengujian ini disebut pengujian dua sisi)

2. Menentukan Taraf Nyata (Significant Level)


Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima
kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf
nyata dilambangkan dengan a (alpha). Semakin tinggi taraf nyata yang
digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis
yang diuji, padahal hipotesis nol benar. Besarnya nilai a bergantung
pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya
kesalahan yang akan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut
sebagai daerah kritis pengujian (critical region oftest ) atau daerah
penolakan (region of rejection).
3. Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam
menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan
nilai a table distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya,
sesuai dengan bentuk pengujiannya.
 Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau
lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau
nilai uji statistik bera statistik berada di luar nilai kritis. da di luar
nilai kritis.
 Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau
lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau
nilai uji statistik bera statistik berada di dalam nilai kritis.

4. Menentukan Nilai Uji Statistik


Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan
distribusi tertentu dalam pengujian pengujian hipotesis. Uji hipotesis.
Uji statistik merupakan statistik merupakan perhitungan perhitungan
untuk menduga menduga parameter data parameter data sampel yang
diambil secara random dari sebuah populasi.

5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam
hal penerimaan atau penolakan penolakan hipotesis hipotesis nol (Ho),
sesuai dengan kriteria kriteria pengujiannya. pengujiannya. Pembuatan
Pembuatan kesimpulan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan
nilai uji staistik dengan nilai a tabel atau nilai kritis. nilai a tabel atau
nilai kritis.
 Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada diluar nilai
kritisnya
 Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statitik berada di dalam nilai
kritisnya.

E. Pengertian Uji Hipotesis Satu Rata – Rata


Uji hipotesis rata-rata satu populasi adalah uji statistik yang digunakan untuk
mengetahui apakah suatu populasi memiliki rata-rata yang sama dengan, lebih kecil
atau lebih besar dari suatu nilai rata-rata tertentu sesuai dengan hipotesis yang telah
ditetapkan.
Sebelum melakukan pengujian statistik, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel
yang nantinya digunakan sebagai bahan untuk melakukan pengujian. Berikut ini adalah
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengujian.
1. Sampel yang digunakan dalam pengujian adalah sampel acak sederhana.
2. Varian populasi \sigma^2σ2 diketahui.
3. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau ukuran
(banyaknya) sampel cukup besar (biasanya ukuran sampel cukup besar yang
sering digunakan adalah lebih dari 30).
D. Pengertian Uji Hipotesis Beda Dua Rata – Rata
Uji hipotesis dua rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya
perbedaan (kesamaan) rata antara dua buah data. Salah satu teknik analisis statistik
untuk menguji hipotesis dua rata-rata. Pengujian ini merupakan uji statistik
parametrik yang tentu saja harus memenuhi asumsi.
1. Data berdistribusi normal
2. Data dipilih secara acak
3. Data yang digunakan merupakan dat numerik (skala & interval.

Pertanyanya bagaimana jika asumsi di atas tidak bisa terpenuhi? maka caranya yaitu
mengganti metode dari parametrik menjadi non-parametrik. untuk metode ini belum
dijelaskan atau belum dibuat. segera akan dibuatkan untuk metode ini.
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian perbedaan rata‐rata dua sampel saling bebas
ada 3 hampir sama dengan yang lainnya yaitu:
1. Hipotesis dua arah yaitu rata-rata antar kelompok sama
2. Hipotesis satu arah menganggap kelompok 1 lebih tinggi rata-ratanya
dibandingkan kelompok 2.
3. Hipotesis satu arah yang menganggap kelompok 1 lebih kecil rata-ratanya
dibandingkan kelompok 2.
Langkah-Langkah Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
1. Uji atau asumsikan bahwa data dipilih secara acak
2. Uji atau asumsikan bahwa data berdistribusi normal
3. tentukan apakah variansnya homogen atau hetero.
4. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat
5. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistik
6. Cari t-hitung atau z-hitung dengan rumus tertentu
7. Tentukan taraf signifikan (α)
8. Cari t-tabel atau z-tabel dengan pengujian dua pihak dimana df yang tergantung
rumus.
9. Tentukan kriteria pengujian, yaitu: Jika –ttabel ≤ thitung ≤ +ttabel, maka H0
diterima
10. Bandingkan t-hitung dengan t-tabel
11. Buatlah kesimpulannya.

Contoh Soal
Seorang pemilik toko yang menjual 2 macam bola lampu merek A dan B,
berpendapat bahwa tak ada perbedaan rata-rata lamanya menyala bola lampu
kedua merek tersebut. Dengan pendapat alternatif adanya perbedaan ≠ guna menguji
pendapat itu dilakukan percobaan atau eksperimen dengan menyalakan 100 buah lampu
merek A dan 50 buah bola lampu merek B, sebagai sampel acak. Ternyata bola lampu
merek A dapat menyala rata-rata selama 952 jam, sedangkan merek B selama 987 jam,
masing-masing dengan simpangan baku sebesar A adalah 85 jam dan B adalah 92 jam.
Dengan menggunakan α = 5%, ujilah pendapat tersebut !
Jawaban Soal :
Langkah Pertama : Merumuskan Hipotesis
 H0 : µ1 – µ2 = 0
 H1 : µ1 – µ2 ≠ 0
 Ø n1 = 100, 1 = 952, 1 = 85
 Ø n2 = 50, 2 = 987, 2 = 92

Langkah Kedua : Menentukan Taraf Nyata


Karena α = 5%. Zα/2 = 1.96 atau -Zα/2 = -1.96

Langkah Ketiga : Menentukan Kriteria Pengujian

Langkah Keempat : Menentukan Daerah Keputusan


Langkah Kelima : Pengambilan Keputusan
Dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis menolak H0 dan menerima H1 sebagai
Hipotesis Alternatif. Sehingga nyala lampu A tidak sama dengan nyala lampu B karena
Z0 sebesar -2.25 dan berada di luar daerah menerima H0 sebab lebih kecil dari batas
akhir yaitu -1.96.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Uji hipotesis adalah prosedur yang memungkinkan untuk menentukan apakah
menerima atau menolak hipotesis. Apabila kita menolak sebuah hipotesis, padahal
seharusnya kita menerima hipotesis tersebut, maka dikatakan telah terjadi kesalahan jenis I,
dan jika menerima sebuah hipotesis padahal seharusnya ditolak, dikatakan bahwa telah terjadi
kesalahan jenis II.
Ada pun manfaat dari uji hipotesis yaitu untuk membantu pengambil keputusan dalam
mengambil keputusan sehingga menghasilkan ketelitian dan ketepatan dalam keputusannya.
Di dalam menyusun suatu laporan karya ilmiah terutama penelitian kualitatif di dalamnya
tidak akan terlepas dari yang namanya merumuskan hipotesis, tujuan, dan kegunaan
penelitian.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang
kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan
dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan
sengaja menimbulkan/menciptakan suatu gejala.
Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji
kebenarannya disebut teori. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang
mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan
membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian.
Daftar pustaka
file:///C:/Users/USER/Downloads/dlscrib.com-pdf-makalah-uji-hipotesis-
dl_a2b6b9e45e74a6b0d049c9f2065897ed.pdf
http://www.ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2013/07/PENGUJIAN-HIPOTESIS1.pdf

Anda mungkin juga menyukai