Anda di halaman 1dari 17

Metode Penelitian Dan Publikasi

TUGAS BBM 5 , BBM 6

Disusun guna memenuhi salah satu tugas dalam


mengikuti mata kuliah Metode Penelitian Dan Publikasi pada
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNP
Semester Januari-Juli 2020

Oleh
Nama : ANNISA RAHMI
NIM : 17033082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA FMIPA UNP
2020
TUGAS BBM 5 DAN BBM 6
PADA PERKULIAHAN ONLINE
METODOLOGI PENELITIAN DAN PUBLIKASI
PETUNJUK : BACALAH DAN PAHAMILAH BBM 5 DAN BBM 6
PERTANYAAN BERIKUT SEBAGAI PERSIAPAN PERKULIAHAN

BBM 5
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

LATIHAN 1 LANDASAN TEORI


1. Coba Anda jelaskan apa yang dimaksud dengan teori!
Jawaban :

Teori secara umum, adalah suatu pernyataan, apabila ia benar maka ia benar secara
universal. Teori tersebut berlaku sepanjang waktu, di semua tempat, dan semua keadaan,
serta semua permasalahan yang sesuai dengannya. Suatu generalisasi merupakan teori
yang bersifat umum.

Teori secara khusus, adalah teori yang berkaitan dengan sejumlah fakta-fakta
particular tertentu. Ia berusaha untuk menjelaskan fakta-fakta dalam hubungannya yang
satu dengan lainnya. Ia harus sesuai dengan faktafakta yang diketahuinya, tetaapi juga
harus berhasil mengidentifikasi beberapa fakta atau sejumlah fakta yang selama itu belum
diketahui.

Dapat disimpulkan teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil
yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah. dan dapat dikatan sebuah set konsep atau construct yang berhubungan
satu dengan yang lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan
sistematis dan fenomena. Teori berfungsi untuk tiga hal, yaitu: (a) mendeskripsikan; (b)
menjelaskan; dan (c) memprediksikan.

2. Dalam kegiatan penelitian, teori memiliki beberapa kegunaan. Coba Anda jelaskan
beberapa kegunaan teori dalam penelitian!
Jawaban :
a. Memberikan pola dalam proses interpretasi data
b. Teori menyediakanberbagai argumentasi yg dapat digunakan untuk menganalisis atau
memberikan penafsiran atas hasil penelitian yg telah diolah Namun teori tidak selalu
harus didukung , adakalanya hasil penelitian kita berbeda dengan teori yg telah ada
c. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya
d. Memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau variabel
e. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yg lebih besar dari temuan yg
diperoleh dari suatu penelitian
f. mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap
jenisjenis data yang akan dibuat abstraksinya;
g. memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana fenomena-fenomena
yang relevan disistematiskan, diklarifikasikan, dan dihubung-hubungkan;
h. memberi ringkasan terhadap fakta dalam bentk generalisasi empiris dan sistem
generalisasi;
i. memberikan prediksi terhadap fakta; dan
j. memperjelas celah-celah di dalam pengetahuan.

3. Studi kepustakaan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan kajian teori.
Anda diminta menjelaskan apa yang dapat diperoleh dari kegiatan studi pustaka dalam
penyusunan kajian teori dalam penelitian!
Jawaban :

a. Mengidentifikasi konsep atau kata kunci (key words) yg digunakan.


b. Mencari definisi konsep atau kata kunci pada sumber pustaka yg telah dijelaskan
sebelumnya.
c. Mengumpulkan hasil pencarian dari berbagai sumber kemudian memilah dan
mencatat sehingga memudahkan dalam menyusun literatur review kedalam desain
penelitian.
d. perkembangan kegiatan penelitian terkini, dengan isu-isu dalam bidang kajian yang
terbaru, dan hasil-hasil penelitian terdahulu dan hasil penelitian terbaru serta
memunculkan ideide untuk melakukan penelitian.
e. disiplin menCari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya dan yg relevan dengan
setiap variabel yg diteliti
f. Dapat mencari definisi setiap variabel yg akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yg lain, dan pilih definisi yg sesuai
dengan penelitian yg akan dilakukan
g. Mendeskripsikan teori-teori yg telah dibaca dari berbagai sumber dalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri

4. Berbagai sumber rujukan dalam penyusunan kajian teori dapat dimanfaatkan,


diantaranya adalah handbook. Coba Anda jelaskan apa yang dimaksud dengan handbook
dan berikan tiga contoh yang termasuk dalam kategori handbook!
Jawaban :

Handbook adalah koleksi rujukan yang memuat bunga rampai informasi yang
dipusatkan pada pokok bahasan atau subyek tertentu, yang dipergunakan sebagai pedoman
untuk mengerjakan sesuatu (Tambusai, 2007).

Handbook adalah terbitan yang biasanya memuat keterangan-keterangan tentang


suatu bidang (berbagai bidang tertentu), disajikan dalam bentuk yang padat dan praktis
(Qalyubi, Syihabuddin dkk, 2007)

Dapat disumpulkan Handbook adalah buku pegangan yang diterbitkan oleh lembaga
negara atau swasta yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah tertentu,
ataupun tentang sutau fenomena yang bersifat umum.

Contoh :

a. Indonesian Handbook. Jakarta : Departemen Penerangan, 1970. 3.


b. Handbook of Chemistry and Phisics. Claveland: Chemical Rubber Co.,1913.
c. Statistik Indonesia. Jakarta : Biro Pusat Statistik, 1982.
d. Spiegel, Murray R. Mathematical Handbook. New York :McGraw-Hill, 1968.
e. Handbook of Research on Curriculum, Handbook of Educational Technology,
Handbook of Psychology
LATIHAN 2 HIPOTESIS

1. Kutiplan satu rumusan hipotesis dari judul penelitian atau rumusan masalah penelitian
yang sudah Anda miliki saat ini. Jika Anda belum memiliki, kutiplah dari laporan hasil
penelitian orang lain. Kemudian Anda kaji berdasarkan ciri- ciri hipotesis yang baik.
Bagaimana kesimpulan Anda tentang hipotesis yang Anda rumuskan tersebut?
Jawaban :
Penelitian berjudul Analisis Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Dan
Faktor-Faktor Kesulitan Dalam Mempelajarinya Pada Materi Hukum Newton Tentang
Gerak Kelas X Sma Di Kota Padang . Hipotesis ini adalah terdapat hubungan yang
berarti antara antara persepsi siswa tentang pembelajaran fisika dan faktor kesulitan
belajar fisika pada materi hukum Newton dengan hasil belajar fisika pada SMA di Kota
Padang.
Ciri hiptesis yang baik yaitu :
a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas

Suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang

seharusnya dijelaskan.

b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-

variabel. Suatu hipotesis harus memprediksi hubungan antara dua atau lebih

variabel.

c. Hipotesis harus dapat diuji

Hipotesis yang diajukan peneliti harus bersifat testability yaitu terdapat

kemampuan untuk diuji.

d. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. Hipotesis

hendaknya tidak bertentangan dengan teori atau hukum-hukum yang sebelumnya

sudah mapan.

e. Hipotesis hendaknya seserhana dan seringkas mungkin.


2. Kita dapat membuat berbagai rumusan hipotesis. Coba Anda jelaskan ada berapa bentuk
rumusan hipotesis dan buatlah rumusan bentuk hipotesis masing-masing satu buah.
Jawaban :
a. Hipotesis Deskriptif

Adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri.Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dituliskan.

Contoh :

1) Hipotesis penelitian

𝐻0 :Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling sedikit 75% dari

kriteria yang ditetapkan (paling sedikit berarti lebih dari atau sama dengan ≥).

: Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri <

75% dari kriteria yang ditetapkan.

2) Hipotesis statistik

𝐻0=𝜌≥75% 𝐻𝑎=𝜌<75%

b. Hipotesis Komparatif

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini

variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu

terjadi pada waktu yang berbeda.

Contoh :

1) Hipotesis penelitian

Bentuk hipotesis komparatifnya dapat dikemukakan dalam bentuk hipotesis nol dan

hipotesis alternative sebagai berikut.

𝐻0 : Hasil belajar siswa SMA X lebih dari atau sama dengan (≥) SMA Y.

HI : Hasil belajar siswa SMA X lebih kecil dari (<) SMA Y.

2) Hipotesis statistic
𝐻0=𝜇1≥𝜇2 𝐻𝑎=𝜇1<𝜇2

Dimana ;

𝜇1 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA X

𝜇2 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA Y

c. Hipotesis Asosiatif Hubungan

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang

menanyakan antara dua variabel atau lebih.

Contoh :

1) Hipotesis penelitian

Ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan

iklim kerja sekolah.

2) Hipotesis statistik

𝐻𝑎∶𝜌≠0 (𝜌≠0 berarti menandakan ada hubungan antara variabel kepemimpinan kepala

sekolah dengan iklim kerja sekolah).

3. Ketika Anda akan melaksanakan penelitian, apakah selalu harus menyusun suatu
hipotesis? Mohon dijelaskan jika jawabannya tidak!
Jawaban :
Tidak. Hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara
dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu
dihipotesiskan.Penelitian eksploratif yang jawabannya masih dicari dan sukar diduga,
tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidk mungkin dihipotesiskan.
BBM 6
POPULASI DAN SAMPEL

LATIHAN 1 POPULASI
1. Anda diminta untuk menjelaskan perbedaan antara populasi dan sampel dalam kegiatan
penelitian.
Jawaban :

Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yang berkenaan
dengan besarnya anggota populasi serta penelitian yang dicakup. Tujuan diadakannya
populasi ialah agar dapat ditentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota
populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi. serta populasi dapat diartikan
keseluruhan subjek yang menjadi sasaran dalam penelitian, sedangkan sampel adalah
bagian dari populasi yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk diamati, sehingga sampel
ukurannya lebih kecil dibandingkan populasi dan berfungsi sebagai wakil dari populasi
Jadi, sampel adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang dianggap representatif. serta
sebagai bagian dari populasi yang dipilih melalui cara-cara tertentu agar mewakili
berbagai karakterik populasi.

2. Mengapa sampel memiliki peranan yang penting dalam penelitian dan apa kaitannya
dengan populasi?
Jawaban :

untuk memperoleh data yang representative dalam kaitanya dengan populasi dan
sampelyang menjadi sasaran penelitian. Sampel harus dipilih dengan cara-cara tertentu
sehingga dapat merepresentatifkan populasi. Dengan menggunakan sampel, penelitian jadi
lebih efesien (biaya, tenaga, dan waktu), mudah, dan mengurangi bias dalam pengumpulan
data. Jadi, penelitian terhadap sampel dapat diasumsikan akan menghasilkan kesimpulan
yang sama dengan penelitian populasi, jika sampel yang dipilih memang mewakili
berbagai karakteristik populasi. Bila metode pengambilan sampel yang dipakai tepat,
diharapkan individu-individu sampel yang diobservasi maupun mewakili seluruh anggota
populasi dan mampu memberi informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti.
Informasi yang diperoleh akan menjadi bahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam
hal ini agar informasi yang diperoleh bisa memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan ketepatan
dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah
objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya), representative (mewakili keadaan
yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu dan relevan untuk menjawab persoalan
yang sedang menjadi pokok bahasan.

3. Ada berbagai teknis yang dapat digunakan dalam pemilihan sampel dan biasa disebut
dengan sampling. Coba Anda jelaskan beberapa teknik pengambilan sampel dalam
penelitian.
1) Probability Sampling
Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Dengan probability sampling, maka pengambilan sampel
secara acak atau random dari populasi yang ada.
Teknik sampel probability sampling meliputi:
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel
yang langsung dilakukan pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai
unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel
atau untuk mewakili populasinya.
Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.Teknik
tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi tidak
terlalu besar. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat
dilakukan dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.Untuk
penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalam prakteknya akan
menyita waktu. Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi
yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar
subjek maka tidak dapat membuat strata.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah
sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik
pengambilan sampel ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-
individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik
sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas.
Kelemahan teknik pengambilan sampel ini dapat dilihat dari tingkat error
samplingnya. Jika lebih banyak di bandingkan dengan pengambilan sampel
berdasarkan strata karena sangat sulit memperoleh cluster yang benar-benar sama
tingkat heterogenitasnya dengan cluster yang lain di dalam populasi.

2) Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain
a. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota atau Quota Sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.Teknik ini biasanya digunakan dan
didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel dimana setiap kasus
dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu sedikit, maka tidak
akan dapat mewakili populasi.
c. Sampling Aksidental atau Accidental Sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai
sumber data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu.
Peneliti langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas
ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang
dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan
tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya
kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel.
Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan
sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian
kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.

LATIHAN 2 MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL

1. Coba Anda jelaskan, satu ciri yang dapat menegaskan bahwa sampel yang diambil
diasumsikan dapat mewakili populasi.
Jawaban :
Sampel yang diambil diasumsikan dapat mewakili populasi dapat dilihat dari
jumlahnya. Asumsi yang berlaku umum adalah “makin besar jumlah sampel akan
mendekati populasi, maka peluang kesalahan dalam generalisasi semakin kecil dan
sebaliknya”. Secara umum , untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal
untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30 , sedangkan dalam penelitian
eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk
penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.
Walaupun yang diteliti dalam penelitian adalah sampel , tetapi hasil penelitian atau
kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian
digeneralisasikan terhadap populasi , menggeneralisasikan adalah mengangkat
kesimpulan penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.

2. Dalam penetapan jumlah sampel yang harus diambil, terdapat beberapa cara. Coba Anda
jelaskan berbagai cara tersebut dan berikan contohnya!
Jawaban :
Cara dalam menetapkan sampel :

1. Menurut Hadari Nawawi (Margono, 2004: 123-125)


Nawawi (Margono, 2004: 123) memberikan cara untuk memperoleh jumlah
sampel minimal yang harus diselidiki dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

≥= Sama dengan atau lebih besar

P = Proporsi populasi persentase kelompok pertama

q = Proporsi sisa di dalam populasi

Z 1/2 = Derajat koefisien konfidensi pada 99% dan 95%

b = Persentase perkiraan kemungkinan membuat

kekeliruan dalam menentukan ukuran sampel

Contoh:

Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di Jateng


adalah 400.000 orang. Di antara mereka yang tinggal di daerah
pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang. Berapa sampel yang
perlu diselidiki dalam rangka mengungkapkan hambatan penamaan
disiplin sekolah di wilayah masingmasing. Perhitungan:
F= ×100% =12,5%
atau P = 0,125

q = 1,00-0,125 = 0,875

Z 1/2 = 1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05)

b = 5% atau 0,05

Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:

n ≥ 1.740,21 dibulatkan 1.740 orang.

Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak diketahui maka


variasi p dan q dapat mengganti dengan harga maksimum, yakni (0,50 ×
0,50 = 0,25).

2. Menggunakan Tabel Krejcie


Salah satu teknik untuk menghitung jumlah sampel minimal yang
harus dijadikan sasaran penelitian adalah dengan menggunakan tabel
Krejcie. Krecjie dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan
atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai
kepercayaan 95% terhadap populasi. Tabel Krecjie ditunjukkan dalam
tabel di bawah ini. Dari tabel itu terlihat bila jumlah populasi 100 maka
sampelnya 80, bila populasi 1000 maka sampelnya 278, bila populasinya
10.000 maka sampelnya maka sampelnya 370, dan bila jumlah populasi
100.000 maka jumlah sampelnya 384. Dengan demikian makin besar
populasi makin kecil prosentase sampel. Oleh karena itu tidak tepat bila
ukuran populasinya berbeda prosentase sampelnya sama, misalnya 10%.
Tabel Krecjie

N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 100 275 75000 382
210 136 1100 285 100000 384

Contoh penghitungan:

Penelitian akan dilakukan terhadap iklim kerja suatu organisasi.


Sumber data yang digunakan adalah para pegawai yang ada pada
organisasi tersebut (populasi). Jumlah pegawainya 1000 terdiri atas
lulusan S1 = 50 orang, Sarjana muda = 300, SMK = 100, SD = 50
(poplasi berstrata).

Jumlah populasi = 1000. Bila kesalahan 5%, maka jumlah


sampelnya = 278. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga
berstrata. Stratanya menurut tingkat pendidikan. Dengan demikian
masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional
sesuai dengan populasi. Jadi jumlah sampel untuk:

SM = ×278 = 83,40 = 83

SMK = ×278 =139,00 =139

SMP= ×278 =13,90 =14

SD= ×278 = 27,80 = 28

Jadi jumlah sampelnya = 14 + 83 + 139 + 28 + 14 = 278

Pada perhitungan yang terdapat koma dibulatkan ke atas sehingga jumlah


sampelnya lebih 278 yaitu 280. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 278.

3. Menggunakan Nomogram Harry King


Harry King menghitung sampel tidak hanya didasarkan atas
kesalahan 5% saja, tetapi bervariasi sampai 15%. Tetapi jumlah populasi
paling tinggi hanya 2000. Nomogram ini ditunjukkan pada gambar di
bawah ini. Dari gambar tersebut diberikan pula contoh bila populasi 200,
kepercayaan sampel dalam mewakili populasi 95%, maka jumlah
sampelnya sekitar 58% dari populasi. Jadi 0,58 × 200 = 116. Bila populasi
800, kepercayaan sampel 90% atau kesalahan 10%, maka jumlah sampel =
7,5% dari populasi. Jadi 0,075 × 800 = 60. terlihat di sini semakin besar
kesalahan akan semakin kecil Contoh: misal populasi berjumlah 200. Bila
dikehendaki kepercayaan sampel terhadap populasi 95% atau tingkat
kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang diambil 0,58 × 200 = 16 orang.
(Tarik dari angka 200 melewati taraf kesalahan 5%, maka akan

ditemukan titik di atas angka 60. Titik itu kurang lebih 58).

4. Penghitungan Jumlah Sampel dengan rumus.


Bila ukuran sampel lebih dari 100.000, maka peneliti tidak bisa
melihat tabel lagi, oleh karena itu, peneliti harus dapat menghitung sendiri.
Ada dua rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 66-68) yaitu yang
tidak diketahui simpangan bakunya dan yang kedua yang diketahui
simpangan bakunya.

Contoh 1:

Misal seorang peneliti ingin mengetahui produktivitas kerja


pegawai di lembaga A. Peneliti berhipotesis bahwa produktivitas
kerja pegawai di lembaga A paling sedikit 70% dari tolok ukur ideal
yang ditetapkan. Untuk itu diperlukan ukuran sampel sebagai
sumber datanya. Untuk menghitungkan ukuran sampel diperlukan
rumus sebagai berikut:

pq
n≥ 2
σp
Keterangan:

n = Ukuran sampel yang diperlukan

p = Prosentase hipotesis (Ho) dinyatakan dalam peluang yang


besarnya = 0,50
q = 1 – 0,50 = 0,50
σp = Perbedaan antara yang ditaksir pada hipotesis kerja
(Ha) dengan hipotesis nol (Ho), dibagi dengan Z pada
tingkat kepercayaan tertentu.

Misalnya diketahui kepercayaan 68%, Z = 1; 95%, Z =1,96; 99%, Z


= 2,58. Untuk contoh di atas missal taraf kepercayaan 95% berarti Z
= 1,96 maka:

Dengan demikian maka besarnya ukuran sampel yang diperlukan


sebagai sumber data pada taraf kepercayaan 95% adalah:

Atau 25 orang. Jadi paling sedikit diperlukan 25 orang sebagai sumber


data. Misalnya taraf kepercayaan yang dikehendaki 99% maka harga Z
= 2,58, maka sampel yang diperlukan adalah:

Jadi diperlukan paling sedikit 42 orang.

Anda mungkin juga menyukai