Anda di halaman 1dari 4

Kontraksi panjang 

adalah fenomena memendeknya sebuah objek yang diukur oleh pengamat


yang sedang bergerak pada kecepatan bukan nol relatif terhadap objek tersebut. Kontraksi ini
(resminya adalah kontraksi Lorentz atau kontraksi Lorentz–FitzGerald dari Hendrik
Lorentz dan George FitzGerald) biasanya hanya dapat dilihat ketika mendekati kecepatan
cahaya. Kontraksi panjang hanya terlihat pada arah paralel dengan arah dimana benda yang
diamati bergerak. Efek ini hampir tidak terlihat pada kecepatan sehari-hari dan diabaikan untuk
semua kegiatan umum. Hanya pada kecepatan sangat tinggi dapat terlihat. Pada kecepatan
13.400.000 m/s (30 juta mph, 0.0447c) kontraksi panjangnya adalah 99.9% dari panjang saat
diam; pada kecepatan 42.300.000 m/s (95 juta mph, 0.141c), panjangnya masih 99%. Ketika
semakin mendekati kecepatan cahaya, maka efeknya semakin kelihatan, seperti pada rumus:
where
L0 adalah panjang diam (panjang objek ketika diam),
L adalah panjang yang dilihat pengamat pada gerak relatif terhadap objek,
v adalah kecepatan relatif antara pengamat dan benda bergerak,
c adalah kecepatan cahaya,
dan faktor Lorentz, γ(v), didefinisikan dengan
Dalam persamaan ini diasumsikan bahwa objek paralel dengan garis perpindahannya.
Untuk pengamat dengan gerak relatif, panjang objek diukur dengan mengurangkan
secara simultan jarak kedua ujung objek. Untuk konversi yang lebih umum,
lihat transformasi Lorentz. Pengamat pada keadaan diam melihat objek yang bergerak
mendekati kecepatan cahaya akan melihat panjang objek tersebut mendekati no

Misalkan sebuah batang dengan panjang L 0 berada pada sumbu x dari


kerangka acuan diam S. Koordinat ujung-ujung batang pada kerangka
acuan S adalah x1 dan x2 sehingga x2 - x1 = L0. Kemudian, batang tersebut
melekat pada kerangka acuan S’ yang bergerak dengan kecepatan v
terhadap kerangka S. Koordinat ujung-ujung batang pada kerangka S’
adalah x1’ dan x2’ sehingga x2’ – x1’ = L. Waktu pengukuran koordinat
x1’ adalah bersamaan dengan waktu pengukuran koordinat x2’ (dalam
kerangka acuan S’) sehingga t1’ = t2’. Sesuai dengan persamaan

maka
karena t2’ = t1’ maka t2’-t1’ = 0, jadi

karena x2-x1 = L0 dan x2’- x1’ = L, jadi

dengan:
L = panjang benda bergerak yang diamati oleh kerangka diam
L0 = panjang benda yang diam pada suatu kerangka acuan
v = kecepatan benda terhadap kerangka diam
c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara m/s
Tetapan transformasi k adalah bilangan yang selalu besar dari 1 (k >1)
sehingga dalam persamaan L=L0/k  selalu lebih kecil daripada L0. Dapat
kita simpulkan bahwa benda yang bergerak akan tampak lebih pendek
apabila diukur dari kerangka acuan diam (L < L 0). Peristiwa penyusutan
panjang ini disebut kontraksi panjang.

Peristiwa penyusutan panjang kalipertama diprakirakan oleh Hendrik


Anton Lorentz seorang pakar fisika asal Belanda, untuk menerangkan
hasil nol pada percobaan Michelson-Morley. Oleh karena itu, peristiwa
penyusutan ini disebut juga kontraksi Lorentz.

Contoh Soal Kontraksi Panjang


Seorang astronot yang tingginya 2 m, berbaring sejajar dengan sumbu
pesawat angkasa yang bergerak dengan kelajuan 0,6 c relatif terhadap
bumi. Berapakah tinggi astronot jika diukur oleh pengamat di bumi?

Jawab:
L0 = 2 m
v = 0,6 c
Jika pesawat bergerak terhadap bumi. Kita dapat menetapkan bumi
sebagai kerangka acuan diam.

Anda mungkin juga menyukai