Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

UJI HIPOTESIS KOMPARATIF DUA SAMPEL

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Statistik

Dosen Pengampu : Muhammad Ichwan Anshori, M.H.

Disusun Oleh :

1. Muhammad Alfin Sahla (2020710005)


2. Labibatul Masfufah (2020710015)
3. Ummi Kholifah (2020710022)
4. Alfiani Falikhatuzzahro (2020710028)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS SYARIAH

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena nikmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Uji Hipotesis
Komparatid Dua Sampel” dengan baik dan lancer tanpa ada halangan suatu
apapun.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak terutama
dosen pembimbing baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga
makalah kami ini dapat terselesaikan oleh penyusun dengan baik.

Penyusunan makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar dapat
menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan untuk makalah ini di masa yang akan
dating. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya
penyususn untuk menambah wawasan.

Kudus, 24 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ..................................................................................... 4


b. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
c. Tujuan Penulisan ................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Hipotesis ............................................................................ 5


b. Pengujian Komparasi Dua Sampel ...................................................... 7

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan .......................................................................................... 15
b. Saran .................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo
dan thesis. Hupo artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih
lemah kebenarannya. Sedangkan thesis artinya pernyataan atau teori.
Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Sehingga istilah hipotesis
yaitu pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji
kebenaran sebuah hipotesis digunakan pengujian yang disebut pengujian
hipotesis atau pengetesan hipotesis (testing hypothesis).1
Uji statistic dua sampel digunakan jika peneliti ingin menentukan
apakah antara dua perlakuan terdapat perbedaan atau apakah perlakuan
ynag satu lebih baik dari perlakuan yang lainnya. Perlakuan yang
dimaksud yaitu dapat berupa satu dari berbagai macam kondisi seperti
pemberian perlakuan pelatihan pada suatu lembaga, pemberian dosis obat,
pengenalan suatu program baru dan sebagainya. Dalam penelitian ini,
kelompok yang telah mengalami perlakuan akan dibandingkan dengan
kelompok yang tanpa mengalami perlakuan atau dibandingkan dengan
kelompok yang mengalami perlakuan lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud hipotesis?
2. Bagaimana konsep penerapan komparasi dua sampel?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian hipotesis.
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep penerapan komparasi dua
sampel.

1
H. Masrukin. Statistik Pendidikan Deskriptif dan Inferensial. (Kudus: Media Ilmu. 2022). 3.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu masalah penelitisn yang kebenarannya masih lemah
sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata hypo yang
berarti dibawah thesa yang berarti kebenaran). Pernyataan atau dugaan
tersebut tersebut disebut proposisi. Pengujian hipotesis adalah suatu
prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan yaitu keputusan
menerima atau menolak hipotesis tersebut. Hipotesis terdapat tiga macam
yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif dan hipotesis asosiatif.
Salah satu pembahasan dalam penulisan ini yaitu pengujian hipotesis dua
sampel, dan itu termasuk dalam hipotesis komparatif.2
Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai
adanya dua sampel atau lebih. Hopotesis Komparatif merupakan salah satu
dari macam-macam hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa
macam. Antara lain: Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel
dan lebih dari dua sampel (k sampel dan Komparasi independent dalam
dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel). Selain itu, Hipotesis
komparatif juga digunakan untuk membandingkan pengaruh dari satu
variabel terhadap dua subjek yang berbeda. Jadi variabelnya satu
digunakan pada subjek (populasi atau sampel) yang berbeda, dan pada
waktunya yang berbeda. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji
parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel
yang juga berbetuk perbandingan.3
Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi
(signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variabel
dari dua sampel atau lebih. Bila Ho dalam pengujian diterima, berarti nilai

2
Amudi Pasaribu. Pengantar Statistik. (Medan: Imballo. 1965). 45.
3
Iqbal Ihsan. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2004). 67.

5
perbandingan dua sampel atau lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk
seluruh populasi dimana sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu.
Ciri-ciri Hipotesis yang baik
Suatu hipotesis dianggap baik apabila memenuhi beberapa kriteria
seperti berikut :
a. Hipotesis harus menyatakan hubungan, berarti bahwa hipotesis
merupakan pernyataan dugaan tentang hubungan antarvariabel.
Hipotesis mengandung dua atau lebih variable yang dapat diukur
ataupun secara professional dapat diukur. Hipotesis
mempersifikasikan bagaimana variable tersebut berhubungan.
b. Hipotesis harus sesuai dengan fakta, berarti bahwa hipotesis harus
terang, konsep dan variable harus jelas. Hipotesis harus dapat
dimengerti dan tidak mengandung hal-hal yang bersifat metafisis.
c. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan
timbulnya ilmu pengetahuan, berarti bahwa hipotesis harus ada
hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam bidang
penelitian yang sedang dilakukan.
d. Hipotesis harus dapat diuji, berarti bahwa hipotesis baik secara nalar
kekuatan dapat memberi alasan ataupun dengan menggunakan alat
statistic yang dapat diuji.
e. Hipotesis harus sederhana, berarti bahwa hipotesis harus dinyatakan
dalam bentuk spesifik atau khas untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman pengertian.
f. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta, berarti bahwa hipotesis harus
dinyatakan dalam bentuk yang menerangkan hubungan fakta yang ada
dan dapat dikaitkan dengan Teknik pengujian yang dapat dikuasai.
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik,
seorang peneiti harus mempertimbangkan fakta, fakta yang relevan, masuk
akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam.
a. Perumusan Hipotesis Komparatif

6
Proses perumusan hipotesis bisa menggunakan berbagai teknik
statistik, karena memakai dua sempel atau lebih. Sementara teknik
statistik mana yang akan digunakan nantinya tergantung kepada
bentuk kompanasi dan berbagai macam data yang diperoleh
sebelumnya. Data interval dan ratio memakai statstik parametris dan
untuk nominal atau diskrit memakai static non-parametris.
Komparatif dua sampel dengan statistik yang dipakai dalam proses
pengujian hipotesis, tentunya sampel ini harus berkorelasi, tentunya
dua sampel ini harus berkorelasi dan independen tidak memakai
statistik paranetris maupun nonparametris. Setidaknya ada tiga macam
hipotesis komparatif dua sampel dan cara mana yang akan dipakai di
antaranya yaitu uji dua pihak, uji pihak kiri, dan uji pihak kanan.
b. Jenis Hipotesis Komparatif (perbandingan)
1) Komparasi berpasangan dalam dua sampel dan lebih dari dua
sampel
2) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua
sampel
B. Pengujian Komparasi Dua Sampel
Pada bagian ini dikemukakan statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkolerasi dan
independent baik menggunakan statistik parametris maupun
nonparametris.
Terdapat tiga macam hipotesis komparatif dua sampel dan cara
mana yang akan digunakan tergantung pada bunyi kalimat dalam
merumuskan hipotesis.
Ada dua cara dalam pengujian dua sampel :
1. Tes “t” (test)
2. Tes “x2” (Chai Square)

Contoh :

7
“Perbedaan sikap keagaamaan kelompok remaja bertempat di desa
dan kota”

Uji perbedaan mean : Test “t” untuk menguji Hn dari 2 sampel

Uji perbedaan Frekuensi : Test “x2” untuk menguji Hn Test “t”


adalah salah satu tes statistic untuk menguji kebenaran/kepalsuan Hn,
bahwa “diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari
populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan”.

Secara general dalam pengujian hipotesis hipotesis dua sampel atau


lebih (k sampel) terdapat berbagai macam teknik yang dapat digunakan
terkait dengan macam data dan bentuk komparasi. Untuk mempermudah
pemilihan Teknik komparasi dapat dilihat pada table dibawah ini :

BENTUK KOMPARASI
MACAM
Dua Sampel K sampel
DATA
Korelasi Independent Korelasi Independen
One Way One Way
t-test dua t-test dua Anova Anova
Interval/rasio
sampel sampel Two Way Two Way
Anova Anova
Chi
Fisher Exact
Mc Kuadrat for Chi Kuadrat
Nominal Chi Kuadrat
Nemar k sampek for k sampel
Two sampel
Chocran Q
Median Test Media
Sign test Friedman
Mann- Extension
Wicoxon
Oridinal Whitney U
Matched Two Way
test Kruskal-
Pairs Anova
Kolmogrov Walls One

8
Samirnov Way Anova
Wald-
Wolfowitz

Interpretasi

Jika t/to = / > tt, maka Hn d tolak / perbedaan mean signifikasi

Jika t/to < tt, maka Hn diterima/perbedaan mean yang ada


kebetulan saja akibat SE.

Misalnya :

Penggolongan t-test, t-test dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Test “t” kedua sampelnya mempunyai hubungan dengan satu sama


lainnya.
2. Test “t” sampelnya tidak mempunyai hubungan dengan satu sama
lainnya (Independe t-test).

1. T-test dua sampel yang mempunyai hubungan dengan satu sama


lainnya
Contoh :

Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan


pemahaman pad mata pelajaran Fiqih di MA X, sebelum dan sesudah
pemakaian metode pembelajaran studi kasus. Untuk keperluan tersebut
dilakukan pengumpulan data dengan mengambil sampel secara random
sebanyak 20 orang siswa. Dengan hasil berikut :

X (X1) Y(X2
75 82
76 83
70 81

9
65 65
71 81
70 83
73 84
80 80
92 91
77 78
84 84
59 61
92 89
69 70
77 81
86 80
90 92
70 70
70 73
62 66

Buktikan hipotesis dengan menggunakan t-test berkorelasi bahwa


terdapat peningkatan pemahaman pada mata pelajaran Fiqih di MA X
selah ada pbelajaran studi kasus ?

Jawab:

1. Menentukan hipotesis nya,yaitu:


Ha = Terdapat peningkatan pemahaman pada mata pembelajaran fiqih
di MA X setelah adanya metode pembelajaran studi kasus.
Ho = Tidak terdapat peningkatan pemahaman pada mata pelajaran
fiqih di MA X setelah adanya metode pembelajaran studi kasus.
2. Membuat tabel kerja untuk mencari mean X dan Y atau menentukan
rata-rata (Mex) / (x) rata-rata (Mey)/(y)

10
N X Y

1 75 82

2 76 83

3 70 81

4 65 65

5 71 81

6 70 83

7 73 84

8 80 80

9 92 91

10 77 78

11 84 84

12 59 61

13 89 89

14 70 70

15 81 81

16 80 80

17 92 92

18 70 70

19 73 73

11
20 66 66

1509 1574

Mex = ∑X Mey = ∑Y

n n

Mex = 1509/20 = 75.4500

Mey = 1574/20 = 78.7000

3. Membuat tabel kerja dan Mencari varians sampel 1 dan 2 dan


simpangan baku sampel 1 dan 2
4. Mencari korelasi product moment (r)

N X Y X² Y² XY
1 75 82 5625 6724 6150
2 76 83 5776 6889 6308
3 70 81 4900 6561 5670
4 65 65 4225 4225 4225
5 72 81 5184 6561 5832
6 70 83 4900 6889 5810
7 73 84 5329 7056 6132
8 80 80 6400 6400 6400
9 92 91 8464 8281 8372
10 77 78 5929 6084 6006
11 84 84 7056 7056 7056
12 59 61 3481 3721 3599
13 92 89 8464 7921 8188
14 69 70 4761 4900 4830
15 77 81 5929 6561 6237

12
16 86 80 7396 6400 6880
17 90 92 8100 8464 8280
18 70 70 4900 4900 4900
19 70 73 4900 5329 5110
20 62 66 3844 4356 5092
1509 1574 115563 125278 120077

rxy = N∑XY - (∑X) (∑Y)

√(N∑x² . (∑X)²) (N∑Y² - (∑Y)²)

rxy = 20 × 120077 - (1509) (1574)

√(20 × 115563 -(2277081)²)(20×125278-2477476)²)

rxy = 2401540-2375166

√ (2311260-2277081)(2505560-2477476)

rxy = -26374

√(34179) (28084)

rxy = -26374

√959883036

rxy = -26374

30981,97921

rxy = -0,851

5. Mencari t-test
̅̅̅̅ ̅̅̅̅

√ ( )( )
√ √

13
√ ( ) ( )
√ √

6. Intrepetasi
Selanjutnya harga t hitung tersebut dibandingkan dengan harga t
table dengan dk = n1 + n2 – 2 = 40-2 = 38 untuk dikonsultasikan
dengan table t test pada taraf signifikan 5% mendekati 40 = 2,02.
Ternyata harga t hitung lebih besar dari harga t tabel
(2,2902>2,02). Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak
kesimpulannya:
“ada atau terdapat peningkatan pada pemahaman pada mata
pelajaran fiqih di MA X setelah ada metode pembelajaran studi
kasus”.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk
menolak atau menerima hipotesis. Dengan demikian kita dihadapkan pada
dua pilihan. Agar pemilihan kita lebih terinci dan mudah, maka diperlukan
hipotesis alternatif yang selanjutnya disingkat Ha dan hipotesis nol yang
selanjutnya disingkat Ho, Ha disebut juga sebagai hipotesis kerja atau
hipotesis penelitian (research hy potheris). Ha yaitu lawan atau tandingan
dari Ho, Ha cenderung dinyatakan dalam kalimat positif. Sedangkan H o
dinyatakan dalam kalimat negative.
Desain penelitian masih menggunakan variable, mandiri, (satu
variable) seperti halnya dalam penelitian deskriptif, tetapi variable tersebut
berada pada populasi dan sampel yang sama tetapi pada waktu yang
berbeda. Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi antara dua
sampel dan komparasi antara lebih dari dua sampel yang sering disebut
komparasi K sampel. Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi
menjadi dua jenis yaitu sampel yang berkorelasi dan sampel yang tidak
berkorelasi disebut dengan sampel independent.
B. Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senantiasa menambah
wawasan serta pengetahuan, baik bagi penyusun maupun pembaca.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kesalahan serta
keterbatasan dalam penyusunan hasil makalah ini, maka dari itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu guna
memperbaiki penulisan makalah untuk kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amudi Pasaribu. 1965. Pengantar Statistik. Medan: Imballo.

H. Masrukin. 2022. Statistik Pendidikan Deskriptif dan Inferensial. Kudus: Media


Ilmu.

Iqbal Ihsan. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Kadir. 2018. Statistika Terapan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.

Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta Bandung.

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta.

16

Anda mungkin juga menyukai