Anda di halaman 1dari 2

HIPOTESIS

A. Pengertian Hipotesis
Arikunto (2002) menuliskan bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Dan selanjutnya menjelaskan bahwa, pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk
menggambarkan hubungan antara dua variabel, yakni variabel penyebab dan variabel akibat,
dan ada yang menggambarkan perbandingan satu variabel dari dua sampel.

B. Kegunaan Hipotesis
Hipotesis amat berguna bagi penelitian. Tanpa hipotesis tidak akan ada perkembangan
wawasan atau pengertian ilmiah dalam mengumpulkan fakta empiris. Tanpa ide yang
membimbing, maka sulit dicari fakta-fakta yang ingin dikumpulkan dan sukar menemukan
mana yang relevan dan mana yang tidak relevan (Cohan, 1956). Hipotesis yang telah
dirumuskan kemudian diuji. Cara pengujian hipotesis bergantung dari metode penelitian serta
rancangan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang penting adalah bahwa hipotesis tersebut
harus diuji, hipotesis tersebut harus dicari kecocokannya dengan fakta atau dengan logika.
Nazir (2003) memberikan gambaran tentang kegunaan hipotesis, yang secara garis besar
berguna untuk:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Menyiagakan peneliti pada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang kadang hilang
begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai- berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis akan bergantung pada:
1. Pengamatan yang tajam dari peneliti.
2. Imajinasi serta pemikiran kreatif dari peneliti.
3. Kerangka analisis yang digunakan oleh peneliti.
4. Metode serta rancangan penelitian yang dipilih oleh peneliti

C. Jenis-Jenis Hipotesis

1. Hipotesis deskriptip adalah proposisi yang menyatakan keberadaan, besar, bentuk, atau
distribusi suatu variabel. Contoh hipotesis deskriptip adalah; "Tinggi badan rata-rata
mahasiswa Perguruan Tinggi X adalah 165 cm". Dalam penelitian kuantitatif, hipotesis
deskriptip biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit.
2. Hipotesis hubungan adalah pernyataan yang menggambarkan suatu hubungan antara dua
variabel atau lebih, berkaitan dengan suatu kasus tertentu. Ada beberapa jenis hipotesis
hubungan, antara lain adalah:
a) Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik
Contoh dari hubungan ini dapat dijelaskan melalui hubungan antara kemampuan
matematika dengan kemampuan IPA siswa SMU. Nilai matematika mempunyai
hubungan sejajar dengan nilai IPA, tetapi tidak merupakan hubungan sebab akibat.
Nilai matematika yang tinggi tidak menyebabkan nilai IPA tinggi, dan sebaliknya.
b) Hubungan yang sifatnya sejajar dan timbal balik
Contoh dari hubungan ini adalah, hubungan antara pengeluaran iklan dengan
jumlah penjualan. Perusahaan yang mengeluarkan biaya iklan dalam jumlah yang
cukup besar, maka produknya akan lebih dikenal oleh pembeli, sehingga dapat
meningkatkan penjualan. Karena penjualannya meningkat, maka perusahaan
mampu untuk mengeluarkan biaya iklan lebih tinggi, guna memperluas cakupan
atau yang dijangkau oleh iklan.
c) Hubungan yang merupakan sebab akibat
Contoh sederhana adalah hubungan antara jumlah makanan dan kekenyangan.
Secara wajar, bahwa makan adalah penyebab timbulnya rasa kenyang. Jika
seseorang hanya makan dalam jumlah sedikit, maka tingkat kekenyangannya juga
rendah. Jika ia makan dalam jumlah yang banyak, maka tingkat kekenyangannya
juga semakin tinggi.

3. Hipotesis Perbedaan adalah hipotesis yang menjelaskan perbedaan menyatakan adanya


ketidaksamaan antar variabel tertentu disebabkan oleh adanya pengaruh variabel yang
berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif. Hipotesis
perbedaan tersebut secara analisis menyatakan perbedaan satu sifat dengan sifat yang
lainnya.

4. Hipotesis Kerja dan Hipotesis Nul merupakan hipotesis yang mula-mula diperkenalkan
oleh Fisher. Hipotesis nul diformulasikan untuk ditolak sesudah pengujian. Dalam
hipotesis nul ini selalu ada implikasi "tidak ada beda", "tidak ada hubungan", "tidak ada
pengaruh". Misalnya, "tidak ada perbedaan tinggi badan rata-rata antara kelompok X
dengan kelompok Y". Hipotesis nul biasanya diuji dengan menggunakan statistik.
Apabila hipotesis nul ini ditolak, maka kita menerima hipotesis pasangannya, yang
disebut hipotesis alternatif (merupakan hipotesis kerja).

Anda mungkin juga menyukai