PENGANTAR BIOSTATISTIK
ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Oleh :
Mochammad Arief Tq
Fakultas Kedokteran UNS : 2014
2
PENGANTAR BIOSTATISTIK
Oleh : Mochammad Arief Tq.
Pendahuluan
Biostatistik adalah suatu bidang ilmu kesehatan yang menyangkut (a)
Pengumpulan, penataan dan penafsiran data yang sering disebut sebagai
statistik deskriptif, misalnya mengukur tendensi sentral, simpang baku dan
sebagainya (b) penarikan inferensi (kesimpulan) tentang populasi
berdasarkan data yang diamati dalam sampel. Dengan demikian maka
inferensi statistik mencakup dua masalah yaitu membuat dugaan tentang
parameter populasi dan menguji hipotesis tentang karakteristik populasi.
Data: adalah sejumlah (set) hasil pencatatan nilai dari pengukuran variabel.
B. Statistik Deskriptif
Berkaitan dengan pengumpulan, penataan dan penafsiran data , misalnya
mengukur tendensi sentral, simpang baku dan sebagainya.
3
εx
X=
N
Σ(xi-x)2
SD =
n-1
Median adalah nilai tengah, dan mode adalah nilai dengan frekuensi
terbanyak.
C. Statistik Inferensial
Problem pertama adalah sejauh mana memastikan bahwa perbedaan antara
dua atau lebih sampel benar-benar mencerminkan perbedaan dalam
populasi. Misalnya sejauh mana perbedaan tinggi badan rata-rata antara
laki-laki dan perempuan dalam sampel dapat mencerminkan perbedaan
rata-rata tinggi badan laki-laki dan perempuan dalam populasi? Secara
umum dapat dikatakan bahwa makin besar ukuran sampel makin kecil
kekeliruan membuat kesimpulan dari sampel tentang karakteristik populasi
atau variasi antar sampel akan makin kecil, presisi akan meningkat.
D. Uji Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan tentatif/sementara tentang
hubungan antar variabel yang menjadi permasalahan penelitian. Hipotesis
dapat dibedakan menjadi (1) hipotesis konseptual dan (2) hipotesis
operasional. Hipotesis konseptual merupakan solusi sementara terhadap
4
masalah penelitian yang masih bersifat umum. Agar hipotesis konseptual ini
dapat diuji harus dideduksikan lebih dahulu menjadi hipotesis operasional.
Dengan kata lain operasionalisasi hipotesis disini berarti menjabarkan
hipotesis ke dalam variabel-variabel penelitian yang operasional dan
terukur. Hipotesis operasional inilah yang dapat dianalisis dengan uji
statistik yang sesuai. Oleh karena itu hipotesis operasional disebut juga
hipotesis statistik.
Langkah-langkah dalam uji hipotesis
Merupakan serangkain proses dari penyajian data sampai dengan penarikan
kesimpulan.
(A)
0,05
(B) Daera
0,05
(two side test) daerah penolakan terletak pada kedua sisi kurva
distribusi. Probabilitas untuk memperoleh satu nilai statistik pada
salah satu sisi daerah penolakan itu lebih kecil atau sama dengan
1/2 .
Keputusan statistik akan berupa menolak atau tidak menolak Ho.
Ho ditolak jika nilai statistik uji (dari perhitungan dalam sampel)
terletak di dalam daerah penolakan dan Ho tidak ditolak bila nilai
statistik uji terletak dalam daerah penerimaan.
E. Tingkat Kemaknaan ( )
Tingkat Kemaknaan ) merupakan nilai probabilitas tertentu yang dipakai
sebagai patokan penolakan atau penerimaan Ho, misalnya 0,01 atau 0,05.
Jadi jika kita temukan suatu nilai statistik uji lebih kecil atau sama dengan
maka secara probabilitas kita menolak Ho. Oleh karena itu demi alasan
objektivitas maka nilai hendaknya sudah ditentukan sebelum data
terkumpul. Penetapan besar kecilnya nilai harus mempertimbangkan
kemaknaan praktis hasil penelitian kelak. Kemaknaan praktis berkaitan
dengan dampak yang akan ditimbulkan akibat hasil penelitian itu. Bila hasil
suatu penelitian menyangkut pertimbangan yang fatal maka kita hendaknya
tidak menggunakan nilai yang besar, demikian sebaliknya. Karena
semakin besar nilai akan semakin mudah kita menolak Ho (daerah
penolakan lebih luas) atau semakin mudah kita menerima hipotesis
alternatif.
F. Probabilitas Pasti (p)
Suatu laporan hasil penelitian perlu mencantumkan nilai probabilitas pasti
(p) dari temuan penelitian. Nilai ini menunjukkan probabilitas untuk
memperoleh nilai sebesar atau lebih dari nilai statistik hitung (teramati)
hanya karena kebetulan. Makin besar nilai statistik uji kemaknaan yang kita
dapatkan, makin kecil nilai p. konsekuensinya bila nilai p lebih kecil atau
sama dengan maka keputusan statistiknya kita menolak Ho. Misalnya
sebuah studi menemukan bahwa hubungan antara kebiasaan minum jamu
X pada saat kehamilan dengan suatu kelainan kongenital, bermakna dengan
p=0,001. Artinya terdapat 1 diantara 1000 hasil penelitian tersebut terjadi
hanya karena kebetulan.
Terdapat dua bentuk kesalahan ketika kita mengambil keputusan untuk Ho.
Pertama kesalahan tipe I; yaitu menolak Ho yang sesungguhnya Ho benar.
Probabilitas terjadinya kesalahan tipe satu disebut . Makin besar makin
besar pula kemungkinan kita membuat kesalahan menolak Ho secara keliru.
Kedua kesalahan tipe II; yaitu menolak Ho yang sesungguhnya Ho salah.
Probabilitas terjadinya kesalahan tipe II disebut β. Makin besar β makin
besar pula kemungkinan kesalahan tidak menolak Ho secara keliru.
Menolak Ho Benar
(bermakna secara Ho benar tetapi kita H1 benar dan kita
statistik) menolak Ho menolak Ho
Kuasa Statistik(P)
Adalah probabilitas untuk menolak Ho ketika sesungguhnya Ho memang
salah. Dengan kata lain kemampuan untuk mendeteksi adanya perbedaan
bermakna antara kelompok-kelompok yang diteliti ketika perbedaan itu
memang ada. Ditulis dengan :
Kuasa (P) = 1 – β (Kesalahan Tipe II)
Misalnya untuk b sebesar 0,20 artinya ada peluang sebesar 20% untuk
membuat kesalahan tidak menolak Ho padahal Ho salah atau H1 benar.
Maka kuasa dalam penelitian itu sebesar 1 – 0,20 = 0,80. Dengan kuasa
sebesar 0,80 berarti penelitian ini mempunyai kemampuan sebesar 80 persen
untuk dapat mendeteksi perbedaan antara kelompok yang diteliti jika
memang terdapat perbedaan.
Metode statistik untuk uji hipotesis yang sering digunakan dalam bidang
kedokteran dan kesehatan, umumnya dapat dikelompokkan berdasarkan
asumsi banyaknya variabel dan skala pengukurannya.
Tabel 1 : Metode statistik untuk uji hipotesis dengan satu variabel bebas
berdasarkan skala pengukurannya.
Variabel Bebas Variabel Tergantung Metode Statistik
Contoh :
(1) Uji independent Kai-kuadrat : suatu penelitian ingin mengetahui
pengaruh pemakaian estrogen (nominal) terhadap kejadian kanker
endometrium (nominal). Kedua sampel bersifat independen.
(2) Uji dependen Kai-kuadrat (Mc Nemar) : misalnya untuk menganalisis
hasil pengukuran variabel pada subjek yang sama sebelum dan setelah
intervensi.
(3) Uji Pasti Fisher : digunakan bila frekuensi harpan dalam salah satu sel
tabel kontigensi nilainya < 5. Misalnya ingin diteliti kemungkinan
hubungan antara kematian karena penyakit cerebrovaskuler (PCV)
dengan konsumsi tinggi garam. Dihasilkan tabel kontingensi sebagai
berikut:
10
Konsumsi Garam
Tinggi Rendah
PCV 4 26
Sebab
kematian
Non PCV 2 18
Dari 4 sel terdapat 2 sel yang berisi frekuensi kejadian kurang dari 5
sehingga uji Fisher merupakan alternatif yang bisa digunakan.
Tabel 2 : Metode Statistik untuk uji hipotesis dengan lebih dari satu variabel
bebas
Variabel Bebas >1 Satu Variabel Metode Statistik
Tergantung
Numerik Numerik Regresi multiple
Nominal dan numerik Nominal dikotomik Regresi logistik
Contoh :
1. Regresi Multiple : untuk memperoleh persamaan regresi guna
memprediksi tekanan ventrikel kanan (numerik) pada pasien pasien
stenosis pulmonal, melalui pengukuran sumbu QRS (numerik),
tingginya gelombang R di V1 (numerik) dan tingginya gelombang S di V
6 (numerik).
12