Anda di halaman 1dari 4

BAB 7

HIPOTESIS

Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen pendidikan Nasional, 2001), hipotesis adalah
sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan
sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis kadang juga diartikan
sebagai anggapan dasar.

7.1 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari kerangka teori atau dari
tujuan penelitian. Selain itu, hipotesis penelitian juga merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian atau jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis
penelitian lazim dirumuskan pada penelitian-penelitian dengan paradigma penelitian kuantitatif,
meskipun tidak semua penelitian dengan paradigma penelitian ini secara eksplisit merumuskan
hipotesis penelitian.

7.2 Hipotesis Statistik


Hipotesis statistik ada jika penelitian yang dilakukan menggunakan sampel. Penelitian yang demikian
bertujuan untuk mengetahui keadaan populasi atas dasar data yang diperoleh dari sampel yang
diambil. Disini, hal yang dicermati, diamati, diukur secara mendalam adalah informasi dari sampel
tersebut. Dugaan apakah informasi yang didapat dari data sampel tersebut dapat diberlakukan ke
populasi dinamakan hipotesis statistik. Selanjutnya, hipotesis penelitian ini akan diuji secara empiris
dengan menggunakan bantuan statistika. Sebagaimana diketahui, dalam statistika, pengambilan
keputusan terkait dengan parameter dari populasi yang menjadi perhatian lazimnya didasarkan atas
informasi dari sampel.
Dengan demikian, dalam melakukan pengujian hipotesis, pernyataan yang dibentuk melalui proses
penalaran dikonversi menjadi pernyataan tentang parameter populasi. Pernyataan tentang parameter
populasi tersebut selanjutnya diuji generalisasi keberlakuannya dalam menggunakan informasi yang
diperoleh dari sampel. Berikut ini beberapa alasan yang mendasari perlunya pengujian pernyataan,
yaitu :
1. Pernyataan tentang parameter populasi didasarkan atas temuan penelitian sebelumnya yang
dilaksanakan di tempat yang berbeda. Ceteris paribus adalah keadaan dimana hasil dari
pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil temuan yang mendukung temuan sebelumnya.
2. Adanya masalah terkait dengan teknik pengambilan sampel yang diberlakukan oleh para peneliti
sebelumnya membuat reliabilitas dan validitas data berbeda- beda sehingga memungkinkan
dihasilkannya kesimpulan yang berbeda pula berkaitan dengan parameter populasi yang menjadi
perhatian.
7.3 Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Dalam melaukan pengujian hipotesis, baik hipotesis penelitian maupun hipotesis statistik, hipotesis
yang ditetapkan akan diturunkan ke dalam dua macam hipotesis, yaitu :
1. Hipotesis nol (Ho), Hipotesis ini menandakan status quo dan sering disebut sebagai hipotesis
yang ingin ditolak.
2. Hiptesis alternatif (Ha atau H1), Merupakan alternatif dari status quo dan sering disebut sebagai
hipotesis yang ingin diterima.
Penentuan hipotesis mana yang akan diterima, apakah H o atau H1 didasarkan pada dukungan data.
Meskipun hipotesis penelitian juga dapat diturunkan menjadi hipotesis nol dan hipotesis alternatif,
lazimnya hipotesis penelitian hanya dinyatakan dalam suatu pernyataan.
Contoh :
Hipotesis penelitian : Tingkat Pendidikan Berpengaruh terhadap Gaji Karyawan
Hipotesis Statistik :
Ho : μx = 0
Ha : μx ≠ 0
Hipotesis nol dalam hipotesis statistik tersebut menyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak
berpengaruh terhadap gaji sehingga rata-rata efek tingkat pendidikan terhadap gaji adalah nol.
Sementara itu, hipotesis alternatif dalam hipotesis statistik tersebut menyatakan bahwa tingkat
pendidikan berpengaruh terhadapa gaji, sehingga rata-rata efek tingkat pendidikan terhadap gaji
tidak sama dengan nol.

7.4 Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif dalam Hipotesis Statistik


7.4.1 Hipotesis Nol
Hipotesis nol dalam hipotesis statistik merupakan pernyataan terkait dengan parameter populasi yang
akan diuji dalam bentuk numerik. Hipotesis nol biasanya diartikan sebagai tidak ada perbedaan dalam
ciri-ciri atau hasil yang sedang diperiksa atau zero effect. Pada umumnya, pengujian hipotesis diawali
dengan asumsi bahwa hipotesis nol adalah benar. Dan notasinya selalu mengandung pengertian
sama dengan(=), lebih besar atau sama dengan(≥), maupun lebih kecil atau sama dengan(≤).
7.4.2 Hipotesis Alternatif
Hipotesis alternatif merupakan lawan dari hipotesis nol. Dalam statistika, hipotesis alternatif
merupakan hipotesis yang didukung atau ingin diterima oleh peneliti. Hipotesis alternatif menentang
status quo pada hipotesis nol dan dalam notasinya tidak pernah menggunakan lambang sama
dengan. Alternatif yang tersedia adalah menggunakan notasi tidak sama dengan(≠), lebih kecil(<),
atau lebih besar(>).
7.5 Pengujian Hipotesis
7.5.1 Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan prosedur- prosedur yang memungkinkan kita untuk menentukan apakah
sampel yang diamati berbeda secara signifikan dari hasil perkiraan, sehingga dapat diputuskan
diterima atau ditolaknya suatu hipotesis.

Bagan 7.1

Tipe
Pengujian
Hipotesis

Hipotesis relasional : Menguji


dampak perubahan satu
variabel terhadap perubahan
variabel lain.

Hipotesis tentang perbedaan


antar kelompok : Menguji
variasi satu atau beberapa
variabel antar kelompok.

Hipotesis tentang perbedaan


dari beberapa standar : Menguji
apakah satu atau beberapa
variabel berbeda dari standar
yang ditetapkan atau standar
yang terbentuk sebelumnya.

7.5.2 Kemungkinan Kesalahan


Karena pengujian hipotesis ini menggunakan data sampel untuk menerangkan keadaan populasi,
keputusan untuk menerima atau menolak H o didasarkan pada perhitungan sampel. Hal tersebut
membuat dimungkinkannya terjadi kesalahan dari setiap keputusan yang dibuat sebagaimana
dipaparkan pada tabel dibawah ini.
Keadaan Populasi yang Kesimpulan Berdasarkan Sampel
Sebenarnya Terima Ho Terima Ha
Ho Benar Keputusan Benar Salah Jenis I = α
Ha Benar Salah Jenis II = β Keputusan Benar

Dari tabel tersebut terlihat bahwa dua tipe kesalahan yang mungkin muncul pada pengujian hipotesis,
yaitu :
Salah jenis 1 (α) yaitu kesalahan akibat menerima Ha padahal sesungguhnya Ho yang benar. Salah
jenis 1 terjadi saat Ho ditolak padahal sebenarnya Ho benar.
Salah jenis 2 (β) yaitu kesalahan akibat menerima Ho padahal sesungguhnya Ha yang benar. Salah
jenis 2 terjadi saat Ho diterima padahal sebenarnya Ho salah.
7.6 Tingkat Signifikasi
Dalam menguji suatu hipotesis, peluang maksimum dimana kita akan rela mengambil resiko
terjadinya salah jenis 1 disebut tingkat signifikasi. Peluang ini sering dilambangkan dengan (α).
Umumnya, (α) disebutkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penarikan sampel agar hasil-hasil yang
diperoleh tidak mempengaruhi objektivitas. Tingkat signifikasi yang lazim digunakan adalah sebesar
0.01, 0.05, atau 0.1 meskipun nilai-nilai lain juga dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Jika kita menggunakan tingkat signifikasi 0.05 sewaktu membuat suatu aturan keputusan, berarti
terdapat 5 kali dari 100 kesempatan dimana kita akan menolak hipotesis nol padahal seharusnya kita
menerimanya. Dengan kata lain, kita merasa yakin 95% bahwa kita telah membuat keputusan yang
benar. Dalam kasus seperti ini dikatakan bahwa suatu hipotesis telah ditolak pada tingkat signifikasi
0.05 karena hipotesis tersebut mempunyai peluang kesalahan sebesar 0.05.

7.7 Apakah Setiap Penelitian Membutuhkan Hipotesis?


Apakah Setiap Penelitian Membutuhkan Hipotesis? Dalam hal ini, terdapat beberapa pandangan
dengan argumen yang berbeda yang diutarakan oleh para ahli. Secara tegas beberapa pihak
menyatakan bahwa jawabannya adalah tidak. Misalnya, bila penelitian masih dalam taraf eksplorasi
yang bertujuan untuk mengangkat problematika baru yang belum memiliki landasan teoretis yang
kuat, maka hipotesis tidak diperlukan. Namun, penelitian eksplanatori yang bertujuan untuk menguji
hubungan antara dua atau lebih variabel memerlukan perumusan hipotesis.

7.8 Bagaimana Memformulasikan Hipotesis Alternatif?


Cara memformulasikan hipotesis penelitian akan mempengaruhi tipe uji statistik. Dari penjelasan
sebelumnya telah disampaikan bahwa hipotesis penelitian yang dinyatakan oleh peneliti akan
diterjemahkan menjadi hipotesis statistik. Untuk hipotesis alternatif pada hipotesis statistikyang tidak
eksplisit arah hubungannya, peneliti akan memanfaatkan uji dua sisi. Sebaliknya, bila arah hubungan
antar variabel dapat dinyatakan secara eksplisit maka peneliti akan menggunakan uji satu sisi.

Ringkasan BAB 7
1. Dalam penelitian, pengambilan keputusan terkait dengan parameter dari populasi yang menjadi
perhatian lazimnya didasarkan atas informasi dari sampel. Keputusan yang demikian disebut
sebagai keputusan statistik.
2. Untuk mencapai keputusan, akan sangat berguna jika dibuat pernyataan mengenai parameter
populasi yang menjadi perhatian. Pernyataan inilah yang digunakan sebagai landasan tindakan
selanjutnya dan disebut hipotesis statistik.
3. Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter populasi yang menjadi perhatian.
4. Dikenal dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho) yang menandakan status quo dan sering
disebut hipotesis yang ingin ditolak serta hipotesis alternatif (H a atau H1) yang merupakan alternatif
dari status quo dan sering disebut sebagai hipotesis yang ingin diterima.

Anda mungkin juga menyukai