Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................1
KONSEP DASAR HIPOTESIS.....................................................................................2
A. PENGERTIAN..................................................................................2
B. KEGUNAAN HIPOTESIS...................................................................2
C. ARAH DAN BENTUK UJI HIPOTESIS................................................2
D. MENENTUKAN FORMULASI HIPOTESIS.........................................3
E. TARAF NYATA (A) DAN NILAI TABEL.................................................3
F. BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS.......................................................4
G. LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS..................................................5
H. TARAF KESALAHAN & PENGUJIAN HIPOTESIS................................6
I. KESALAHAN DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS...................................7

1
KONSEP DASAR HIPOTESIS
A. PENGERTIAN

Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari


analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol).
Sebuah hasil analisis bisa dikatakan signifikan jika kejadian tersebut hampir tidak
mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang
sudah ditentukan sebelumnya.

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian.
Rumusan masalah tersebut dapat berupa peryataan tentang:
 Hubungan dua variabel atau lebih
 Perbandingan (komperasi)
 Atau Variabel mandiri (Deskripsi)

B. KEGUNAAN HIPOTESIS

 Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala


 Hipotesis sebagai pengetahuan dalam suatu bidang
 Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat
diuji dalam penelitian
 Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
 Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan
penyelidikan

C. ARAH DAN BENTUK UJI HIPOTESIS

2
3

One tile (satu sisi)


merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan adanya perbedaan dan ada
pernyataan yang mengatakan satu lebih tinggi atau rendah dari pada yang lain

Two tile (dua sisi)


merupakan hipotesis alternatif yang hanya menyatakan perbedaan tanpa
melihat apakah hal yang satu lebih tinggi atau rendah dari hal yang lain

D. MENENTUKAN FORMULASI HIPOTESIS

Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat di bedakan atas dua jenis

➤ Hipotesis nol/nihil (Ho)


Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang
akan di uji

➤ Hipotesis alternatif/ tandingan (H₁/H)


Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau
tandingan dari hipotesis nol.

E. TARAF NYATA (A) DAN NILAI TABEL

Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil
hipotesis terhadap nilai parameter populasinya.
Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan
hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam
%, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata di tuliskan
sebagai a0,01, a0,05, a0,1.
4

F. BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS

 Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak
membuat perbandingan atau hubungan.

Contoh rumusan masalah sebagai berikut:


Rumusan masalah: Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten Klaten?

Hipotesis
Ho: Produktivitas beras di kabupaten klaten mencapa ton/ha
H1: Produktivitas beras di kabupaten klaten tidak me 8 ton/ha

 Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam
satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.

Contoh rumusan masalah sebagai berikut:


Rumusan masalah: Apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau
stawbery?

Hipotesis
Ho: Tidak ada perbedaan minat konumen yang lebih menyukai donat berasa
coklat atau strawbery
H1: Ada perbedaan minat konsumen yang lebih meny donat berasa coklat atau
strawberry

 Hipotesis Hubungan (Asosiatif)


Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam
satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.

Contoh rumusan masalah sebagai berikut:


5

Rumusan masalah: Apakah ada hubungan ketelitian dengan hasil pemeriksaan


kadar Hb?

Hipotesis
Ho. Tidak ada hubungan ketelitian dengan hasil pemeriksaan kadar Hb
H1: Ada hubungan ketelitian dengan hasil pemeriksaa

G. LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS

 Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya


(Ha)
 Memilih suatu taraf nyata (a) dan menentukan nilai tabel
 Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan Ho
 Melakukan uji statistik
 Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan Ho

Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan Ho

Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusandalam menerima atau


menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nila a tabel distribusinya (nilai
kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari a tabel
b. Penolakan Ho terjadi jika uji statistiknya lebih beser atau lebih kecil daripada
nilai positif atau negatif dari a tabel

Melakukan uji statistik

Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi


tertentu dalam pengujian hipotesis.
Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel
yang diambil secara random dari sebuah
populasi. Misalkan, akan diuji parameter populasi (P), maka yang pertama
dihitung adalah statistik sampel (S).

Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan Ho


6

Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan


atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya.
Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik
dengan nilai a tabel atau nilai kritis
a Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b. Penolakan Ho, terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.

H. TARAF KESALAHAN & PENGUJIAN HIPOTESIS

Pada dasarnya menguji hipotesis adalah menaksir parameter populasi


berdasarkan data sampel Terdapat cara menaksir yaitu:

 A point estimate titik taksir : suatu taksiran parameter populasi


berdasarkan satu nilai data sampel.
 Interval Estimate/convidence interval [taksiran Interval] : suatu taksiran
parameter populasi berdasarkan nilai interval data sampel.
Contoh:
Daya tahan kerja orang Indonesia itu 10 jam/hari [point estimate] → Karena daya
tahan kerja orang Indonesia ditaksır melalui 1 nilai yaitu 10 jam/hari.
Daya tahan kerja orang Indonesia antara 8 sampai 12 jam/hari [interval estimate]
→ nilai intervalnya adalah 8-12 jam

Gambar tersebut dapat diberi penjelasan

 Daya tahan kerja orang Indonesia ditaksir 10 jam/hari hipotesis ini


bersifat Point Estimate, tidak mempunyai daerah taksiran, kemungkinan
kesalahan tinggi. Misal 99%
 Daya tahan kerja orang Indonesia 8 - 12 jam/hari, terdapat daerah
taksiran
7

 Daya tahan kerja orang Indonesia antara 6-14 jam/hari, daerah taksiran
lebih besar, sehingga kemungkinan kesalahan lebih kecil, misal 1%

Jadi makin besar interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya

I. KESALAHAN DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS

Dalam menaksirkan parameter populasi berdasarka data sampel, kemungkinan


akan terdapat 2 kesalahan yaitu :
1. Kesalahan tipe I adalah suatu kesalahan bila menolok Hipotesis nol Ho yang
benar (seharusnya diterima] Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan
a.
2. Kesalahan tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang slah
[seharusnya ditolak] Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan ẞ.

Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau


menerima hipotesis dapat digambarkan sbb.

1 Keputusan Menerima hipotesis nol yang benar berarti tidak membuat


kesalahan.
2 Keputusan Menerima Hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II .
3 Keputusan Menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I.
4 Keputusan Menolak Hipotesis Nol yang salah berarti tidak membuat kesalahan.

 Tingkat kesalahan ini selanjutnya dinamakan Level of Sinificant atau


tingkat Signifikası.
 Dalam prakteknya tingkat signifikası telah ditetapkan oleh peneliti
terlebih dahulu sebelum hipotesis diuji.

Anda mungkin juga menyukai