Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR UJI HIPOTESIS

Pengertian Pengujian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo


dan thesis.
Hupo : lemah, kurang, atau di bawah ;
thesis :teori, proposisi, atau pernyataan yang
disajikan sebagai bukti.
(pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan perlu dibuktikan atau
dugaan yang sifatnya masih sementara)
Prosedur Pengujian Hipótesis

 1. Menentukan Formulasi Hipotesis


 2. Menentukan Taraf Nyata (Significant
Level)
 3. Menentukan Kriteria Pengujian
 4. Menentukan Nilai Uji Statistik
 5. Membuat Kesimpulan
1. Menentukan Formulasi Hipotesis

 H0 : Hipotesis Nihil
 H1 : Hipotesis kerja
HIPOTESIS KERJA (H1)

a. Hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab


permasalahan dengan menggunakan teori-teori
yang relevan dengan masalah penelitian dan
belum
berdasarkan data dan fakta di lapangan.
b. Disebut juga hipotesis penelitian atau hipotesis
alternatif, yang diberi simbol Ha atau H1
c. H1 dirumuskan dengan kalimat positif.
d. H1 tidak diuji, hanya mengekspresikan
keyakinan
peneliti tentang ukuran-ukuran dalam populasi
HIPOTESIS NOL / NIHIL (H0)

a. Hipotesis yang diuji secara statistik dan


merupakan
pernyataan tentang parameter yang
bertentangan
dengan keyakinan peneliti.
b. H0 adalah pernyataan tidak adanya
hubungan, pengaruh atau perbedaan antara
keadaan populasi dengan sampel.
c. H0 dirumuskan dengan kalimat negatif.
d. Dalam perhitungan statistik yang diuji adalah
hipotesis nol (H0)
HIPOTESIS

 Secara umum, formulasi hipótesis dapat dituliskan :


 H0 : q = q0
 H1 : q > q0
 Pengujian ini disebut pengujian sisi kanan
 H0 : q = q0
 H1 : q < q0
 Pengujian ini disebut pengujian sisi kiri
 H0 : q = q0
 H1 : q ¹ q0
 Pengujian ini disebut pengujian dua sisi
Akan diteliti hubungan antara berat
badan
(variabel X) dengan tinggi badan
(variabel Y)
H0 : tidak terdapat hubungan antara berat
badan dengan tinggi badan
H1 : terdapat hubungan antara berat badan
dengan tinggi badan
2. Menentukan Taraf Nyata (Significant
Level)
 Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi
dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya.
 Taraf nyata dilambangkan dengan a (alpha)
 Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan,
semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol
atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis
nol benar.
 Besarnya nilai a bergantung pada keberanian
pembuat keputusan yang
3. Menentukan Kriteria Pengujian

 a. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji


statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari a tabel.
Atau nilai uji statistik berada di luar nilai
kritis.
 b. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistik
nya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai
positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji
statistik berada di dalam nilai kritis.
4. Menentukan Nilai Uji Statistik

 Uji statistik merupakan rumus-rumus yang


berhubungan dengan distribusi tertentu
dalam pengujian hipotesis. Uji statistik
merupakan perhitungan untuk menduga
parameter data sampel yang diambil secara
random dari sebuah populasi.
5. Membuat Kesimpulan

 Pembuatan kesimpulan merupakan


penetapan keputusan dalam hal
 penerimaan atau penolakan hipotesis nol
(H0), sesuai dengan kriteria
 pengujiannya.
 Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah
membandingkan nilai uji staistik
 dengan nilai a tabel atau nial kritis.
Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis

1. Berdasarkan Jenis Parameternya


 a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
 b. Pengujian hipotesis tentang proporsi
 c. Pengujian hipotesis tentang varians
2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
 a. Pengujian sampel besar (n > 30)
 b. Pengujian sampel kecil (n £ 30)
3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
 a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
 b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
 c. Pengujian hipotesis dengan distribusi c2 (chi-
square)
 d. Pengujian hipotesis dengan distrbusi F (F-ratio)
4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi
Hipotesisnya
 a. Pengujian hipótesis dua pihak (two tail test)
 b. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
 c. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan.
Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
 a. Kesalahan Jenis I
Kesalahan jenis I adalah karena H0 ditolak padahal
kenyataannyabenar.
Artinya, kita menolak hipotesis tersebut (H0) yang
seharusnya diterima.
b. Kesalahan Jenis II
Kesalahan jenis II adalah kesalahan karena H0
diterima padahal
kenyataannya salah. Artinya, kita menerima
hipotesis (H0) yang seharusnya
a. Kesalahan jenis I disebut kesalahan α yang dalam
bentuk penggunaannya disebut sebagai taraf
nyata atau taraf signifikan (level of significant).
1 - α disebut sebagai tingkat keyakinan (level of
confidence), karena dengan itu kita yakin bahwa
kesimpulan yang kita buat adalah benar, sebesar 1 -
α.

b. Kesalahan jenis II disebut kesalahan β yang dalam


bentuk penggunaannya disebut sebagai fungsi
ciri operasi (operating characteristic function). 1 – β
disebut sebagai kuasa pengujian karena
memperlihatkan kuasa terhadap pengujian yang
dilakukan untuk menolak hipotesis yang
seharusnya ditolak.
Hubungan α, β, dan n

Antara kedua jenis kesalahan, yaitu


kesalahan α dan β saling berkaitan.
Jika kesalahan α kecil, maka kesalahan β,
demikian pula sebaliknya.
Memperbesar ukuran sampel (n) yang akan
menjadikan rata-rata ukuran sampel,
mendekati ukuran populasinya. Dengan
makin
besarnya sampel (α tetap), akan memperkecil
β dan memperbesar 1 - β, sehingga akan
makin besar probabilitas untuk menolak
hipotesis (H0) yang salah.

Anda mungkin juga menyukai