dan thesis. Hupo : lemah, kurang, atau di bawah ; thesis :teori, proposisi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. (pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara) Prosedur Pengujian Hipótesis
1. Menentukan Formulasi Hipotesis
2. Menentukan Taraf Nyata (Significant Level) 3. Menentukan Kriteria Pengujian 4. Menentukan Nilai Uji Statistik 5. Membuat Kesimpulan 1. Menentukan Formulasi Hipotesis
H0 : Hipotesis Nihil H1 : Hipotesis kerja HIPOTESIS KERJA (H1)
a. Hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab
permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan data dan fakta di lapangan. b. Disebut juga hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif, yang diberi simbol Ha atau H1 c. H1 dirumuskan dengan kalimat positif. d. H1 tidak diuji, hanya mengekspresikan keyakinan peneliti tentang ukuran-ukuran dalam populasi HIPOTESIS NOL / NIHIL (H0)
a. Hipotesis yang diuji secara statistik dan
merupakan pernyataan tentang parameter yang bertentangan dengan keyakinan peneliti. b. H0 adalah pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh atau perbedaan antara keadaan populasi dengan sampel. c. H0 dirumuskan dengan kalimat negatif. d. Dalam perhitungan statistik yang diuji adalah hipotesis nol (H0) HIPOTESIS
Secara umum, formulasi hipótesis dapat dituliskan :
H0 : q = q0 H1 : q > q0 Pengujian ini disebut pengujian sisi kanan H0 : q = q0 H1 : q < q0 Pengujian ini disebut pengujian sisi kiri H0 : q = q0 H1 : q ¹ q0 Pengujian ini disebut pengujian dua sisi Akan diteliti hubungan antara berat badan (variabel X) dengan tinggi badan (variabel Y) H0 : tidak terdapat hubungan antara berat badan dengan tinggi badan H1 : terdapat hubungan antara berat badan dengan tinggi badan 2. Menentukan Taraf Nyata (Significant Level) Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan a (alpha) Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar. Besarnya nilai a bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang 3. Menentukan Kriteria Pengujian
a. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji
statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis. b. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistik nya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji statistik berada di dalam nilai kritis. 4. Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang
berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi. 5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan
penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0), sesuai dengan kriteria pengujiannya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji staistik dengan nilai a tabel atau nial kritis. Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis
1. Berdasarkan Jenis Parameternya
a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata b. Pengujian hipotesis tentang proporsi c. Pengujian hipotesis tentang varians 2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya a. Pengujian sampel besar (n > 30) b. Pengujian sampel kecil (n £ 30) 3. Berdasarkan Jenis Distribusinya a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student) c. Pengujian hipotesis dengan distribusi c2 (chi- square) d. Pengujian hipotesis dengan distrbusi F (F-ratio) 4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya a. Pengujian hipótesis dua pihak (two tail test) b. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri c. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan. Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis a. Kesalahan Jenis I Kesalahan jenis I adalah karena H0 ditolak padahal kenyataannyabenar. Artinya, kita menolak hipotesis tersebut (H0) yang seharusnya diterima. b. Kesalahan Jenis II Kesalahan jenis II adalah kesalahan karena H0 diterima padahal kenyataannya salah. Artinya, kita menerima hipotesis (H0) yang seharusnya a. Kesalahan jenis I disebut kesalahan α yang dalam bentuk penggunaannya disebut sebagai taraf nyata atau taraf signifikan (level of significant). 1 - α disebut sebagai tingkat keyakinan (level of confidence), karena dengan itu kita yakin bahwa kesimpulan yang kita buat adalah benar, sebesar 1 - α.
b. Kesalahan jenis II disebut kesalahan β yang dalam
bentuk penggunaannya disebut sebagai fungsi ciri operasi (operating characteristic function). 1 – β disebut sebagai kuasa pengujian karena memperlihatkan kuasa terhadap pengujian yang dilakukan untuk menolak hipotesis yang seharusnya ditolak. Hubungan α, β, dan n
Antara kedua jenis kesalahan, yaitu
kesalahan α dan β saling berkaitan. Jika kesalahan α kecil, maka kesalahan β, demikian pula sebaliknya. Memperbesar ukuran sampel (n) yang akan menjadikan rata-rata ukuran sampel, mendekati ukuran populasinya. Dengan makin besarnya sampel (α tetap), akan memperkecil β dan memperbesar 1 - β, sehingga akan makin besar probabilitas untuk menolak hipotesis (H0) yang salah.