Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

STATISTIKA INFERENSIAL

HIPOTESIS

A. Langkah – Langkah pengujian hipotesis


1. Menentukan Formulasi Hipotesis Formulasi atau perumusan hipótesis statistik dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Hipótesis nol atau hipótesis nihil Hipótesis nol, disimbolkan H 0 adalah
hipótesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji.
b. Hipótesis alternatif atau hipótesis tandingan Hipótesis alternatif disimbolkan
H1 atau Ha adalah hipótesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan
dari hipótesis nol. Secara umum, formulasi hipótesis dapat dituliskan :

2. Menentukan Taraf Nyata (Significant Level) Taraf nyata adalah besarnya batas
toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter
populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan α (alpha) Semakin tinggi taraf nyata
yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang
diuji, padahal hipotesis nol benar. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian
pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang akan
ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical
region of test) atau daerah penolakan (region of rejection)
3. Menentukan Kriteria Pengujian

STATTISTIKA INFERENSIAL AGUSTINUS BOGA


Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
menolak hipotesis nol (H 0) dengan cara membandingkan nilai α tabel
distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk
pengujiannya.
a. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih
besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji
statistik berada di luar nilai kritis.
b. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik
berada di dalam nilai kritis.

4. Menentukan Nilai Uji Statistik


Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi
tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk
menduga parameter data sampel yang diambil secara random dari
sebuah populasi.
5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan

STATTISTIKA INFERENSIAL AGUSTINUS BOGA


dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H 0), sesuai dengan
kriteria pengujiannya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan
nilai uji staistik dengan nilai α tabel atau nial kritis.

B. Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis


1. Dua Jenis Kesalahan
Dalam pengujian hipotesis, kesimpulan yang diperoleh hanya penerimaan atau
penolakan terhadap hipotesis yang diajukan, tidak berarti kita telah
membuktikan atau tidak membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. Hal ini
disebabkan kesimpulan tersebut hanya merupakan inferensi didasarkan
sampel. Dalam pengujian hipotesis dapat terjadi dua jenis kesalahan, yaitu :
a. Kesalahan Jenis I Kesalahan jenis I adalah karena H 0 ditolak padahal
kenyataannya benar. Artinya, kita menolak hipotesis tersebut (H 0) yang
seharusnya diterima.
b. Kesalahan Jenis II Kesalahan jenis II adalah kesalahan karena
H0 diterima padahal kenyataannya salah. Artinya, kita menerima hipotesis
(H0) yang seharusnya ditolak.

Apabila kedua jenis kesalahan tersebut dinyatakan dalam bentuk probabilitas


didapatkan hal-hal berikut :
a. Kesalahan jenis I disebut kesalahan α yang dalam bentuk penggunaannya
disebut sebagai taraf nyata atau taraf signifikan (level of significant). 1 -
α disebut sebagai tingkat keyakinan (level of confidence), karena dengan
itu kita yakin bahwa kesimpulan yang kita buat adalah benar, sebesar 1 – α.
b. Kesalahan jenis II disebut kesalahan β yang dalam bentuk penggunaannya
disebut sebagai fungsi ciri operasi (operating characteristic function). 1 -

STATTISTIKA INFERENSIAL AGUSTINUS BOGA


βdisebut sebagai kuasa pengujian karena memperlihatkan kuasa terhadap
pengujian yang dilakukan untuk menolak hipotesis yang seharusnya ditolak.

1. Hubungan α ,β, n

Antara kedua jenis kesalahan, yaitu kesalahan α dan β saling berkaitan. Jika
kesalahan α kecil, maka kesalahan β demikian pula sebaliknya. demikian pula
sebaliknya.

Untuk membuat suatu kesimpulan yang baik, maka kedua kesalahan tersebut harus
dibuat seminimal mungkin. Hal ini biasanya di lakukan melalui cara-cara seperti
berikut :

1. Memperbesar ukuran sampel (n) yang a kan menjadikan rata-rata ukuran


sampel, mendekati ukuran populasinya. Denganmakin besarnya sampel
(αtetap), akan memperkecil βdan memperbesar 1 – β sehingga akan makin
besar probabilitas untuk menolak hipotesis (H0) yang salah.
2. Menentukan terlebih dahulu taraf nyata (α).

Contoh Soal :
Berdasarkan pengalaman masa lalu, tinggi badan calon mahasiswa sebuah
akademi didistribusikan secara normal dengan rata-rata 160 cm dan
simpangan baku 20 cm. Instruktur ingin menguji pada taraf nyata 5%, apakah
rata-rata tinggi calon mahasiswa tahun ini di atas 160 cm. Untuk melakukan
itu, dipilih sampel sebanyak 36 calon mahasiswa dan diperoleh rata-rata tinggi
badan 163 cm. Berapakah nilai β dan 1 - β tersebut ?

Z 0,5-0,05 = Z 0,45(≈0,4495) = 1,64

STATTISTIKA INFERENSIAL AGUSTINUS BOGA

Anda mungkin juga menyukai