Anda di halaman 1dari 22

Arman Endika Putra

 Secara umum dapat diartikan sebagai kesimpulan


sementara atau dugaan logis tentang keadaan
populasi.
 Hipotesis dapat ditentukan berdasarkan hasil
penelitian atau pengalaman.
 Secara statistik, hipotesis menyatakan parameter
populasi dari suatu variabel yang terdapat dalam
populasi dan dihitung berdasarkan statistik sampel.
 Karena hipotesis hanya merupakan pernyataan
sementara atau dugaan logis maka hipotesis
mungkin benar, tetapi mungkin juga tidak benar.
 Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengambil keputusan
tentang perbedaan antara nilai statistik sampel dengan nilai
parameter populasi.
 Dalam menguji hipotesis, kita harus membuat suatu
pernyataan sementara atau hipotesis terhadap nilai
parameter populasi sebelum kita mengambil sampel untuk
menguji hipotesis tersebut.
 Berbeda dengan teori estimasi, di mana kita menaksir nilai
parameter populasi melalui perhitungan statistik sampel.
Pada pengujian hipotesis, parameter yang akan kita uji
disebut hipotesis nol.
 Simbol yang digunakan untuk menyatakan hipotesis nol
adalah H0.
 Rumuskan dengan baik hipotesis penelitian agar
dapat dihitung statistik sampelnya, seperti rata-
rata, proporsi:
 Tentukan derajat kemaknaan a atau kesalahan
tipe 1 yang akan digunakan. Penentuan ini harus
dilakukan pada saat perencanaan. Dalam bidang
kedokteran, derajat kemaknaan yang lazim
digunakan adalah 0,05 dan 0, 01
 Tentukan kesalahan tipe 2 atau P. Biasanya
penentuan ini dilakukan pada saat menghitung
besarnya sampel.
 Tentukan distribusi yang akan digunakan
dalam perhitungan. Tentukan metode
statistik yang akan digunakan untuk
menghitung statistik sampel.
 Tentukan kriteria menerima atau menolak
hipotesis nol pada derajat kemaknaan yang
telah ditentukan.
 Buatlah
kesimpulan yang tepat pada
populasi yang bersangkutan
 Dalam statistik, hipotesis selalu dinyatakan sebagai
hipotesis nol
 berarti secara statistik tidak ada perbedaan antara variabel
yang dibandingkan atau perbedaan antara kedua variabel
yang dibandingkan sama dengan nol.
 Istilah hipotesis nol mula-mula digunakan dalam bidang
kedokteran untuk menguji apakah suatu obat bermanfaat
untuk menyembuhkan suatu penyakit.
 Bila tidak terdapat perbedaan antara orang yang mendapat
pengobatan dengan yang tidak mendapat pengobatan,
berarti kita menerima hipotesis atau secara statistik tidak
terdapat perbedaan antara hasil sampel dengan nilai
hipotetik maka dikatakan bahwa obat tersebut tidak efektif.
 Namun bila dalam uji hipotesis kita
menolak hipotesis berarti terdapat
hipotesis lain yang diterima.

 Hipotesis lain ini disebut hipotesis


alternatif yang sifatnya berlawanan
dengan hipotesis nol.

 Hipotesis
alternatif dinyatakan dengan
simbol Ha.
 Kemingkinan 1

 Bila kita menyatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) tidak


sama dengan hipotesis nol (H0) berarti terdapat nilai yang
lebih besar dan lebih kecil dari suatu batas kritis. Ini berarti
terdapat dua daerah penolakan hipotesis nol. Secara
statistik, pengujian tersebut dinamakan pengujian dua arah
atau dua pihak.
 Kemingkinan 2

 Bila Ha dinyatakan lebih besar daripada batas kritis, berarti


terdapat nilai yang lebih besar dari batas tertentu.
Pengujian hipotesis tersebut dinamakan pengujian hipotesis
satu pihak, yaitu pihak kanan karena daerah penolakan
terletak di sebelah kanan dari kurva. Di sini hanya terdapat
satu daerah penolakan.
 Kemingkinan 3

 Bila kita menyatakan bahwa hipotesis alternatif (Ha) tidak


sama dengan hipotesis nol (H0) berarti terdapat nilai yang
lebih besar dan lebih kecil dari suatu batas kritis. Ini berarti
terdapat dua daerah penolakan hipotesis nol. Secara
statistik, pengujian tersebut dinamakan pengujian dua arah
atau dua pihak.
 Bila
kita tidak mengetahui sama sekali
kondisi populasi yang akan diuji
hipotesisnya maka sebaiknya kita
gunakan pengujian dua pihak.

 Namun, bila kita mempunyai perkiraan


yang kuat bahwa nilai hasil perhitungan
statistik sampel lebih besar atau lebih
kecil dari batas nilai tertentu maka kita
tentukan pengujian satu pihak.
 Setelah kita menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
maka tindakan selanjutnya ialah menentukan kriteria batas
penerimaan atau penolakan hipotesis nol dengan menentukan
derajat kemaknaan (significance level) untuk menentukan apakah
perbedaan antara nilai statistik dan nilai parameter populasi
disebabkan oleh faktor kebetulan atau memang berbeda.
 Derajat kemaknaan ialah batas untuk menerima atau menolak
hipotesis nol yang dinyatakan dalam bentuk luas area dalam
kurva distribusi normal.
 Derajat kemaknaan meliputi luas area di luar daerah penerimaan
atau disebut juga daerah penolakan.
 Area Digambarkan sebagai peluang untuk terjadinya kesalahan
dalam menerima atau menolak hipotesis.
 Misalnya, bila kita tentukan derajat kemaknaan sebesar 0,05 atau
5% dari seluruh luas kurva dan kita lakukan pengujian hipotesis
sebanyak 100 kali maka akan terdapat 5 kali pengujian dengan
nilai yang terletak di luar daerah penerimaan (derajat
kemaknaan).
 Bila kejadian tersebut terjadi lebih dari 5 kali maka dianggap
terlalu banyak untuk menolak hipotesis nol.
 Hal tersebut menunjukkan bahwa bila diperkirakan hipotesis kita
benar maka derajat kemaknaan menyatakan persentase
terjadinya kesalahan yaitu nilai statistik sampel yang terletak di
luar daerah penerimaan.
 Kesalahan ini terjadi karena kita menggunakan statistik sampel
untuk menilai parameter populasi sehingga tidak mungkin tepat
benar dengan nilai parameter populasi.
 Kesalahan ini disebut kesalahan tipe 1 atau derajat kemaknaan ini
dinyatakan dengan simbol alfa (a) dan merupakan hasil positif
semu (false positive).
 Untuk besarnya derajat kemaknaan tidak terdapat ketentuan
yang baku. Ini berarti nilainya dapat ditentukan berapa saja,
tetapi derajat kemaknaan yang lazim digunakan yaitu 0,05
atau 0,01.
 Disadari bahwa makin besar derajat kemaknaan maka
makin sempit daerah penerimaan hipotesis sehingga makin
sering kita menolak hipotesis walaupun hipotesis benar
atau peluang untuk menolak hipotesis yang benar makin
besar. Kesalahan ini disebut kesalahan tipe 1 dengan
simbol a.
 Sebaliknya, bila derajat kemaknaan kecil maka makin besar
untuk menerima hipotesis yang sebenarnya salah.
Kesalahan ini disebut kesalahan tipe 2 yang diberi simbol p
yang menyatakan peluang untuk membuat kesalahan dalam
menerima hipotesis yang salah.
 Ada 2 (dua) tipe kesalahan dalam pengujian
hipotesis:
• Kesalahan type I (type I error) adalah suatu tindakan menolak
H0, padahal H0 sebenarnya benar, dengan kata lain menolak hal
yang sebenarnya benar.
• Kesalahan tipe ini bisa terjadi apabila sampel kita kebetulan
mempunyai skor individual yang ekstrem (artinya, setiap
individu mempunyai perbedaan skor yang sangat besar atau
va-riabilitasnya tinggi). Dengan demikian maka sampel tampak
berbeda dengan apa yang menjadi harapan H0.

• Risiko salah (probabilitas salah) yang dikandung oleh jenis


kesalahan tipe ini sebesar alpha (a), dan alpha merupakan
daerah penolakan H0, sehingga alpha sering disebut dengan
tingkat signifikansi.
• Kesalahan type II (type II error) adalah suatu tindakan
menerima H0, padahal H0 sebenarnya salah, dengan kata
lain menerima hal yang sebenarnya salah.
• Kesalahan tipe ini bisa terjadi apabila efek perlakuan
(eksperimen) sangat kecil pengaruhnya terhadap
sampel, sehingga sampel tidak kelihatan dipengaruhi
oleh treatment.
• Risiko salah (probabilitas salah) yang dikandung oleh
jenis kesalahan tipe ini adalah sebesar beta (/?). Dengan
demikian maka perlu langkah hati-hati yang dimulai dari
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan
data (termasuk di dalamnya sistem sampling), analisis
data, serta interpretasi hasil analisis. Hal yang tidak kalah
penting dengan yang lainnya adalah ketelitian dalam
proses analisis.
 Desain 1: Bagaimana kuat hubungan antara var.
dependen dg independen
 Desain 2: Apakah ada perbedaan skor var. dependen
menurut kelompok pada var. independen
 Desain 3: Apakah skor pd var independen berkaitan dg
kategori yg dibentuk oleh var dependen
 Desain 4: Apakah frekuensi kejadian pada var.
dependen bekaitan dg frekuensi kejadian pada var.
independen
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai