Contoh :
Berat badan bayi dari ibu hamil yang
merokok lebih kecil dibandingkan berat
badan bayi dari ibu hamil yang tidak
merokok.
7
Two Tail (dua sisi)
Merupakan hipotesis alternatif yang hanya
menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah
hal yang satu lebih tinggi/rendah dari hal yang
lain.
Contoh
Berat badan bayi dari ibu hamil yang merokok
berbeda dibandingkan berat badan bayi dari
ibu yang tidak merokok. Atau dengan kata
lain: Ada perbedaan berat badan bayi antara
mereka yang dilahirkan dari ibu yang merokok
dibandingkan dari mereka yang tidak
merokok. Sulisetijono Biologi FMIPA UM 8
Contoh penulisan hipotesis
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara
jenis kelamin denga tekanan darah, maka
hipotesisnya adalah sbb:
Ho : A = B
Tidak ada perbedaan mean tekanan darah antara laki-
laki dan perempuan, atau
Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
tekanan darah
Ha : A = B
Ada perbedaan mean tekanan darah antara laki-laki
dan perempuan, atau
Ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan
darah
Populasi
Keputusan
Ho Benar Ho Salah
Kesalahan Tipe II
Tidak Menolak Ho Benar (1-)
()
Kesalahanan Tipe
Menolak Ho Benar (1-)
I ()
13
Meminimalkan kesalahan
Dalam pengujian hipotesis dikehendaki nilai
dan kecil atau (1-) besar.
Namun hal ini sulit dicapai karena bila makin
kecil nilai akan semakin besar.
Berhubung harus dibuat keputusan menolak
atau tidak menolak Ho maka harus diputuskan
untuk memilih salah satu saja yang harus
diperhatikan yaitu atau yang diperhatikan.
Pada umumnya untuk amannya dipilih nilai .
14
MENENTUKAN TINGKAT KEMAKNAAN
(LEVEL OF SIGNIFICANCE)
Tingkat kemaknaan, atau sering disebut dengan
nilai , merupakan nilai yang menunjukkan
besarnya peluang salah dalam menolak
hipotesis nol.
nilai merupakan batas toleransi peluang salah
dalam menolak hipotesis nol.
nilai merupakan nilai batas maksimal
kesalahan menolak Ho.
Nilai dapat diartikan pula sebagai batas
maksimal kita salah menyatakan adanya
perbedaan.
15
Penentuan nilai (alpha)
Tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian.
Nilai (alpha) yang sering digunakan adalah 10%, 5%
atau 1 %.
Bidang kesehatan masyarakat biasanya digunakan nilai
(alpha) sebesar 5 %.
Pengujian obat-obatan digunakan batas toleransi kesalahan
yang lebih kecil misalnya 1 %, karena mengandung risiko
yang fatal.
Misalkan seorang peneliti yang akan menentukan apakah
suatu obat bius berkhasiat akan menentukan yang
kecil sekali , peneliti tersebut tidak akan mau mengambil
resiko bahwa ketidak berhasilan obat bius besar karena
akan berhubungan dengan nyawa seseorang yang akan
dibius.
16
PEMILIHAN JENIS UJI PARAMERTIK ATAU
NON PARAMETRIK
Dalam pengujian hipotesis sangat
berhubungan dengan distribusi data populasi
yang akan diuji.
Bila distribusi data populasi yang akan diuji
berbentuk normal/simteris/Gauss, maka
proses pengujian dapat digunakan dengan
pendekatan uji statistik parametrik.
Bila distribusi data populasinya tidak normal
atau tidak diketahui distribusinya maka dapat
digunakan pendekatan uji statistik Non
Parametrik.
17
Parametrik & non parametrik
Kenormalan suatu data dapat juga dilihat dari jenis
variabelnya, bila variabelnya berjenis
numerik/kuantitatif biasanya distribusi datanya
mendekati normal/simetris. Sehingga dapat
digunakan uji statistik parametrik.
Bila jenis variabelnya katagori(kualitatif), maka
bentuk distribusinya tidak normal, sehingga uji non
parametrik dapat digunakan.
Penentuan jenis uji juga ditentukan oleh jumlah data
yang dianalisis, bila jumlah data kecil (< 30)
cenderung digunakan uji Non paramterik.
18
MENGUJI RATA-RATA
Uji Dua Arah
H0 : µ = µ0 lawan H1 : µ ≠ µ0
_ x μ
ZH
x μ0
_____
σ/ n
Diketahui
σ Tidak
Diketahui tH _____
S/ n
0
Dibandingkan Tabel
Z½ά < Ho Diterima t½ά;db=n-1
>Ho Ditolak
α : 0.05danα : 0.01
MENGUJI RATA-RATA
Uji Satu Arah
H0 : µ ≤ µ0 lawan H1 : µ > µ0
_ x μ
ZH
x μ0
_____
σ/ n
Diketahui
σ Tidak
Diketahui tH _____
S/ n
0
Dibandingkan Tabel
Zά < Ho Diterima tά;db=n-1
>Ho Ditolak
α : 0.05danα : 0.01
PENGUJIAN PROPORSI
(п)
Hipotesis H0 : п = п0 lawan H1 : п ≠ п0
P Πo <Z Tabel α0.05 : Ho diterima
_________
ZH
P(1 P) ≥Z Tabel α0.05 : Ho ditolak
______
P Πo
n
ZH _________
P(1 P)
______
n
Hipotesisis H0 : σ = σ0 lawan H1 : σ ≠ σ0
S 2
1
FH ___
<Fα0.05;db1=n-1,db2=n-2)
S2
Disini S12>S22 Ragam Homogen
2
MENGUJI KESAMAAN
DUA RATA-RATA
Uji Dua Arah : Hipotesis H0 : µ1= µ2 lawan H1 : µ1≠ µ2
Uji Satu Arah : Hipotesis H0 : µ1≤ µ2 lawan H1 : µ1> µ2
n1
PROSEDUR UJI HIPOTESIS
1. Menetapkan Hipotesis
2. Penentuan uji statistik yang sesuai
3. Menentukan batas atau tingkat
kemaknaan (level of significance)
4. Penghitungan Uji Statistik
5. Keputusan Uji Statistik
Daerah 0
Penolakan
H0: 3
H1: > 3
0
/2
H0: 3
H1: 3
0
Sulisetijono Biologi FMIPA UM
Chap -32
Gambar Uji two tail (dua sisi/dua
arah)
Interval/Rasio
(Kuantitatif) Ordinal Nominal
(Semikuantitatif) (Kualitatif)
KOMPARASI
KORELASI
Pemilihan Uji Statistik untuk tujuan
komparasi
SKALA
BEBAS
PENGUKUR
AN DAN
2
JUMLAH DISTRIBUSI
SAMPEL/ DATA
BERPASANGAN
KELOMPOK (VARIABEL
YANG
BEBAS DIBANDING
KAN 1)
>2
BERHUBUNGAN
Pemilihan Uji Statistik untuk tujuan
korelasi
SIMETRIS KORELASI
SKALA
JENIS PENGUKURAN
HUBUNGAN VARIABEL2 YANG
DIHUBUNGKAN
ASIMETRIS
(SEBAB- REGRESI
AKIBAT)
4. Penghitungan / Uji Statistik
5. Keputusan Uji dan Penarikan Kesimpulan
didasarkan pada penerimaan dan penolakan
hipotesis nol (H0). Dari hasil uji statistik
biasanya didapatkan nilai statistik uji dan tingkat
kemaknaan (p). Secara umum, keputusan
menolak hipotesis nol (H0) diambil apabila :
n sama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B A A B A B B A B A A B A B B A B A A B
A B B A B A A B A B B B B A A A B A B A
a b
Peneliti melakukan percobaan dengan menguji penggunaan
pupuk N-ZA (A) dan pupuk N-Urea terhadap anakan padi IR-
64 (B) (International Research, PB = Pelita Baru). Petak
percobaan berupa petak sawah ukuran 5 m2 yang sengaja
dipasang secara berpasangan dan diperoleh data seperti
berikut A 20 B20 B 20 A 18 B 19
B24 A 15 A 16 B 22 A 21
A = dipupuk 40 kg N/ha ZA; B = dipupuk 40 kg N/ha-Urea
data diasumsikan terdistribusi normal (Uji normalitas data
dibahas pada bab tersendiri).
Kesimpulan Penelitian:
Pemberian macam sumber pupuk N tidak berpengaruh
terhadap jumlah anakan padi IR 64 per rumpun.
Uji t tidak berpasangan dengan asumsi ragam (varian)
tidak berbeda (sama), ulangan sama
Dua puluh ekor anak tikus dari induk yang sama dibagi menjadi
dua kelompok @10 ekor tikus dengan jenis kelamin yang sama.
Satu kelompok diberi ransum makanan jenis A dan yang satu
kelompok diberi ransum makanan jenis B. Setelah dua bulan
ditimbang, dan yang diamati adalah tambahan bobot badan/ekor
dalam gram.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 50 61 49 60 30 35 40 48 44 38
B 45 51 20 30 52 50 20 30 15 25
1) Rumusan masalah; 2) Hipotesis penelitian; 3) Uji hipotesis; dan 4)
Kesimpulan penelitian.
Penyelesaian:
Rumusan masalah: Apakah pemberian jenis ransum
makanan berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan
tikus?
Uji prasyarat asumsi varians diuji dengan uji homogenitas
varians F-max Hartley
Fmax hitung dirujuk dengan Fmax tabel (Tabel 07 Kumpulan Tabel hal. 19)
Fmax hitung 1,998492191 lebih kecil daripada Fmax tabel 4,03 berarti varian
antar kelompok A dan B tidak berbeda. dengan kata lain varian antar
kelompok itu homogen.
Kesimpulan Penelitian
Pemberian jenis ransum makanan berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan
tikus.
Pemberian pakan A menghasilkan pertambahan bobot badan tikus (45,5 gram) lebih
besar daripada pertambahan bobot badan tikus yang diberi pakan B (33,8 gram).
(Pemberian pakan A lebih baik daripada pakan B dalam meningkatkan pertambahan
bobot badan tikus).
Rujukan: thitung = 3,63 lebih besar daripada 2,1009, H0 ditolak, hipotesis
penelitian diterima berarti pemberian vitamin berpengaruh terhadap
pertambahan bobot anak sapi.
Uji t tidak berpasangan dengan asumsi ragam (varian) berbeda,
ulangan tidak sama
Kesimpulan Penelitian
Terdapat perbedaan kadar minyak biji jarak kultivar Asb-81 yang dipanen pada MK
dengan MP.
Rerata kadar minyak biji jarak kultivar Asb-81 yang dipanen pada MK (49,00%) lebih
tinggi daripada rerata kadar minyak biji jarak yang dipanen pada MP (43,31%).
Jika Persoalan adalah t-satu ekor/arah
Uji t tidak berpasangan dengan asumsi ragam (varian) tidak berbeda (sama),
ulangan tidak sama.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A 50,5 60,0 59,3 61,2 58,5 59,5 62,3 61,5 58,7 60,5 62,5 61,0
B 65,5 62,7 68,3 60,0 62,0 64,5 68,0 66,0
Rumusan masalah; 2) Hipotesis penelitian; 3) Uji hipotesis; dan 4)
Kesimpulan penelitian
Uji Hipotesis: menggunakan uji t tidak berpasangan
Hipotesis Penelitan
Kadar nikotin rokok merk XYZ lebih tinggi dari standar yang ditetapkan (20
mg/batang).
Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian menggunakan uji statistika t Satu Sampel
(Goodness of fit t-test)
Rujukant(;n – 1) t-tabel (0,05;9) 1 arah = 1,8331.
t hitung = 2,176767732 lebih besar daripada t tabel = 1,8331, maka Ho ditolak,
hipotesis penelitian diterima, berarti kadar nikotin rokok XYZ lebih tinggi daripada
kadar standar
Kesimpulan:
Kadar nikotin rokok XYZ (21,3 mg/batang) lebih tinggi daripada kadar
nikotin standar (20 mg/batang).
Uji Beda 2 Proporsi
Hipotesis:
Ho: p = P Ho: p = P
Ha : p P Ho: p > P atau Ho: p < P
two tail one tail
Rumus :
p-P
Z = ------------------
V (P . Q) / n
Ket : p = proporsi data sampel penelitian
P = proporsi data populasi
Q=1-P
Sulisetijono Biologi FMIPA UM 64
CONTOH
• Dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten X tahun yang lalu
menyebutkan bahwa 40 % persalinan dilakukan oleh Dukun.
Kepala Dinas ingin membuktikan apakah sekarang persalinan
masih tetap seperti laporan tahun lalu atau sudah berubah.
Untuk pengujian ini diambil sampel random sebanyak 250
persalinan dan dilakukan wawancara pada ibu baru setahun
terakhir melakukan persalinan, dan ternyata terdapat 41 %
yang mengaku bersalin melalui dukun. Ujilah apakah ada
perbedaan proporsi persalinan antara laporan dinas dengan
sampel penelitian, dengan alpha 5 %.