Surel: salma220161@gmail.com
Abstrak
1
langsung yakni menyebabkan penyakit gondok (Detiknews, 23 Agustus 2017).
Kerugian yang disebabkan oleh penggunaan pestisida berlebih tidak hanya yang
telah terpapar sebelumnya, melainkan juga dapat memicu kekebalan pada hama
tanaman (Campbell edisi 9). Hama yang telah kebal oleh pestisida akan
menyebabkan kegunaan dari pestisida berkurang bahkan lebih menimbulkan
dampak negatif daripada dampak positifnya.
2
BAHASAN
Pada bagian ini dijelaskan secara spesifik mengenai (1) konsep dasar, (2)
langkah realisasi, (3) kelebihan dan kelemahan penggunaan agen hayati untuk
pengendalian hama.
Agen hayati adalah setiap organisme yang meliputi spesies, sub spesies,
atau varietas dari semua jenis serangga, nematode, protozoa, cendawan, bakteri,
virus, mikoplasma, serta organisme lain yang dalam semua tahap
perkembangannya dapat dipergunakan untuk keperluan pengendalian organisme
pengganggu tanaman dalam proses produksi, pengolahan hasil pertanian, dan
berbagai keperluan lainnya (Permantan no. 411 tahun 1945). Agen hayati
bertindak sebagai musuh alami dalam melakukan pengendalian terhadap
organisme pengganggu tanaman atau organisme yang bersifat antagonis terhadap
organisme pengganggu tanaman.
Agen hayati dibedakan menjadi empat jenis, yaitu agen antagonis, agen
entomopatogen, agen PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria), dan
predator dan parasitosid. Agen antagonis merupakan mikroorganisme atau jasad
renik yang mengendalikan pertumbuhan patogen dengan cara menghambat
penyebarannya melalui persaingan hidup dan bloking area patogen, contohnya
Trichoderma sp. Agen entomopatogen merupakan mikroorganisme atau jasad
renik yang menghambat penyebaran hama dan penyakit dengan cara menginfeksi
hama dan penyakit tersebut, contohnya Bacillus thuringensis. Agen PGPR (Plant
Growth Promoting Rhizobacteria) berkemampuan menekan perkembangan hama
dan penyakit dengan cara mengklonisasi perakaran dan bersaing dalam hal
penyerapan makanan, contohnya Pseudomonas sp. Predator dan parasitosid terdiri
dari organisme yang mengendalikan hama secara langsung dengan cara memakan,
menghisap, dan merangsang hama secara langsung, contohnya laba-laba dan ular.
3
chinensis dan juga Locusta sp. Hama ini biasa menyerang tanaman jagung pada
bagian daun muda. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara
melepaskan predator alaminya yaitu berupa burung dan laba-laba.
4
Meskipun memiliki banyak kelebihan, penggunaan agen hayati juga
memiliki kelemahan, yaitu bekerja secara lambat, hasilnya sulit diprediksi, dan
pada agen hayati tertentu sulit untuk dikembangkan secara massal. Agen hayati
tidak dapat diprediksi dikarenakan cara kerja yang bersifat predator.
Simpulan
Ada lima tahap yang dilakukan untuk penggunaan agen hayati, yaitu
menentukan hama yang cocok untuk pengendalian hayati, memilih musuh alami
yang cocok dan efektif sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman,
memindahkan atau mendatangkan musuh alami dari suatu daerah ke daerah baru,
menambahkan musuh alami dalam jumlah banyak, dan melakukan konservasi.
Salah satu kelebihan dari agen hayati adalah dapat mencari sendiri inang
atau mangsanya. Namun dengan begitu hasilnya tidak dapat diprediksi karena cara
kerja dari agen hayati bersifat predator.
Saran
5
DAFTAR RUJUKAN
Suripto, Imam. 2017. Pemkab: Brebes Jadi Pengguna Pestisida Tertinggi SE-
ASEAN (Online) (https://m.detik.com/news/berita-jawa-tengah/d-
3609497/pemkab-brebes-jadi-pengguna-pestisida-tertinggi-se-asean)