Anda di halaman 1dari 10

UJI METABOLISME BAKTERI

Laporan Praktikum

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi

yang Dibina oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si., dan

Ibu Mardiana Lelitawati, S.Si., M.Si.

Disusun oleh:

Kelompok 3 Offering H 2018

Desvita Risa 180342618008

Nadya Nur Oktaviani 180342618015

Neila Salma Kumala 180342618090

Qathrin Nada Assalimi 180342618085

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

FEBRUARI 2020
A. Topik : Uji Metabolisme Bakteri
B. Tanggal : 11 Februari 2020
C. Tempat : Gedung O5 Laboratorium Mikrobiologi
D. Tujuan :
1. Untuk menguji kemampuan menghidrolisis amilum
2. Untuk menguji kemampuan menghidrolisis protein
3. Untuk menguji kemampuan menghidrolisis lemak

E. Dasar Teori
Bakteri dapat diidentifikasi dan determinasi berdasarkan sifat morfologi
maupun sifat biokimia serta faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhannya (Hastuti, 2012). Salah satu kemampuan bakteri yaitu
hidrolisis. Hidrolisis merupakan proses pemecahan molekul yang besar
menjadi komponen yang lebih kecil. Terdapat banyak bakteri yang mampu
menghidrolisis berbagai macam senyawa kompleks, misalnya amilum, lemak,
dan protein, maupun senyawa sederhana seperti kasein dan triptofan (Benson,
2001).
Uji biokmia bakteri merupakan suatu cara yang dilakukan untuk
mengidentifikasi biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat
fisiologisnya (Rahayu, 2017). Proses biokimia berkaitan dengan metabolisme
sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan
energi ataupun menggunakan energi untuk mensintesis komponen sel dan
untuk kegiatan seluler seperti pergerakan. Ada beberapa macam pengujian sifat
biokimia bakteri, yaitu uji hidrolisis amilum, uji hidrolisis protein, dan uji
hidrolisis lemak (Hastuti, 2012).
Bakteri yang mampu menghidrolisis senyawa organik kompleks
merupakan bakteri yang menghasilkan enzim hidrolase yang berfungsi
memecah senyawa organik kompleks menjadi unit-unit yang lebih kecil
dengan bantuan air (Benson, 2001). Karbohidrat merupakan salah satu
senyawa yang dapat dihidrolisis oleh bakteri. Pada sel bakteri, hidrolisis
karbohidrat dilakukan oleh enzim amilase. Enzim amilase pada bakteri dapat
menghidrolisis karbohidrat menjadi molekul maltosa, glukosa, dan dekstrin.
Bakteri juga dapat menghidrolisis senyawa non karbohidrat, diantaranya
protein dan lemak. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang
merupakan polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan dengan
ikatan peptida, sedangkan lemak merupakan senyawa kimia yang tidak larut air
dan berperan penting dalam metabolisme sel. Enzim yang digunakan bakteri
untuk menghidrolisis protein adalah enzim protease. Bakteri dapat
mensekresikan enzim protease yang dapat menghidrolisis ikatan peptide
sehingga dapat melepas asam aminonya. Enzim lipase digunakan bakteri untuk
memecah lemak. Lemak sederhana yang terhidrolisis akan diuraikan menjadi
asam lemak dan gliserol.

F. Prosedur Kerja
1. Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Amilum

disediakan 3 buah medium lempeng amilum agar, berilah kode A dan B. Tiap medium dibagi
atas 2 bagian, membuat garis tengah pada bagian dasar cawan petri.

di inokulasi dengan menggunakan jarum inokulasi biakan murni bakteri koloni A pada
setengah bagian medium A, biakan murni bakteri koloni A pada setengah bagian medium B.

di inkubasi pada suhu 37o C selama 2x24 jam

larutan iodium dituangkan ke permukaan medium dan memperhatikan warna yang terjadi di
sekeliling goresan garis inokulasi. Bagian jernih di sekeliling koloni bakteri menunjukkan
adanya hidrolisis amilum oleh bakteri tersebut, sedangkan bagian lainnya berwarna biru
kehitaman.
2. Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Protein

disediakan 3 buah medium lempeng Skim Milk Agar, berilah kode A dan B. Tiap medium
dibagi atas 2 bagian, membuat garis tengah pada bagian dasar cawan petri.

di inokulasi dengan menggunakan jarum inokulasi biakan murni bakteri koloni A pada
setengah bagian medium A, biakan murni bakteri koloni A pada setengah bagian medium B.

di inkubasi pada suhu 37o C selama 2x24 jam

Diamati warna medium. Koloni bakteri yang dapat menghidrolisis casein akan dikelilingi
oleh daerah yang jernih, sedangkan bagian lainnya akan nampak tetap berwarna putih susu.

3. Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Lemak

di sediakan 2 buah medium lempeng NA yang mengandung 1% minyak zaitun dan indikator
Neutral Red.

di inokulasi dengan menggunakan jarum inokulasi biakan murni bakteri koloni A pada
setengah bagian medium A, biakan murni bakteri B. Koloni B pada setengah bagian medium
B.

di inkubasikan pada suhu 370C selama 2 x 24 jam

diamati warna medium. Koloni bakteri yang dapat menghidrolisis lemak akan menyebabkan
penurunan pH medium, sehingga terbentuk warna merah pada bagian bawah koloni bakteri.
Jika tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium tetap dalam pH mendekati netral dan
berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.
G. Data Pengamatan

Spesies Bakteri Kemampuan Menghidrolisis


Amilum Protein Lemak
Koloni A Positif Negatif Negatif
Koloni B Positif Negatif Positif
Keterangan :
+++ = Kemampuan menghidrolisis tinggi
++ = Kemampuan menghidrolisis sedang
+ = Kemampuan menghidrolisis rendah
- = Tidak mampu menghidrolisis

H. Analisis Data

Dapat dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada koloni A
amilum mempunyai kemampuan hidrolisis tinggi karena setelah dicampurkan
dengan larutan iodium, di sekeliling bakteri akan berwarna putih bening.
Koloni A tidak mempunyai kemampuan menghidrolisis protein dengan melihat
adanya lapisan transparan (jernih) yang tebal di sekitar bakteri yang berada di
medium skim mik agar. Pada pengamatan penghidrolisisan lemak, koloni A
tidak mempunyai kemampuan menghidrolisis, hal ini dikarenakan tidak adanya
corak merah di sisi pinggir bakteri. Kemudian pada medium kontrol tidak ada
perubahan warna.

Hasil dari hidrolisis pada koloni B di amilum mempunyai kemampuan


hidrolisis sedang karena setelah dicampurkan dengan larutan iodium di
sekeliling bakteri akan berwarna putih bening, sedangkan pada protein tidak
mempunyai kemampuan hidrolis, pada lemak dapat menghidrolisis dengan
kemampuan sedang pula karena terbentuk sedikit warna merah

I. Pembahasan
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri tidak hanya
dipelajari sifat-sifat morfologinya saja namun juga perlu dipelajari sifat-sifat
biokimia dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya. Pengujian sifat biokimia bakteri bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara yaitu dengan uji adanya hidrolisis amilum, uji adanya
hidrolisis protein, dan uji adanya hidrolisis lemak (Hastuti, 2012).
Pada praktikum ini medium yang dipakai untuk uji metabolisme bakteri
adalah 3 medium yang berbeda yaitu Amilum Agar (AA), Nutrient Agar Lemak
(NAL), dan Skim Milk Agar atau SMA. Di dalam medium-medium tersebut
terkandung bahan dasar untuk uji metabolisme bakteri.
1. Uji Hidrolisis Amilum
Amilum adalah karbohidrat yang termasuk dalam golongan
polisakarida. Terdapat beberapa golongan polisakarida yang memiliki
fungsi sebagai materi cadangan yang nanti saat diperlukan akan
dihidrolisis sebagai cadangan gula untuk sel (Campbell, 2002). Amilum
tidak bisa langsung digunakan sehingga bakteri harus menghidrolisis
amilum karena ukuran molekulnya yang besar.
Berdasarkan analisis data didapatkan hasil bahwa kedua koloni
positif dapat menghidrolisis amilum. Hal ini menununjukkan bah bakteri
pada koloni A dan koloni B menghasilkan enzim α-amilase. Pada saat
larutan iodium dituangkan ke permukaan medium terjadi perubahan warna
disekeliling goresan garis inokulasi, warna disekeliling koloni bakteri
berubah jernih sedangkan bagian lainnya berwarna biru kehitaman
(Hastuti, 2012). Warna jernih tersebut merupakan indikasi bahwa terjadi
hidrolisis amilum atau pati oleh adanya eksoenzim yang terdapat pada
bakteri.
Proses hidrolisis amilum dibutuhkan adanya enzim amilase yang
berfungsi menguraikan amilum menjadi maltose yang merupakan
golongan dari disakarida. Kemampuan bakteri dalam menghidrolisis
amilum untuk menjadi glukosa, maltose, dan dekstrin oleh adanya enzim
amilase.
2. Uji Hidrolisi Protein
Pada pengamatan uji hidrolisis protein berdasarkan analisis data
didapatkan hasil bahwa kedua koloni bakteri tidak menghidrolisis Protein
atau negative. Medium yang dipakai untuk uji hidrolisis amilum adalah
Skim Milk Agar atau SMA. Medium ini terbuat dari Skim Milk yang
dicampur dengan Agar dan Aquades. Skim Milk mengandung kasein yang
dapat terhidrolisis menjadi peptide dan asam amino.
Jika berdasarkan dengan teori yang ada, bakteri mampu melakuka
hidrolisis protein karena di dalam sel bakteri terdapat koenzim yang bias
menghidrolisis kasein yaitu dengan adanya enzim protease yang ditandi
dengan koloni bakteri yang dapat menghidrolisis kasein akan dikelilingi
oleh daerah jernih, sedangkan bagian yang lainnya akan Nampak tetap
berwarna putih susu (Hastuti, 2012).
3. Uji Hidrolisis Lemak
Pada pengamatan uji hidrolisis lemak menggunakan medium
Nutrient Agar Lemak (NAL) berdasarkan analisis data didapatkan hasil
bahwa bakteri koloni A tidak menghidrolisis lemak, sedangkan bakteri
koloni B dapat menghidrolisis lemak. Hasil positif uji hidrolisis lemak
ditunjukkan dengan bagian dasar koloni bakteri yang tumbuh
berwarna merah sedangkan bagian medium di sekeliling
pertumbuhan koloni bakteri berwarna kekuningan (Tim Pengampu
Matakuliah Mikrobiologi, 2011). Pengujian ini menggunakan
indikator neutral red yang dapat mendeteksi asam lemak yang
terbentuk akibat hidrolisis lemak. Apabila terdapat warna merah di
bawah bakteri berarti terdapat asam lemak yang dihasilkan dari aktivitas
hidrolisis lemak oleh bakteri.

J. Kesimpulan
1. Pada Bakteri koloni A dapat melakukan hidrolisis amilum dengan
kemampuan sedang sedangkan pada koloni B juga mampu melakukan
hidolisis amilum karena hasilnya juga positif relatif sedang.
2. Pada bakteri koloni A dan koloni B tidak mempunyai kemampuan
untuk melakukan hidrolisis protein.
3. Pada bakteri koloni A tidak dapat melakukan hidrolisis lemak
sedangkan pada koloni B dapat melakukan hidrolisis lemak.
K. Diskusi
1. Apakah perbedaan kemampuan menghidrolisis amilum, protein, dan lemak
antara bakteri koloni A dan koloni B?
Jawab : Saat uji hidrolisis amilum, setelah dituang larutan iodium pada
bakteri koloni A dan koloni B terlihat bagian jernih disekeliling koloni
sedangkan bagian lainnya berwarna biru kehitaman yang menandakan
bahwa bakteri koloni A dan B positif menghidrolisis amilum. Pada uji
hidrolisis protein, bakteri koloni A dan B negatif karena tidak ada koloni
yang dikelilingi oleh daerah yang jernih, hanya nampak warna putih susu
saja. Pada uji hidrolisis lemak, hanya bakteri koloni B yang positif
sedangkan bakteri koloni A negatif. Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya warna merah pada bagian bawah koloni bakteri dan
menyebabkan penurunan pH.
2. Adakah perubahan yang terjadi pada medium setelah dilakukan pengujian
adanya hidrolisis amilum, protein, dan lemak? Bila ada, berikan
penjelasan.
Jawab :
 Medium Amilum Agar (AA) pada uji hidrolisis amilum akan berubah
menjadi biru kehitaman setelah ditetesi larutan iodium karena larutan
tersebut merupakan indikator amilum. Warna biru kehitaman terbentuk
karena molekul iodium masuk ke dalam molekul amilum yang
berbentuk spiral. Proses iodinisasi terjadi apabila amilum telah
dirombak oleh enzim amilase menjadi maltosa dan glukosa, zona
bening yang terbentuk pada sekitar koloni terjadi karena tidak terbentuk
spiral pada molekul iodium dan amilum. Adanya zona bening setelah
penetesan larutan iodium ke dalam medium menunjukkan adanya
hidrolisis amilum.
 Medium Skim Milk Agar (SMA) awalnya memiliki warna putih, namun
ketika ditumbuhi bakteri yang dapat menghidrolisis protein maka akan
tedapat daerah bening disekitar pertumbuhan bakteri. Warna putih
terbentuk dari kasein dalam susu skim yang terdiri dari fosfoprotein
yang berikatan dengan kalsium membentuk garam kalsium kalseinat.
Selain kasein yang berikatan dengan kalsium, susu skim juga yang
menyebabkan warna medium menjadi putih. Enzim protease yang
dihasilkan oleh bakteri menyebabkan kasein terhidrolisis menjadi asam
amino yang larut sehingga warna putih menghilang dan terbentuk zona
bening di sekitar koloni bakteri.
 Medium Nutrient Agar Lemak (NAL) pada uji hidrolisis lemak awalnya
berwarna merah. Ketika ditumbuhi bakteri yang dapat menghidrolisis
lemak, maka akan terbentuk warna merah pada bagian bawah koloni
bakteri. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pH yang semakin
asam. Turunnya nilai pH karena molekul lemak dipecah menjadi satu
molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak.

L. Daftar Pustaka
Benson. 2001. Microbiological Applications Laboratory Manual in General
Microbiologi 8th edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Jilid 1. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hastuti, Sri Utami. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM


Press.

Rahayu, S.A. dan Gumilar M.H. 2017. Uji Cemaran Air Minum Masyarakat
Sekitar Margahayu Raya Bandung dengan Identifikasi Bakteri
Escherichia coli. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia,
volume 4, nomor 2.

Tim Pengampu Matakuliah Mikrobiologi. 2011. Petunjuk praktikum


Mikrobiologi. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UM

Wahyu, Febi. 2010. Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum Identifikasi


Bakteri Melalui Uji Biokomia. (Online),
(http://www.docstoc.com/docs/56903429/mikrobiologi5), diakses
pada tanggal 16 Februari 2020

Lampiran

Uji Hidrolisis Koloni


A B
Hidrolisis Amilum

Hidrolisis Protein

Hidrolisis Lemak

Anda mungkin juga menyukai