A. PENDAHULUAN/DESKRIPSI SINGKAT
Pengujian hipotesis secara statistik sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat maupun dalam berita-berita di media massa elektronik maupun cetak. Orang
cenderung berfikir bahwa Pengujian hipotesis secara statistik selalu berkaitan dengan data dan
berhitung (angka), memang tidak salah. Akan tetapi Pengujian hipotesis secara statistik juga
berhubungan dengan sumber daya, bagaimana peranan Pengujian hipotesis secara statistik dalam
membantu kegiatan individu dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini untuk
memahami konsep dan aturan yang ada di dalam Pengujian hipotesis secara statistik. Uraian
tersebut mencakup:
1. Pengertian Hipotesis
2. Langkah-Langkah Menyusun Hipotesis
3. Perumusan Hipotesis
Jika peneliti memilih keputusan 1 di atas, maka ia telah melakukan kesalahan tipe 1, jika
peneliti memilih keputusan 2, maka ia telah melakukan kesalahan tipe 2.
Hubungan antara hipotesis, kesimpulan dan tipe kesalahan dapat digambarkan seperti
tabel dibawah ini :
Tabel 5.1
Tipe Kesalahan
Keadaan Sebenarnya
KESIMPULAN
H0 benar H0 salah
Menerima H0 Benar Kesalahan 1
Menolak H0 Kesalahan 2 Benar
Ketika merencanakan hipotesis, kedia tipe kesalahan tersebut hendaklah dibuat sekecil
mungkin. Kedua tipe kesalahan tersebut dalam peluang. Supaya penilaian dapat dilakukan.
Peluang ini juga sekaligus merupakan besarnya risiko kesalahan yang ingin kita hadapi. Peluang
membuat kesalahan tipe 1 biasanya dinyatakan dengan (baca alpha). Dan peluang membuat
tipe 2 biasanya dinyatakan dengan 5ariabl (baca beta). Oleh karena itu kesalahan tipe 1 disebut
juga dengan kesalahan , dan kesalahan tipe 2 disebut juga dengan kesalahan . disebut juga
taraf signifikansi, taraf arti, taraf nyata atau probability = p, taraf kesalahan, dan taraf kekeliruan.
Taraf signifikansi dinyatakan dalam dua atau tiga decimal atau dalam persen. Lawan dari
taraf signifikansi atau tanpa kesalahan ialah taraf kepercayaan. Jika total signifikansi = 5%,
maka dengan kata lain dapat disebut taraf kepercayaan = 9%. Demikian seterusnya.
Dalam penelitian sosial, besarnya biasanya 5% atau 1% (0,005 atau 0,01). Penentuan
besarnya tergantung pada keinginan peneliti sebelum analisis statistic dilakukan.
Arti = 0,01 ialah kira-kira 1 dari 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang
seharusnya diterima. Atau dengan kata lain kira-kira 99% percaya bahwa kita telah membuat
kesimpulan yang benar.
Dalam pengujian hipotesis, yang diuji apakah H0 ditolak atau diterima. Untuk dapat
memutuskan apakah H0 ditolak atau diterima, maka diperlukan criteria tertentu dengan nilai
tertentu baik dari hasil perhitungan maupun hasil dari tabel. Kedua hasil tersebut dibandingkan.
Dalam hal ini dimisalkan kita menggunakanan perhitungan t dengan menggunakan rumus t
sehingga diperoleh thitung. Kemudian kita cari ttebel dari tabel t dengan tertentu.Nilai ttabel dua
pihak dan satu pihak dengan tertentu diperoleh dengan melihat daftar atau tabel t.
Kriteria Pengujian
Penentuan criteria pengujian dan nilai kritis digambarkan seperti tabel berikut:
Tabel 5.2
Pengujian Hipotesis
x 0
t hitung
S
n
x 0
z hitung
n
Jawab :
Skor ideal = 10 x 4 x 30 = 1200
Rata-rata skor ideal = 1200 : 30 = 40
60% rata-rata skor ideal = 60% x 40 = 24.
Jawaban Pertanyaan Nomor 1
1. Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
Ha : Motivasi kerja karyawan = 60 % rata-rata skor ideal.
H0 : Motivasi kerja karyawan ≠ 60 % rata-rata skor ideal.
2. Hipotesis statistiknya
Ha : ≠ 24
Ha : = 24
3. thitung
thitung x 0
=
s
= n 24
26,36
7,23
30
= 1,78
Ha : > 24
Ha : = 24
3. thitung
x 0
thitung =
s
n
26,36 24
=
7,23
30
= 1,78
B. RANGKUMAN
Pengujian hipotesis dilakukan jika ada yang akan diuji. Pengujiannya dengan analisis
statistik.pengujian hipotesis memabawa kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima H0
atau untuk menerima atau menolak Ha. Ha disebut hipotesis alternative atau hipotesis penelitian.
Jika H0 diterima, maka Ha ditolak. Sebaliknya jika H0 ditolak, maka Ha diterima.
Jika H0 menyatakan tidak ada perbedaan atau sama dengan atau tidak ada hubungan,
maka disebut hipotesis tidak langsung (nondireksional). Pengujiannya dengan dua pihak (dua
skor). Sedangkan H0 yang menyatakan lebih besar atau lebih kecil disebut hipotesis direksional.
Pengujian hipotesisnya menggunakan uji satu pihak.
Keputusan untuk memilih uji dua pihak atau satu pihak didasarkan atau keputusan yang
akan diambil sebagai hasil dari penemuan penelitiannya. Jika ingin membuat suatu keputusan
untuk memilih salah satu dari dua bentuk gaya mengajar atau gaya kepemimpinan, maka uji dua
pihaklah yang lebih cocok untuk dipilih.
Sebaliknya, jika peneliti ingin memutuskan untuk mengadopsi sustu sistem baru atau
metode baru, maka uji satu pihak yang lebih cocok untuk dipilih. Oleh sebab itu, satu pihak
dapat membantu untuk pengembangan suatu teori.
Beberapa ahli berpendapat bahwa uji dua pihak lebih dapat dipertanggungjawabkan
untuk ilmu-ilmu sosial.
Dalam pengujian hipotesis akan terjadi dua keselahan yaitu : Kesalahan tipe 1 yaitu
menolak hipotesis yang seharusnya tidak ditolak. Dan kesalahan tipe 2 yaitu tidak menolak
hipotesis yang seharusnya ditolak, betapapun kecilnya. Untuk mengatasi ini, maka perlu
ditentukan resiko kesalahan yang akan kita ambil yaitu dengan menentukan besarnya kesalahan
atau nya.
Taraf signifikasi dinyatakan dalam dua atau tiga decimal atau dalam persen. Lawan dari
taraf signifikasi atau taraf kesalahan ialah kepercayaan. Jika taraf signifikasi = 5 %, maka taraf
kepercayaan = 95% . Demikian seterusnya.
Dalam penelitian sosial, besarnya biasanya diambil 5 % atau 1 % (0,005 atau 0,01).
Penentuan besarnya , tergantung pada keinginan peneliti sebelum analisis statistik dilakukan.
Arti = 0,01 ialah kira-kira 1 dari 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang
seharusnya diterima. Atau dengan kata lain kira-kira 99 % percaya bahwa kita telah membuat
kesimpulan yang benar.
Dalam pengujian hipotesis perlu disebutkan asumsi yang dipakai yaitu data sample atau
populasi serta berdistribusi normal.
Penentuan criteria bahwa H0 atau Ha ditolak atau tidak ditolak tergantung dari
perbandingan antara thitung dengan ttabel atau zhitung dengan ztabel.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apa arti hipotesis ?
2. Jelaskan macam-macam hipotesis ?
3. Kapan kita uji dua pihak dan kapan uji satu pihak ?
4. Apa yang dimaksud dengan taraf signifikasi ?
5. Apa persyaratan agar pengujian hipotesis dapat dilakukan ?
6. Sebutkan dua macam kesalahan dalam pengujian hipotesis ?
7. Diketahui data seperti contoh soal. Lakukan lah pengujian :
a. Dua pihak
b. Pihak kanan
c. Pihak kiri
Jika yang diminta 80 % dari rata-rata skor idealnya.