Anda di halaman 1dari 6

Modul 6

Hipotesis Penelitian

1. PENGERTIAN
Untuk memulai penelitian, biasanya selalu dimulai dengan menetapkan permasalahan. Perumusan
masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model hipotesis. Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit
dari perumusan masalah karena ujung dari setiap permasalahan adalah adanya hipotesis yang akan kita
buktikan.

Hipotesis merupakan jawaban teoritis (jawaban sementara) terhadap rumusan masalah


penelitian dan belum merupakan jawaban empirik dengan dukungan data-data.
Hipotesis yang dirumuskan biasanya diambil berdasarkan kumpulan teori yang sesuai dengan
topik penelitian serta hasil dari penelitian-penelitian terdahulu. Hipotesis tersebut bisa berupa
hipotetical statement, misalnya Investasi IT meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu juga ada
statistical hipotesis, misalnya (H0): rata-rata pengunjung sebelum dan sesudahnya sama atau rata-rata
jumlah customer sebelum dan sesudahnya sama.
Perlu diingat, bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Misalnya pada penelitian
yang bersifat deskriptif, penelitian eksploratif dan penelitian yang bersifat kualitatif.

2. JENIS HIPOTESIS
Ada dua jenis hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian yaitu:
1. Hipotesis kerja (Hk) atau hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis kerja ialah hipotesis yang dipilih dan dianggap benar, sedangkan kebenaran hipotesis
tersebut masih harus dibuktikan. Sementara itu, peneliti harus bekerja dengan hipotesis tadi. Oleh
karena itu disebut hipotesis kerja. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X
dan Y atau adanya perbedaan antara dua variabel.
Contoh:
– Terbatasnya penguasaan dan penggunaan faktor produksi tanah garapan, tenaga kerja,
model, dan tingkat keterampilan manajemen diduga menyebabkan rendahnya tingkat produksi
dan pendapatan petani miskin dari usaha tani sawah sebagai pekerja pokoknya.
– Promosi yang dilakukan industri jasa bengkel sepeda motor secara umum, dan bengkel
sepeda motor secara khusus efektif.
2. Hipotesis nol (null hypothesa) disingkat H0
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistik, yaitu diuji dengan penggunaan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya
perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

28
Pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak
ada perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel
kedua adalah nol atau nihil.
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi H0, agar peneliti tidak mempunyai
prasangka.
Jadi, penelitian diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembalikan lagi Ha
pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.
Selain kedua jenis hipotesis yang telah dijelaskan di atas, ada juga macam hipotesis yang lain
seperti dijelaskan berikut ini.
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun
di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh Hipotesis Deskriptif:
Permasalahan Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso” mempunyai
perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?
Asumsi:
a. Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk menerima
proses perdamaian.
b. Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses perdamaian.
c. Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai suatu
proses perdamaian.
Hipotesis Umum:
Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses
perdamaian.
Hipotesis khusus:
a. Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses perdamaian.
b. Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses perdamaian.
c. Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.
2. Hipotesis Korelasional/hubungan
Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua atau
lebih. Jika pola hubungan antara dua atau lebih bersifat kausal (sebab-akibat), maka hipotesisnya
disebut hipotesis kausalitas.
Contoh Hipotesis Korelasional:
Permasalahan Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi suatu
Perusahaan.

29
Asumsi:
a. Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi
b. Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat
c. Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.
Hipotesis:
Semakin besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat keketatan
peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan hasil produksi yang semakin meningkat
Hipotesis Korelasional terdiri dari hipotesis kausal dan korelasi.
Hipotesis Kausalitas
Contoh Hipotesis Kausalitas:
Permasalahan Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal dalam
suatu lingkungan masyarakat.
Asumsi:
a. Suatu lingkungan masyarakat mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau peredam
terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan
b. Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan masyarakatnya.
c. Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan tindakan
kriminal.
Hipotesis:
Untuk mereka yang berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya absorbsinya jika
mereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat, maka mereka semakin mudah
terangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.
Hipotesis korelasi
Hipotesis korelasi (correlational hypothesis), merupakan hipotesis yang mengatakan dua variabel
terjadi bersamaan tanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya.
Contoh:
Ha : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensasi dan laba perusahaan.
3. Hipotesis Asosiasi
Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam
statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
hipotesis Kerja (Hk) dan hipotesis Nol (H0).
hipotesis-hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriptif, relasional maupun
hipotesis kausalitas disebut hipotesis kerja (Hk). Supaya hipotesis kerja tersebut dapat diuji secara
statistik, maka diperlukan suatu hipotesis pembanding. Dalam penelitian sosial hipotesis

30
pembanding tersebut dibuat secara arbitrer yang berbentuk hipotesis nol (H0). hipotesis nol (H0)
adalah formulasi/rumusan terbalik dari hipotesis kerja .
Contoh hipotesis Kerja (Hk):
Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah.
Contoh hipotesis Nol (H0):
Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah.
Manfaat penggunaan hipotesis antara lain yaitu:
1. Untuk mejelaskan permasalahan yang diangkat dalam penelitian
2. Untuk mejelaskan variabel-variabel yang akan diuji kebenarannya
3. Untuk membantu dalam memilih metode analisa data
4. Sebagai pedoman dalam menarik sebuah kesimpulan

2. MACAM-MACAM HIPOTESIS
Hipotesis ada tiga macam yaitu hipotesis penelitian merupakan hipotesis yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat, hipotesis operasional merupakan hipotesis yang dinyatakan dalam bentuk hipotesis nol
(H0) dan hipotesis satu (H1), sedangkan hipotesis statistik merupakan hipotesis yang berupa angka-
angka statistik yang sesuai dengan metode dan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Hipotesis yang
sudah dirumuskan kemudian harus diuji kebenarannya. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan
apakah H0 atau H1 yang akan diterima.
Ada empat kombinasi jawaban berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam pengambilan keputusan
untuk menolak atau menerima H0, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Empat Kombinasi Jawaban Berdasarkan Hipotesis yang Diajukan

Hasil Penelitian

Terima H0 Tolak H0

Jika H0 benar Keputusan yang diambil Tipe kesalahan I


Probability = 1- α Probability = α

Jika H0 salah Tipe Kesalahan II Keputusan yang diambil


Probability = β Probability = 1- β

Dalam membuat hipotesis ada dua jenis kesalahan yang dapat dibuat oleh peneliti, yaitu:
a) Kesalahan pertama adalah kesalahan yang dilakukan karena menolak hipotesis (H0) padahal
sebenarnya H0 benar atau harus diterima. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan alpha (α) atau
biasa disebut dengan taraf nyata.

31
b) Kesalahan kedua adalah kesalahan yang dilakukan karena menerima hipotesis (H0) padahal
sebenarnya H0 salah atau harus ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan beta (β).

Jika keputusan yang diambil dalam hipotesis benar, maka akan tampak kekuatannya seperti
pada gambar berikut ini.

32
Nilai alpha yang digunakan sangat tergantung dari jenis penelitian yang akan dilakukan. Jika
penelitian yang dilakukan berhubungan dengan keselamatan maka alpha yang digunakan sebesar 0.01
(1%) sedangkan penelitian yang terkait dengan ilmu-ilmu sosial pada umumnya digunakan alpha 0.05
(5%). Untuk menentukan hipotesis yang akan diambil atau digunakan adalah apabila nilai alpha hitung
(output) lebih besar atau sama dengan alpha (5 % atau 1%) maka keputusan yang diambil adalah
menerima H0. Namun apabila nilai alpha hitungnya lebih kecil dari nilai alpha (5% atau 1%) maka
keputusan yang diambil adalah menolak H0.

33

Anda mungkin juga menyukai