H0 :
μ = μ0
HA :
μ ≠ μ 0 (untuk uji dua sisi) atau
μ > μ 0 (untuk uji satu sisi kanan) atau
μ < μ 0 (untuk uji satu sisi kiri)
3. Statistik uji,
X̄− μ 0
Z0 =
σ/ √n
( 6.1 )
Daerah Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Penerimaan H0
׀
- Zα/2 0 Zα/2
Gambar 31. Kurva Normal Standar Uji Satu Sisi Kanan dan Kiri
Daerah
Penolakan H0
Daerah Daerah
Penerimaan H0 Penerimaan H0
׀ ׀
0 Zα -Zα 0
Uji sisi kanan Uji sisi kiri
Wilayah/daerah kritiknya, Z0 > Zα Wilayah/daerah kritiknya, Z0 < - Zα .
Contoh 6.1. Sebuah perusahaan alat olah raga mengembangkan jenis batang pancing
sintetik, yang dikatakan mempunyai kekuatan rata-rata 8 kg dan simpangan baku 0,5 kg.
Suatu sampel random diambil sebanyak 49 buah pancing untuk di tes dan ternyata
kekuatannya rata-rata 7,8 kg. Gunakan taraf nyata 1% untuk menguji pendapat diatas,
dengan alternatif tidak sama.
Penyelesaian
Diketahui ;
μ 0 = 8 kg, σ = 0,5 kg, X̄ = 7,8 kg, n = 49 buah, maka
pengujian hipotesa tentang batang pancing sintetik hasil produksi perusahaan alat olah
raga diatas,
1. Perumusan H0 dan HA ,
H0 : μ = 8 kg
HA : μ ≠¿ ¿ 8 kg
2. Taraf nyata (α) = 0,01
3. Statistik uji,
X̄− μ 0
Z0 =
σ/ √ n
4. Wilayah/daerah kritik,
bila α = 0,01, maka Zα/2 = Z0,01/ 2 = Z0,005 = ± 2,58
5. Perhitungan,
X̄− μ 0 7,8−8 −0,2
Z0 = = = =−2 , 86
σ/ √ n 0,5/ √ 49 0 , 07
6. Keputusan,
oleh karena Z0 = -2,86 lebih kecil dari Z0,005 = ± 2,58, maka H0 ditolak artinya
kekuatan rata-rata dari seluruh batang pancing sintetik yang dihasilkan oleh
perusahan tersebut tidak sama dengan 8 kg.
Contoh 6.2. Pejabat dari suatu lembaga yang membina pedagang kecil di kota M
menyatakan bahwa rata-rata keuntungan per hari dari seluruh pedagang kaki lima (PKL)
paling rendah Rp 50.000, dengan alternatif lebih kecil dari itu. Untuk menguji
pendapatnya telah diteliti sebanyak 100 orang yang dipilih secara acak dan ternyata rata-
rata keuntungannya adalah sebesar Rp 49.100 per hari dengan simpangan baku sebesar
Rp 6.200 per hari. Dengan taraf nyata 5%, ujilah pendapat pejabat tersebut.
Penyelesaian
Diketahui ;
μ 0 = Rp. 50.000, X̄ = Rp. 49.100, s = Rp. 6.200, maka pengujian
hipotesa dari pejabat lembaga yang membina pedagang kecil di kota M,
1. Perumusan H0 dan HA
H0 : μ≥ Rp. 50.000
4. Wilayah/daerah kritik,
bila α = 0,05, maka Zα = Z0,05 = ± 1,64
Gambar 33. Kurva Normal Z0,05 = ± 1,64, Uji Satu Sisi Kiri
Daerah
Penolakan H0
Daerah
Penerimaan H0
׀ Z
-1,64 0
Jadi wilayah/daerah kritiknya, Z0 < -1,64
5. Perhitungan,
X̄− μ 0 49 .100−50 .000 −900
Z0 = = = =−1 , 45
s/ √ n 6 .200 / √100 620
6. Keputusan,
oleh karena Z0 = -1,45 lebih besar dari Z0,05 = - 1,64, maka H0 diterima artinya
rata-rata keuntungan per hari dari seluruh pedagang kaki lima lebih besar dan sama
dengan Rp 50.000.-
masing-masing
σ1 dan
σ2 , diambil secara random dua buah sampel yang
independen berukuran
n1 dan n2 dengan rata-rata
X̄ 1 dan X̄ 2 , maka
perumusan H0 dan HA serta statistik ujinya, sebagai berikut ;
H0 :
μ 1 =μ 2 atau
μ 1 −μ 2=0
HA :
μ 1 ≠μ 2 atau
μ 1 −μ 2≠0 (uji dua sisi)
Statistik uji,
X̄ 1 − X̄ 2
Z 0=
σ σ
√ n1
12
+ 22
n2 (6.3)
X̄ 1− X̄ 2
Z 0=
s s
√ n1
12
+
n2
22
Contoh 6.3. Seorang manajer produksi suatu perusahaan yang menghasilkan pompa air,
(6.4)
beranggapan bahwa rata-rata efisiensi waktu perakitan dari dua jenis pompa tangan, yaitu
jenis A dan B yang dihasilkan perusahaannya adalah sama. Untuk itu dilakukan
pengamatan dengan mengambil sampel yang jumlahnya sama, yaitu masing-masing 40
buah. Setelah diadakan pengamatan pada perakitannya, pompa jenis A membutuhkan
waktu rata-rata 30 menit dan simpangan baku sebesar 3 menit. Sedangkan pompa jenis B
membutuhkan waktu rata-rata 28 menit dan simpangan baku sebesar 2 menit. Dengan
taraf nyata 5%, ujilah anggapan bahwa efisiensi waktu perakitan seluruh pompa jenis A
dan B sama, dengan alternatif tidak sama.
Penyelesaian
Diketahui ;
X̄ A = 30 menit, s A = 3 menit, X̄ B = 28 menit, s B = 2 menit, n A
3. Statistik uji,
X̄ A − X̄ B
=
s s
Z0 √ nA
A2
+
nB
B2
4. Wilayah/daerah kritik,
bila α = 0,05, maka Zα/2 = Z0,05/2 = Z0,025 = ± 1,96.
Daerah Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Penerimaan H0
׀ Z
-1,96 0 1,96
5. Perhitungan,
X̄ A − X̄ B
= 30−28 2
s s = = =3,5
Z0 √ nA
A2
+
nB
B2
√ 32 22
+
40 40
0 , 57
x
p=
berukuran n dengan proporsi n , maka perumusan H0 dan HA serta statistik ujinya
sebagai berikut ;
H0 :
P=P0
HA :
P≠P0 ( untuk uji dua sisi ) atau
P> P0 ( untuk uji satu sisi kanan ) atau
P< P0 ( untuk uji satu sisi kiri )
Statistik uji,
p−P 0
Z 0=
P0 ( 1−P0 )
√ n (6.5)
Contoh 6.4. Seorang pejabat dari salah satu Bank Umum Milik Negara (BUMN)
berpendapat bahwa semua pengusaha kecil peminjam Kridit Usaha Kecil (KUK) yang
belum mengembalikan kriditnya (kridit macet) paling banyak 70%, dengan alternatif
Penyelesaian
169
Diketahui ;
P0 = 0,70, n = 225 orang, x = 150 orang, maka p= 225 = 0,75,
maka pengujian hipotesa dari pejabat Bank Umum Milik Negara (BUMN) diatas,
H0 : P≤ 0,70
HA : P>¿ ¿ 0,70
p−P0
Z 0=
P0 ( 1−P0 )
√ n
4. Wilayah/daerah kritik,
bila α = 0,05, maka Zα = Z0,05 = 1,64
Gambar 35. Kurva Normal Z0,05 = ±1,64, Uji Satu Sisi Kanan
Daerah
Penolakan H0
Daerah
Penerimaan H0
׀ Z
0 1,64
5. Perhitungan,
6. Keputusan,
oeh karena
Z 0= 1,63 lebih kecil dari
Z 0,05= 1,64, maka H0 diterima artinya
semua pengusaha kecil peminjam Kridit Usaha Kecil (KUK) yang belum
mengembalikan kriditnya (kridit macet) paling banyak 70%.
Jadi pendapat dari pejabat Bank Umum Milik Negara (BUMN) diatas ternyata benar.
x1
p1 =
random masing-masing berukuran n1 dan n2 dengan proporsi n1 dan
x2
p2 =
n2 , maka perumusan H0 dan HA serta statistik ujinya sebagai berikut ;
H0 :
P1=P 2
HA :
P1≠P 2 ( untuk uji dua sisi ) atau
P1 > P2 ( untuk satu sisi kanan ) atau
P1 <P2 ( untuk satu sisi kiri )
Statistik uji,
(6.6)
√ n1
+
n2
Contoh 6.5. Suatu penelitian mengenai prefrensi seluruh konsumen terhadap sabun
mandi cap “Dewi” telah dilakukan oleh perusahaan industri sabun yang bersangkutan
dengan mengambil sampel secara random sebanyak 200 orang konsumen di Jakarta.
Berdasarkan pendapatan rata-rata per bulan, para konsumen dibagi menjadi dua golongan
yang berpendapatan berbeda. Golongan I merupakan golongan yang mampu dan meliputi
30% dari seluruh konsumen yang di observir, sedangkan golongan II merupakan
golongan yang kurang mampu dan meliputi 70% dari seluruh konsumen yang diobservir.
Pada golongan I, 40 orang menyatakan suka pada sabun cap “Dewi“, sedangkan
golongan II, 80 orang menyatakan suka pada sabun cap “Dewi”. Berdasarkan hasil
penelitian diatas, adakah alasan guna menyangsikan pernyataan bahwa proporsi kedua
golongan konsumen yang menyukai sabun mandi cap “Dewi” adalah sama, dengan
alternatif tidak sama dengan menggunakan taraf nyata 5%.
Penyelesaian
hui ;
n1 = 0,30 x 200 = 60,
x1 = 40, maka
p1 =40/60=0 , 67
Diketa
H0 :
P1=P 2 (artinya proporsi golongan konsumen I dan II yang menyukai sabun
mandi cap “Dewi” adalah sama)
3. Statistik uji,
p1 − p2
Z 0=
p1 ( 1− p1 ) p2 ( 1− p 2 )
√ n1
+
n2
4. Wilayah/daerah kritik,
Daerah Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Penerimaan H0
׀ Z
-1,96 0 1,96
5. Perhitungan,
p 1− p2 0 , 67−0 , 57
Z 0= =
p1 ( 1− p1 ) p2 ( 1− p 2 ) 0 , 67( 1−0 , 67 ) 0 , 57( 1−0 ,57 )
√ n1
+
n2 √ 60
+
140
0 , 10 0 , 10
= = =
0 ,67 ( 0 ,33 ) 0 , 57( 0 , 43 ) 0 , 0681
√ 60
+
140 1,47
6. Keputusan,
X̄ − μ 0
t0 =
s/ √ n
( 6.7 )
Daerah Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Penerimaan H0
׀
−t α/2, df 0 t α/2, df
Wilayah/daerah kritiknya,
t 0 >t α/2, df atau
t 0<−t α/2, df
Gambar 38. Kurva Normal Uji Satu Sisi Kanan dan Kiri Pada Uji t
Daerah
Penolakan H0 Daerah
Daerah
Penerimaan H0 Penerimaan H0
׀ ׀
0 t α, df −t α, df 0
Wilayah/daerah kritiknya,
t 0 >t α, df Wilayah/daerah kritiknya,
t 0 <−t α, df
Contoh 6.6. Manajer produksi suatu perusahaan yang menghasilkan lampu pijar,
mengatakan bahwa daya tahan dari seluruh lampu pijar hasil produksinya rata-rata
sebesar 1.000 jam sesuai standar kualitas yang ditetapkan perusahaanya dengan alternatif
tidak sama. Namun akhir-akhir ini dalam pemasaran banyak keluhan dari para konsumen
terhadap daya tahan lampu ini, sehingga lembaga konsumen mengadakan penelitian
dengan mengambil sampel secara random sebanyak 25 buah lampu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa daya tahan rata-rata 985 jam dengan simpangan baku sebesar
65 jam. Dengan taraf nyata 5%, apakah keluhan para konsumen terhadap lampu pijar ini
dapat dibenarkan.
Penyelesaian
Diketahui ;
μ0 = 1.000 jam, n = 25 buah, X̄ = 985 jam, s = 65 jam, maka
pengujian hipotesa dari manajer produksi perusahaan yang menghasilkan lampu pijar,
1. Perumusan H0 dan HA,
H0 : μ = 1.000 jam
HA : μ ≠¿ ¿ 1.000 jam
2. Taraf nyata (α) = 0,05
3. Statistik uji,
X̄ − μ 0
t0 =
s/ √ n
4. Wilayah/daerah kritik,
Daerah Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Penerimaan H0
׀ t
-2,064 0 2,064
5. Perhitungan,
6. Keputusan,
s2 s
varians 1 dan 22 maka statistik uji yang digunakan untuk pengujian hipotesa
Contoh 6.7. Seorang pejabat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berpendapat
bahwa tidak ada perbedaan rata-rata modal dari seluruh perusahaan nasional dan asing
dengan alternatif ada perbedaan. Untuk menguji pendapat tersebut, dilakukan penelitian
dengan mengambil sampel secara acak, dimana ada 8 perusahaan nasional dan 6
perusahaan asing diteliti. Hasil penelitian modal perusahaan (dalam milyar rupiah)
sebagai berikut :
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8
Perusahaan Nasional 5 7 6 3 4 8 6 5
Perusahaan Asing 6 5 4 7 8 6
Penyelesaian
Pengujian hipotesa dari pejabat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diatas,
H0 :
μ N =μ A (artinya tidak ada perbedaan rata-rata modal dari seluruh
perusahaan nasional dan asing)
HA :
μ N ≠μ A (artinya ada perbedaan rata-rata modal dari seluruh perusahaan
nasional dan asing)
3. Statistik uji,
4. Wilayah/daerah kritik,
Daerah Daerah
Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Penerimaan H0
׀ t
-2,179 0 2,179
5. Perhitungan,
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah
Perusahaan Nasional 5 7 6 3 4 8 6 5 44
Perusahaan Asing 6 5 4 7 8 6 36
( x iN− X̄ N )2 0,25 2,25 0,25 2,25 0,25 6,25 0,25 0,25 12
2
( x iA− X̄ A ) 0 1 4 1 4 0 10
n n
∑ x iN ∑ x iA
i =1 44 i=1 36
X̄ N = = =5,5 X̄ A = = =6
nN 8 ;
nA 6
,
X̄ N − X̄ A
t 0=
( n N −1 ) s 2 +( n A −1) s
√ n N +n A −2
N A
2
⋅
√ 1
+
1
nN nA
5,9−6
=
( 8−1 ) 4 , 12+( 6−1) 2 1 1
√
8+ 6−2 √ +
8 6
−0,1 −0,1
= = =−0 , 13
√ 3 , 2392⋅√ 0 ,2917 0 , 97
7. Keputusan,
H0 :
μd = 0 atau
μd = μ 1−μ 2= 0
HA :
μd ≠ 0 atau
μd = μ 1−μ 2≠ 0 (uji dua sisi) atau
μd > 0 atau
μd = μ 1−μ 2 > 0 (uji satu sisi kanan) atau
μd < 0 atau
μd = μ 1−μ 2 < 0 (uji satu sisi kiri)
Statisik uji,
d̄
t 0=
sd / √ n
(6.9)
Dimana,
n n 2
(6.10)
sd =
√ n ∑ d 2−
i=1 i
n( n− 1)
( )
∑ di
i=1
Keterangan ;
d i = Selisih data pengamatan berpasangan
Contoh 6.8. Direktur sebuah perusahaan ingin mengetahui efektivitas dari kegiatan
pelatihan yang diikuti oleh karyawannya. Untuk melihat hasil pelatihan tersebut diambil
sampel 10 orang dengan hasil kinerja sebelum dan sesudah pelatihan sebagai berikut :
Karyawa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
n
Ujilah hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata hasil kinerja sesudah pelatihan lebih
besar atau paling tidak sama dengan hasil kinerja sebelum pelatihan. Dengan kata lain,
pelatihan tersebut efektif terhadap perbaikan kinerja karyawan pada taraf nyata 10%.
Penyelesaian
Pengujian hipotesa rata-rata hasil kinerja sesudah pelatihan lebih besar atau sama dengan
sebelum pelatihan,
H0 :
μd ≥ 0 (artinya rata-rata hasil kinerja sesudah pelatihan lebih besar atau sama
dengan hasil kinerja sebelum pelatihan)
HA :
μd < 0 (artinya rata-rata hasil kinerja sesudah pelatihan lebih kecil dari
hasil kinerja sebelum pelatihan )
3. Statistik uji,
n n 2
t 0=
d̄
s d / √n dan
sd =
√ n ∑ d 2−
i=1 i (
n( n−1)
∑ di
i=1
)
4. Wilayah/daerah kritik,
Daerah
Penolakan H0
Daerah
Penerimaan H0
׀ t
-1,383 0
5. Perhitungan ;
−12
d̄= =−1,2
10 ;
10(62 )−(−12)2
sd=
√
10(10−1)
=
620−144
10(9 )
=
476
90 √=√ 5 ,29=2,3
√
d̄ −1,2 −1,2
t 0= = = =
sd 2,3 0 , 7373
√n √10 - 1,63
oleh karena
t 0=− 1,63 lebih kecil dari
t 0. 10 ; 9=− 1,383, maka H0 ditolak
artinya rata-rata hasil kinerja sesudah pelatihan lebih kecil dari hasil kinerja sebelum
pelatihan. Dengan kata lain, pelatihan tidak efektif terhadap perbaikan kinerja
karyawan.