Anda di halaman 1dari 20

3.

1 Pengertian Variabel Acak (Random) dan Distribusi Peluang


(Probabilita)
Variabel acak (random) adalah variabel yang nilainya merupakan bilangan
yang ditentukan oleh terjadinya hasil suatu percobaan.
Misalnya, pada percobaan pelemparan sekeping uang logam sebanyak empat kali
memiliki ruang sampel sebagai berikut :
S = {gggg, ggga, ggag, gagg, aggg, ggaa, gaga, agga, agag, aagg, gaag, gaaa,
agaa, aaga, aaag, aaaa}
Bila kita hanya tertarik pada berapa kali sisi gambar muncul, maka nilai
numeriknya 0, 1, 2, 3, 4 dapat diberikan pada setiap titik sampel. Jika munculnya
sisi gambar diberi notasi “X”, maka frekuensi dan probabilitanya dapat dituliskan
sebagai berikut :

Probabilita
Keterangan Frekuensi
p(X)
X = 0, artinya sisi gambar tidak muncul pada 4 kali 1
1 =0 , 06
pelemparan (aaaaa) 16
X = 1, artinya sisi gambar muncul 1 kali pada 4 kali 4
4 =0 , 25
pelemparan (gaaa, agaa, aaga, aaag) 16
X = 2, artinya sisi gambar muncul 2 kali pada 4 kali
pelemparan (ggaa, gaga, agga, agag, aagg, 6 6
=0 , 38
gaag) 16
X = 3, artinya sisi gambar muncul 3 kali pada 4 kali 4
4 =0 , 25
pelemparan (ggga, ggag, gagg, aggg) 16
X = 4, artinya sisi gambar muncul 4 kali pada 4 kali 1
1 =0 , 06
pelemparan (gggg) 16
J u m l a h 16 1,00

Probabilita munculnya sisi gambar diatas dapat digambar grafik batang atau
histogramnya, seperti dibawah ini.

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 30


Gambar 7. Histogram Peluang (Probabilita) Munculnya Sisi Gambar

ρ( X )

0,40 –

0,35 –

0,30 –

0,25 –

0,20 –

0,15 –

0,10 –

0,05 –

0,00 X
0 1 2 3 4

Dalam hal ini, X = 0, 1, 2, 3, dan 4 disebut variabel acak (random).


Definisi lain menyatakan, bahwa variabel acak (random) adalah suatu fungsi yang
nilainya berupa bilangan nyata yang ditentukan oleh setiap unsur dalam ruang
sampel.
Apabila suatu ruang sampel mengandung jumlah titik sampel yang terhingga atau
suatu barisan unsur yang terbatas, maka ruang sampel itu disebut ruang sampel
diskrit atau dikenal dengan variabel acak (random) diskrit.
Pada prakteknya, variabel random diskrit digunakan untuk data yang diperoleh
dari hasil perhitungan, misalnya jumlah penduduk, banyak produk yang rusak,
banyak kecelakaan di suatu daerah dan lain sebagainya.
Apabila suatu ruang sampel mengandung jumlah titik sampel tak terhingga atau
suatu barisan unsur yang tidak terbatas, maka ruang sampel itu disebut ruang
sampel kontinu atau dikenal dengan variabel acak (random) kontinu.
Pada prakteknya, variabel random kontinu digunakan untuk data yang diukur,
misalnya tinggi, bobot atau berat, suhu, jarak dan lain sebagainya

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 31


Sedangkan himpunan semua pasangan berurutan {x , p(x)} atau {0 ; 0,06},
{1 ; 0,25}, {2 ; 0,38}, {3 ; 0,25}, {4 ; 0,06} disebut dengan fungsi probabilita
atau distribusi probabilita.
Distribusi peluang (probabilita) dengan nilai variabel acak (random) diskrit
disebut distribusi probabilita diskrit.
Distribusi peluang (probabilita) dengan nilai variabel acak (random) kontinu
disebut distribusi peluang (probabilita) kontinu.

3.2 Distribusi Peluang (Probabilita) Diskrit


Distribusi peluang (probabilita) diskrit yang dikemukakan dalam buku ini
adalah : distribusi Binomial, dan Poisson.

3.2.1. Distribusi Binomial


Distribusi Binomial adalah distribusi peluang (probabilita) dari suatu
variabel random yang bersifat diskrit. Distribusi binomial juga disebut sebagai
distribusi Bernoulli karena berasal dari hasil eksperimen atau percobaan yang
dilakukan oleh James Bernoulli (1654 – 1705) yaitu ahli matematika dari Swiss.
Model dari percobaan Bernoulli memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :
1. Setiap percobaan bersifat bebas (independent), artinya peristiwa yang satu
tidak mempengaruhi peristiwa yang lain.
2. Dalam setiap percobaan terdapat hanya dua hasil kejadian yang saling lepas
atau saling meniadakan (mutually exclusive).
Suatu ruang sampel mengandung dua unsur, yaitu peristiwa sukses dan gagal
3. Probabilita sukses pada tiap percobaan haruslah sama atau bersifat tetap dan
dinyatakan dengan notasi “p“. Sedangkan probabilita gagal dinyatakan
dengan “q atau (1- p)“.

Apabila sebuah eksperimen terdiri dari n percobaan Bernoulli dengan


probabilita sukses (p) dan gagal (q) pada tiap-tiap percobaan, maka fungsi peluang
(probabilita) variabel random X dapat dinyatakan sebagai berikut :

b(x |n, p) = ( ¿ x n ) p x q( n− x ) (3.1)

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 32


n

atau p( X =x ) = C x p x q( n− x )

(3.2)

Dimana :
( ¿ x n) = C x = Kombinasi
n!
n = ; x=1, 2, 3, . .. .. . .. ,n
C x x ! ( n−x )!
Tanda : “!” dibaca faktorial
Misalnya :
4

Bila n = 4, x = 0, maka C 0

4! 4! 4.3.2.1 1
= = = = =1
0 ! (4−0)! 0 ! 4 ! (1)(4.3.2.1) 1
4

Bila n = 4, x = 1, maka C 1

4! 4! 4 . 3. 2.1 4
= = = = =4
1 ! ( 4−1)! 1 ! 3 ! (1)(.3 .2. 1) 1
4

Bila n = 4, x = 2, maka C 2

4! 4! 4. 3.2.1 12
= = = = =6
2 ! ( 4−2)! 2 ! 2 ! (2.1)(2.1) 2
4

Bila n = 4, x = 3, maka C 3

4! 4! 4 .3 . 2. 1 4
= = = = =4
3 ! (4−3 )! 3 ! 1 ! (3. 2. 1)(1) 1
4

Bila n = 4, x = 4, maka C 4

4! 4! 4 .3 . 2. 1 1
= = = = =1
4 ! (4−4 )! 4 ! 0 ! (4 .3 . 2. 1)(1) 1

Rata-rata bagi distribusi binomial adalah :

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 33


μ=n. p
(3.3)

Simpangan baku (deviasi standar) nya adalah :

σ=√ n. p.q
(3.4)
Contoh 3.1. Jika sekeping uang logam dilempar sebanyak 4 kali, maka berapa :
a). Peluang (probabilita) munculnya 2 sisi gambar. b). Peluang (probabilita)
paling sedikit 2 sisi gambar yang muncul. c). rata-rata dan simpangan baku
munculnya sisi gambar.

Penyelesaian
Diketahui ; n = 4, p = ½, q = 1- p = 1- ½ = ½ dan
bila X = munculnya sisi gambar, maka :
a). Peluang munculnya 2 sisi gambar atau p( X =2) adalah :
n

p( X =x) = C x p x q(n−x )

4 1 1 6
p( X =2) = C 2 (
1 2
2)
1
( 2 )( 4−2)
=6 ( )( )=
4 4 16 = 0,38

b). Peluang paling sedikit 2 sisi gambar yang muncul atau p( X ≥2) adalah :

p( X ≥2)= p( X=2 )+ p ( X=3 )+ p( X=4 )

4 4
p( X =3)= C 3
1 1
( 2 )3 ( 2 )( 4−3 ) = (4) ( 8 )( 2 ) =
1 1
16 = 0,25
4 1
p( X =4 )= C 4
1 4
(2 ) (2 )
1 ( 4−4 )
= (1)
1 1
( 16 )( 2 )0 = 16 =
0,06

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 34


Jadi p( X ≥2)= p( X=2 )+ p ( X=3 )+ p( X=4 ) = 0,38 + 0,25 + 0,06 =
0,69

c). Rata-rata dan simpangan baku munculnya sisi gambar pada pelemparan
sekeping uang logam sebanyak 4 kali adalah :

1
μ= n. p= 4( 2 )=2

1 1

σ =√ n. p .q= 4( 2 )( 2 )
=1

Contoh 3.2. Menurut keterangan seorang dokter yang bertugas pada sebuah
rumah sakit bahwa peluang seorang pasien sembuh total dari sakit paru-paru
adalah 60%. Bila terdapat 10 orang pasien terkena penyakit paru-paru, maka
berapakah peluang (probabilita) 5 orang penderita sakit paru-paru sembuh total.

Penyelesaian
Diketahui ; p = 0,60; q = 1– 0,60 = 0,40; n = 10 dan
bila X = Orang penderita sakit paru-paru,
probabilita) 5 orang dari 10 orang penderita sakit paru-paru
maka peluang (

sembuh total atau p( X =5) adalah :


n

p( X =x) = C x p x q(n−x )
10
p( X =5) = C 5 ( 0 , 60)5 ( 0 , 40 )( 10−5 )

10 !
= (0,60)5 (0 , 40 )5
5! (10−5 )!

= 252 (0,07776)(0,01024) = 0,201

3.2.3. Distribusi Poisson

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 35


Apabila parameter n ternyata lebih besar dari 50 sedangkan peluang
(probabilita) kecil sekali (p < 0,1), maka perhitungan probabilita variabel random
lebih tepat menggunakan “Distribusi Poisson”.
Distribusi ini dipakai untuk menentukan probabilita bagi banyaknya sukses yang
tertentu persatuan waktu, ketika peristiwa atau kejadian sukses tersebut bersifat
independen dan rata-rata banyaknya sukses persatuan waktu selalu tetap. Peluang
(probabilita) variabel random X dirumuskan, sebagai berikut :

X −μ
μ .e
f (X) =
X!
(3.5)

Keterangan : X = Peristiwa/kejadian sukses


μ = Rata-rata kejadian sukses ( μ= n. p )
e = Bilangan konstan 2,71828 ......

Contoh 3.3. Menurut pengalaman manajemen suatu Yayasan Badan Penerbit,


rata-rata seorang dari 100 orang sarjana ekonomi yang berdiam di kota-kota
Indonesia yang tertentu akan mengirim wesel untuk minta berlangganan majalah
“Ekonomi dan Keuangan”. Bila Yayasan Badan Penerbit mengadakan sales
promotion dengan jalan mengirim masing-masing 60 surat untuk berlangganan
yang telah dibubuhi perangko kepada sarjana-sarjana yang berdiam di kota-kota
yang bersangkutan. Berapa probabilita Yayasan Badan Penerbit itu akan
menerima kembali surat permintaan untuk berlangganan sebanyak : 0, 1, 2, 3, 4
buah surat dari sarjana ekonomi yang berdiam kota-kota yang bersangkutan.

Penyelesaian
1
Diketahui ; p
= 100 = 0,01 , n = 60, μ= n. p=60 (0 ,01)=0,6 ,

e−0,6 = 2,71828−0,6 = 0,54881 dan

bila X = Yayasan Badan Penerbit akan menerima kembali surat permintaan untuk
berlangganan dari sarjana ekonomi

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 36


maka :

- Probabilita yayasan Badan Penerbit menerima 0 buah (tidak menerima) surat


permintaan berlangganan adalah :

X −μ
μ e
f (X) =
X !

(0,6 )0 e−0,6 1(0 , 54881)


f (0) = = =0 , 54881=0 ,55
0! 1

- Probabilita yayasan Badan Penerbit menerima 1 buah surat permintaan untuk


berlangganan adalah :

(0,6)1 e−0,6 (0,6 )(0 ,54881 )


f (1 ) = = =0 , 32929=0 , 33
1! 1
- Probabilita yayasan Badan Penerbit menerima 2 buah surat permintaan untuk
berlangganan adalah :
2 −0,6
(0,6 ) e (0 , 36 )(0 ,54881 )
f (2 ) = = =0 , 09879=0 , 10
2! 2
- Probabilita yayasan Badan Penerbit menerima 3 buah surat permintaan untuk
berlangganan adalah :
3 −0,6
(0,6 ) e ( 0 ,216 )(0 , 54881)
f (3 ) = = =0 , 01975=0 ,02
3! 6

- Probabilita yayasan Badan Penerbit menerima 4 buah surat permintaan untuk


berlangganan adalah :
4 −0,6
(0,6 ) e (0 , 1296)(0 , 54881)
f (4 ) = = =0 , 00296=0 , 003
4! 24

3.3 Distribusi Peluang (Probabilita) Kontinyu

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 37


Variabel random kontinu muncul bila data percobaan kita didefinisikan
pada suatu ruang sampel yang kontinu. Oleh karena itu, bila kita mengukur
interval waktu, bobot, tinggi, volume, dan lain sebagainya, maka populasi kita
dapat dinyatakan dengan suatu variabel kontinu.
Distribusi probabilita dengan nilai suatu variabel random kontinu dinamakan
distribusi probabilita kontinu.
Distribusi probabilita kontinu yang paling penting dalam bidang statistika adalah
distribusi normal atau distribusi Gaus, yang merupakan landasan bagi sebagian
besar teori statistik induktif atau infrensial.
Distribusi normal memiliki fungsi probabilita yang dinamakan fungsi kepekatan
probabilita atau fungsi kepekatan saja dan grafik dari distribusi normal disebut
kurva normal.
Distribusi atau kurva normal dengan nilai-nilai variabel random kontinu “X”
dinamakan distribusi atau kurva normal umum.
Sedangkan distribusi atau kurva normal dengan nilai-nilai variabel random
kontinu “Z” dinamakan distribusi atau kurva normal Standar.

3.3.1. Distribusi atau Kurva Normal Umum


Fungsi kepekatan dari distribusi atau kurva normal umum dituliskan
sebagai berikut :

2
x−μ
1 − 12 ( )
f (x )= σ
σ √2π e ; untuk - ∞ < x < ∞
(3.6)

Dimana :
X = Variabel random kontinyu
π = Bilangan konstan yang nilainya sama dengan 3,14159
e = Bilangan Euler yang nilainya sama dengan 2,71828
μ = Rata-rata hitung

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 38


σ = Simpangan baku

Sedangkan grafik atau kurva normal umum memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :
1. Berbentuk genta atau lonceng dengan sebuah puncak (unimodal).
2. Berbentuk simetris oleh sebab itu nilai rata-rata sama dengan median dan
modusnya.
3. Nilai rata-rata (mean) terletak di tengah-tengah.
4. Ujung dari kedua sisi kurva hanya mendekati (tidak akan memotong) dan
sejajar dengan sumbu horizontal.
5. Jarak antara titik yang satu dengan titik yang lain pada sumbu horizontal
adalah sebesar ± 1σ.
6. Ujung dari kedua sisi kurva mendekati sumbu horizontal pada± 3σ.
7. Luas daerah yang terletak di bawah kurva normal umum, tetapi di atas sumbu

horizontal sama dengan 1 atau ditulis dengan p(−∞≤X≤∞)=∫−∞ f ( X) dX=1
Bentuk dari kurve normal umum disajikan pada gambar berikut ini :

Gambar 8. Kurva Normal Umum

‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ X


µ-3σ µ-2σ µ-σ µ+σ µ+2σ µ+3σ

8. Dua kurva normal umum dengan rata-rata yang‫ ׀‬sama tetapi simpangan baku
berbeda, maka kedua kurva pusatnya sama pada sumbu horizontal tetapi
tingginya berbeda. Sedangkan dua kurva normal dengan rata-rata yang

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 39


berbeda tetapi simpangan baku sama, maka kedua kurva pusatnya tidak sama
pada sumbu horizontal tetapi tingginya sama.

Gambar 9. Kurva Normal Umum


Dengan μ Sama dan σ Berbeda

σ2
X
=

Gambar 10. Kurva Normal Umum Dengan μ Berbeda dan σ Sama

σ2

3.3.2. Distribusi atau Kurva Normal Standar


Distribusi normal dengan nilai tengah atau rata-rata (μ) sama dengan 0 dan
simpangan baku (σ) sama dengan 1 disebut distribusi normal standar dan
grafiknya disebut kurva normal stándar. Distribusi atau kurva ini menggunakan
variabel random Z dan fungsi kepekatannya sebagai berikut :

1 1
f (Z )= − Z2
√2π e 2

(3.7)

Ciri-ciri kurva normal standar sama dengan kurva normal umum kecuali pada
nilai rata-rata, simpangan baku dan variabel randomnya saja.

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 40


Luas daerah yang terletak di bawah kurva normal, tetapi di atas sumbu horizontal

sama dengan 1 atau dapat juga ditulis dengan p(−∞≤Z≤∞)=∫−∞ f (Z) dZ=1.
Bentuk kurva normal standar disajikan pada gambar dibawah ini :

Gambar 11. Kurva Normal Standar

‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ Z


-3 -2 -1 0 1 2 3
' ' ' ' ' '

3.3.3. Luas Daerah Dibawah Kurva Normal


Kurva sembarangan distribusi probabilita kontinu dibuat sedemikian rupa
sehingga luas daerah dibawah kurva itu yang dibatasi oleh x = x1 dan x = x2 sama
dengan probabilita variabel random X mengambil nilai antara x = x 1 dan x = x2

atau p( x 1 <X <x 2 ¿ ¿ .

Gambar 12. Kurva Normal Dengan p( x 1 <X <x 2 ¿ ¿

X
x1 0 X2

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 41


Untuk menghitung luas kurva normal yang dibatasi oleh x = x 1 dan x = x2 atau

probabilita : p( x 1 <X <x 2 ¿ ¿ , maka terlebih dahulu nilai variabel random normal
X ditransformasikan menjadi nilai variabel random normal Z dengan rumus :

x−μ
z=
σ
(3.8)

Bila X berada diantara x = x1 dan x = x2, maka variabel random Z akan berada
diantara nilai-nilai padanannya, seperti :

x 1− μ x 2− μ
z 1= z 2=
σ dan σ

Dengan demikian p( x 1 < X < x 2 ) = p( z 1 < Z< z 2 )

Kemudian nilai Z dapat dilihat pada tabel distribusi normal standar yang tersedia
dan dari sini ditemukan luas area (probabilita) yang dibatasi oleh z = z1 dan z = z2.

Contoh 3.4. Berapakah probabilita variabel random normal yang standar dengan
nilai antara 0 dan 1,96.

Penyelesaian
Diketahui ; z1 = 0 dan z2 = 1,96,

maka p(0 < Z <1,96)=⋅¿⋅¿⋅¿⋅?

Gambar 13. Kurva Normal Dengan p( 0< Z< 1,96)

0,4750
Z
0 1,96

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 42


Dengan melihat tabel luas kurva normal standar yaitu baris ke 1,9 dan kolom

ke 0,06, maka p(0 <Z <1,96) = 0,4750, artinya 47,50% dari seluruh data
berada antara 0 sampai dengan 1,96

Contoh 3.5. Hitunglah : a). p(Z >0,7 ) , dan b). p(Z <−1,7 )

Penyelesaian

a). p( Z >0,7 )= ⋅¿⋅¿⋅¿⋅?

Gambar 14. Kurva Normal Dengan p(Z >0,7 )

0,2420
Z
0 0,7

Jadi p(Z >0,7 ) = 0,5 – p(0<Z<0,7 ) = 0,5 – 0,2580 = 0,2420,


artinya 24,20% dari seluruh data berada diatas 0,7.

b). p(Z <−1,7 )=⋅¿⋅¿⋅¿⋅ ?

Gambar 15. Kurva Normal Dengan p(Z <−1,7 )

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 43


0,0446
Z
-1,7 0

Jadi p(Z <−1,7 ) = 0,5 - p(−1,7 <Z<0) = 0,5 – 0,4554 = 0,0446,


artinya 4,46% dari seluruh data terletak dibawah -1,7.

Contoh 3.6. Carilah probabilita variabel random normal yang standar dengan nilai
antara : a). -1 dan 1,
b). -2 dan 2,
c). -3 dan 3.

Penyelesaian

a). p(−1 <Z<1)=.......................?

Jadi : p(−1 <Z <1 )= p(0<Z<1)+ p(−1<Z <0 ) = 0,3413 + 0,3413 =


0,6826,
artinya 68,26% dari seluruh data terletak antara -1 dan 1 (± 1σ ).

b). p(−2 <Z<2)=.......................?

Jadi : p(−2 <Z <2 )= p(0<Z <2)+ p(−2<Z <0) = 0,4772 + 0,4772 =
0,9544,
artinya 95,44% dari seluruh data terletak antara -2 dan 2 (± 2σ ).

c). p(−3 <Z<3)=.......................?

Jadi : p(−3 <Z<3 )= p(0 <Z <3 )+ p (−3<Z <0 ) = 0,4987 + 0,4987 = 0,
9974,
artinya 99,74% dari seluruh data terletak antara -3 dan 3 ( ± 3σ ).

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 44


Gambar 16. Kurve Normal Dengan p(−1 <Z <1 ) , p(−2 <Z <2 ) ,
dan p(−3 <Z<3 )

Z
-3 -2 -1 0 1 2 3

68,26%
95,44%
99,74%

Contoh 3.7. Apabila X merupakan variabel random yang berdistribusi normal


dengan rata-rata 50 dan simpangan baku 10. Hitunglah probabilita bahwa X
mengambil nilai antara 45 dan 62.

Penyelesaian
Diketahui ; μ = 50, σ = 10, x1 = 45, x2 = 62 dan
bila X = variabel random yang berdistribusi normal,
p(45 < X <62 )=⋅¿⋅¿⋅¿⋅?
maka :
x 1− μ 45−50
Z 1= = =
σ 10 - 0,5

x2 − μ 62−50
Z 2= = =
σ 10 1,2

: p(45 < X <62 )= p(−0,5<Z <1,2 )


Jadi

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 45


= p(0< Z <1,2)+ p(−0,5< Z <0 )

= 0,3849 + 0,1915 = 0,5764,

Dengan demikian probabilita bahwa X mengambil nilai antara 45 dan 62 adalah


0,5764 atau 57,64%.

Gambar 17. Kurva Normal Dengan p(45 < X <62 ) = p(−0,5<Z <1,2 )

0,5764

X
45 50 62
‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ Z
-0,5 0 1,2

Contoh 3.8. Andaikata lagi X adalah sebuah variabel random berdistribusi normal
dengan  = 10 dan 2 = 4. Berapa probabilita bahwa X memiliki suatu nilai antara
7 dan 14 .

Penyelesaian

Diketahui ; μ = 10, σ2 = 4 atau σ = √4 = 2, x1 = 7, x2 = 14 dan


bila X = variabel random berdistribusi normal,

maka ; p(7 < X <14 ¿=⋅¿⋅¿⋅¿⋅? ¿


x1− μ 7−10
Z 1= = =
σ 2 - 1,5
x2 − μ 14−10
Z 2= = =
σ 2 2

: p(7 < X <14 ¿=p (−1,5<Z <2)¿


Jadi

= p(−1,5<Z< 0)+ p(0<Z <2)

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 46


= 0,4332 + 0,4772 = 0,9104,

Dengan demikian probabilita bahwa X memiliki suatu nilai antara 7 dan 14 adalah
0,9104 atau 91,04%.

Gambar 18. Kurva Normal Dengan p(7 < X <14 ¿=p (−1,5<Z <2)¿

0,9104
X
7 10 14
‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬
Z
-1,5 0 2

3.3.4. Penerapan Kurva Normal


Beberapa dari sekian banyak masalah yang dapat diselesaikan dengan
distribusi normal akan diuraikan dalam contoh-contoh berikut.

Contoh 3.9. Sebuah perusahaan alat listrik memproduksi bohlam yang umurnya
menyebar normal dengan rata-rata 800 jam dan simpangan baku 40 jam.
Hitunglah probabilita sebuah bohlam hasil produksinya akan mencapai umur
antara 778 jam dan 834 jam.

Penyelesaian
Diketahui ; μ = 800 jam, σ = 40 jam, x1 = 778, x2 = 834 dan
bila X = Umur bohlam;

maka : p(7 78 jam<X < 834 jam )=⋅¿⋅¿⋅¿⋅?


x 1 −μ 778−800
Z 1= = =
σ 40 - 0,55
x2 − μ 834−800
Z 2= = =
σ 40 0,85

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 47


Jadi : p(778 <X <844 )= p(−0,55<Z<0,85)

= p(−0,55<Z <0 ) + p(0< Z< 0,85)


= 0,2088 + 0,3023 = 0,5111
Dengan demikian, probabilita dari seluruh bohlam yang dihasilkan
perusahaan tersebut mencapai umur antara 778 jam sampai dengan 834 jam
adalah 51,11%.

Gambar 19. Kurva Normal Dengan


p(778 <X <844 )= p(−0,55<Z<0,85)

0,5111

X
778 800 834
‫׀‬ ‫׀‬ ‫׀‬ Z
-0,55 0 0,85

Contoh 3.10. Perusahaan minuman teh botol setiap hari mengirim hasil
produksinya dengan kereta api ke luar kota. Rata-rata berat botol yang dikirim
sebesar 0,397 kg dan deviasi standar sebesar 0,005 kg. Apabila distribusi ukuran
berat ini merupakan distribusi normal, berapa persen teh botol yang dikirim
dengan kereta api memiliki berat lebih dari 0,400 kg.

Penyelesaian
Diketahui ; μ = 0,397 kg, σ = 0,005 kg, dan
bila X = Berat teh botol yang dikirim dengan kereta api,

maka : p( X >0,400 )=⋅¿⋅¿⋅¿⋅ ?

x− μ 0 , 400−0 , 397
Z= = =
σ 0 ,005 0,6

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 48


: p( X >0,400 )= p( Z> 0,6 )
Jadi

= 0,5 - p(0< Z< 0,6)

= 0,5 – 0,2257 = 0,2743.

Dengan demikian persentase teh botol yang dikirim dengan kereta api memiliki
berat lebih dari 0,400 kg. adalah 27,43%.

Gambar 20. Kurva Normal Dengan p( X >0,400 )= p( Z> 0,6 )

0,2743
X
0,395 0,400
‫׀‬ ‫׀‬ Z
0 0,6

Statistik Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis 49

Anda mungkin juga menyukai