Anda di halaman 1dari 22

BAHAN AJAR

MATEMATIKA MINAT

BAB 4
PELUANG BINOMIAL

A. KONSEP VARIABEL ACAK


a. Konsep Variabel Acak
Variabel merupakan Suatu besaran yang memiliki nilai tidak tunggal,misalnya
bilangan asli kurang dari 10, bilangan bulat kurang dari 3, waktu tempuh kendaraan.
Variabel ada 2 yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Variabel diskrit
memiliki nilai-nilai yang dapat dihitung, sedangkan variabel kontinu memiliki nilai-
nilai yang tidak dapat dihitung. Salah satu contoh variabel diskrit yaitu bilangan asli
kurang dari 5, sedangkan salah satu contoh variabel kontinu yaitu bilangan bulat lebih
dari 3 dan waktu tempuh kendaraan
Variabel acak merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh hasil percobaan.
Variabel acak digunakan untuk menggambarkan hasil-hasil percobaan sebagai nilai-
nilai numerik secara sederhana (nilai dalam bentuk bilangan atau angka). Variabel
acak dinyatakan dengan huruf besar, misalnya X, Y, Z atau lainnya sedangkan nilai
variabel acak dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya x,y,z
Pada bagian ini kita khusus membahas variabel diskrit.

Contoh :
1. Bela melakukan pelemparan sebuah dadu satu kali. Tuliskan hasil percobaan yang
mungkin!

Penyelesaian :
X : mata dadu yang muncul
X ={ 1,2,3,4,5,6 }

2. Adel melemparkan 1 keping uang logam sebanyak 2 kali. Tuliskan hasil percobaan
yang mungkin dan jika X menyatakan banyak angka yang muncul pada percobaan,
maka tentukan variabel acak yang mungkin!

Penyelesaian :
 Hasil Percobaan yang mungkin (Ruang sampel)

Koin 1 A G
Koin 2
A AA GA
G AG GG

 X = banyak angka yang muncul


 X = {0, 1, 2}
3. Sekeping uang logam dilemparkan sebanyak 4 kali. Tentukan :
a. Variabel acak yang menyatakan banyaknya sisi angka yang diperoleh
1
b. Variabel acak yang menyatakan banyaknya sisi gambar yang diperoleh

Penyelesaian :
Ruang Sampel :

HASIL PERCOBAAN
4 Angka AAAA
3 Angka, 1 Gambar AAAG,AAGA,AGAA,GAAA
2 Angka, 2 Gambar AAGG,AGGA,GGAA,AGAG,GAGA,GAAG
1Angka, 3 Gambar AGGG,GAGG,GGAG,GGGA
4 Gambar GGGG
a. Variabel acak yang menyatakan banyaknya sisi angka yang diperoleh
X = {0, 1, 2, 3, 4}
b. Variabel acak yang menyatakan banyaknya sisi gambar yang diperoleh
X = {0, 1, 2, 3, 4}

4. Dua buah dadu dilemparkan bersama sebanyak 1 kali. Variabel acak X menyatakan
hasil kali kedua mata dadu. Nyatakan hasil yang mungkin diperoleh sebagai
variabel acak!

Penyelesaian :
Ruang Sampel :

D1 1 2 3 4 5 6
D2
1 1,1 1,2 1,3 1,4 1, 5 1,6
2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,4 2,5
3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6
4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6
5 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6
6 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6
Jika X menyatakan hasil kali kedua mata dadu maka :
X = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 15, 18, 20, 24, 25, 30, 36}

Catatan :
Dalam penyelesaian soal untuk menentukan variabel acak, kita harus menentukan
terlebih dahulu Ruang Sampel

b. Peluang Variabel Acak Diskrit


1) Distribusi Peluang Variabel Acak Diskrit
Pada variabel acak diskrit, nilai-nilainya mempunyai peluang. Peluang nilai
variabel acak X dinotasikan dengan f (x )=P( X =x ) . Bentuk penyajian peluang
nilai-nilai variabel acak diskrit disebut dengan distribusi peluang variabel acak.
Distribusi peluang dapat dinyatakan dalam bentuk tabel, grafik, atau fungsi.

2
Distribusi peluang disebut juga distribusi probabilitas atau fungsi peluang atau
fungsi probabilitas.

Contoh :
1. Sebuah dadu dilemparkan satu kali. Variabel X menyatakan mata dadu yang
muncul. Sajikan distribusi peluang variabel acak X dalam bentuk :
a. Tabel
b. Grafik
c. Fungsi

Penyelesaian :
X = mata dadu yang muncul sehingga X dapat dinyatakan X = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
1
f (1 )=P( X =1)=
Peluang diperoleh hasil mata dadu 1 yaitu 6
1
f (2 )=P( X =2)=
Peluang diperoleh hasil mata dadu 1 yaitu 6
1
f (3 )=P( X=3 )=
Peluang diperoleh hasil mata dadu 1 yaitu 6
1
f (4 )=P( X =4 )=
Peluang diperoleh hasil mata dadu 1 yaitu 6
1
f (5 )=P( X=5 )=
Peluang diperoleh hasil mata dadu 1 yaitu 6
1
f (6)=P ( X=6 )=
Peluang diperoleh hasil mata dadu 1 yaitu 6
a. Jika ditulis dalam bentuk tabel maka :

x 1 2 3 4 5 6
f(x) 1 1 1 1 1 1
6 6 6 6 6 6

b. Jika ditulis dalam bentuk grafik maka :

3
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
1 2 3 4 5 6

{{{
c. Jika ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut :

11111
f(x)=¿ ,x=1¿ ,x=2¿ ,x=3¿ ,x=4¿ ,x=5 ¿ ¿
66666
¿
2. Sebuah kantong berisi 5 kelereng merah dan 3 kelereng putih. Dari dalam
kantong diambil 3 kelereng sekaligus. Variabel acak X menyatakan banyak putih
yang terambil. Tentukan nilai dari :
P( X=0)
a.
P( X=1)
b.
P( X=2)
c.
P( X=3)
d.
Penyelesaian :
8! 8! 8. 7 . 6 .5 !
n( S )=C 83= = = =8. 7=56
(8−3 )!3 ! 3 !. 5! 3 .2 . 1.5 !
X menyatakan banyak kelereng putih yang terambil sehingga X = {0, 1, 2, 3}
3 5
C 0 ×C3 1 .10 10 5
P( X=0)=f ( 0 )= = = =
56 56 56 28
a.

4
3 5
C ×C2 3 . 10 30 15
P( X=1)=f ( 1)= 1 = = =
56 56 56 28
b.
C 32 ×C51 3 . 5 15
P( X=2)=f ( 2)= = =
56 56 56
c.
3 5
C3 ×C 0 1. 1 1
P( X=3)=f ( 3 )= = =
d. 56 56 56

2) Distribusi Peluang Kumulatif Variabel Acak Diskrit


Peluang variabel acak X yang lebih kecil atau sama dengan suatu nilai x, ditulis
dengan F( x )=P( X=x ) . Nilai F( x) tersebut dinamakan peluang kumulatif.
Misalkan x=c merupakan salah satu nilai variabel acak X yang memiliki peluang
f (x ) , maka F( c) dinyatakan dengan :

F( c )=P( X =c )=f (0 )+f (1 )+f (2 )+.. .+f (c )

Contoh :
1. Sebuah dadu dilemparkan sekali. Variabel X menyatakan mata dadu yang
muncul. Tentukan nilai dari :
a. F(1)
b. F(3)
c. F(5)

Penyelesaian :
Ruang sampel dari pelemparan sebuah dadu adalah S= {1,2,3,4,5,6 }
X = mata dadu yang muncul sehingga dapat dinyatakan X ={ 1,2,3,4,5,6 }
1
F(1 )=P( x≤1)=f (1 )=
a. 6
1 1 1 3 1
F(3 )=P( x≤3 )=f (1)+f (2)+ f (3)= + + = =
b. 6 6 6 6 2
1 1 1 1 1 5
F( 5 )=P( x≤5 )=f (1)+ f (2)+ f (3)+ f (4 )+ f (5)= + + + + =
c. 6 6 6 6 6 6

2. Sekeping uang logam dilempar dua kali. Variabel acak X menyatakan banyak
sisi angka yang muncul. Tentukan nilai dari :
a. F(0 )
b. F(1)
c. F(2 )
Penyelesaian :
Ruang sampel :

5
Koin 1 A G
Koin 2
A AA GA
G AG GG
X = banyak sisi angka yang muncul sehingga dapat dinyatakan : x={ 0,1,2 }
1
F(0 )=P( X≤0 )=f (0 )=
a. 4
1 2 3
F(1 )=P( X ≤1)=f (0 )+f (1 )= + =
b. 4 4 4
1 2 1 4
F(2 )=P( X ≤2)=f (0 )+f (1 )+f (2 )= + + = =1
c. 4 4 4 4

c. Sifat-Sifat Distribusi Peluang


Misalkan x adalah variabel acak diskrit yang bernilai
x 1 ,x 2 , x 3 ,...,x n dan
memenuhi dua sifat berikut :

a. 0≤f ( x i )≤1 untuk i=1,2,3,4,...,n


n
∑ f ( xi )=f ( 1)+ f ( 2)+ f ( 3 )+. . .+ f ( n )=1
b. x =1

Contoh :
Diketahui distribusi peluang variabel acak diskrit X berikut

X =x 3 4 5 6
f (x ) 1 k 2 k+1 1
3 9 18 6
a. Tentukan nilai k
b. Hitunglah nilai P( X≥5)

Penyelesaian :
n
∑ f ( xi )=1
a. x =1

f (3 )+ f (4 )+ f (5)+ f (6 )=1
1 k 2 k +1 1
+ + + =1
3 9 18 6
6 +2 k + ( 2 k +1 ) +3
=1
18

6
4 k +10=18
4 k=8
8
k = =2
2

b. P( X≥5)=f (5 )+ f (6 )
2 k +1 1
P( X≥5)= +
18 6
2 .2+1 1
P( X≥5)= +
18 6
5 1
P( X≥5)= +
18 6
5 3
P( X≥5)= +
18 18
8 4
P( X≥5)= =
18 9

Latihan Soal :
1. Dua keping uang logam dilempar sekali. Variabel acak X menyatakan banyak gambar
yang muncul pada pelemparan koin tersebut. Tentukan nilai dari :
P( X=0)
a.
P( X=1)
b.
c. P( X=2)
2. Dua buah dadu dilemparkan bersama 1 kali. Variabel acak X menyatakan jumlah
kedua mata dadu.
a. Nyatakan hasil yang mungkin diperoleh sebagai variabel acak!
b. Tentukan juga nilai : P( X=3) dan P( X=10)
3. Sebuah kantong berisi 4 kelereng kuning dan 3 kelereng hijau. Dari dalam kantong
tersebut diambil 3 kelereng sekaligus. Variabel acak X menyatakan banyak
kelerereng kuning yang terambil. Tentukan nilai dari :
P( X=0)
a.
P( X=1)
b.
P( X=2)
c.
P( X=3)
d.
4. Empat keping uang logam dilempar bersama. Variabel acak X menyatakan
banyaknya angka yang muncul pada pelemparan tersebut. Tentukan nilai dari :
P( X≤1)
a.
P( X≤2)
b.

7
P( X≤3)
c.
d. P( X≤4 )
5. Perhatikan tabel distribusi frekuensi berikut :

X 1 2 3 4
f (x ) 1 2 k 1
4 5 5
Tentukan nilai k!
6. Perhatikan tabel berikut:

X 1 2 3 4 5 6 7
P( X= x ) 1 1 1 1 1 1 1
12 6 4 4 6 6 12
Tentukan nilai dari :
P( X≤4 )
a.
P( X≤6)
b.
P(4≤X ≤6 )
c.
P(5≤ X≤7 )
d.
e. P( X≥6)
7. Dua buah dadu dilempar bersama. Variabel X menyatakan jumlah mata dadu yang
muncul pada pelemparan tersebut. Tentukan nilai dari :
P( X≤3)
a.
P( X≤10)
b.
P(2≤X ≤6 )
c.

B. DISTRIBUSI PELUANG BINOMIAL


a. Variabel Acak Binomial
Variabel acak binomial merupakan variabel acak yang nilai-nilainya ditentukan oleh
hasil percobaan binomial. Beberapa syarat pada percobaan binomial sebagai berikut :
Percoban dilakukan berulang-ulang
Percobaan bersifat saling bebas atau dengan pengembalian. Hasil percobaan
yang satu tidak mempengaruhi hasil percobaan yang lain
Setiap percobaan memiliki dua macam kejadian yaitu kejadian yang
diharapkan disebut sukses dan kejadian yang tidak diharapkan disebut gagal
Peluang setiap kejadian tetap dalam setiap percobaan

b. Distribusi Peluang Binomial


1) Fungsi Distribusi Binomial

8
Secara umum rumus peluang binomial x kejadian yang diharapkan dari n percoaban
binomial dinyatakan :

f (x )=( x ;n ; p ) =Cnx . p x . qn−x

Keterangan :
n
Cx : kooefisien binomial
x : banyaknya kejadian yang diharapkan dengan x=0,1,2,...,n
p : peluang kejadian yang diharapkan
q : peluang kejadian yang tidak diharapkan

Contoh Soal :
Kaka melakukan latihan tendangan penalti sebanyak 3 kali. Peluang sukses
4
melakukan tendangan sebesar 5 . Tentukan peluang Kaka mencetak tepat dua gol!
Penyelesaian :
4
p=
p : peluang sukses mencetak gol, maka 5
4 1
q=1− =
q : peluang gagal mencetak gol, maka 5 5
Alternatif 1 gunakan rumus :
4 1
n=3; x=2; p= ; q=
5 5
n x n−x
f (x )=( x ;n ; p ) =C x . p . q

( ) ()() 4 2 1 1
4
f (2 )= 2 ;3 ; =C 32 . .
5 5 5
3! 16 1
= × ×
(3−2)!.2 ! 25 5
3 . 2! 16 1 16 1 48
= × × =3. . = =0 , 384
1!. 2 ! 25 5 25 5 125
Tanpa rumus ingat penyelesaian pada peluang):
Misalkan M : tendangan masuk dan G : tendangan gagal

Kejadian Tendangan
I II III
K1 M M G
K2 M G M
K3 G M M
4 4 1 16
+ + =
Peluang K1 : 5 5 5 125

9
4 1 4 16
+ + =
Peluang K2 : 5 5 5 125
1 4 4 16
+ + =
Peluang K3 : 5 5 5 125
Dengan demikian peleuang Kaka mencetak tepat dua gol adalah
16 16 16 48
+ + = =0 , 384
125 125 125 125

2) Fungsi Distribusi Binomial Kumulatif


Rumus :
t
f (t )=P ( X≤1 )= ∑ C nx . p x . q n− x
x =0

Keterangan :
C nx : koefisien binomial
x : banyaknya kejadian yang diharapkan dengan x = 0, 1, 2, …, n
p : peluang kejadian yang diharapkan
q : peluang kejadian yang tidak diharapkan

Contoh Soal :
Rudi melakukan latihan tendangan penalti sebanyak 3 kali. Peluang sukses
4
melakukan tendangan sebesar 5 . Tentukan peluang Rudi mencetak paling banyak
satu gol!
a. Tanpa rumus distribusi normal
b. dengan rumus distribusi normal

Penyelesaian :
4
p=
p = peluang sukses melakukan gol 5
4 1
q=1− =
q = peluang gagal mencetak gol 5 5

a. Tanpa rumus
Misalkan M ; tendangan masuk dan G : tendangan gagal
Mencetak paling banyak 1 gol :

Kejadian Tendangan
I II III
K1 M G G
K2 G M G
K3 G G M

10
K4 G G G
4 1 1 4
+ + =
Peluang K1 : 5 5 5 125
1 4 1 4
+ + =
Peluang K2 : 5 5 5 125
1 1 4 4
+ + =
Peluang K3 : 5 5 5 125
1 1 1 1
+ + =
Peluang K4 : 5 5 5 125
Dengan demikian peluang Rudi mencetak paling banyak satu gol yaitu :
4 4 4 1 13
+ + + = =0 , 104
125 125 125 125 125

b. Dengan rumus
Karena diharapkan mencetak paling banyak satu go artinya bisa 1 go atau 0 gol
Kalau mencetak 1 gol :
4 1
n=3; x=1; p= ; q=
5 5

( ) ()()
1 2
4 3 4 1
f (1)= 1;3; =C 1 . .
5 5 5
3! 4 1
= × ×
(3−1)!.1! 5 125
4 1 12
=3 . . =
5 5 25
Kalau mencetak 0 gol :
4 1
n=3; x=0 ; p= ;q=
5 5

( ) ()()
0 3
4 4 1
f (0)= 0 ;3 ; =C 30 . .
5 5 5
3! 1
= ×1×
(3−0)!.0! 125
1 1
=1 .1 . =
125 125

Jadi peluang Rudi mencetak paling bnyak 1 gol adalah :


12 1 13
+ = =0 ,104
125 125 125

Latihan Soal :
1. Sebuah mata uang logam dilemparkan sebanyak 10 kali. Tentukan peluang
muncul gambar sebanyak :

11
a. dua kali
b. tujuh kali
x 4−x
2. Diketahui
P( x )=C 4x . ( 0,8 ) . ( 0,2 ) untuk x=0,1,2,3,4 . Tentukan nilai dari :
a. P(1)
b. P(3)
3. Dalam suatu tes,peserta diminta mengerjakan 15 soal pilihan benar salah.
Tentukan peluang seorang peserta tes menjawab dengan benar :
a. 7 soal
b. 10 soal
c. 12 soal
d. 15 soal
4. Peluang seorang bayi tidak diimunisasi polio sebesar 0,1. Pada suatu waktu di
posyandu terdapat 4 bayi, tentukan peluang bayi tersebut:
a. 2 bayi belum imunisasi polio
b. 1 bayi belum imunisasi polio
c. keempat bayi tersebut belum imunisasi polio
x 4−x
5. Diketahui
P( x )=C 4x . ( 0,8 ) . ( 0,2 ) untuk x=0,1,2,3,4 . Tentukan nilai untuk :
a. P( x≤3 )
b. P( x≤4 )
c. P(2≤x≤4 )
6. Sebuah mata uang logam dilemparkan sebanyak 4 kali. Tentukan peluang
muncul angka paling banyak 4 kali.
7. Peluang Kaka menctak gol lewat tendangan penalti sebesar 0,8. Tentukan
peluang Kaka mencetak :
a. paling banyak 2 gol dari 5 kali penalti
b. paling banyak 3 gol dari 5 kali penalti
8. Sebuah kantong berisi 3 bola merah dan 2 bola putih, dari dalam kantong
tersebut diambil 2 bola sekaligus. Variabel acak X menyatakan banyak bola
merah yang terambil. Tentukan nilai dari :
a. P( X=3)
b. P( X≤1)

C. DISTRIBUSI PELUANG ACAK KONTINU


a. Variabel Acak Kontinu
Variabel acak kontinu diperoleh dari hasil mengukur dan nilainya berupa bilangan riil.
Sebagai contoh hasil pengukuran tinggi badan, hasil pengukuran suhu tubuh dll
Contoh :
Pada suatu kelas yang beranggotakan 35 siswa dilakukan pengukuran tinggi badan
siswa. Dari data hasil pengukuran tinggi badan tersebut diperoleh tinggi badan siswa
tertinggi yaitu 175 cm dan terpendek 150 cm. Tentukan variabel acak yang
menyatakan hasil pengukuran tinggi badan tersebut !

12
Penyelesaian :
Tinggi badan siswa tertinggi adalah 175 cm dan terpendek adalah 150 cm. Jika tinggi
badan siswa dinyatakan dalam t maka nilainya adalah 150≤t≤175 . Variabel acak t
menyatakan tinggi badan siswa maka T ={ t|150≤t≤175 }

b. Distribusi Peluang Variabel Acak Kontinu


Variabel acak kontinu berupa interval bilangan pada garis bilangan ril. Fungsi peluang
pada variabel acak kontinu X ={ x|a≤x≤b } , x bilangan riil dinyatakan sebagai f(x)
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Nilai f (x )≥0 untuk semua x anggota variabel acak kontinu X
b) Luas daerah di bawah kurva y=f ( x ) pada interval terdefinisinya variabel acak X
b

∫ f ( x)dx=1
adalah 1, yaitu a
c) Jika dipilih secara acak sebuah nilai data, peluang terambil nilai data pada interval
d
P(c≤X ≤d )=∫ f (x )dx
c≤ X≤d . Maka c

d) Nilai P( X= x )≈0
P( X≤ x )=P ( X <x )
P( X≥ x )=P ( X >x )

Contoh :
Diketahui sebuah fungsi peluang f(x) sebagai berikut :

f (x)=¿ { x+1
4
;untuk0≤x≤2 ¿ ¿¿¿
a. Tunjukkan bahwa f(x) merupakan fungsi peluang
b. Tentukan nilai peluang P( X≤1)
c. Tentukan nilai peluang P( X≥1)

Penyelesaian :
x +1
f (x )=
a. Pertama kita akan membuat grafik fungsi 4 , dalam interval 0≤x≤2
Titik potong terhadap sumbu X, diperoleh jika y = 0, maka
x +1
=0 ⇒ x +1=0⇒ x=−1
4
Jadi titik potongnya (x , y) = (- 1 , 0)
0+1 1
f (0)= =
Titik potong terhadap sumbu Y, diperoleh jika x = 0, maka 4 4

13
1
Jadi titik potongnya (x , y) = (0 , 4 )

Pada interval 0≤x≤2 , nilai f(x) selalu bernilai positif.


Luas daerah di bawah kurva y = f(x) (garis berwarna merah) pada interval
0≤x≤2 adalah :

[ ]
2 2 2 2
∫ f ( x )dx=∫ x +1 1
dx= ∫ ( x +1 ) dx=
1 1 2
x +x
0 0 4 40 4 2 0

=
1
4 )((( 1 2
2
1
. 2 +2 − .0 2 +0
2 ))
= ( ×4+2−0 )
1 1
4 2
1
= ( 2+2 )=1
4
Diperoleh fungsi f(x) pada interval 0≤x≤2 selalu bernilai positif dan luas daerah
di bawahnya sama dengan 1. Terbukti f(x) merupakan sebuah fungsi peluang

P( X≤1)=P ( 0≤x≤1 )
b.

[ ]
1 1 1 1
∫ f ( x )dx=∫ x +1 1
dx= ∫ ( x +1 ) dx=
1 1 2
x +x
0 0 4 40 4 2 0

= (( 12 . 1 +1)−( 12 . 0 +0 ))
1
4
2 2

= ( ×1+1−0 )
1 1
4 2

14
1 1
=
4 2 ( )
1 3 3
+1 = . =
4 2 8
3
P( X≤1)=
Jadi 8

P( X≥1)=P(1≤ X≤2 )
c.

[ ]
2 2 2 2
∫ f ( x )dx=∫ x +1 1
dx= ∫ ( x +1 ) dx=
1 1 2
x +x
1 1 4 41 4 2 1

=
1
4 (( ) ( ))
1 2
2
1
. 2 +2 − .12 + 1
2

= . ( ×4 +2 )−( . 1+1)
1 1 1
4 2 2
= . ( ×4 +2 )−( +1)
1 1 1
4 2 2
= ( 4− )= ( )=
1 3 1 5 5
4 2 4 2 8
Atau :
3 5
P( X≥1)=P(1≤ X≤2 )=P ( 0≤ X≤2 ) −P ( 0≤X ≤1 )=1− =
8 8
5
P( X≥1)=
8
Jadi nilai peluang

Latihan Soal :
2
x −1
f (x )=
1. Diketahui fungsi peluang k terdefinisi untuk −3≤x ≤3 dan bernilai 0
untuk nilai x ya ng lain
a. Tentukan nilai k
b. Tentukan nilai peluang P (− 1≤x≤2 )
3 2
f (x )= x
2. Diketahui fungsi peluang 16 terdefinisi untuk −2≤x≤2 dan bernilai 0
untuk nilai x yang lain
a. Tunjukkan bahwa f(x) merupakan fungsi peluang
b. Tentukan nilai peluang P ( 0≤x≤1 )
1
f (x )=
3. Diketahui fungsi peluang 5 terdefinisi untuk −2≤x≤k dan bernilai 0 untuk
nilai x yang lain
a. Tentukan nilai k
b. Tentukan peluang P ( 0≤x≤2 )

15
4. Diketahui fungsi peluang f(x) sebagai berikut :

1
f (x )= 6 , untuk 0≤x≤6
0 ; untuk x yang lain

a. Tunjukkan bahwa f(x) merupakan fungsi peluang


b. Tentukan nilai peluang P ( X≤2 )
c. Tentukan nilai peluang P ( X≥4 )

D. DISTRIBUSI NORMAL
a. Grafik Distribusi Normal
Pada suatu data frekuensi tertinggi biasanya berada di sekitar nilai rata-rata data
(mean). Semakin jauh nilai data dari rata-rata (mean), frekuensinya akan semakin
rendah. Misalkan rata-rata data µ sebaran data secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gambar 1
Kurva di atas dikenal dengan nama kurva normal atau kurva lonceng karena
bentuknya yang seperti lonceng. Persamaan dari kurva tersebut dinamakan fungsi
distribusi normal atau distribusi Gauss. Distribusi normal standar adalah distribusi
dengan rata-rata μ=0 dan simpangan baku σ =1 .
Cara menentukan bagian-bagian luas dari distribusi normal baku adalah sebagai
berikut :
a. Hitung z sampai dua tempat desimal, dengan z dirumuskan sebagai berikut :
x−μ
z=
σ
b. Gambarkan kurvanya seperti Gambar 1
c. Letakkan nilai z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga memotong
kurva
d. Luas yang tertera dalam daftar distribusi normal baku (lihat pada lampiran)
adalah luas daerah antara garis pada langkah c, dengan garis tegak di titik 0
e. Dalam daftar, cari tempat nilai z pada kolom paling kiri hanya hingga satu
desimal dan desimal keduannya dicari pada baris paling atas

16
f. Dari z di kolom kiri maju ke kanan dan dari z dibaris atas turun ke bawah, maka
didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari
g. Luas seluruh kurva normal = 1, maka luas dari garis tegak pada titik 0 ke kiri
ataupun ke kanan adalah 0,5
Perhatikan Gambar :

Gambar 2
Contoh :
Beberapa contoh pengunaan daftar normal baku , Misalkan akan dicari luas :
 Antara z = 0 dan z = 1,96

Gambar 3. normal baku antara z = 0 dan z = 1,96


Gunakan daftar distribusi normal. Di bawah z pada kolom paling kiri, cari 1,9
dan pada baris paling atas cari angka 6. Dari 1,9 maju ke kanan dan dari 6
turun, di dapat bilangan 4750.Jadi luas daerah yang diarsir adalah 0,4750
 Antara z = 0 dan z = - 2 ,18

Gambar 4. Normal baku antara z = - 2, 18 dan z = 0

17
Karena z bertanda negatif, maka pada grafiknya diletakan di sebelah kiri 0.
Untuk daftar, digunakan z = 2,18. Di bawah z kolom paling kiri cari angka 2,1
dan di baris paling atas cari angka 8. Dari 2,1 maju ke kanan dan dari 8 turun,
didapat 4854. Jadi luas daerah yang diarsir adalah 0,4854
 Antara z = - 1,23 dan z = 2,15

Gambar 5. Normal baku antara z = -1,23 dan z = 2,15


Untuk z = 2,15 gunakan cara seperti contoh di atasdiperoleh luasnya 0,4842.
Untuk z = -1,23 luasnya 0,3907
Jadi luas daerah yang diarsir adalah 0,4842 + 0,3907 = 0,8749
 Antara z = 1,20 dan z = 2,36

Gambar 6. Normal baku antara z = 1,20 dan z = 2,36


Untuk z = 2,36 luasnya 0,4909 dan untuk z = 1,20 luasnya 0,3849
Jadi luas daerah yang diarsir adalah : 0,4909 – 0,3849 = 0,106
 Dari z = 1,56 ke kiri

Gambar 7. Normal baku dari z = 1,56 ke kiri


Untuk z = 1,56 luasnya 0,4406. Dari z = 0 ke kiri luasnya 0,5.
Jadi luas daerah yang diarsir adalah : 0,5 + 0,4406 = 0,9406

18
 Dari z = 1,56 ke kanan

Gambar 8. Normal baku dari z = 1,56 ke kanan


Untuk z = 1,56 luasnya 0,4456. Dari z = 0 ke kanan luasnya 0,5.
Jadi luas daerah yang diarsir adalah : 0,5 – 0,4406 = 0,0594

b. Nilai Peluang Variabel Acak Berdistribusi Normal Baku (0,1)

Contoh :
1. Berat bayi yang baru lahir rata-rata 3.200 gram dengan simpangan baku 300 gram.
Jika berat bayi berdistribusi normal, maka tentukanlah :
a. Berapa persen bayi yang beratnya lebih dari 4.000 gram?
b. Berapa bayi yang beratnya antara 2.700 gram dan 4.000 gram, jika semuanya
ada 1.000 bayi?

Penyelesaian :
a. Diketahui x=4 .000 gram, μ=3 .200 gram dan σ =300 gram
x−μ
z=
σ
4 . 000−3 .200
=
300
800
= =2 , 67
300

Berat bayi yang lebih dari 4.000 gram ada di sebelah kanan z = 2,67.
Luas daerah yang diarsir adalah : 0,5 – 0,4962 = 0,0038
Jadi banyaknya bayi yang beratnya lebih 4.000 gram adalah : 0,0038 x 100% =
0,38%
19
b. Dengan x=2 .700 , x=4 .000
Untuk x=4 .000 diperoleh z = 2,67 (lihat contoh a)
x=2 .700 diperoh :
x−μ
z=
σ
2. 700−3. 200
=
300
−500
= =−1 , 67
300

Luas daerah yang diarsir adalah : 0,4525 + 0,4962 = 0,9487. Banyak bayi yang
beratnya antara 2.700 gram dan 4.000 gram dari 10.000 bayi diperkirakan
sebanyak 0,9487 x 10.000 = 9.478 gram

Latihan Soal :

1. Carilah luas daerah di bawah kurva normal baku untuk :


a. z antara 1,23 dan 2,56
b. z antara -0,72 dan -2,19
c. z antara -1,96 dan 1,27
d. dari z = 0,56 ke kiri
e. dari z = 0,56 ke kanan
f. dari z = -2,15 ke kanan
2. Diketahui rata-rata tinggi badan suatu populasi siswa SMA adalah 160 cm dengan
simpangan baku ada;lah 7 cm. Jika tinggi badan siswatersebut berdistribusi
normal, tentukan :
a. Presentase siswa yang mempunyai tinggi badan lebih dari 170 cm
b. Presentase persen siswa yang mempunyai tinggi badan antara 152 cm dan 165
cm
3. Misalkan tinggi siswa berdistribusi normal dengan rata-rata 166,5 cm dan
simpangan baku 4,5 cm. Jumlah semua siswa yang diteliti 100.000 siswa.
Tentukan ada berara siswa yang tingginya :
a. lebih dari 170 cm
b. lebih dari 160 cm
c. antara 158 cm dan 170 cm

20
BAHAN AJAR
PELUANG BINOMIAL

MATEMATIKA MINAT
XII IPA

SMAN 1 KEFAMENANU

21
2022/2023

22

Anda mungkin juga menyukai