PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari hipotesis ?
2. Apa kegunaan hipotesis ?
3. Apa saja jenis-jenis hipotesis ?
4. Bagaimana kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa terjadi ?
5. Bagaimana langkah – langkah Pengujian Hipotesis ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari hipotesis
2. Untuk mengetahui kegunaan hipotesis
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis
4. Untuk mengetahui kesalahan dalam pengambilan keputusan
5. Untuk mengetahui langkah – langkah Pengujian Hipotesis
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah berasal dari kata hipo dan thesis, hipo berarti
lemah, sedangkan tesis berarti pernyataan. Jadi hipotesis berarti
pernyataan yang lemah, atau secara metodologi hipotesis berarti jawaban
sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus
diuji secara empiris.
B. Kegunaan Hipotesis
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala
serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung
dapat diuji dalam penelitian
3. Hipotesis memberikan arah krpada penelitian
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan
penelitian
C. Jenis Hipotesis
1. Hipotesis satu arah
Hipotesis satu arah adalah apabila dugaan penelitian menuju ke
satu arah (arah positif atau arah negatif)
Contoh :
Penelitian menduga bahwa ada peningkatan status gizi anak
balita yang mendapat makanan tambahan lebih baik dari
pada anak balita yang tidak mendapat makanan tambahan
(arah positif)
2
Peneliti menduga bahwa ada penurunan kecemasan dalam
menghadapi persalinan setelah konseling (arah negatif)
2. Hipotesis dua arah
Hipotesis dua arah adalah apabila dugaan peneliti menunjukkan
dua arah
Contoh :
Diduga ada perbedaan lama proses persalinan antara yang
diberi senam hamil dengan yang tidak diberi senam hamil
Diduga ada hubungan pola makan dengan status gizi anak
Diduga ada pengaruh umur ibu terhadap berat badan lahir.
Pada contoh ini, kenapa dikatakan dua arah karena kata
perbedaan mengandung arti ada dua kemungkinan terjadi ,
yaitu lama proses persalinan ibu yang diberi senam hamil
bisa lebih cepat atau lebih lama. Begitu pula dengan kata
hubungan dan pengaruh mengandung arti dua
kemungkinan, yaitu bisa hubungannya positif atau negatif.
Pada contoh hubungan pola makan dengan status gizi anak,
jika hubungannya positif berarti “ pola makan bagus, maka
status gizinya bagus”. Jika hubungannya negatif berarti
“pola makan bagus status gizinya kurang bagus”.
3. Hipotesis Nol(Ho)
Hipotesis nol adalah sebuah hipotesis yang berlawanan dengan
teori yang akan dibuktikan. Hipotesis nol adalah dugaan yang
selalu diawali dengan kata “tidak ada”.
Contoh :
Tidak ada perbedaan berat badan lahir antara ibu perokok
dengan ibu bukan perokok
Tidak ada hubungan jenis pekerjaan ibu dengan lama
menyusui bayinya
Tidak ada pengaruh lingkungan rumah terhadap kejadian
ISPA pada balita
3
4. Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja adalah sebuah hipotesis
yang berhubungan dengan teori yang akan dibuktikan. Hipotesis
alternatif adalah dugaan yang selalu diawali dengan kata “ada”
Contoh :
Ada perbedaan berat badan lahir antara ibu perokok dengan
ibu bukan perokok
Ada hubungan jenis pekerjaan ibu denganlama menyusui
bayinya
Ada pengaruh lingkungan rumah terhadap kejadian ISPA
pada balita
5. Hipotesis Komparatif
Untuk menunjukkan bahwa hipotesis yang dipakai dalam
penelitian adalah komparatif, maka digunakan kata hubungan atau
perbandingan.
Contoh :
Ada perbedaan peningkatan berat badan bayi antara yang
diberi pemijatan bayi dengan tidak diberi pemijatan bayi.
Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
pemilihan jenis kontrasepsi
Ada pengaruh pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi
umur 7-12 bulan
6. Hipotesis Korelatif
Bila peneliti ingin mengetahui besar asosiasi itu dengan parameter
koefisein korelasi (r) dan (β) pada regresi, maka digunakan
hipotesis korelatif
Contoh :
Ada korelasi antara status gizi ibu dengan kelahiran
premature
Ada korelasi kejadian hipertensi dengan solutsio placenta
4
D. Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis kita selalu dihadapkan suatu kesalahan
pengambilan keputusan. Ada dua jenis kesalahan pengambilan keputusan
dalam uji statistic, yaitu :
Kesalahan tipe I alpha (α)
Kesalah tipe II beta (β)
Kesalahan tipe I adalah kesalahan menolak Ho padahal
sesungguhnya Ho benar. Artinya: menyimpulkan adanya
perbedaan padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan. Peluang
kesalahan tipe satu (I) adalah a atau sering disebut tingkat
signifikansi (significance level). Sebaliknya peluang untuk tidak
membuat kesalahan tipe I adalah sebesar 1-a, yang disebut dengan
tingkat kepercayaan (confidence level).
Kesalahan tipe II adalah kesalahan tidak menolak. Ho
padahal sesungguhnya Ho salah. Artinya : menyimpulkan tidak ada
perbedaan padahal sesungguhnya ada perbedaan. Peluang untuk
membuat kesalahan tipe kedua (II) ini adalah sebesar b. Peluang
untuk tidak membuat kesalahan tipe kedua (II) adalah sebesar 1-b,
dan dikenal sebagai Tingkat Kekuatan Uji (power of the test).
Tabel. Kesalahan pengambilan keputusan
Populasi
Keputusan
Ho Benar Ho Salah
Menerima Ho Benar ( 1- α ) Kesalahan Tipe II
(β)
Menolak Ho Kesalahan Tipe I (α) Benar (1 – β)
5
Hipotesis nol atau hipotesis nihil
Hipotesis nol, disimbolkan Ho adalah hipotesis yang
dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji
Hipotesis alternatif atau hipotesis tandangan
Hipotesis alternatif disimbolkan H1 atau Ha adalah
hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan
dari hipotesis nol.
Secara umum, formulasi hipotesis dapat dituliskan :
Hipotesis mengandung pengertian sama, dalam hal
ini pasangan Ho dan Ha adalah :
Ho : µ = µo ( tidak ada perbedaan………….……)
Ha : µ ≠ µo ( ada perbedaan……………………….)
Hipotesis mengandung pengertian maksimum
Ho : µ ≤ µo ( lebih kecil sama……………….…..)
Ha : µ > µo ( lebih besar………………………..)
Hipotesis mengandung pengertian minimum
Ho : µ ≥ µo (lebih besar sama……………………...)
Ha : µ < µo (lebih
kecil………………………………..…………….)
2. Menetukan taraf nyata (significant level)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam
menerima kesalaha hasil hipotesis terhadap nilai parameter
populasinya. Tarif nyata dilambangkan dengan α (alpha) semakin
tinggi taraf nyata yang digunakan,semakin tinggi pula penolakan
hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar.
Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan
yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan yang akan ditolerir.
Besarnya kesalahan tersebut disebut sebagai daerah kritis
pengujian (critical region oftest) atau daerah penolakan (region of
rejection).
6
3. Menentukan kriteria pengujian
Kriteria pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan
dalam menerima atau menolak hipotesisnol (Ho) dengan cara
membandingkan nilai α table distribusinya (nilai kritis) dengan
nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya.
Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya
lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif
atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistic
beradadiluar nilai kritis.
Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih
besar atau lebihkecil daripada nilai positif atau
negative dari α tabel. Atau nilai uji statistic berada
di dalam nilai kritis.
daerah daerah
penolakan penolakan H0
H0
d1 d2
daerah daerah
penerimaan H0 penolakan H0
7
daerah daerah
penolakan H0 penerimaan H0
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis adalah berasal dari kata hipo dan thesis, hipo berarti
lemah, sedangkan tesis berarti pernyataan. Jadi hipotesis berarti
pernyataan yang lemah, atau secara metodologi hipotesis berarti jawaban
sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus
diuji secara empiris.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu kami mengharap
saran yang membangun dari pembaca sebagai penyempurna dari makalah
Hipotesis yang kami susun.
9
DAFTAR PUSTAKA
10