Anda di halaman 1dari 33

Hipotesis

a. Pengertian hipotesis
b. Ciri hipotesis yang baik
c. Jenis-jenis hipotesis

DEWI ROKHANAWATI
DOA BELAJAR

“Aku ridho Allah SWT sebagai Tuhan ku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
Definisi Hipotesis
Hipotesis adalah:
Suatu pertanyaan yang dapat diuji secara ilmiah
atau merupakan jawaban sementara dari
pertanyaan penelitian (Research Question) yang
akan diuji kebenarannya

Tidak semua penelitian memerlukan


hipotesis, penelitian yang bersifat deskriptif
tidak memerlukan hipotesis
HIPOTESIS

Tidak Ada
Ada dan Perlu
Tidak Perlu

- Diskriptif(What, Who, When)


Analisa :
-Historis
-WHY ?
-Normatif (Yuridiksi)
-HOW
-Strategis
HIPOTESIS

 Pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah tetapi


yang kebenarannya belum teruji secara empirik.
 Jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan
yang kebenarannya akan dibuktikan dg penelitian
yang akan dilakukan

 4 Ciri Pokok Hipotesis :


a. Merupakan kalimat deklaratif
b. Mengekspresikan korelasi 2 variabel atau lebih.
c. Merupakan jawaban tentatif terhadap permasalahan
d. Memungkinkan untuk dibuktikan secara empirik.
MANFAAT HIPOTESIS

1. Menjelaskan masalah penelitian


2. Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji
3. Pedoman untuk memilih metode analisis data
4. Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
HIPOTESIS DAPAT MENUNJUKKAN:
➢MASALAH PENELITIAN
➢VARIABEL PENELITIAN
➢METODE ANALISIS DATA
➢KESIMPULAN
DASAR MERUMUSKAN HIPOTESIS

1. Berdasarkan pada teori


2. Berdasarkan penelitian terdahulu
3. Berdasarkan akal sehat peneliti
KONSEP DASAR PERUMUSAN HIPOTESIS

Sumber Masalah
Kehidupan sehari-hari
Teoritis

Teori
Penelitian terdahulu
Penelitian Pendahuluan
Akal sehat

Perumusan Hipotesis

Instrumen penelitian
Variabel, Data

Pengujian Hipotesis

Kesimpulan Dan Implikasi


PEMBAGIAN HIPOTESIS

1. HIPOTESIS ASOSIATIF/Hubungan
Hipotesis Hubungan merupakan hipotesis yang menejlaskan ada hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dibagi menjadi 3:
a. Hubungan pada karakter variabel setara tidak timbal balik
Ex: Ada hubungan nilai tes penyuluhan Kesehatan dengan metode daring dan luring
b. Hubungan pada karakter variabel setara timbal balik
Ex: Ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan terpenuhinya kebutuhan gizi
keluarga
c. Hubungan pada karakter variabel merujuk pada sebab akibat namun tidak timbal
balik
Ex: Ada hubungan antara Duasi penyuluhan Kesehatan dengan kebosanan pada
peserta penyuluhan Kesehatan

2. HIPOTESIS KOMPARATIF
Hipotesis yang menjelaskan tentang perbedaan pada variabel tertentu pada kategori
yang berbeda
Ex: Ada perbedaan kualitas hidup orang yang rutin berolahtaga dengan tidak
berolahraga
DALAM SEBUAH PENELITIAN HIPOTESIS DAPAT
DINYATAKAN DALAM BEBERAPA BENTUK

1. Hipotesis Nol
Merupakan hipotesis yang menyatakan tidak terdapat perbedaan, hubungan
atau pengaruh antar variabel yang satu dengan variabel yang lain
Ex: Tidak ada hubungan antara Usia dengan Kecerdasan
Tidak ada Pengaruh Edukasi Kesehatan terhadap Perilaku Kesehatan

2. Hipotesis Alternatif
Merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan, hubungan atau
pengaruh antar variabel .Atau dengan kata lain terdapat perbedaan,
hubungan atau pengaruh antar variabel.
Ex: Ada hubungan antara Usia dengan Kecerdasan
Ada Pengaruh Edukasi Kesehatan terhadap Perilaku Kesehatan

Jadi Hipotesis Alternatif adalah lawan dari Hipotesis Nol


Hipotesis Alternatif dikategorikan
menjadi 2

1. Hipotesis Terarah (Directional Hypotheses)


Merupakan Hipotesis yang diajukan setelah peneiti merumuskan dengan tegas yang
menyatakan bahwa variabel bebas diprediksi berpengaruh terhadap variable terikat
Ex: Tingkat kesembuhan minum obat lebih efektif daripada minum jamu

2. Hipotesis tidak Terarah (Un Directional Hypotheses)


Hipotesis yang diajukan oleh peneliti yang belum Menyusun secara spesifik tentang
arah hasil penelitian yang dilakukan (Variabel bebas belum jelas berpengaruh
terhadap variabel terikat)
Ex: Ada Perbedaan Tingkat Kesembuhan antara minum obat dan minum jamu
Hipotesis berdasarkan cakupan variabel
yang dianalisis

1. Hipotesis Mayor
Merupakan Hipotesis yang meliputi hubungan semua variabel bebas terhadap variabel
terikat
Ex: Ada pengaruh sosial demografi masyarakt terhadap kualitas hidup masyarah,,
2. Hipotesis Minor (Inferior)
Merupakan bagian-bagian atau penjabaran dari hipotesis mayor
Ex:
➢ Status sosial berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat
➢ Status ekonomi berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat
➢ Status perkawinan berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat
Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik:

1. Dinyatakan dalam kalimat yang tegas


Usia memiliki pengaruh yang berarti terhadap Sikap Pemberian ASI Eksklusif
(jelas)

2. Dapat diuji secara alamiah


Usia memiliki pengaruh yang berarti terhadap Sikap Pemberian ASI Eksklusif
(dapat diuji)

3. Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat


Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat
yaitu teori permintaan dan penawaran)
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Jadi kalau :
Ho diterima maka H1 ditolak
sebaliknya
Ho ditolak maka H1 diterima
Langkah-langkah Pengujian
Hipotesis :

langkah-langkah pengujian hipotesis secara umum adalah


:
• Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1/Ha) yang
sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.
• Menentukan taraf nyata/keberartian α (level of
significance α)
• Kumpulkan data melalui sampel peluang (probability
sample/random sample)
Langkah-langkah Pengujian Hipotesis :

• Hitung nilai uji statistik berdasarkan data yang


dikumpulkan.
• Membandingkan hasil perhitungan penelitian dengan
tabel statistik (bila perlu)
• Berikan kesimpulan statistik (statistic conclusion).
• Pengujian hipotesis hanya memberikan dua
kemungkinan keputusan, menolak atau menerima
hipotesis nol (H0)
Nilai tingkat kemaknaan

• Tergantung tujuan dan kondisi penelitian


• Terdiri dari angka 10 %, 5 % atau 1 %
• Dalam bidang kesehatan masyarakat
biasanya menggunakan 5 %
• Penelitian obat obatan menggunakan 1 %
karena efek sampingnya lebih fatal
Teknik Analisis Data:

1. Korelasi Product-Moment
2. Uji-t untuk signifikansi
3. Kofisien Determinasi /Penentu (KP)
4. Korelasi ganda
5. Uji-F untuk signifikansi korelasi ganda
6. Regresi linear sederhana
7. Regresi linear ganda
8. Uji signifikanis regresi
Contoh Pengujian Hipotesis

Judul :
Pengaruh Sikap belajar dan Tingkat Intelegensi
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA
Aisyiyah Tahun 2021.

Variabel :
Pada judul tersebut variabelnya adalah :
X1 = Sikap
X2 = Tingkat Intelegensi
Y = Hasil Belajar
Contoh Pengujian Hipotesis
Contoh Pengujian Hipotesis

Rumusan masalah :
Karena merupakan penelitian korelasional maka
penelitian difokuskan pada :
• Apakah ada pengaruh sikap belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas X SMA Aisyiyah tahun
2021?
• Apakah ada pengaruh tingkat intelegensi
dengan hasil belajar siswa kelas X SMA
Aisyiyah tahun 2021 ?
Contoh Pengujian Hipotesis

Tujuan penelitian :
• Mengetahui pengaruh sikap belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas X SMA Aisyiyah
tahun 2021
• Mengetahui pengaruh tingkat intelegensi
dengan hasil belajar siswa kelas X SMA
Aisyiyah tahun 2021
Contoh Pengujian Hipotesis

Hipotesis Penelitian (1)


Ho : Tidak terdapat pengaruh sikap belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Aisyiyah tahun 2021.

H1 : Terdapat pengaruh sikap belajar terhadap


hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Aisyiyah tahun 2021.
Contoh Pengujian Hipotesis

Hipotesis Penelitian (2)


Ho : Tidak terdapat pengaruh tingkat intelegensi
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Aisyiyah tahun 2021.

H1 : Terdapat pengaruh tingkat intelegensi


terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Aisyiyah tahun 2021.
HIPOTESIS BERDASARKAN ANALISIS
STATISTIKNYA

1. Hipotesis satu ekor (satu arah, satu sisi, one


tailed)
Bekaitan dengan uji signifikansi area penolakan yang muncul pada salah satu ujung
distribusi data. Hal ini menunjukkan, bahwa estimasi lebih besar atau lebih kecil dari nilai
kritis.
Ketika data sampel di uji berada di daerah penolakan, yaitu sisi kanan atau kiri, ini
mengarah pada penerimaan hopotesis alternatif (Ha) daripada Hipotesis nol (H0)
2. Hipotesisi dua ekor (dua arah, dua sisi, two
tailed)
Digambarkan sebagai uji hopotesis di mana area penolakan atau area kritis berada
diujung kiri dan kanan distribusi data (kurva data)
Hipotesis satu ekor (satu arah, satu sisi, one tailed)

UJI SATU PIHAK (KANAN)


H: θ = θo
A: θ > θo

(daerah kritis)
penolakan H

daerah penerimaan H

Hipotesis H diterima jika: z ≤ z1- α


UJI SATU PIHAK (KIRI)
H: θ = θo
A: θ < θo

(daerah kritis)
penolakan H

daerah penerimaan H

Hipotesis H diterima jika: z ≥ z1- α


Hipotesis dua Ekor

UJI DUA PIHAK


H: θ = θo
A: θ ≠ θo

penolakan H penolakan H

daerah penerimaan H
½α ½α

Hipotesis H diterima jika: -z1/2(1- α) < z < z1/2(1- α)


PERBEDAAN
1. Pada satu ekor, area penolakan H0 berada di salah
satu ujung kurva, sedang uji dua ekor area
penolakan H0 berada di kedua ujung kurva
2. Uji satu ejor digunakan untuk memastikan apakah
ada hubungan antar variabel dalam satu arah,
yaitu kiri atau kanan, sedangkan uji dua arah untk
mengidentifikasi apakah ada hubungan antara
variabel di kedua arah
3. Dalam uji satu ekor, hipotesis alternatif
merupakan hipotesis terarah (directional),
sebaliknya uji dua ekor merupakan hipotesis tidak
terarah (non-directional)
TIPE KESALAHAN DALAM HIPOTESIS
ADA 2 TIPE KESALAHAN:
1. Kesalahan Tipe I, yaitu kesalahan yang dibuat peneliti Ketika menolak
hipotesis yang pada hakekatnya adalah benar
2. Kesalahan Tipe II, yaitu kesalahan yang dibuat peneliti ketika menerima
hipotesis yang pada hakekatnya adalah Salah

Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis

Benar Salah

Ditolak Kesalahan Tipe I (α) Kesimpulan Tepat

Diterima Kesimpulan Tepat Kesalahan Tipe II (β)


TIPE KESALAHAN DALAM HIPOTESIS

Contoh:
❑ Ho: Dokter A yang menjabat kepala Puskesmas X adalah orang yang
Jujur.
❑ Kesalahan Tipe I: Jika peneliti mengambil keputusan bahwa Dokter A
bukanlah orang yang jujur, padahal kenyataannya Dokter A adalah orang
yang benar benar Jujur sebagai Kepala Puskesmas X. dengan kata lain,
Dokter A adalah orang yang benar benar jujur, tetapi dinyatakan tidak
jujur.
❑ Kesalahan Tipe II: Jika peneliti mengambil keputusan bahwa Dokter A
bukanlah orang yang jujur, tetapi pada kenyataannya Dokter A adalah
orang yang tidak jujur (misal sering korupsi atau sering berbuat curang)
ketika menjabat

Anda mungkin juga menyukai